NPM : 19221005
KELAS :B
HUKUM BISNIS
Pasal 43
dihapus
pasal 44
dihapus
UU Ketenagakerjaan:
Pasal 45 Pasal 45
(1) Pemberi kerja tenaga kerja
asing wajib:
UU Ketenagakerjaan:
a. menunjuk tenaga kerja warga
(1) Pemberi kerja tenaga kerja negara Indonesia sebagai tenaga
asing wajib: pendamping tenaga kerja asing
yang dipekerjakan untuk alih
a. menunjuk tenaga kerja warga teknologi dan alih keahlian dari
negara Indonesia sebagai tenaga tenaga kerja asing;
pendamping tenaga kerja asing
yang dipekerjakan untuk alih b. melaksanakan pendidikan dan
teknologi dan alih keahlian dari pelatihan kerja bagi tenaga kerja
tenaga kerja asing; dan Indonesia sebagaimana dimaksud
pada huruf a yang sesuai dengan
b. melaksanakan pendidikan dan kualifikasi jabatan yang diduduki
pelatihan kerja bagi tenaga kerja oleh tenaga kerja asing; dan
Indonesia sebagaimana dimaksud
pada huruf a yang sesuai dengan c. memulangkan tenaga kerja asing
kualifikasi jabatan yang diduduki ke negara asalnya setelah
oleh tenaga kerja asing. hubungan kerjanya berakhir.
Pasal 47
Pasal 47
1) Pemberi kerja wajib membayar
kompensasi atas setiap tenaga
(1) Pemberi kerja wajib
kerja asing yang dipekerjakannya.
membayar kompensasi atas setiap
tenaga kerja asing yang
(2) Kewajiban membayar
dipekerjakannya.
kompensasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak
(2) Kewajiban membayar
berlaku bagi instansi pemerintah,
kompensasi sebagaimana
perwakilan negara asing, badan
dimaksud dalam ayat (1) tidak
internasional, lembaga sosial,
berlaku bagi instansi pemerintah,
lembaga keagamaan, dan jabatan
perwakilan negara asing, badan-
tertentu di lembaga pendidikan.
badan internasional, lembaga
sosial, lembaga keagamaan, dan
(3) Ketentuan mengenai besaran
jabatan-jabatan tertentu di
dan penggunaan kompensasi
lembaga pendidikan.
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur sesuai ketentuan
(3) Ketentuan mengenai jabatan-
peraturan perundang-undangan. -
jabatan tertentu di lembaga Dalam UU Cipta Kerja
pendidikan sebagaimana menghapuskan ketentuan
dimaksud dalam ayat (2) diatur pembayaran kompensasi di
dengan Keputusan Menteri. lembaga pendidikan terhadap
jabatan-jabatan tertentu di lembaga
(4) Ketentuan mengenai besarnya pendidikan yang diatur dalam
kompensasi dan penggunaannya keputusan menteri
diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 48
dihapus
Pasal 49 Pasal 49
Pekerja Kontrak
Pasal 56 Pasal 56 ditambah dua ayat yakni
ayat 3 dan 4 yang mengatur
(1) Perjanjian kerja dibuat untuk mengenai jangka waktu selesainya
waktu tertentu atau untuk waktu pekerjaan ditentukan melalui
tidak tertentu. perjanjian kerja. Perjanjian kerja
diatur dengan peraturan
(2) Perjanjian kerja untuk waktu pemerintah.
tertentu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) didasarkan atas:
Pasal 59 Pasal 59
(3) Perjanjian kerja untuk waktu (3) Perjanjian kerja untuk waktu
tertentu dapat diperpanjang atau tertentu yang tidak memenuhi
diperbaharui. ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), maka
(4) Perjanjian kerja waktu tertentu demi hukum menjadi perjanjian
yang didasarkan atas jangka kerja waktu tidak tertentu.
waktu tertentu dapat diadakan
untuk paling lama 2 (dua) tahun (4) Ketentuan lebih lanjut
dan hanya boleh diperpanjang 1 mengenai jenis dan sifat atau
(satu) kali untuk jangka waktu kegiatan pekerjaan, jangka waktu,
paling lama 1 (satu) tahun. dan batas waktu perpanjangan
perjanjian kerja waktu tertentu
(5) Pengusaha yang bermaksud diatur dengan Peraturan
memperpanjang perjanjian kerja Pemerintah
waktu tertentu tersebut, paling
lama 7 (tujuh) hari sebelum
perjanjian kerja waktu tertentu
berakhir telah memberitahukan
maksudnya secara tertulis kepada
pekerja/buruh yang bersangkutan.
Pasal 61 Pasal 61
Pasal 65 dihapus
Upah
Upah satuan hasil dan waktu tidak Ada upah satuan hasil dan waktu.
di atur dalam Undang-Undang Upah satuan hasil adalah upah
Ketenagakerjaan yang ditetapkan berdasarkan satu
waktu seperti harian, mingguan
atau bulanan.
Pasal 88 Pasal 88
Pemutusan
Pasal 151 (1) Pengusaha, pekerja/buruh,
Hubungan Kerja
(PHK): serikat pekerja/serikat buruh, dan
UU Ketenagakerjaan: pemerintah, harus mengupayakan
agar tidak terjadi pemutusan
(1) Pengusaha, pekerja/buruh,
serikat pekerja/serikat buruh, dan hubungan kerja.
pemerintah, dengan segala upaya
harus mengusahakan agar jangan (2) Dalam hal pemutusan
terjadi pemutusan hubungan kerja. hubungan kerja tidak dapat
dihindari maka maksud dan alasan
(2) Dalam hal segala upaya telah pemutusan hubungan kerja
dilakukan, tetapi pemutusan diberitahukan oleh pengusaha
hubungan kerja tidak dapat kepada pekerja/buruh dan/atau
dihindari, maka maksud serikat pekerja/serikat buruh.
pemutusan hubungan kerja wajib
dirundingkan oleh pengusaha dan (3) Dalam hal pekerja/buruh telah
serikat pekerja/serikat buruh atau diberitahu dan menolak pemutusan
dengan pekerja/buruh apabila hubungan kerja maka penyelesaian
pekerja/buruh yang bersangkutan pemutusan hubungan kerja wajib
tidak menjadi anggota serikat dilakukan melalui perundingan
pekerja/serikat buruh. bipartit antara pengusaha dengan
pekerja/buruh dan/atau serikat
(3) Dalam hal perundingan pekerja/serikat buruh.
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) benar-benar tidak (4) Dalam hal perundingan bipartit
menghasilkan persetujuan, sebagaimana dimaksud pada ayat
pengusaha hanya dapat (3) tidak mendapatkan kesepakatan
memutuskan hubungan kerja maka pemutusan hubungan kerja
dengan pekerja/buruh setelah dilakukan melalui tahap berikutnya
memperoleh penetapan dari sesuai mekanisme penyelesaian
lembaga penyelesaian perselisihan perselisihan hubungan industrial.
hubungan industrial
Dalam UU Cipta Kerja
ditambahkan ayat 3 yang mengatur
jika pekerja/buruh menolak
pemutusan hubungan kerja.
Penyelesaian PHK wajib dilakukan
melalui perundingan bipartit antara
pengusaha dengan buruh atau
perwakilannya
UU Ketenagakerjaan:
UU Ketenagakerjaan:
Libur dan
pasal 78 Dalam UU Cipta Kerja, batas
Lembur
maksimal lembur diubah menjadi 4
(1) Pengusaha yang jam dalam sehari dan 18 jam
mempekerjakan pekerja/buruh dalam seminggu.
melebihi waktu kerja
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi
syarat:
Pasal 80 Menyatakan:
Pasal 83 dihapus
Pasal 82 dihapus