Anda di halaman 1dari 7

2.3.

2 kewajiban pengusaha sebagai pemberi kerja dalam hubungan

ketenagakerjaan

Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan telah

dijelaskan apa saja mengenai kewajiban-kewajiban seorang pengusaha sebagai pemberi kerja,

yang berfungsi sebagai pelindung bagi para tenaga kerja sesuai harkat dan martabat

kemanusiaan dalam ruang lingkup kerja, dengan demikian hal tersebut dimaksudkan untuk

menjamin hak-hak dasar pekerja serta menjamin kesamaan dan kesempatan untuk

mendapatkan perlakuan yang sama tanpa deskriminasi selain itu juga untuk mewujudkan

kesejahteraan para tenaga kerja dengan tetap memperhatikan perkembangan pada kemajuan

didunia usaha.

Kewajiban pengusaha merupakan suatu prestasi yang wajib dipenuhi dan dilakukan

oleh pengusaha, untuk memenuhi kepentingan tenaga kerja.

Adapun kewajiban yang harus di penuhi oleh pengusaha antara lain :

1. Kewajiban membayar upah

kewajiban utama bagi pegusaha ialah membayar upah untuk pekerjanya yang

wajib dibayar secara tepat waktu. Dalam hubungan kerja ketentuan mengenai upah

juga berubah dikarenakan adanya campur tangan pemerintah dalam hukum publik

tentang penetapan besarnya upah terendah yang dibayarkan oleh pengusaha sesuai

upah minimum. Hal ini diatur dalam pasal 88 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 Tentang Pengupahan dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 Tentang

Perlindungan Upah.

2. Kewajiban memberikan istirahat/cuti


Pengusaha sebagai pemberi kerja wajib memberikan waktu jam istirahat berupa cuti

tahunan secara teratur selama 12 hari kerja, selain itu pekerja memiliki hak cuti

panjang selama 2 bulan bekerja diperusahaan dalam waktu 6 bulan bekerja secara

terus-menerus.

3. Kewajiban untuk melaksanakan ketentuan jam/waktu kerja

Pengaturan tentang jam kerja telah diatur secara khusus dalam Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 pasal 77 ayat 1, pengusaha berkewajiban untuk melaksanakan

ketentuan jam kerja dalam 2 sistem yakni :

- 7 jam dalam kerja 1 hari atau 40 jam dan 1 minggu kerja untuk 6 hari kerja dalam

1 minggu

- 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu kerja untuk 5 kerja

dalam 1 minggu.

Ketentuan diatas mengatur mengenai batasan pada jam kerja yaitu 40 jam dalam

1 minggu. Apabila melebihi ketentuan tersebut, pekerja dianggap masuk sebagai

waku lembur kerja sehingga berhak atas upah lembur. Peraturan tersebut tidak

berlaku untuk jenis dan sektor pekerjaan tertentu.

4. Memberikan surat keterangan

Berdasarkan ketentuan pasal 1602 ayat (1) dan (2) mengatur secara khusus

bahwa pengusaha wajib memberikan surat keterangan bertanggal yang telah

ditandatangani oleh pengusaha sebagai pemberi kerja. Surat keterangan

tersebut harus mencantumkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan masa

kerja antara pekerja dengan pengusaha dalam hubungan kerja. Pengusaha

mengeluarkan surat tersebut atas permintaan karyawan itu sendiri ketika

memutuskan hubungan kerja sebagai bukti pengalaman selama bekerja,

jabatan dan ketampilan khusus yang dimiliki. Dalam hal pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan oleh pekerja bukan karena hal negative melainkan atas

permintaannya sendiri. Sebagai aturan umum, surat keterangan dapat

digunakan sebagai modal utama pekerja untuk bergabung di perusahaan yang

baru.

5. Mengurus perawatan dan pengobatan pekerja

Pengusaha berkewajiban untuk memberika perawatan dan pengobatan kepada

pekerja yang tinggal satu rumah dengan pengusaha. ( Pasal 1602 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata ) dilansir dalam perkembangan hukum

ketenagakerjaan, kewajiban tersebut tidak hanya berlaku bagi pekerja yang

tinggal satu rumah. Perlindungan pegawai BPJS (Administrasi Asuransi

Sosial) menjamin perlindungan pekerja yang mengalami sakit, kecelakaan

atau meninggal dunia.

2.3.3 Pengaturan Hukum Tentang Pengupahan Dalam Hubungan

Ketenagakerjaan

Dalam hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha semata-mata untuk melakukan

pekerjaan demi mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membiayai diri sendiri dan

keluarga. Salah satu unsur terpenting dalam hukum ketenagakerjaan ialah tentang

pengupahan bagi tenaga kerja. Menurut pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang ketenagakerjaan “ Buruh merupakan setiap orang yang bekerja untuk

mendapatkan upah atau imbalan yang dapat dinyatakan dalam bentuk lain”. Dengan demikian

hubungan kerja antara tenaga kerja dengan pengusaha adalah untuk mendapatkan upah yang

dibayarkan menurut kesepakatan, perjanjian kerja dan peraturan perundang-undangan.

Pengertian upah menurut para ahli :


- Menurut Sadono Sukirno , Upah merupakan pembayaran untuk jasa fisik yang

telah dilakukan oleh tenaga kerja kepada pengusaha.

- Menurut Imam Soepomo, Upah ialah bayaran yang diterima oleh tenaga kerja

selama melakukan pekerjaan.

- Menurut Hadi Purwono, Upah adalah jumlah keseluruhan yang ditetapkan

sebagai pengganti jasa yang dikeluarkan oleh tenaga kerja selama masa kerja

dengan syarat-syarat tertentu.

Dari pengertian diatas, upah merupakan imbalan untuk pekerja atas pekerjaan

yang telah diselesaikan dan diperoleh berdasarkan jam kerja serta jumlah produk

yang di produksi.

Sistem pengupahan pada umunya di dasarkan pada 3 aspek fungsi upah, antara lain :

- Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja beserta keluarganya

- Mempunyai fungsi sosial

- Mencerminkan imbalan untk pekerja terhadap hasil kerja dan pemberian insentif

agar mendorong peningkatan produktivitas kerja serta pendapatan nasional

Kebijakan pemerintah tentang pengupahan bagi pekerja berdasarkan pasal 27 ayat

(2) Undang-Undang Dasar1945 bahwa “ Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ketentuan lainnya tertuang dalam

pasal 88 Undang-Undang Nomor. 13 Tahun 2003, “ Setiap pekerja berhak

memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan”. Ketentuan pengupahan ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha

dengan pekerja, tidak diperbolehkan bertentangan dengan standat pengupahan

dibawah minimum yang telah di tetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku.
Kebijakan pemerintah untuk menjamin penghidupan yang layak bagi para pekerja

dengan cara menetapkan kebijakan pengupahan yang mencakup :

a) Kompensasi minimum

b) Upah lemburan

c) Upah berhalangan tidak masuk kerja

d) Upah tidak masuk kerja karena ada kegiatan lain diluar pekerjaan

e) Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerja

f) Strategi dan bentuk pembayaran

g) Denda dan potongan upah

h) Upah untuk pembayaran pesangon

Pengusaha dalam memberikan upah kepada tenaga kerja harus memperhatikan aspek

hukum mengenai upah minimum yang berlaku sesuai peraturan pemerintah pusat

maupun daerah , sehingga kebijakan tentang pembagian upah harus dilakukan secara

adil sesuai ketentuan yang berlaku.

Jenis-jenis upah

1. Upah nominal

2. Upah nyata

Upah nyata ditentukan berdasarkan dari :

- Besar kecilnya jumlah uang yang diterima

- Besar kecilnya biaya hidup yang diperlukan

3. Upah hidup

4. Upah minimum

Upah minimum terdiri atas :

- Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/ kota


- Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota

Upah minimum yang ditetapkan gubernur atas usul Dewan Pengupahan Negara

serta tambahan Bupati/Wali Kota yang diperbolehkan Undang-Undang.

 Pasal 90 ayat (1) bahwa pengusaha dilarang membayar upah dibawah

minimum

 Pasal 90 ayat (2) menyatakan pengusaha dapat melakukan penagguhan

apabila kesulitan membayar Upah Minimum

5. Upah wajar

Faktor –faktor yang memperngaruhi berubah-rubahnya upah wajar antara lain :

- Kondisi perekonomian Negara

- Nilai upah rata-rata daerah tempat produksinya perusahaan

- Standar hidup para pekerja

- Posisi perusahaan dari segi perekonomian Negara

- Peraturan pajak

Berdasarkan peraturan pemerintah No.36 Tahun 2021 pasal 14 menetapkan peraturan

pemerintah menjadi 2 golongan :

1. Berdasarkan satuan waktu

a) Perjam, hal ini di khusukan bagi pekerja yang bekerja separuh waktu

b) Upah perjam dibayarkan atas kesepakatan pengusaha dan pekerja

c) Harian, perhitungan dalam upah harian dalam perusahaan dihitung

dengan sistem waktu kerja 6 hari dalam seminggu, upah sebulan

dibagi 25 bagi perusahaan dengan sistem kerja 5 hari dalam seminggu,

upah sebulan dibagi 21.

d) Bulanan
2. Berdasarkan satuan hasil

a) Sesuai pasal 14 huruf b upah berdasarkan satuan hasil ditetapkan

sesuai hasil pekerjaan yang disepakati

b) Besarnya upah dalam ayat 1 dilakukan atas dasar kesepakatan antara

pengusaha dengan pekerja.

Anda mungkin juga menyukai