ketenagakerjaan
dijelaskan apa saja mengenai kewajiban-kewajiban seorang pengusaha sebagai pemberi kerja,
yang berfungsi sebagai pelindung bagi para tenaga kerja sesuai harkat dan martabat
kemanusiaan dalam ruang lingkup kerja, dengan demikian hal tersebut dimaksudkan untuk
menjamin hak-hak dasar pekerja serta menjamin kesamaan dan kesempatan untuk
mendapatkan perlakuan yang sama tanpa deskriminasi selain itu juga untuk mewujudkan
kesejahteraan para tenaga kerja dengan tetap memperhatikan perkembangan pada kemajuan
didunia usaha.
Kewajiban pengusaha merupakan suatu prestasi yang wajib dipenuhi dan dilakukan
kewajiban utama bagi pegusaha ialah membayar upah untuk pekerjanya yang
wajib dibayar secara tepat waktu. Dalam hubungan kerja ketentuan mengenai upah
juga berubah dikarenakan adanya campur tangan pemerintah dalam hukum publik
tentang penetapan besarnya upah terendah yang dibayarkan oleh pengusaha sesuai
upah minimum. Hal ini diatur dalam pasal 88 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Pengupahan dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
Perlindungan Upah.
tahunan secara teratur selama 12 hari kerja, selain itu pekerja memiliki hak cuti
panjang selama 2 bulan bekerja diperusahaan dalam waktu 6 bulan bekerja secara
terus-menerus.
Pengaturan tentang jam kerja telah diatur secara khusus dalam Undang-Undang
- 7 jam dalam kerja 1 hari atau 40 jam dan 1 minggu kerja untuk 6 hari kerja dalam
1 minggu
- 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu kerja untuk 5 kerja
dalam 1 minggu.
Ketentuan diatas mengatur mengenai batasan pada jam kerja yaitu 40 jam dalam
waku lembur kerja sehingga berhak atas upah lembur. Peraturan tersebut tidak
Berdasarkan ketentuan pasal 1602 ayat (1) dan (2) mengatur secara khusus
tersebut harus mencantumkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan masa
jabatan dan ketampilan khusus yang dimiliki. Dalam hal pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan oleh pekerja bukan karena hal negative melainkan atas
baru.
pekerja yang tinggal satu rumah dengan pengusaha. ( Pasal 1602 Kitab
Ketenagakerjaan
Dalam hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha semata-mata untuk melakukan
pekerjaan demi mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membiayai diri sendiri dan
keluarga. Salah satu unsur terpenting dalam hukum ketenagakerjaan ialah tentang
pengupahan bagi tenaga kerja. Menurut pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang ketenagakerjaan “ Buruh merupakan setiap orang yang bekerja untuk
mendapatkan upah atau imbalan yang dapat dinyatakan dalam bentuk lain”. Dengan demikian
hubungan kerja antara tenaga kerja dengan pengusaha adalah untuk mendapatkan upah yang
- Menurut Imam Soepomo, Upah ialah bayaran yang diterima oleh tenaga kerja
sebagai pengganti jasa yang dikeluarkan oleh tenaga kerja selama masa kerja
Dari pengertian diatas, upah merupakan imbalan untuk pekerja atas pekerjaan
yang telah diselesaikan dan diperoleh berdasarkan jam kerja serta jumlah produk
yang di produksi.
Sistem pengupahan pada umunya di dasarkan pada 3 aspek fungsi upah, antara lain :
- Mencerminkan imbalan untk pekerja terhadap hasil kerja dan pemberian insentif
(2) Undang-Undang Dasar1945 bahwa “ Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ketentuan lainnya tertuang dalam
berlaku.
Kebijakan pemerintah untuk menjamin penghidupan yang layak bagi para pekerja
a) Kompensasi minimum
b) Upah lemburan
d) Upah tidak masuk kerja karena ada kegiatan lain diluar pekerjaan
Pengusaha dalam memberikan upah kepada tenaga kerja harus memperhatikan aspek
hukum mengenai upah minimum yang berlaku sesuai peraturan pemerintah pusat
maupun daerah , sehingga kebijakan tentang pembagian upah harus dilakukan secara
Jenis-jenis upah
1. Upah nominal
2. Upah nyata
3. Upah hidup
4. Upah minimum
Upah minimum yang ditetapkan gubernur atas usul Dewan Pengupahan Negara
minimum
5. Upah wajar
- Peraturan pajak
a) Perjam, hal ini di khusukan bagi pekerja yang bekerja separuh waktu
d) Bulanan
2. Berdasarkan satuan hasil