Anda di halaman 1dari 9

Pajak Penghasilan Pasal 21

Pengertian Pajak Penghasilan 21


• PPh 21 adalah Pajak atas penghasilan yang dikenakan atas
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan bentuk apapun yang
diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan jasa dan
kegiatan

Wajib Pajak Pph Pasal 21


• Pegawai Tetap
• Pegawai Lepas
• Penerima Pensiun
• Penerima Honorarium
• Penerima Upah

Bukan Wajib Pajak PPh Pasal 21


• Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari
negara asing
• Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana
dimaksud dalam keputusan Mentri Keuangan No.
611/KMK.04/1994 sepanjang bukan warga negara Indonesia
dan tidak menjalankan usaha atau pekerjaan lain

Pemotong Pajak Pph 21


• Pemberi kerja baik orang pribadi, badan, BUT baik induk
maupun cabang
• Bendaharawan pemerintah pusat/daerah, Instansi, Departemen,
KBRI, dll
• Dana Pensiun, PT. TASPEN, ASTEK, JAMSOSTEK, THT
• BUMN/ BUMD
• Yayasan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, organisasi

Bukan Pemotong PPh 21/26


• Perwakilan Diplomatik seperti kedutaan besar negara sahabat
• Badan / Organisasi Internasional seperti organisasi PBB

Objek Pajak PPh 21/26


• Penghasilan Teratur
• Penghasilan Tidak Teratur
• Upah harian, mingguan, satuan & borongan
• Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja
• Uang tebusan pensiun, Pesangon THT, dll
• Honorarium dengan nama dan bentuk apapun
• Imbalan dengan nama dan bentuk apapun
• Penghasilan natura yang diberikan oleh bukan wajib pajak

PPh pasal 21 1
Tidak Termasuk Penghasilan
• Pembayaran oleh perusahaan asuransi
• Penerimaan dalam bentu Natura
• Iuran pensiun & THT yang dibayar pemberi kerja
• Natura yang diberikan oleh pemerintah
• Kenikmatan Pajak yang ditanggung pemberi kerja

Pengurang Penghasilan yg diperbolehkan


1. Biaya Jabatan , khusus untuk Peg. Tetap:
- Tanpa melihat memiliki jabatan atau tidak
- Besarnya 5% dari Penghasilan Bruto maksimum Rp 6.000.000
setahun atau Rp 500.000 sebulan

2. Iuran Pensiun dan THT


- Yang dibayar pegawai
- Yayasan dana pensiun yang di setujui menteri keuangan
- Jumlahnya tidak dibatasi

3. Biaya Pensiun
Khusus untuk penerima pensiun berkala atau bulanan Besarnya
5% dari uang pensiun maksimum Rp 2.400.000 setahun atau
Rp 200.000 sebulan

4. Penghasilan Tidak kena Pajak ( PTKP)


- Menurut keadaan wajib pajak tanggal 1 januari /awal tahun,
khusunya WPDN
- Keadaan pada saat datang ke Indonesia khusus WNA

TARIF PAJAK
 WP Pribadi
 WP Badan

TariF Pasal 17 dikenakan atas:

• Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari :


1. Pegawai tetap
2. Penerima pensiun berkala
3. Pegawai tidak tetap
4. Pemagang, calon pegawai
5. Kegiatan Multilevel marketing

• Penghasilan Bruto dari :


1. Honorarium, uang saku, hadiah penghargaan, komisi, dll.
2. Honorarium anggota dewan komisaris/pengawas tidak
merangkap pegawai Tetap
3. Jasa produksi, tantiem, bonus yang diterima mantan pegawai
4. Penarikan dana pensiun iuran pasti
5. Pembayaran lain : pemain musik, olahragawan dll

PPh pasal 21 2
Tarif 15% dikenakan atas Tenaga Ahli Dengan Norma
Perhitungan 40%

Penghasilan bruto yang dibayarkan kpd :


- Pengacara
- Akuntan
- Arsitek
- Dokter
- Konsultan, notaris
- Penilai, aktuaris

Tarif 5 % dikenakan atas


- Upah harian
- Upah mingguan
- Upah satuan
- Upah borongan
Jika upah yg diterima sehari diatas Rp 150.000 sehari dan tidak
lebih dari Rp 150.000 sebulan dan tidak dibayarkan secara bulanan

Menghitung PKP (WNI)


1. Bekerja sejak awal tahun ( Jan - Des )
Penghasilan bruto /bulan Rp XXX
Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX -
Penghasilan Neto Rp XXX x 12
PTKP Rp XXX -
PKP Rp XXX

2. Bekerja pada tahun berjalan ( Sep - Des )


Penghasilan bruto /bulan Rp XXX
Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX -
Penghasilan Neto Rp XXX x 4
PTKP Rp XXX -
PKP Rp XXX
Menghitung penghasilan neto tidak perlu disetahunkan

3. Berhenti bekerja karena Pensiun


Perhitungan sama dengan poin 2

4. Berhenti karena meninggal sebelum tahun pajak berakhir


( misal meninggal Agustus )
Penghasilan bruto /bulan Rp XXX
Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX -
Penghasilan Neto Rp XXX x 12
PTKP Rp XXX -
PKP Rp XXX

PPh pasal 21 3
Menghitung PKP ( WNA ) tinggal lebih dari 183 hari di Indonesia

1. Bekerja Sejaka awal tahun ( Jan - Des )


Penghasilan bruto /bulan Rp XXX
Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX -
Penghasilan Neto Rp XXX x 12
PTKP Rp XXX -
PKP Rp XXX

2. Bekerja tidak setahun penuh ( Sep-Des )


Penghasilan bruto /bulan Rp XXX
Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX -
Penghasilan Neto Rp XXX x 12
PTKP Rp XXX -
PKP Rp XXX

3. Berhenti bekerja karena meninggalkan Indonesia


Penghasilan bruto /bulan Rp XXX
Biaya-biaya yg diperkenankan Rp XXX -
Penghasilan Neto Rp XXX x 12
PTKP Rp XXX -
PKP Rp XXX

Menghitung PPh Pasal 21 (WNA)


Untuk WNA yang tinggal kurang dari 183 hari diperkenanakan PPh
Pasal 26, tarif 20% dari penghasilan bruto

PPh pasal 21 4
CONTOH MENGHITUNG PPh PASAL 21

PPh 21 UNTUK PEGAWAI TETAP


1. Hasan bekerja pada perusahaan PT ABC dengan gaji sebulan Rp
3.500.000. PT ABC masuk program jamsostek, premi asuransi
kecelakan kerja dan premi asuransi kematian ditanggung oleh pemberi
kerja setiap bulan masing-masing 0.24% dan 1%. Disamping itu
pemberikerja juga menanggung iuran pensiun yang dibayarkan ke
yayasan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menkeu
dan iuran JHT masing-masing sebesar 5% dan 3% sedangkan
ditanggung Hasan masing-masing 5% dan 2%, semua dihitung dari
gaji. Hasan menikah dan mempunyai 1 anak

PPh 21 UNTUK PEGAWAI TETAP KARYAWATI


2. Yolanda status menikah blm mempunyai anak adalah karyawati PT
Mustika dengan gaji Rp 5.500.000,- sebulan. PT Mustika setiap bulan
membayar JKK 0.24% dan JKM 1% untuk karyawannya. Disamping
itu PT Mustika membayar Iuran pensiun 5% dan iuran JHT 3% untuk
karyawannya sedangkan Yolanda membayar iuran pensiun 5% dan
JHT 2%, semua dihitung dari gaji. Suami Yolanda bekerja di PT. Aman
3. Dina status menikah mempunyai 3 anak adalah karyawati PT Maju
dengan gaji Rp 3.000.000,- sebulan. PT Maju setiap bulan membayar
JKK 0.24% dan JKM 1% untuk karyawannya. Disamping itu PT
Mustika membayar Iuran pensiun 5% dan iuran JHT 3% untuk
karyawannya sedangkan Yolanda membayar iuran pensiun 5% dan
JHT 2%, semua dihitung dari gaji. Berdasarkan surat keterangan dari
Pemda setempat, suami Dina tidak mempunyai penghasilan dan
masih mempunyai tanggungan seorang ibu yang sudah tua serta tidak
berpenghasilan.

PPh 21 untuk Pegawai Tetap yang memperoleh uang lembur


4. Tn Yunus status menikah mempunyai 3 anak adalah karyawati PT
Jaya dengan gaji Rp 6.000.000,- sebulan. PT Jaya setiap bulan
membayar JKK 0.24% dan JKM 1% untuk karyawannya. Disamping
itu PT Mustika membayar Iuran pensiun 5% dan iuran JHT 3% untuk
karyawannya sedangkan Tn Yunus menanggung iuran pensiun 5%
dan JHT 2%, semua dihitung dari gaji. Untuk bulan Mei 2006 di saping
gaji juga memperoleh uang lembur sebesar Rp 1.000.000,-

PPh 21 untuk Pegawai Tetap yang gajinya dibayar mingguan dan


harian
5. Mulyana status menikah dan mempunyai 2 orang anak, Mulyana
karyawan CV. Anugrah dengan gaji mingguan sebesar Rp
4.500.000,-. setiap bulan CV. Anugrah membayar JKK 0.24% dan
JKM 1% untuk karyawannya. Disamping itu CV. Anugrah membayar
Iuran pensiun 5% dan iuran JHT 3% untuk karyawannya sedangkan
Mulyana menanggung iuran pensiun 5% dan JHT 2%, semua dihitung
dari gaji.
6. Fina status belum menikah, karyawati PT. Makmur dengan gaji harian
sebesar Rp 300.000,-. setiap bulan PT. Makmur membayar JKK
0.24% dan JKM 1% untuk karyawannya. Disamping itu PT. Makmur
membayar Iuran pensiun 5% dan iuran JHT 3% untuk karyawannya

PPh pasal 21 5
sedangkan Fina menanggung iuran pensiun 5% dan JHT 2%, semua
dihitung dari gaji.

Pegawai Tetap yang PPh 21nya ditanggung pemberi kerja


7. Iwan status menikah dan mempunyai 3 orang anak, Iwan karyawan
PT Lestari dengan gaji sebulan sebesar Rp 5.000.000,-. PPh
ditanggung oleh pemberi kerja. Setiap bulan PT. Lestari membayar
JKK 0.24% dan JKM 1% untuk karyawannya. Disamping itu PT.
Lestari membayar Iuran pensiun 5% dan iuran JHT 3% untuk
karyawannya sedangkan Iwan menanggung iuran pensiun 5% dan
JHT 2%, semua dihitung dari gaji.

PPh 21 untuk Pegawai Tetap yang memperoleh tunjangan pajak dan


tunjangan lainnya
8. Raka status menikah dan mempunyai 1 orang anak, Raka karyawan
PT Husada dengan gaji sebulan sebesar Rp 7.500.000,-. Dan
tunjangan PPh 21 sebesar 3 % dari gaji. Setiap bulan PT. Husada
membayar JKK 0.24% dan JKM 1% untuk karyawannya. Disamping
itu PT. Husada membayar Iuran pensiun 5% dan iuran JHT 3% untuk
karyawannya sedangkan raka menanggung iuran pensiun 5% dan
JHT 2%, semua dihitung dari gaji.

9. Gono status menikah dan mempunyai 2 orang anak, Gono karyawan


PT Karya dengan gaji sebulan sebesar Rp 8.750.000,- Disamping itu
juga menerima tunjangan beras Rp 500.000,- dan tunjangan
transportasi Rp 1.200.000,-. Setiap bulan PT. Karya membayar JKK
0.24% dan JKM 1% untuk karyawannya. Disamping itu PT. Karya
membayar Iuran pensiun 5% dan iuran JHT 3% untuk karyawannya
sedangkan Gono menanggung iuran pensiun 5% dan JHT 2%, semua
dihitung dari gaji.

PPh 21 untuk Pegawai Tetap yang memperoleh penghasilan natura


atau kenikmatan lainnya
10. Dono status belum menikah karyawan PT Bahari dengan gaji sebulan
sebesar Rp 4.500.000,-. Disamping itu juga menerima beras 10 kg
(harga pasar Rp 10.500,-/kg) dan kendaraan dinas (setara dengan Rp
900.000,-). Setiap bulan PT. Bahari membayar JKK 0.24% dan JKM
1% untuk karyawannya. Disamping itu PT. Bahari membayar Iuran
pensiun 5% dan iuran JHT 3% untuk karyawannya sedangkan Dono
menanggung iuran pensiun 5% dan JHT 2%, semua dihitung dari gaji.

PPh 21 untuk Pegawai Tetap yang memperoleh penghasilan natura


atau kenikmatan lainnya dari Bukan Wajib Pajak
11. Roy status menikah dan mempunyai 1 orang anak, Roy adalah WNI
yang bekerja pada kedutaan Australia di Indonesia dengan gaji
sebulan sebesar Rp 9.000.000,-. Disamping itu juga menerima beras
50 kg, gula 10 kg dan minyak goring 5 liter. Untuk menentukan nilai
uang dari beras dan gula dihitung berdasarkan harga pasar yaitu
untuk beras Rp 12.000,-/kg, gula 10.000,-/kg dan minyak Rp
15.000/liter

PPh pasal 21 6
PPh 21 untuk Pegawai Tetap yang memperoleh uang rapel
12. Danar status menikah belum mempunyai anak adalah karyawan PT
Adiguna dengan gaji Rp 5.000.000,- sebulan. PT Adiguna setiap
bulan membayar JKK 0.24% dan JKM 1% untuk karyawannya.
Disamping itu PT Adiguna membayar Iuran pensiun 5% dan iuran JHT
3% untuk karyawannya sedangkan Danar membayar iuran pensiun
5% dan JHT 2%, semua dihitung dari gaji. Pada tanggal 1 Mei 2010
Danar menerima kenaikan gaji menjadi Rp 6.000.000,- sebulan
berlaku surut sejak Januari 2010. Dengan adanya kenaikan gaji yang
berlaku surut tersebut Danar menerima uang rapel Rp 4.000.000,-
yang merupakan pembayaran gaji untuk bulan Januari – April 2010.

PPh 21 untuk Pegawai yang kewajiban subjektifnya sbg subjek pajak


dalam negeri sudah ada sejak awal tahun takwim tetapi baru bekerja
pada pertengah tahun
13. Husni status menikah blm mempunyai anak adalah karyawan PT Arta
sejak 1 September 2010 dengan gaji Rp 5.500.000,- sebulan. PT Arta
setiap bulan membayar JKK 0.24% dan JKM 1% untuk karyawannya.
Disamping itu PT Arta membayar Iuran pensiun 5% dan iuran JHT 3%
untuk karyawannya sedangkan Husni membayar iuran pensiun 5%
dan JHT 2%, semua dihitung dari gaji.

PPh 21 untuk Pegawai yang kewajiban subjektifnya sbg subjek pajak


dalam negeri dimulai seteleh permulaan tahun pajak atau berakhir
dalam tahun pajak
14. William status menikah dan mempunyai 3 orang anak, William adalah
warga negara Amerika yang datang dan mulai bekerja pada 1 Mei
2010, berdasarkan kontrak dengan PT. Tirta ia bekerja di Indonesia
sampai April 2011. Selama tahun 2010 ia menerima gaji perbulan
Rp 21.400.000,-

PPh 21 terhadap pernghasilan berupa : jasa produksi, tentiem,


gratifikasi, THR, Bonus, Premi dan sejenisnya yang sifatnya tidak
tetap
15. Bowo status menikah belum mempunyai anak adalah karyawan
PT Mahameru dengan gaji Rp 7.250.000,- sebulan. PT Mahameru
setiap bulan membayar JKK 0.24% dan JKM 1% untuk karyawannya.
Disamping itu PT Mahameru membayar Iuran pensiun 5% dan iuran
JHT 3% untuk karyawannya sedangkan Bowo membayar iuran
pensiun 5% dan JHT 2%, semua dihitung dari gaji. Dalam tahun 2010
Bowo menerima bonus sebesar Rp 10.000.000,-

16. Nn. Silvi status adalah karyawan PT Abadi dengan gaji Rp 5.000.000,-
sebulan. PT Abadi setiap bulan membayar JKK 0.24% dan JKM 1%
untuk karyawannya. Disamping itu PT Abadi membayar Iuran pensiun
5% dan iuran JHT 3% untuk karyawannya sedangkan Nn. Silvi
membayar iuran pensiun 5% dan JHT 2%, semua dihitung dari gaji.
Pada bulan September 2010 Silvi menerima THR sebesar
Rp 10.000.000,-

PPh 21 untuk pegawai tidak tetap, calon pegawai atau pemagang

PPh pasal 21 7
17. Jodi status menikah belum mempunyai anak bekerja pada PT. Mulia
sebagai calon pegawai. Gaji sebulan adalah Rp 3.000.000,-

PPh 21 atas penghasilan yang diperoleh dalam mata uang asing


18. Christin status menikah mempunyai 1 anak adalah karyawati PT.
Angkasa memperoleh Gaji sebesar US $ 6.000 sebulan. Kurs yang
berlaku saat itu berdasarkan keputusan Menkeu adalah Rp 10.000,-/
US $

PPh 21 terhadap penghasilan pegawai yang dipindahkan tugasnya


dalam tahun pajak berjalan
19. Arya status menikah blm mempunyai anak adalah karyawan PT Adi
Buana. Sejak 1 April 2010 dipindahkan tugaskan darikantor Pusat
Surabaya ke kantor cabang di Malang. Untuk itu gaji yang diperoleh
juga naik dari Rp 5.000.000 menjadi Rp 6.300.000,- sebulan. PT Adi
Buana setiap bulan membayar JKK 0.24% dan JKM 1% untuk
karyawannya. Disamping itu PT Adi Buana membayar Iuran pensiun
5% dan iuran JHT 3% untuk karyawannya sedangkan Arya membayar
iuran pensiun 5% dan JHT 2%, semua dihitung dari gaji.

PPh 21 untuk penerima pensiun


20. Gilang status menikah dan mempunyai 7 orang anak (2 diantaranya
telah lulus sarjana dan telah bekerja) adalah karyawan PT Karya.
Sejak 1 April 2010 memasuki masa pensiun dan menerima uang
pensiun Rp 6.500.000,- sebulan. Sebelumnya ia memperoleh gaji Rp
9.000.000,- sebulan. Disamping itu juga menerima tunjangan beras Rp
450.000,- Setiap bulan PT. Karya membayar JKK 0.24% dan JKM 1%
untuk karyawannya. Disamping itu PT. Karya membayar Iuran pensiun
5% dan iuran JHT 10% untuk karyawannya sedangkan Gilang
menanggung iuran pensiun 5% dan JHT 0%, semua dihitung dari gaji.

PPh 21 untuk upah harian, mingguan dan borongan


21. Tio status menikah dan belum mempunyai anak pada bulan Maret
2010 bekerja selama 5 hari pada PT. Mentari, menerima upah sebesar
Rp 250.000,- per hari. Setelah selesai bekerja pada hari ke 5 PT.
Mentari meminta Tio untuk bekerja lagi selama 7 hari lagi.

22. Candra status belum menikah adalah seorang perakit komputer pada
suatu perusahaan elektronik. Upah yang dibayar berdasarkan atas
jumlah unit/satuan yang diselesaikan yaitu Rp 80.000,- per unit
komputer dan dibayarkan tiap minggu. Dalam waktu 1 minggu (5 hari
kerja) dihasilkan sebanyak 15 komputer.

23. Arya mengerjakan dekorasi sebuah rumah dengan upah borongan


sebesar Rp 2.500.000 pekerja diselesaikan dalam 2 hari. Arya
menikah dan mempunyai 1 anak.

24. Santo menikah mempunyai 1 anak bekerja pada perusahaan tekstil


dengan dasar upah harian yang dibayarkan bulanan. Dalam bulan
Nopember 2010 Santo hanya bekerja 20 hari kerja dan upah sehari
adalah Rp 200.000,-

PPh pasal 21 8
PPh 21 atas penghasilan lainnya yang menjadi objek PPh 21
25. Drs. Wayan adalah seorang konsultan pajak yang memberikan
jasanya kepada PT. Mulia dengan honor Rp 60.000.000,-

26. Rusman, MSc adalah seorang komisaris di PT Rajasa yang bukan


pegawai tetap. Dalam bulan Desember 2010 ia menerima honorarium
sebesar Rp 150.000.000

27. Ir Rusdi adalah seorang arsitek pada bulan Januari 2010 menerima
honorarium sebesar Rp 30.000.000 dari PT Waskita sebagai imbalan
jasa teknik yang dilakukan. (norma penghitungan penghasilan neto
untuk arsitek adalah 40%)

28. Irwan adalah seorang petugas dinas luar asuransi yang bukan
pegawai tetap dari PT Asuransi Jiwa Damai. Pada bulan Januari 2010
menerima komisi sebesar Rp 4.000.000

29. Angelique Wijaya adalah seorang petenis profesional yang bertempat


tinggal di Indonesia, ia menjuarai turnamen tenis Indonesia Open &
memperoleh hadiah sebesar Rp 100.000.000

30. Dewi pegawai baru PT. Maju. Sebelum diangkat sebagai pegawai
tetap Dewi harus melewati tahap sebagai karyawan magang dan
memperoleh uang saku harian sebesar Rp 200.000,-

31. Sari adalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai 2 orang anak.
Ia mempunyai kegiatan multilevel marketing dari produk yang
dikeluarkan oleh CNI. Pada bulan Pebruari 2010 ia memperoleh
penghasilan sebesar Rp 6.000.000,-

32. Tn Razi bekerja pada PT. Jaya pada bulan September 2010 Tn Razi
keluar dari PT Jaya dan mendapat pesangon sebesar Rp 120.000.000

33. Kurniawati bekerja pada PT. Makmur, pada bulan Pebruari 2011
pesiun dari PT. Makmur dan mendapatkan tebusan uang pesiun yang
dibayar sekaligus sebesar Rp 185.500.000

PPh pasal 21 9

Anda mungkin juga menyukai