Anda di halaman 1dari 13

Pajak Penghasilan Pasal 21

Bab 11
Pengertian
PPh pasal 21

Penghasilan atau imbalan yang diterima oleh wajib pajak


orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan, jasa, jabatan,
dan kegiatan

Contoh: gaji, upah, honor, tunjangan kesehatan,


tunjangan transport, THR, bonus, komisi, penggantian
obat/transport, premi asuransi yang dibayar oleh
perusahaan dll
Pemotong Pajak PPh 21
• Pemberi kerja
• Bendahara atau pemegang kas
pemerintah
• Dana pensiun, Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial tenaga Kerja dan Badan-
badan Lain
• Orang Pribadi
• Penyelenggara Kegiatan
Biaya Jabatan dan Biaya
Pensiun
Biaya Jabatan  5% dari Penghasilan Bruto, Setinggi-
tingginya Rp 6.000.000 setahun/Rp 500.000 perbulan

Biaya Pensiun  5% dari penghasilan Bruto, setinggi-


tingginya Rp 2.400.000 setahun/ Rp 200.000 perbulan
Tarif Pajak dan Penerapannya
1. Pegawai Tetap
Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima
atau memperoleh penghasilan dalam jumlah
tertentu secara teratur

PPh pasal 21 = Penghasilan Kena Pajak X Tarif PPh Pasal 17


= (Penghasilan Netto –PTKP) x Tarif Psl 17 UU PPh
= (Penghasilan Bruto – Biaya Jabatan – iuran
pensiun yang dibayar pegawai – PTKP) x Tarif psl 17 UU
PPh
2. Penerima Pensiun Berkala

PPh pasal 21 =( Penghasilan Netto –PTKP) x Tarif Psl 17 UU PPh

=(Penghasilan bruto – Biaya Pensiun-PTKP) x Tarif Psl 17


UU PPh
3. Pegawai tidak tetap yg dibayar scr bulanan
• Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas adalah pegawai
yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai
yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari
bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau
penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh
pemberi kerja.

PPh pasal 21 = (Penghasilan Bruto – PTKP) x Tarif Ps 17 UU PPh


4. Pegawai Yang Menerima Upah Secara Harian
Apabila gaji < Rp 450.000/ hari dan jumlah kumulatifnya/bln
< Rp 4.500.000 maka tidak dikenakan pajak PPh pasal 21
Apabila gaji > Rp 450.000/hari dan jumlah kumulatif/bln <
Rp 4.500.000 maka tarifnya sebesar
5% x (upah harian – Rp 450.000)
Apabila gaji kumulatif/bln > Rp 4.500.000 dan < Rp.
10.500.000, maka tarifnya sebesar
5% x (upah harian – PTKP sehari)
Apabila gaji dengan jumlah kumulatif/bln > Rp 10.500.000
maka tarifnya sebesar
5% x (penghasilan bruto setahun –PTKP)
5. Bukan Pegawai
• Penerima Penghasilan Bukan Pegawai adalah
orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai
tidak tetap yang memperoleh penghasilan
dengan nama dan dalam bentuk apapun dari
Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
sebagai imbalan atas pekerjaan, jasa atau
kegiatan tertentu yang dilakukan
• Tarif Pasal 17 x (50% x Penghasilan Bruto)
→ Sesuai Per-57/2009:
» penghasilan yang diterima BUKAN PEGAWAI yang perolehannya
tidak berkesinambungan
» Jasa Dokter, KOMISI dan Jasa Notaris

• Tarif Pasal 17 x Penghasilan Bruto


→ Sesuai Per-57/2009:
» Honor dan imbalan yang diterima Komisaris/Pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama
» Jasa produksi, gratifikasi, bonus yang diterima mantan pegawai
» Penghasilan yang diterima peserta kegiatan
» Penarikan dana pensiun peserta program pensiun yang disahkan
Menkeu oleh pegawai yang masih aktif
Contoh
Perhitungan PPh pasal 21

1. Ali bekerja pada PT Mutiara sebagai pegawai tetap. Ali


menikah tetapi belum punya anak. Gaji sebulan adalah
sebesar Rp 15.500.000,00 dan iuran pensiun yang dibayar
tiap bulan sebesar Rp150.000,00.
2. Andika pada tahun 2009 bekerja sebagai pegawai tetap
pada perusahaan PT Karya Utama dengan memperoleh
gaji sebulan Rp 20.500.000,00 mendapatkan tunjangan
trasnport sebesar Rp 500.000 per bulan dan premi asuransi
kecelakaan kerja dan kematian masing-masing 2% dan 3%
dari gaji pokok sebulan. Serta Andika membayar iuran
pensiun sebesar Rp 100.000,00. Andika menikah dengan
mempunyai 1 anak. Penghitungan PPh Pasal 21?
Contoh
Gaji Mingguan dan Gaji Harian

1. Agus belum menikah dan tidak punya


tanggungan, bekerja sebagai pegawai tetap
pada perusahaan PT Teguh Gumilang
menerima Gaji yg dibayar mingguan
sebesar Rp 4.600.000. Hitung PPh Pasal 21
Contoh
PPh psl 21 atas Gaji dan Bonus

Joko( tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dg


memperoleh gaji sebesar Rp 9.000.000 sebulan.
Dalam tahun yg bersangkutan Joko menerima
bonus sebesar Rp 85.000.000. Setiap bulannya
Joko membayar Iuran Pensiun ke dana pensiun yg
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan sebesar Rp 60.000

Anda mungkin juga menyukai