Anda di halaman 1dari 3

METODE GROSS UP PERHITUNGAN PPh 21

Ada 3 macam metode pemotongan pajak dalam tax payroll method pegawai tetap, yaitu :
1. Net method, merupakan metode pemotongan pajak di mana perusahaan menanggung
pajak karyawannya. Pajak yang ditanggung pemberi kerja, bukan penghasilan bagi
yang menerima dan bukan biaya bagi pemberi kerja.
2. Gross Method, merupakan metode pemotongan pajak di mana karyawan menanggung
sendiri jumlah pajak penghasilannya.
3. Gross-up method, merupakan metode pemotongan pajak di mana perusahaan
memberikan tunjangan pajak yang jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak yang
dipotong dari karyawan.
Pemberian tunjangan pajak oleh pemberi kerja merupakan penghasilan bagi yang
menerima dan merupakan biaya bagi pemberi kerja. Terdapat 2 jenis pemberian
tunjangan
pajak,
yaitu
:
a.tunjangan
pajak
yang
jumlahnya
tetap,
dan
b.tunjangan pajak yang jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak yang seharusnya
dipotong, atau populer dengan istilah gross up.

Skema Dasar Logika Penghitungan PPh Pasal 21 Metode Gross-up :


Penghasilan
Tunjangan PPh
Jumlah Penghasilan Bruto
Penguran Penghasilan Bruto
Jumlah Penghasilan Neto
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Kena Pajak
PPh terutang

=a
= 1.000,00
= (1.000,00 + a)
=b
= (1.000,00 + a b)
=c
= (1.000,00 + a b c)
= 1.000,00

Formula/rumus gross up PPh Pasal 21 atas pegawai tetap


Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008 (UU PPh baru) terbagi dalam 4 lapisan kena pajak,
sesuai dengan lapisan tarif yang terdapat dalam pasal 17 ayat (1) huruf a, dapat dijabarkan
formula gross up PPh pasal 21, sebagai berikut :
Lapisan 1 :
Untuk Penghasilan Kena Pajak
Tunjangan PPh

= Rp. 1 sd. Rp. 47.500.000


= (PKP setahun - 0) x 5/95 + 0

Lapisan 2 :
Untuk Penghasilan Kena Pajak
Tunjangan PPh

= Rp. 47.500.000 sd. Rp. 217.500.000


= (PKP setahun Rp. 47.500.000) x 15/85 + Rp. 2.500.000

Lapisan 3 :
Untuk Penghasilan Kena Pajak
Tunjangan PPh

= Rp. 217.500.000 sd. Rp. 405.000.000


= (PKP setahun Rp. 217.500.000) x 25/75 + Rp. 32.500.000

Lapisan 4 :
Untuk Penghasilan Kena Pajak
Tunjangan PPh

= di atas Rp. 405.000.000


= (PKP setahun - Rp. 405.000.000) x 30/70 + Rp. 95.000.000

Contoh penggunaan :
Badu (K/0) pegawai tetap dengan gaji sebesar Rp. 10.000.000,00 sebulan (take home pay).
Berapa tunjangan pajak yang harus diberikan, sehingga take home pay tetap sebesar Rp.
10.000.000,00
Jawab (Jamsostek diabaikan) :
Penghasilan bruto setahun
= Rp. 120.000.000,00
Biaya Jabatan
= Rp. 6.000.000,00
Penghasilan Neto setahun
= Rp. 114.000.000,00
PTKP (K/0)
= Rp. 17.160.000,00
Penghasilan Kena Pajak
= Rp. 96.840.000,00 (termasuk dalam lapisan 2)
Tunjangan PPh/PPh terutang
= (96.840.000,00 47.500.000,00) X 15/85 + 2.500.000,00
= Rp. 11.207,059,00

Pengujian :
Penghasilan
Tunjangan PPh
Jumlah Ph Bruto setahun
Biaya Jabatan
Penghasilan Neto setahun
PTKP (K/0) =
Penghasilan Kena Pajak
Tunjangan PPh/PPh terutang

= Rp. 120.000.000,00
= Rp. 11,207,059,00
= Rp. 131.207.059,00
= Rp. 6.000.000,00
= Rp. 125.207.059,00
= Rp. 17.160.000,00
= Rp. 108.047.059,00
= Rp. 11.207.050,00

Namun demikian, rumus manual tersebut terdapat selisih, karena adanya pembulatan kebawah
dalam ribuan rupiah dalam penerapan tarip.
Lebih akurat menggunakan iteration dalam formula Ms Excell.
Status Pekerja PTKP (Rp)
Belum Kawin 15.840.000
Kawin,anak 0

17.160.000

Kawin, anak 1

18.480.000

Kawin, anak 2

19.800.000

Kawin, anak 3

21.120.000

Anda mungkin juga menyukai