Penghasilan atau imbalan yang diterima oleh wajib pajak
orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan, jasa, jabatan, dan kegiatan
Contoh: gaji, upah, honor, tunjangan kesehatan,
tunjangan transport, THR, bonus, komisi, penggantian obat/transport, premi asuransi yang dibayar oleh perusahaan dll Pemotong Pajak PPh 21 • Pemberi kerja • Bendahara atau pemegang kas pemerintah • Dana pensiun, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tenaga Kerja dan Badan- badan Lain • Orang Pribadi • Penyelenggara Kegiatan Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun Biaya Jabatan 5% dari Penghasilan Bruto, Setinggi- tingginya Rp 6.000.000 setahun/Rp 500.000 perbulan
Biaya Pensiun 5% dari penghasilan Bruto, setinggi-
tingginya Rp 2.400.000 setahun/ Rp 200.000 perbulan Tarif Pajak dan Penerapannya 1. Pegawai Tetap Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur
=(Penghasilan bruto – Biaya Pensiun-PTKP) x Tarif Psl 17
UU PPh 3. Pegawai tidak tetap yg dibayar scr bulanan • Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.
4. Pegawai Yang Menerima Upah Secara Harian Apabila gaji < Rp 450.000/ hari dan jumlah kumulatifnya/bln < Rp 4.500.000 maka tidak dikenakan pajak PPh pasal 21 Apabila gaji > Rp 450.000/hari dan jumlah kumulatif/bln < Rp 4.500.000 maka tarifnya sebesar 5% x (upah harian – Rp 450.000) Apabila gaji kumulatif/bln > Rp 4.500.000 dan < Rp. 10.500.000, maka tarifnya sebesar 5% x (upah harian – PTKP sehari) Apabila gaji dengan jumlah kumulatif/bln > Rp 10.500.000 maka tarifnya sebesar 5% x (penghasilan bruto setahun –PTKP) 5. Bukan Pegawai • Penerima Penghasilan Bukan Pegawai adalah orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai tidak tetap yang memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 sebagai imbalan atas pekerjaan, jasa atau kegiatan tertentu yang dilakukan • Tarif Pasal 17 x (50% x Penghasilan Bruto) → Sesuai Per-57/2009: » penghasilan yang diterima BUKAN PEGAWAI yang perolehannya tidak berkesinambungan » Jasa Dokter, KOMISI dan Jasa Notaris
• Tarif Pasal 17 x Penghasilan Bruto
→ Sesuai Per-57/2009: » Honor dan imbalan yang diterima Komisaris/Pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama » Jasa produksi, gratifikasi, bonus yang diterima mantan pegawai » Penghasilan yang diterima peserta kegiatan » Penarikan dana pensiun peserta program pensiun yang disahkan Menkeu oleh pegawai yang masih aktif Contoh Perhitungan PPh pasal 21
1. Ali bekerja pada PT Mutiara sebagai pegawai tetap. Ali
menikah tetapi belum punya anak. Gaji sebulan adalah sebesar Rp 15.500.000,00 dan iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp150.000,00. 2. Andika pada tahun 2009 bekerja sebagai pegawai tetap pada perusahaan PT Karya Utama dengan memperoleh gaji sebulan Rp 20.500.000,00 mendapatkan tunjangan trasnport sebesar Rp 500.000 per bulan dan premi asuransi kecelakaan kerja dan kematian masing-masing 2% dan 3% dari gaji pokok sebulan. Serta Andika membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Andika menikah dengan mempunyai 1 anak. Penghitungan PPh Pasal 21? Contoh Gaji Mingguan dan Gaji Harian
1. Agus belum menikah dan tidak punya
tanggungan, bekerja sebagai pegawai tetap pada perusahaan PT Teguh Gumilang menerima Gaji yg dibayar mingguan sebesar Rp 4.600.000. Hitung PPh Pasal 21 Contoh PPh psl 21 atas Gaji dan Bonus
Joko( tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dg
memperoleh gaji sebesar Rp 9.000.000 sebulan. Dalam tahun yg bersangkutan Joko menerima bonus sebesar Rp 85.000.000. Setiap bulannya Joko membayar Iuran Pensiun ke dana pensiun yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp 60.000