Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

HUKUM KETENAGAKERJAAN

Nama : Simone Maldini Febrianto


NIM : 044074312

Uraikan Komponen Upah Minimun yang dipergunakan dalam sistem pengupahan di Indonesia !

Upah secara definitif dapat dilihat dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam Pasal 1
angka (30) dijelaskan bahwa :
“Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh
dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.”

Selain itu, upah juga dinyatakan oleh Dewan Penelitian Pengupahan Nasional sebagai suatu penerimaan
kerja untuk berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang kayak bagi kemanusiaan dan
produksi dinyatakan menurut suatu persetujuan Undang-undang dan Peraturan dan dibayarkan atas dasr
suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dengan penerima kerja.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2021, Pasal 7 ayat (1), Upah terdiri atas komponen :
1. Upah tanpa tunjangan;
2. Upak pokok dan tunjangan tetaol
3. Upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap; atau
4. Upah pokok dan tunjangan tidak tetap

Komponen pada upah tadi dijelaskan pada Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No: SE-07/MEN/1990,
yang menggolongkan penghasilan pekerja/buruh terdiri atas upah dan bukan upah. Adapun yang termasuk
upah terdiri dari :
1. Upah Pokok yaitu imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja/buruh menurut tingkat atau
jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan
2. Tunjangan Tetap yaitu suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang
diberikan secara tetap untuk pekerja/buruh dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan waktu
yang sama dengan pembayaran upah pokok seperti tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan
jabatan, dll. Tunjangan tetap pembayarannya dilakukan secara teratur dan tidak dikaitkan dengan
kehadiran pekerja/buruh atau pencapaian suatu prestasi kerja tertentu
3. Tunjangan Tidak Tetap yaitu suatu pembayaran yang secara langsung maupun tidak langsung
berkaitan dengan pekerja/buruh dan keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu yang
tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok seperti tunjangan transpor atau tunjangan
makan apabila diberikan berdasarkan kehadiran pekerja/buruh.
Sementara itu, penghasilan yang bukan upah terdiri dari :
1. Fasilitas yaitu kenikmatan dalam bentuk nyata/natura yang diberikan perusahaan oleh karena
hal-hal khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh seperti fasilitas kendaraan,
pemberian makan cuma-cuma, sarana ibadah, tempat penitipan bayi, dll.
2. Bonus yaitu pembayaran yang diterima pekerja dari hasil keuntungan perusahaan atau karena
pekerja berprestasi meningkatkan produksi dari target normal.
3. THR, Gratifikasi, dan pemberian keuntungan lainnya.

Dalam Pasal 88 ayat (3) UU Ketenagkaerjaan dikatakan bahwa, Kebijakan Pengupahan yang Melindungi
Pekerja/buruh meliputi :
a. upah minimum;
b. upah kerja lembur;
c. upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
d. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;
e. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
f. bentuk dan cara pembayaran upah;
g. denda dan potongan upah;
h. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
i. struktur danskala pengupahan yang proporsional;
j. upah untuk pembayaran pesangon;dan
k. upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

Upah minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri
untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan
kebutuhan yang layak di setiap provinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Provinsi. Upah
minimum ditentukan oleh Gubernur setelah mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Pengupahan
Provinsi yang terdiri dari pihak pengusaha, pemerintah dan serikat buruh/serikat pekerja ditambah
perguruan tinggi dan pakar. Adapun yang dimaksud mengenai upah minimum sebagaimana dimuat dalam
Pasal 88 ayat (3) huruf (a), tercantum dalam Pasal 89 sebagai berikut :
1. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf (a) dapat terdiri atas :
a. Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota;
b. Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.
2. Upah Minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan kepada pencapaian kebutuhan
hidup layak. Dijelaskan lebih lanjut bahwa yang dimaksud dengan diarahkan kepada pencapaian
kebutuhan hidup layak dalam ayat ini ialah setiap penetapan upah minimum harus disesuaikan
dengan tahapan pencapaian perbandingan upah minimum dengan kebutuhan hidup layak yang
besarannya ditetapkan oleh Menteri.
3. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur dengan
memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/Walikota.
4. Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.
Dalam Pasal 90 UU Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa :
1. Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 89.
2. Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 89 dapat dilakukan penangguhan.
3. Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.

Apabila pengusaha memperjanjikan pembayaran upah yang lebih rendah dari upah minimum, maka
kesepakatan tersebut batal demi hukum, sesuai dengan yang tercantum pada Pasal 91 UU
Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa; (1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan
antara pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari
ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam hal
kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah
pekerja/buruh menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Komponen upah sendiri tercantum dalam Pasal 94 UU Ketenagakerjaan yang berbunyi :


“Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok
sedikit-dikitnya 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.”
Lebih lanjut, dalam Pasal 7 angka (2) PP No. 36 tahun 2021 tentang Pengupahan diatur mengenai
persentase upah berdasarkan komponen upah, yakni dalam hal komponen Upah terdiri atas Upah pokok
dan tunjangan tetap, besarnya Upah pokok paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah Upah
pokok dan tunjangan tetap. Dilanjutkan pada padal 7 angka (3), dalam hal komponen Upah terdiri atas
Upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap, besarnya upah pokok paling sedikit 75% (tujuh
puluh lima persen) dari jumlah Upah pokok dan tunjangan tetap.

Upah minimum bertujuan utama untuk memastikan bahwa pekerja yang berada di tingkat paling rendah
di pasar tenaga kerja tetap mendapatkan upah yang adil dan pantas. Pemerintah secara teratur
menyesuaikan kenaikan upah minimum agar mencerminkan perubahan dalam tingkat kesempatan kerja,
produktivitas pekerja, dan penetapan per kapita.
Sumber :
Modul 5 - ADBI 4336

UU Nomor 13 tahun 2003 : https://peraturan.bpk.go.id/Details/43013

Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2021:


https://peraturan.bpk.go.id/Details/161909/pp-no-36-tahun-2021

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No: SE-07/MEN/1990:


https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/626/surat-edaran-menteri-tenaga-kerja-nomor-se07men19
90-tahun-1990

https://www.online-pajak.com/seputar-pph21/komponen-gaji

https://www.hukumonline.com/klinik/a/4-komponen-upah-karyawan-dan-rumus-hitungnya-lt4d6724306d
dc7/#_ftn4

https://setkab.go.id/inilah-peraturan-pemerintah-nomor-78-tahun-2015-tentang-pengupahan/

Anda mungkin juga menyukai