Tugas pokok dan kewenangan PPHP dalam ruang lingkup Pemeriksaan Hasil Pekerjaan
adalah melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan apakah telah sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Kontrak. Dalam proses pemeriksaan PPHP dapat dibantu oleh
tim/tenaga ahli yang ditunjuk PA/KPA.
Apabila hasil pekerjaan telah sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak, PPHP menerima
hasil Pengadaan Barang/Jasa dengan membuat dan menandatangani Berita Acara Serah
Terima Hasil Pekerjaan.
Apabila hasil pekerjaan belum atau tidak sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak maka
PPHP tidak membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.
Namun menyampaikan kepada PPK bahwa hasil pekerjaan penyedia masih terdapat
kekurangan.
Kemudian terkait serah terima pekerjaan ada baiknya pula kita memperhatikan Pasal 95
tentang Serah Terima Pekerjaan:
1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Kontrak, Penyedia Barang/Jasa mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PA/KPA melalui PPK untuk penyerahan pekerjaan.
2. PA/KPA menunjuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan.
3. Apabila terdapat kekurangan dalam hasil pekerjaaan sebagaimana dimaksud pada
ayat
(2),
Panitia/Pejabat
Penerima
Hasil
Pekerjaan
melalui PPK memerintahkan Penyedia Barang/Jasa untuk memperbaiki dan/atau
melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam Kontrak.
4. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan menerima penyerahan pekerjaan setelah
seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak.
5. Khusus Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya:
1. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya melakukan pemeliharaan atas
hasil pekerjaan selama masa yang ditetapkan dalam Kontrak, sehingga
kondisinya tetap seperti pada saat penyerahan pekerjaan;
2. masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen selama 6
(enam) bulan, sedangkan untuk pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga)
bulan; dan
3. masa pemeliharaan dapat melampaui Tahun Anggaran.
6. Setelah masa pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berakhir, PPK
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan/uang retensi kepada Penyedia Barang/Jasa.
7. Khusus Pengadaan Barang, masa garansi diberlakukan sesuai kesepakatan para
pihak dalam Kontrak.
8. Penyedia Barang/Jasa menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan
pada saat proses serah terima akhir (Final Hand Over).
9. Penyedia Barang/Jasa yang tidak menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir
Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dimasukkan dalam Daftar Hitam.
Dari pasal ini runtutannya Penyedia secara tertulis meminta PPK untuk mengadakan acara
penyerahan pekerjaan. Kenapa demikian? Karena sudah jelas yang melakukan ikatan
perjanjian adalah penyedia dan PPK. PPK sebagai pihak I dan Penyedia pihak II.
Ketika surat permintaan disampaikan, PPK selaku pihak yang ditetapkan oleh PA/KPA
menyampaikan permintaan ini kepada PA/KPA. PA/KPA selaku penanggungjawab anggaran
dan mempunyai kewenangan penuh terkait pembayaran, wajib berhati-hati dan memastikan
hasil pekerjaan sesuai dengan yang dibutuhkan, baik secara administratif maupun teknis.
Untuk itu PA/KPA menunjuk PPHP untuk melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan.
PPHP dan PPK berkoordinasi dalam rangka memastikan hasil pekerjaan dapat diterima.
Apabila hasil pekerjaan tidak/belum sesuai dengan kontrak maka PPHP menyampaikan
kepada PPK, selaku yang berikat janji dengan penyedia. PPK sesuai dengan wewenang yang
diatur dalam kontrak/perjanjian memerintahkan penyedia untuk memperbaiki dan/atau
melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam Kontrak.
Kenapa PPHP tidak langsung meminta penyedia untuk melakukan perbaikan atau melengkapi
kekurangan? Ini logis karena PPHP bukanlah pihak yang tertuang didalam kontrak.
Analoginya apabila Penyedia, yang melakukan akad nikah dengan PPK, melaporkan hasil
pekerjaannya justru langsung kepada PPHP maka potensi perselingkuhan sangat mungkin
terjadi.
Hal yang menarik pula dicermati adalah tentang terminologi hasil pekerjaan dengan
pekerjaan. Pada penjelasan tentang wewenang tugas PPHP selalu disebutkan hasil
pekerjaan. Sementara untuk PPK selalu disebutkan pekerjaan.
Dari sini saya memahami bahwa PPHP bertugas memeriksa hasil pekerjaan bukan
menerima pekerjaan-nya. Dalam bahasa mudahnya pekerjaan adalah barang/jasa-nya yang
tetap diterima oleh PPK selaku yang berikat kontrak dengan penyedia, bukan diterima oleh
PPHP.
Hasil pekerjaan yang diperiksa dan diterima PPHP adalah kesesuaian secara administrasi
dan teknis dari proses penyelesaian pekerjaan dan fisik pekerjaan dengan kontrak untuk
kemudian dibuatkan BAST hasil pekerjaan.
Pertanyaan yang juga sering disampaikan. Siapa yang bertandatangan dalam BAST Hasil
Pekerjaan? Ada beberapa pendapat terkait ini. Namun yang dapat ditekankan berdasarkan
Pasal 18 ayat 5, PPHP bertandatangan pada BAST Hasil Pekerjaan. Kemudian terkait Serah
Terima Pekerjaan maka sewajarnyalah PPK dan Penyedia bertandatangan dalam BAST
Pekerjaan.
Dalam kerangka efisiensi menurut saya BAST Hasil Pekerjaan dan BAST Pekerjaan dapat
dijadikan dalam satu format. PPHP menandatangani dan membuat BAST Hasil Pekerjaan dan
menyerahkan kepada PPK untuk kemudian ditandatangani PPK bersama Penyedia sebagai
BAST Pekerjaan.
Satu hal lagi. Tentang apakah PPHP didampingi penyedia pada saat proses pemeriksaan hasil
pekerjaan? Saya belum menemukan referensi yang mengharuskan juga melarang. Sehingga
dikembalikan kepada prinsip dan etika pengadaan barang/jasa, selama tidak ada potensi
melanggar etika, seperti Conflict of Interest, dan memang dibutuhkan dalam rangka
efektifitas dan efisiensi proses pemeriksaan hasil pekerjaan. PPHP didampingi penyedia atau
tidak tentu tidak menjadi persoalan.
Untuk lebih meyakinkan kita coba buka petunjuk teknis pelaksanaan P70/2012 yaitu Perka
14/2012.
BARANG
KONSTRUKSI/JASA
KONSULTANSI
LAINNYA
setelah:
1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan.
2. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan.
3. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh Penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan,
Penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya.
5. ..
Pengawasan dan Pemeriksaan
Ketentuan tentang kewenangan PPK melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat
memerintahkan/menugaskan/meminta
panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan, pengguna jasa dan/atau kepada pihak ketiga untuk melakukan
pengawasan dan
pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia.Penyelesaian Pekerjaan
1. PPK melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Penyedia. Apabila
terdapat kekurangankekurangan, Penyedia wajib menyelesaikannya.
2. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan.
3. PPK menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan dan diterima
oleh dari Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
4. Membuat berita acara serah terima laporan akhir, setelah seluruh pekerjaan diselesaikan.
Pengawasan dan Pemeriksaan
Ketentuan tentang kewenangan PPK melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat
memerintahkan/menugaskan/meminta panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan, pengguna jasa dan/atau
kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan
yang dilaksanakan oleh Penyedia.
Dari perbandingan antar jenis barang/jasa pada Perka 14/2012 terkait PPHP diatas, apa yang
saya sampaikan terdahulu mendapatkan penguatan.
Hasil Pekerjaan diperiksa oleh PPHP adalah terkait proses penilaian. Sedangkan Pekerjaannya tetap diterima oleh PPK selaku pemilik pekerjaan. Yang mungkin perlu mendapatkan
perhatian adalah kalimat: Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
Kata menugaskan agak kurang sreg mengingat posisi PPK dan PPHP sejajar sebagai
pihak yang sama-sama ditetapkan oleh PA/KPA. Sehingga menugaskan ini dikembalikan
pada tugas dan wewenang yang diberikan oleh PA/KPA.
Fakta lain yang juga menggelitik adalah pembentukan PPHP yang biasa nya diakhir
pekerjaan atau setelah pekerjaan 100%. Untuk pengadaan barang yang berorientasi pada
output saja proses penilaian hasil pekerjaan dapat dilakukan. Namun untuk pekerjaan yang
merupakan satu kesatuan proses input, proses dan output tentu melihat hasil pekerjaan hanya
dari produk akhir sangatlah riskan. Untuk itu PPHP tidak hanya dituntut mampu memeriksa
output namun juga menilai input dan proses. Tentu saja tetap wewenang PPHP muncul
setelah diperlukan oleh PA/KPA melalui PPK.
Merujuk Pasal 7 tentang organisasi pengadaan barang/jasa maka seyogyanya PPHP telah
dibentuk sejak awal. Ini agar PPHP dapat minimal memantau proses pekerjaan meski belum
berwenang melakukan pemeriksaan. Seperti dituangkan oleh Perka 14/2012, PPHP juga
dilibatkan dalam Pengawasan dan Pemeriksaan, Apabila diperlukan, PPK dapat
memerintahkan/menugaskan/meminta
panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan, pengguna jasa dan/atau kepada pihak ketiga
untuk
melakukan
pengawasan
dan
pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia.
Sebagai bahan masukan Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan dan Penerimaan Hasil
Pekerjaan dari BRR NAD-NIAS, yang didapat dari internet mungkin dapat dijadikan
benchmark. Kebetulan PPHP masih menggunakan nomenklatur PHO dan FHO. Silakan
didownload disini.
06/30/2015 Perusahaan Baru versus KD (Analisis Pasal 19.1.c dan 19.1.d versus
19.1.h)
weelhia says:
July 15, 2013 at 10:48 pm
nanya lagi pak, masalah tim pho/fho.
apakah mutu dari suatu pekerjaan menjadi tangung jawab dari tim pho/fho? padahal
disaat melaksanakan pemeriksaan tim pho/fho tidak membawa alat test dan juga tidak
mengikuti proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan. sehingga bisa saya simpulkan
tim pho/fho tidak bisa memastikan mutu dari pekerjaan tersebut. masalahnya jika ada
pemeriksaan dari instansi berwenang mutu sering di pertanyakan pada tim pho/fho.
tx pak.
Reply
samsulramli says:
samsulramli says:
samsulramli says:
January 26, 2014 at 10:19 pm
Menurut saya wilayahnya berbeda
PPHP dalam kaitan verifikasi terkait kesesuaian barang/jasa yang
direalisasikan dengan kontrak dan tujuannya adalah pembayaran
Riyono says:
Riyono says:
February 24, 2015 at 3:38 pm
Oh begitu..
Kalau ditempat saya, penyimpan barang menerima
barang sebelum pekerjaan diserahkan ke PPK, jadi BA
penerimaan sebagai syarat pengeluaran BAST
pekerjaan, mungkin memahami aturannya berbeda.
Riyono says:
February 25, 2015 at 10:32 pm
Tidak pak ramli, pphp ada tersendiri, penyimpan
menerima setelah barang diperiksa oleh pphp, jadi ada
basthp, bapb, dan bastp, mungkin di pemda lain ada
juga yang menyikapi lain.
Sedikit keluar dari topik menurut bapak barang sudah
berpindah status kepemilikan sejak kapan?
Riyono says:
samsulramli says:
ema says:
February 22, 2014 at 1:54 pm
apakah ada dua panitia pemeriksaan hasil pekerjaan yaitu PPHP dan Tim PHO/FHO ?
Kalau didaerah saya yang memeriksa hasil pekerjaan khusus Kontruksi/Fisik adalah
Tim PHO/FHO yang dikoordinir oleh Bag.Administrasi Pembangunan Setdakab dan
kalau pengadaan barang/Jasa lainnya dilaksanakan oleh PPHP dari DPKKD.
menurut saya cukup satu saja baik Fisik maupun Barang/Jasa lainnya dilaksanakan
oleh PPHP sesuai dengan Perpres 54 dan perubahannya
mohon penjelasan trims
Reply
samsulramli says:
samsulramli says:
samsulramli says:
jon says:
June 17, 2014 at 4:28 pm
saya mau tanya pak samsul tentang Jasa Penilaian Barang Milik Daerah yang
dikerjakan oleh tim Independen yang berserifikat. pertanyaan saya pak, apa-apa saja
yang diperiksa/uji oleh PPHP dalam Pekerjaan jasa penilaian Barang Milik Daerah?
Reply
samsulramli says:
samsulramli says:
jon says:
August 25, 2014 at 11:32 am
pagi pak samsul, saya mau bertanya pak, apakah PPHP masih punya kepentingan
pada pemeriksaan barang/jasa luncuran? contoh ada proyek tahun 2010 sudah
dibayarkan hanya sebesar 60% karena pekerjaan belum dapat diselesaikan tahun 2010
maka dibuat anddendum selama 50 hari setelah selesai tahun anggaran, nah setelah itu
pihak penyedia barang/jasa diminta pembayaran sebesar 40% pada tahun 2011 karena
pekerjaan tersebut sudah diselesaikan. apakah PPHP yang di SK kan tahun 2010 yang
menandatangani berita acara pemeriksaan barang/jasa tersebut atau PPHP yang di SK
kan tahun 2011? karena PPHP 2010 yang di SK kan beda dengan PPHP tahun 2011?
Reply
samsulramli says:
samsulramli says:
September 1, 2014 at 4:33 pm
Pak Irwan: idealnya didalam berita acara dijelaskan kronologis termasuk
klausul ketidaksetujuan salah satu anggota tsb.. sehingga jelas statusnya
kemudian semua anggota TTD dlm berita acara.. kalau tidak ada dalam BA
kemudian tdk TTD maka status hukumnya tdk jelas setuju atau tidak.. d alam
ketentuan collective colegial ber TTD atau tidak kalau qourum berarti semua
setuju
Reply
mahlil says:
Alduran says:
March 9, 2015 at 4:25 pm
Pak Samsul,
sya ingin bertanya.
apakah pengadaan barang melalui pembelian langsung dgn kuitansi harus melalui
pemeriksaan pphp? Klo bsa bagaimana prosesnya dan syarat2nya?
Terima kasih.
Reply
Alduran says:
Reply
fadhlee says:
March 29, 2015 at 1:44 am
izin bertanya pak..
Bolehkah pphp rangkap jabatan sebagai pembantu bendahara ?
Reply
yhudie says:
doni says:
June 9, 2015 at 11:04 am
tanya pak,
tugas pphp bisa dibantu oleh tenaga ahli, itu maksudnya gimana ya pak? apa tenaga
ahlinya langsung duduk sebagai anggota pphp atau hanya sebatas memberi advice
kepada pphp atau bagaimana? dan secara honor nya gimana untuk tenaga ahli tersebut
pak
Reply
dalam RKA. Maka dari itu kebutuhan tim teknis/tim ahli sudah dapat
diidentifikasi sejak awal (RUP).
Reply
prasetia says:
July 4, 2015 at 7:19 am
Selamat pagi pak..
Sy termasuk salah satu pengagum pak syamsul dr dulu.. ada yg ingin sy tanyakan :
1. Apakah dalam pengadaan jasa lainnya contoh perjalanan umroh perlu dibentuk
pphp.
2. Apakah ada sangsinya (dasar) bila pphp tidak dibentuk..
3. Apabila pekerjaan tsb. tidak diperiksa oleh pphp melainkan oleh ppk apakah
pembayaran terhadap penyedia dapat dikatakan tidak sah..
Terima kasih banyak pak semoga allah swt senantiasa memberi berkah buat bapak..
Reply
naning says:
July 9, 2015 at 11:08 am
sy mau tanya pak,,
jika dalam 1 proyek,,,kontrak konsultan pengawas telah selesai sedangkan pekerjaan
fisik masih berjalan karena adanya keterlambatan pekerjaan,,
siapakah yang berhak membentuk tim pengawas independen atau internal untuk
melanjutkan pengawasan pada pekerjaan tersebut? terdiri dari siapakah tim pengawas
tersebut,,jika ada aturan yang bisa dijadikan dasar pembentukan tim tersebut?
Reply
pengawasan selama nilai kontrak tidak bertambah lebih dari 10%. Jika
bertambah dapat dilakukan pemilihan dan kontrak baru dengan pengawas
yang ada. Untuk pengalihan kepada tim pengawas dan lainnya menurut saya
bisa saja dilakukan selama punya tenaga teknis yang punya Keahlian sebagai
pengawas bangunan, mekanisme swakelola.
Reply
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Name *
Email *
Website
Comment
You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title="">
Artikel Terbaru
TOP VIEWED
Solusi Akhir Tahun PMK 194/2014, Sekarang Diperlukan KPA Sakti Mandraguna
8552 Views
Bicarain Kerja PPHP dalam Serah Terima Pertama Pekerjaan 8239 Views
Recent Posts
Perusahaan Baru versus KD (Analisis Pasal 19.1.c dan 19.1.d versus 19.1.h)
RSS - Posts
RSS - Comments
Recent Comments
Archives
August 2015
July 2015
June 2015
May 2015
April 2015
March 2015
February 2015
January 2015
December 2014
October 2014
September 2014
August 2014
June 2014
April 2014
March 2014
February 2014
January 2014
December 2013
November 2013
October 2013
September 2013
August 2013
July 2013
June 2013
May 2013
April 2013
March 2013
February 2013
January 2013
December 2012
November 2012
October 2012
September 2012
August 2012
July 2012
June 2012
May 2012
April 2012
March 2012
February 2012
January 2012
November 2011
August 2011
July 2011
May 2011
April 2011
Categories
Agenda Pelatihan
Dahlan Iskan
Pengadaan Barang/Jasa
Tentang Saya
Meta
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.org