MATERI PERPAJAKAN

1. PETUNJUK PRAKTIS MENGHITUNG PPh UMUM

2. PETUNJUK PRAKTIS AKUNTANSI PAJAK TERAPAN
3. PETUNJUK PRAKTIS/ TEKNIS MENGHITUNG PPh
PASAL 21 26
4. PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH
5. CARA PRAKTIS MENGHITUNG PPN & PPnBM
6. PETUNJUK PRAKTIS KUP
7. PETUNJUK PRAKTIS MENGHITUNG PBB
8. PETUNJUK PRAKTIS MENGHITUNG BPHTB
9. PETUNJUK PRAKTIS SECARA UMUM BEA METERAI

TEKNIS PERHITUNGAN PPh. PASAL 21 / 26

Disampaikan oleh: Drs. A.

Budidarmodjo & Asc
(Tax and Management Consultants &
Training)
Semarang, 18 Juni 2009
Jl. Marina 8 Semarang 50144
Telp : 024 7600690 (6 lines). Fax : 024 7601035
E mail : support @ budidarmodjo.com

PENGERTIAN PPh PASAL

21 / 26
PAJAK PENGHASILAN
SEHUBUNGAN DENGAN

PEKERJAAN ATAU
JABATAN
JASA & KEGIATAN YG
DILAKUKAN WP ORANG
PRIBADI
PENGHASILAN BERUPA:
GAJI
UPAH
HONORARIUM
TUNJANGAN &
PEMBAYARAN LAIN DENGAN
NAMA APAPUN

WP
DN
PPh
PASAL 21

WP LN
PPh
PASAL 26

PEMOTONG PPh PASAL 21

PEMOTO
NG

PEMBERI
KERJA

ORANG
PRIBADI
BADAN

BENDAHARAWAN PEMERINTAH
PUSAT/ DAERAH
(TERMASUK KEDUBES RI DI LUAR
NEGERI)
DANA PENSIUN, PT. TASPEN, PT.
ASTEK PENYELENGGARA JAMSOSTEK
PENYELENGGARA KEGIATAN

PENERIMA
PENGHASILAN YG
DIPOTONG PPh PASAL
21 / 26

PENERIMA
PENGHASIL
AN
PEGAWAI TETAP, TERMASUK
KOMISARIS/ DEWAN
PENGAWAS YG MERANGKAP
SEBAGAI PEGAWAI TETAP
PEGAWAI LEPAS
PEGAWAI WP LUAR NEGERI
PENERIMA PENSIUN,
TERMASUK THT
PENERIMA HONORARIUM
PESERTA KEGIATAN

TIDAK TERMASUK PENERIMA

PENGHASILAN YG DIPOTONG
PPh PASAL 21 / 26
TIDAK TERMASUK
PENERIMAAN
PENGHASILAN
PEJABAT PERWAKILAN
DIPLOMATIK &
KONSULAT ATAU
PEJABAT LAIN DARI
NEGARA ASING
TERMASUK ORANGORANG YG
DIPERBANTUKAN &
BERTEMPAT TINGGAL
BERSAMA MEREKA
BUKAN WNI
TIDAK
MENERIMA/
MEMPEROLEH
PENGHASILAN LAIN DI
LUAR JABATANNYA DI
INDONESIA
NEGARA
YBS
MEMBERIKAN
PERLAKUAN
TIMBAL

PEJABAT
PERWAKILAN
ORGANISASI
INTERNASIONAL
YG DITETAPKAN
OLEH MENKEU
YAITU PMK. NO.
215/ PMK.03/ 2008

BUKAN WNI
TIDAK MENJALANKAN
USAHA/
KEGIATAN/
PEKERJAAN
LAIN
UNTUK MEMPEROLEH
PENGHASILAN
DI
INDONESIA

PENERIMA
PENGHASILAN YG
DIPOTONG PPh PASAL
21 / 26
PENGHASIL
AN
DITERIMA/ DIPEROLEH PEGAWAI TETAP YG BERSIFAT
TERATUR MAUPUN TIDAK TERATUR
DITERIMA/ DIPEROLEH PENERIMA PENSIUN SECARA TERATUR
BERUPA UANG PENSIUN
SEHUBUNGAN DENGAN PHK & PENSIUN YG DITERIMA
SEKALIGUS BERUPA UANG PESANGON, UANG PENSIUN &
THT/ JHT
PEGAWAI TIDAK TETAP ATAU TENAGA KERJA LEPAS BERUPA
UPAH HARIAN, UPAH MINGGUAN, UPAH SATUAN, UPAH
BORONGAN
IMBALAN KEPADA BUKAN PEGAWAI BERUPA HONORARIUM,
KOMISI, FEE & IMBALAN SEJENIS
IMBALAN KEPADA PESERTA KEGIATAN BERUPA UANG SAKU ,
UANG REPRESENTASI, UANG RAPAT, HONORARIUM, HADIAH
ATAU PENGHARGAAN & IMBALAN SEJENIS
TERMASUK PEMBERIAN DALAM BENTUK NATURA/ KENIKMATAN YG
DIBERIKAN OLEH BUKAN WP ATAU WP YG DIKENAKAN PPh YG
BERSIFAT FINAL & YG DIKENAKAN PPh BERDASARKAN NORMA
PENGHITUNGAN KHUSUS

PENERIMA HONORARIUM, UANG SAKU, HADIAH/ PENGHARGAAN, KOMISI, DLL

SEBAGAI IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA & KEGIATAN

WP DALAM
NEGERI

Tenaga ahli
Pemain musik, MC & seniman lainnya
Olahragawan
Penasehat, pengajar, penceramah, moderator
Pengarang, peneliti, penerjemah
Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk
teknik,
komputer,
telkom,
sistem
aplikasi,
fotografi, elektronika, ekonomi sosial
Agen iklan
Pengawas/ pengelola proyek
Pembawa pesanan penemu langganan
Petugas penjaja barang dagangan
Petugas dinas luar asuransi
Distributor MLM & kegiatan sejenisnya
Peserta perlombaan
Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan
atau kunjungan kerja
Peserta/ anggota kepanitiaan penyelenggara
kegiatan

TIDAK TERMASUK
PENGHASILAN YG
DIPOTONG PPh PASAL 21
/ 26
PENGHASIL
AN

PEMBAYARAN ASURANSI DARI

PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN,
KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA & BEA
SISWA
NATURA/ KENIKMATAN YG DIBERIKAN
OLEH WP & PEMERINTAH
IURAN PENSIUN YG DIBAYARKAN
KEPADA DANA PENSIUN YG DISAHKAN
MENTERI KEUANGAN & IURAN THT
KEPADA BADAN PENYELENGGARA
JAMSOSTEK YG DIBAYAR OLEH
PEMBERI KERJA
BEA SISWA (PASAL 4 AYAT 3 HURUF L
UU PPh
KENIKMATAN BERUPA PAJAK YG
DITANGGUNG PEMBERI KERJA &
PEMERINTAH
ZAKAT YG DITERIMA OLEH ORANG
PRIBADI YG BERHAK DARI BADAN ATAU
LEMBAGA AMIL ZAKAT YG DIBENTUK
ATAU DISAHKAN OLEH PEMERINTAH

BEA SISWA YG
DIKECUALIKAN DARI
OBJEK PAJAK
PENGHASILAN PMK.
246/ PMK. 03/ 2008

DITERIMA OLEH WNI

PENDIDIKAN DI DALAM NEGERI
TIDAK
MEMPUNYAI
HUBUNGAN
ISTIMEWA
DENGAN
PEMILIK,
KOMISARIS,
DIREKSI
ATAU
PENGURUS

PENERAPAN TARIF PASAL

17
STATUS

DASAR PENGENAAN PAJAK

PEGAWAI TETAP

PENGHASILAN KENA PAJAK

PENERIMA PENSIUN BERKALA

PENGHASILAN KENA PAJAK

PEGAWAI TIDAK TETAP ATAU TENAGA KERJA LEPAS

YG DIBAYAR BULANAN

PENGHASILAN KENA PAJAK

BUKA PEGAWAI YANG MENERIMA PENGHASILAN

YANG BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN:
1. MEMILIKI NPWP DAN HANYA MEMPEROLEH
PENGHASILAN DARI PEMOTONG PAJAK YG
BERSANGKUTAN.
2. TIDAK MEMILIKI NPWP ATAU MENERIMA
PENGHASILAN DARI SELAIN PEMOTONG PAJAK
YG BERSANGKUTAN.

PENGHASILAN BRUTO PTKP

PENGHASILAN BRUTO

BUKAN PEGAWAI YG MENERIMA PENGHASILAN YG

TIDAK BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN

PENGHASILAN BRUTO

TENAGA AHLI

50% x PENGHASILAN BRUTO

DEWAN KOMISARIS ATAU DEWAN PENGAWAS

DENGAN STATUS BUKAN SEBAGAI PEGAWAI TETAP

PENGHASILAN BRUTO

MANTAN PEGAWAI

PENGHASILAN BRUTO

PESERTA PROGRAM
SEBAGAI KARYAWAN
PESERTA KEGIATAN

PENSIUN

YG

BERSTATUS

PENGHASILAN BRUTO
PENGHASILAN BRUTO

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

PENGHASILAN
BRUTO
PEGAWAI
TETAP
GAJI,
TUNJANGAN
TERKAIT
DIKURANGI:
DENGAN GAJI
BIAYA
JABATAN, 5%
DARI
PENGHASILAN
BRUTO MAKS
Rp.6.000.000/
TH ATAU
Rp.500.000/
BULAN
PMK.250/PMK.03/
2008
IURAN YG
TERKAIT DGN
PENGHASILAN
TETAP

PENERIMA
PENSIUN
UANG
PENSIUN,
BULANAN,
DIKURANGI:
TUNJANGAN
BIAYA PENSIUN
5% DARI
PENGHASILAN
BRUTO
MAKS
Rp.2.400.000/ TH
ATAU
Rp.200.000/
BULAN
PMK.250/PMK.03/20
08

PENGHASILAN
NETO
TARIF PASAL 17
UU PPh

DIKURANGI

PEG
TIDAK
TETAP,
PEMAGA
NG,
CAPEG
HONORARI
UM
D
IK
U
R
A
N
G
I

PTKP
PENGHASILAN KENA
PAJAK
(dibulatkan ke bawah
hingga ribuan penuh)

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

PENGHASILAN
BRUTO
PEGAWAI TIDAK TETAP/ TENAGA
KERJA LEPAS
UPAH HARIAN, UPAH MINGGUAN, UPAH SATUAN, UPAH
BORONGAN
UPAH KUMULATIF
UPAH SEHARI
LEBIH BESAR
LEBIH BESAR
DARI
DARI Rp.150.000/
Rp.1.320.000/
UPAH
HARI DAN UPAH
BULAN DAN
KUMULATIF
KUMULATIF TIDAK
TIDAK LEBIH
LEBIH BESAR
LEBIH DARI
DARI
DARI
Rp.1.320.000/
Rp.6.000.000/
Rp.6.000.000/
BULAN
BULAN
BULAN
PMK.254/PMK.03/
PMK.254/PMK.03/
2008
2008

DIKURANGI
Rp.150.000

PTKP
PENGHASILAN KENA PAJAK
TARIF PASAL 17 UU PPh

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

PENGHASILAN
BRUTO
BUKAN PEGAWAI

PENGHASILAN
BERSIFAT
BERKESINAMBUN
GAN SYARAT:
MEMPUNYAI
NPWP
TIDAK
MEMPEROLEH
PENGHASILAN
LAIN

PENGHASILAN
TIDAK BERSIFAT
BERKESINAMBU
NGAN

DI
KU
RA
NG
I

PTKP
PENGHASILAN KENA
PAJAK
TARIF PASAL 17 UU PPh

PESERTA
KEGIATAN
KOMISI

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

PENGHASILAN
BRUTO
TENAGA
AHLI
HONORARI
UM
DI
K
A
LI
K
A
N

50%
DASAR PENGENAAN
PAJAK
TARIF PASAL 17
UU PPh

PENGHASILAN TIDAK KENA

PAJAK
DIRI PEGAWAI
TAMBAHAN UNTUK
PEGAWAI YG KAWIN
TAMBAHAN UNTUK
SETIAP
ANGGOTA
KELUARGA
SEDARAH
&
SEMENDA
DALAM
GARIS KETURUNAN
LURUS SERTA ANAK
ANGKAT
YG
DITANGGUNG
SEPENUHNYA, MAKS
3 ORANG

SETAHUN

SEBULAN

Rp.15.840.00
0,00

Rp.
1.320.000,00

Rp.
1.320.000,00

Rp.
110.000,00

Rp.
1.320.000,00

Rp.
110.000,00

PTKP UNTUK
KARYAWATI

STATUS
KAWIN

HANYA UNTUK
DIRI SENDIRI,
YAITU
Rp.15.840.000
,00 SETAHUN

STATUS
KAWIN SUAMI
TIDAK
MENERIMA/
MEMPEROLEH
PENGHASILAN

STATUS TIDAK
KAWIN

UNTUK DIRI
SENDIRI
STATUS
KAWIN
TANGGUNGA
N MAKS 3
ORANG

UNTUK DIRI
SENDIRI
TANGGUNGA
N MAKS 3
ORANG

SYARAT
MENUNJUKKAN KET.
TERTULIS DARI
PEMERINTAHDAERAH
SETEMPAT SERENDAHRENDAHNYA KECAMATAN

TARIF PASAL 17 UU PPh

Tahun 2009
LAPISAN
PENGHASILAN
KENA PAJAK

TARIF

SAMPAI
DENGAN Rp.50
JUTA

5%

DI ATAS Rp.50
JUTA SAMPAI
DENGAN
Rp.250 JUTA

15%

DI ATAS Rp.250
JUTA SAMPAI
DENGAN Rp.500
JUTA

25%

DI ATAS Rp.500
JUTA

30%

PENGHITUNGAN PPh Ps.21 sesuai PER

31/PJ/2009

Karyawan Tetap
Karyawan Tetap Asing
Karyawati Tetap (Suami tidak
bekerja)
Pegawai Tetap (Upah mingguan)
Pegawai Tetap (Upah harian)

PENGHITUNGAN PPh Ps.21 sesuai PER

31/PJ/2009

Pegawai harian
Pegawai harian (dibayar secara
bulanan)
Bukan Pegawai yang menerima
imbalan
yang
bersifat
berkesinambungan
Bukan Pegawai yang menerima
imbalan
yang
tidak
bersifat
berkesinambungan
Honorarium Tenaga Ahli

Budi Pratama bekerja pada PT. Diandra Sejahtera sebagai pegawai tetap
sejak 1 September 2009. Budi menikah tetapi belum punya anak. Gaji
sebulan adalah sebesar Rp.10.500.000,00 dan iuran pensiun yang
dibayar tiap bulan sebesar Rp.75.000,00.
Perhitungan PPh Pasal 21 tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Gaji sebulan
Rp.10.500.000,00
Pengurangan:
1. Biaya jabatan: (5% x Rp.10.500.000,00 = Rp.525.000,00)
Maksimum diperkenankan Rp.500.000,00
2. Iuran pensiun
Rp. 75.000,00
Rp.
575.000,00
Penghasilan neto sebulan Rp. 9.925.000,00
Penghasilan neto setahun (4 x Rp.9.925.000,00) Rp.39.700.000,00
PTKP:
. Untuk WP sendiri
Rp.15.840.000,00
. Tambahan WP kawin
Rp. 1.320.000,00
Rp.17.160.000,00
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp.22.540.000,00
PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp.22.540.000,00 = Rp.1.127.000,00
PPh Pasal 21 sebulan Rp.1.127.000,00 : 4
= Rp. 281.750,00

Ryan Thomas (K/3) mulai bekerja 1 September 2009. Ia bekerja di

Indonesia s.d Agustus 2012. Selama tahun 2009 menerima gaji per bulan
Rp.6.000.000,00. Perhitungan PPh. 21 tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Gaji sebulan
Rp. 6.000.000,00
Pengurangan:
Biaya jabatan: 5% x Rp.6.000.000,00 Rp.
300.000,00
Penghasilan neto sebulan Rp. 5.700.000,00
Penghasilan neto setahun: 12 x Rp.5.700.000,00 Rp.68.400.000,00
PTKP (K/3):
Untuk WP sendiri
Rp.15.840.000,00
Tambahan WP kawin
Rp. 1.320.000,00
Tambahan 3 orang anak (3 x Rp.1.320.000) Rp.
3.960.000,00
Rp.21.120.000,00
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp.47.280.000,00
PPh Pasal 21 setahun:
5% x Rp.47.280.000,00 Rp.2.364.000,00
PPh Pasal 21 terutang untuk tahun 2009:
4/12 x Rp.2.364.000,00 Rp. 788.000,00
PPh Pasal 21 terutang sebulan
1/12 x Rp.2.364.000,00 Rp. 197.000,00

Budiono Rizaldi pegawai tetap pada

perusahaan PT. De Pott Putt memperoleh
gaji yang dibayar harian sebesar
Rp.80.000,00.
Budiono
kawin
dan
mempunyai seorang anak. PT. De Pott
Putt masuk program Jamsostek, premi
Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi
Jaminan Kematian dibayar oleh pembeli
kerja dengan jumlah masing-masing
setiap bulan sebesar 1,00% dan 0,30%
dari gaji. PT. De Pott Putt membayar iuran
Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar
3,70% dari gaji dan Budiono membayar

Penghasilan sebulan (26 x Rp.80.000,00)

Rp. 2.080.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja
Rp.
20.800,00
Premi Jaminan Kematian Rp.
6.240,00
Rp.
27.040,00
Penghasilan bruto
Rp. 2.107.040,00
Pengurangan:
1. Biaya jabatan: 5% x Rp.2.107.040,00
Rp.
105.352,00
2. Iuran pensiun
Rp.
1.500,00
3. Iuran Jaminan Hari Tua
Rp.
41.600,00 Rp.
148.452,00
Penghasilan neto sebulan
Rp. 1.958.588,00
Penghasilan neto setahun : 12 x Rp.1.958.588,00
Rp.23.503.056,00
PTKP (K/1):
. Untuk WP sendiri
Rp.15.840.000,00
. Tambahan WP kawin
Rp. 1.320.000,00
. Tambahan
seorang
anak
Rp.
1.320.000,00
Rp.18.480.000,00
Penghasilan Kena Pajak setahun
Rp. 5.023.056,00
Pembulatan
Rp. 5.023.000,00
PPh Pasal 21 setahun5% x Rp.5.023.000,00
Rp.
251.150,00
PPh Pasal 21 sebulan Rp.251.150,00 : 12
Rp.
20.929,00
PPh Pasal 21 sehari Rp.20.929,00 : 26
Rp.
805,00

Seto dengan status belum menikah pada bulan Januari 2009

bekerja sebagai buruh harian pada PT. Hanif Sejahtera. Ia
bekerja selama 10 hari dan menerima upah harian sebesar
Rp.150.000,00.
Perhitungan PPh Pasal 21 terutang:
Upah sehari
Rp.150.000,00
Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan pemotongan PPh
Rp.150.000,00
Penghasilan Kena Pajak sehari Rp.
0,00
PPh Pasal 21 dipotong atas upah sehari Rp.
0,00

Sampai dengan hari ke-8 karena jumlah kumulatif upah yang

diterima belum melebihi Rp.1.320.000,00 maka tidak ada PPh
Pasal 21 yang dipotong.

Pada hari ke-9 setelah jumlah kumulatif upah yang diterima

melebihi Rp.1.320.000,00 maka PPh Pasal 21 terutang
dihitung berdasarkan upah setelah dikurangi PTKP yang
sebenarnya.
Upah s/d hari ke 9 (Rp.150.000,00 x 9)
Rp.1.350.000,00
PTKP sebenarnya (Rp.15.840.000,00 x 9/360) Rp.
396.000,00
Penghasilan Kena Pajak s/d hari ke-9 Rp. 954.000,00
PPh Pasal 21 terutang s/d hari ke-9
Rp.954.OOO,OO x 5%
Rp. 47.700,00
PPh Pasal 21 yang telah dipotong s/d hari ke-8
Rp.
0,00
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-9
Rp.
47.700,00

Upah
hari
ke
10
Rp.150.000,00
PTKP sebenarnya (Rp.15.840.000,00 x 1/360)
44.000,00
Penghasilan
Kena
Pajak
Rp.106.000,00
PPh Pasal 21 terutang
Rp.106.000,00 x 5%

Rp.

Rp.

5.300,00

Jadi pada hari ke-10, upah bersih yang diterima

Seto sebesar:
Rp.150.000,00 Rp.5.300,00 = Rp.144.700,00

sebesar Rp.250.000,00 maka perhitungan PPh Pasal 21 yang

harus dipotong adalah sebagai berikut:
Upah s/d hari ke-25 (Rp.250.000,00 x 25)
Rp.
6.250.000,00
Upah
setahun
(Rp.6.250.000,00
x
12)
Rp.75.000.000,00
PTKP:
TK/0
Rp.15.840.000,00
Penghasilan
Kena
Pajak
Rp.59.160.000,00
PPh Pasal 21 terutang setahun:
5% x Rp.50.000.000,00
Rp.2.500.000,00
15% x Rp.9.160.000,00
Rp.1.374.000,00
Rp.3.874.000,00
PPh Pasal 21 terutang (Rp.3.874.000 : 12)
Rp.
322.833,00
PPh Pasal 21 yang telah dipotong s/d hari ke-24
Rp.
247.200,00
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-25 Rp.
75.633,00
Jadi pada hari ke-25, upah bersih yang diterima Seto sebesar:
Rp.250.000,00 Rp.75.633,00 = Rp.174.367,00

Nirwanto bekerja pada perusahaan elektronik dengan dasar

upah harian yang dibayar bulanan. Dalam bulan Januari 2009
Nirwanto hanya bekerja 20 hari kerja dan upah sehari adalah
Rp.75.000,00. Nirwanto menikah tetapi belum memiliki anak.

Perhitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut:

Upah Januari 2009 (20 x Rp.75.000,00)
Rp.
1.500.000,00
Penghasilan neto setahun:
12 x Rp. 1.500.000,00
Rp.18.000.000,00
PTKP:
- untuk WP sendiri
Rp.15.840.000,00
- tambahan kawin
Rp.
1.320.000,00
Rp.17.160.000,00
Penghasilan Kena Pajak setahun
Rp.
840.000,00
PPh Pasal 21 terutang (5% x Rp.840.000)
Rp.
42.000,00
PPh Pasal 21 sebulan (Rp.42.000,00 : 12)
Rp.

Endang Hasanah adalah seorang ibu rumah tangga yang

mempunyai 2 orang anak bekerja sebagai distributor
multi level marketing pada pada PT. Golden. Dalam tahun
2009, penghasilan yang diterima sebagai distributor multi
level marketing adalah sebagai berikut :

Bulan
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
April 2009
Mei 2009
Juni 2009

Penghasilan Bruto
Rp. 20.000.000,00
Rp. 17.000.000,00
Rp. 23.000.000,00
Rp. 15.000.000,00
Rp. 25.000.000,00
Rp. 10.000.000,00
Rp.110.000.000,00

1. Endang Hasanah mempunyai NPWP (ikut

suami) dan hanya memperoleh penghasilan
dari distributor multi level marketing.
Bula
n
Jan

Pghsl.
Bruto

PTKP
Sebula
n

PKP
Sebulan

PKP
Kumulati
f

Tarif
Ps.
17

20.000.00 1.320.0
0
00

18.680.00
0
18.680.00
0

5%

1.320.0
17.000.00 00
0

15.680.00
0
34.360.00
0

5%

Mare
1.320.0
t
23.000.00 00
0

15.640.00
0
50.000.00
0
6.040.000
56.040.00
0

5%
15%

13.680.00
0
69.720.00

15%

Feb

April

1.320.0
15.000.00 00

PPh.
Pasal 21

934.000

784.000

782.000
906.000

2.052.00

2.Endang Hasanah tidak mempunyai NPWP

atau memperoleh penghasilan lain selain
dari distributor multi level marketing.
Bula Penghasi
n
lanBruto

Pghsl.
Bruto
Kumulati
f

Jan

Tarif
Pasal
17
5%

Tidak
PPh.
Memilik Pasal 21
i NPWP
120%

20.000.00 20.000.00
0
0
Feb

1.200.00
0
5%

120%

17.000.00 37.000.00
0
0
Mare
t
13.000.00 50.000.00
0
0

1.020.00
0
5%
15%

120%
120%

1.800.00
0

10.000.00 60.000.00
0
0
April

780.000

15%

120%

1. Endang Sapatrini, MBA adalah seorang penceramah

yang memberikan ceramah pada suatu lokakarya
sehari yang diselenggarakan oleh suatu yayasan,
honorarium
yang
dibayarkan
adalah
sebesar
Rp.2.500.000,00.
Perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang sebagai
berikut:
5%
x
Rp.2.500.000,00
=
Rp.
125.000
2. Renny Dharmadi bekerja pada PT. Sandra Kusuma. Pada
tanggal 1 Januari 2009 telah berhenti bekerja pada PT.
Sandra Kusuma karena pensiun. Pada bulan Maret 2009
Renny Dharmadi menerima jasa produksi tahun 2008 dari PT.
Sandra Kusuma sebesar Rp.80.000.000,00
Perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang sebagai berikut:
5% x Rp.50.000.000,00 = Rp.2.500.000,00
15% x Rp.30.000.000,00 = Rp.4.500.000,00
Jumlah
= Rp.7.000.000,00

3.Budiawan Sianipar adalah seorang komisaris PT.

Insan Sepakat, yang bukan sebagai pegawai tetap.
Dalam tahun 2009, yaitu bulan Desember 2009
menerima honorarium sebesar Rp.60.000.000,00

Perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang sebagai berikut:

5% x Rp.50.000.000,00 = Rp.2.500.000,00
15% x Rp.10.000.000,00 = Rp.1.500.000,00
Jumlah
= Rp.4.000.000,00

4. Rizal Karim adalah PT. Faozar Kharisma menerima

Gaji Rp. 2.000.000,- sebulan. PT. Faozar Kharisma
mengikuti
program
pensiun
untuk
para
pegawainya. PT. Faozar Kharisma membayar iuran
dana pensiun untuk Rizal Karim sebesar Rp.
100.000,- sebulan ke Dana Pensiun Dana Amanah
Bhakti, yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan. Rizal membayar iuran serupa
dana pensiun yang sama sebesar Rp. 50.000,sebulan.
Bulan April 2009 Rizal Karim memerlukan biaya
untuk perbaikan rumahnya maka ia mengambil
iuran dana pensiun yang telah dibayar sendiri
sebesar Rp. 20.000.000,- . Kemudian bulan Juni
2009 untuk biaya sekolah anaknya, ia menarik lagi
dana sebesar Rp. 15.000.000,-. Kemudian bulan
Oktober 2009 untuk keperluan lainnya ia menarik
lagi dana sebesar Rp. 25.000.000,-

PPh Pasal 21 yang terutang adalah :

1. Atas penarikan dana sebesar Rp.20.000.000,00
5% x Rp.20.000.000,00 Rp.1.000.000,00
2. Atas penarikan dana sebesar Rp. 15.000.000,00
5% x Rp.15.000.000,00 Rp. 750.000,00
3. Atas penarikan dana sebesar Rp. 25.000.000,00
5% x Rp.15.000.000,00 Rp. 750.000,00
15% x Rp.10.000.000,00 Rp.1.500.000,00
Rp.2.250.000,00
Jumlah PPh Pasal 21 atas seluruh penarikan dana Rp.
4.000.000,00

Dr. Abdul merupakan dokter spesialis jantung di RS. Harapan Kita,

dengan perjanjian bahwa setiap jasa dokter yang dibayarkan oleh
pasien dipotong 20% oleh rumah sakit dan sisanya sebesar 80%
akan dibayar kepada Dr. Abdul setiap akhir bulan. Dalam tahun
2009, jasa dokter yang dibayar oleh pasien adalah sebagai berikut:

Bulan

Penghasilan Bruto

Januari
2009

Rp. 30.000.000,00

Pebruari
2009

Rp. 30.000.000,00

Maret
2009

Rp. 25.000.000,00

April 2009

Rp. 40.000.000,00

Mei 2009

Rp. 30.000.000,00

Juni 2009

Rp. 25.000.000,00

Jumlah

Rp.180.000.000,00

Bulan

Jasa Dokter
yang
dibayar
Pasien

DPP
PPh. Ps.
21
(50% x
JD)

DPP
PPh. Ps.
21
Kumulati
f

Tarif
Pasal 17

PPh
Pasal 21

Jan

30.000.000 15.000.00 15.000.00

0
0

5%

750.000

Peb

30.000.000 15.000.00 30.000.00

0
0

5%

750.000

Maret

25.000.000 12.500.00 42.500.00

0
0

5%

625.000

April

15.000.000 7.500.000 50.000.00

25.000.000 12.500.00
0
0 62.500.00
0

5%
15%

375.000
1.875.000

Mei

30.000.000 15.000.00 77.500.00

0
0

15%

2.250.000

Juni

25.000.000 12.500.00 90.000.00

0
0

15%

1.875.000

Jumlah

180.000.000

8.500.000

Tenaga Ahli: Dokter, Konsultan, Arsitek yg melakukan

pekerjaan bebas untuk perorangan/ pribadi
Ir. Iwan Kusuma, M.Arch. Adalah seorang arsitek. Pada
bulan
Maret
2009
menerima
fee
sebesar
Rp.
50.000.000,00 dari PT. DJuz Construction sebagai
imbalan pemberian jasa yang dilakukannya. Pada bulan
Juli 2009 menerima pelunasan sisa fee sebesar
Rp.100.000.000,00.

Perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang sebagai

berikut:
Bulan Maret 2009:
5% x 50% x Rp.50.000.000,00 = Rp.1.250.000,00
Bulan Juli 2009:
5% x 50% x Rp.50.000.000,00 = Rp.1.250.000,00
15% x 50% x Rp.50.000.000,00 = Rp.3.750.000,00
Jumlah
= Rp.5.000.000,00

Peserta
Kegiatan
Wyda
Prakasya
adalah
seorang
petenis
profesional yang bertempat tinggal di Indonesia.
Ia menjuarai turnamen tenis Indonesia Terbuka
dan memperoleh hadiah sebesar Rp.70.000.000,00

Perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang

sebagai berikut:
5% x Rp.50.000.000,00 = Rp.2.500.000,00
15% x Rp.20.000.000,00 = Rp.3.000.000,00
Jumlah
= Rp.5.500.000,00

Contoh soal :
PENGHASILAN PEGAWAI DENGAN GAJI BULANAN :
1. Bp. Budi adalah seorang pegawai PT. Jaya dengan
status kawin tanpa anak. Gaji per bulan Rp.
10.000.000,00. PT Jaya masuk program Jamsostek.
Premi Asuransi Kecelakaan Kerja dan Premi
Asuransi Kematian dibayar oleh pemberi kerja
dengan jumlah masing-masing Rp. 500.000,00 dan
250.000,00 per bulan. PT. Jaya menanggung iuran
THT tiap-tiap bulan sebesar Rp. 250.000,00,
sedangkan Bp. Bandi membayar iuran THT sebesar
Rp. 150.000,00 setiap bulan. Disamping itu PT. Jaya
juga masuk program pensiun untuk pegawainya. PT.
Jaya membayar iuran pensiun untuk Bp. Bandi ke
dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Mentri Keuangan setiap bulan sebesar Rp.
350.000,00 sedangkan Bp. Bandi membayar iuran
pensiun sebesar Rp. 250.000,00 per bulan.

Soal lanjutan
SOAL PPh. PASAL 21 PENGHASILAN PEGAWAI TETAP
DENGAN GAJI MINGGUAN/HARIAN UANG RAPEL DAN
LEMBUR :
2. Bp. Widyo telah beristri dan mempunyai satu orang anak
(K/1), bekerja pada perusahaan kontraktor bangunan
dengan gaji mingguan sebesar Rp. 5.000.000,00
Ditanya :
a. Saat terhutang gaji minggu pertama, kedua, ketiga
dan keempat.
b. Saat pembayaran gaji karyawan minggu pertama,
kedua, ketiga dan keempat
c. Saat menyetorkan PPh. Karyawan (Penyetoran PPh.
Karyawan cukup satu kali untuk masa pajak yang
bersangkutan yaitu paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya)