Anda di halaman 1dari 23

TINJAUAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERUSAHAAN BONGKAR MUAT


7 Februari 2022

www.pajak.go.id
SHIPPER / PEMILIK BARANG 2

Berdasarkan kontrak tidak mempunyai


hubungan dengan penyedia jasa kerja
(Komura) ,semata mata bertransaksi dengan
Perusahaan Bongkar Muat. Tidak boleh
permintaan TKBM dan tidak ada invoice ke
Komura

www.pajak.go.id
SHIPPER / PEMILIK BARANG 3

Invoice shipper secara utuh/ total dapat


dijadikan HPP / biaya yang boleh
diperkurangkan dalam Laporan keuangan
(R/L)

Dapat melakukan pengkreditan Pajak


Masukan apabila telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak
www.pajak.go.id
SHIPPER / PEMILIK BARANG 4

Melakukan pemungutan/pemotongan PPh


Pasal 23 atas seluruh komponen invoice
kepada Perusahaan Bongkar Muat, dan
menyerahkan bukti potong tersebut kepada
PBM

www.pajak.go.id
SHIPPER / PEMILIK BARANG 5

Perlakuan PPh Pasal 23 tidak dibagi atas


komponen invoice atas penyerahan BKP/JKP
oleh pihak PBM disubkan kepada pihak lain
(antara Shipper dan Komura tidak ada
transaksi secara langsung)

www.pajak.go.id
SHIPPER / PEMILIK BARANG 5

PMK 141 2015 tidak termasuk jasa lain adalah


pembayaran kepada pihak ketiga yang
dibayarkan melalui penyedia jasa terkait jasa y
diberikan oleh penyedia jasa

Jika invoice terperinci dalam 4 dokumen yaitu :

www.pajak.go.id
SHIPPER / PEMILIK BARANG 5

a. kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium,


tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan;
b. faktur pembelian atas pengadaan/pembelian barang atau
material
c. faktur tagihan dari pihak ketiga disertai dengan perjanjian
tertulis sebagaimana dimaksud
d. faktur tagihan dan/ atau bukti pembayaran yang telah
dibayarkan oleh penyedia jasa kepada pihak ketiga

www.pajak.go.id
KOMURA (PPh pasal 23) 5

Bagi KOMURA (perusahaan penyedia tenaga kerja)


setiap melakukan transaksi dengan PBM
(pengguna tenaga kerja) maka oleh pengguna
saat membayar Fee atas jasa penyediaan tenaga
kerja akan dilakukan pemotongan PPh Pasal 23
sesuai Pasal 1 ayat (6) huruf N PMK 141 Tahun
2015 sebesar 2% yang dapat dikreditkan oleh
perusahaan penyedia tenaga kerja

www.pajak.go.id
KOMURA 5

Komura setiap bulannya berhak menerima pembayaran


sebesar Rp. 42.500.000,- dengan rincian untuk Fee atas
penyediaan jasa tenaga kerja sebesar Rp. 2.500.000,-
untuk pembayaran gaji sebesar Rp 40 juta (Kontrak kerja
dan daftar pembayaran gaji terlampir). Maka jumlah PPh
Pasal 23 yang dipotong oleh PBM setiap bulannya adalah
Rp. 50.000,- (Rp. 10 Juta X 2%) . Atas bukti potong
pembayaran PPh Pasal 23 yang disetor oleh PBM ini
dapat dikreditkan oleh KOMURA pada saat penyampaian
SPT Tahunan KOMURA.

www.pajak.go.id
KOMURA 5

Tarif Pasal 4 ayat (2) sesuai PP 23 Tahun 2018


Berdasarkan contoh di atas KOMURA melakukan
pembayaran secara mandiri sebesar 0,5% X Rp.
2.500.000,- yaitu 12.500,- (atas pembayaran ini bersifat
final) lalu menyerahkan bukti pembayaran tersebut
diserta Surat Keterangan (Omset jumlah tertentu) kepada
PBM, maka PBM tidak akan melakukan pemotongan PPh
Pasal 23 sebesar 2 % saat pembayaran Fee atas
penyediaan tenaga kerja.
www.pajak.go.id
JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK 4

TERUTANG PPN

Aspek Pajak Pertambahan Nilai, terkait jasa


tenaga kerja diatur dalam UU PPN yaitu
Pasal 4A ayat (3) huruf k yang menyebutkan
Jenis Jasa yang tidak dikneai PPN adalah
jasa tertentu dalam kelompok jasa tenaga
kerja.

www.pajak.go.id
JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK 4

TERUTANG PPN

dalam pasal 3 PMK 83/PMK.03/2012, jasa


penyediaan tenaga kerja yang tidak
terutang PPN harus memenuhi 4 (empat)
kriteria dan jika salah satu kriteria tidak
terpenuhi maka jasa penyediaan tenaga
kerja tersebut terutang PPN, ke empat
kriteria itu adalah :

www.pajak.go.id
JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK 4

TERUTANG PPN

1. Pengusaha penyedia jasa tenaga kerja


hanya menyerahkan jasa penyediaan
tenaga kerja, yang tidak terkait dengan
pemberian jasa kena pajak lainnya, seperti
jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konsultasi, jasa pengurusan perusahaan,
jasa bongkar muat, dan jasa lainnya;

www.pajak.go.id
JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK 4

TERUTANG PPN

2. Pengusaha penyedia tenaga kerja tidak


melakukan pembayaran gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan sejenisnya
kepada tenaga kerja yang disediakan;

www.pajak.go.id
JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK 4

TERUTANG PPN

3. Pengusaha penyedia tenaga kerja tidak


bertanggung jawab atas hasil kerja tenaga
kerja yang disediakan setelah diserahkan
kepada pengguna jasa tenaga kerja; dan
4. Tenaga kerja yang disediakan masuk
dalam struktur kepegawaian pengguna jasa
tenaga kerja.

www.pajak.go.id
JASA TENAGA KERJA YANG TERUTANG 4

PPN

KONDISI I
Apabila salah satu kriteria tidak terpenuhi maka jasa
penyediaan tenaga kerja merupakan jasa yang dikenai
PPN dengan tarif 10% X Dasar Pengenaan Pajak
(DPP) adapun DPP tersebut adalah penggantian, yang
meliputi seluruh tagihan yang diminta atau seharusnya
diminta oleh pengusaha jasa atas penyerahan jasa
penyediaan tenaga kerja kepada pengguna jasa, termasuk
imbalan yang diterima tenaga kerja berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan sejenisnya.
www.pajak.go.id
JASA TENAGA KERJA YANG TERUTANG 4

PPN

KONDISI I
PPN = Rp. 4.250.000,- (10% x Rp 42.500.000,-)
Dapat dikreditkan oleh PBM sebagai Pajak Masukan

www.pajak.go.id
JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK 4

TERUTANG PPN

KONDISI II
Apabila tagihan atas penyerahan jasa penyediaan tenaga
kerja dirinci dalam Faktur Pajak dengan memisahkan
antara tagihan atas penyerahan jasa penyediaan tenaga
kerja yang diterima oleh pengusaha jasa dan imbalan yang
diterima oleh tenaga kerja. maka tarifnya adalah 10% X
Dasar Pengenaan Pajak adapun DPP adalah nilai lain.
Nilai lain yaitu seluruh tagihan yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha jasa atas penyerahan
jasa penyediaan tenaga kerja kepada pengguna jasa, tidak
termasuk imbalan yang diterima tenaga kerja berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan, dan sejenisnya.
www.pajak.go.id
JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK 4
TERUTANG PPN

KONDISI II
PPN = Rp 250.000,- (10% x Rp 2.500.000,-)
Nilai Lain tidak dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan
oleh PBM

www.pajak.go.id
PBM (PKP ATAU TIDAK?) 4

KONDISI II
PPN = Rp. 4.250.000,- (10% x Rp 42.500.000,-)

www.pajak.go.id
PBM (PKP ATAU TIDAK?) 4

KONDISI I (<4,8 M)
PPN = Rp. 4.250.000,- (10% x Rp 42.500.000,-)
LEBIH MENGUNTUNGKAN MEMILIH MENJADI PKP
KARENA DAPAT DIKREDITKAN SEBAGAI PAJAK MASUKAN
KONDISI II (<4,8 M)
PPN = Rp 250.000,- (10% x Rp 2.500.000,-)
Nilai Lain tidak dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan
oleh PBM

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai