Anda di halaman 1dari 16

PERJANJIAN

KERJA
• Ps. 1601 B.W. ttg. Perjanjian Untuk Melakukan
Pekerjaan
– Perjanjian untuk melakukan sementara jasa =
perjanjian pemberian kuasa (Ps. 1792 B.W.)
– Perjanjian pemborongan (Ps. 1604 & 1601 b
 Ps. 64 UU No. 13/2003).
– Perjanjian kerja (PS. 1601 a B.W.  Ps. 1
angka 14 UU No. 13/2003).
• Pasal 1 angka 14 UU No. 13/2003 ttg Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/
buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang
memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para
pihak.

Ps. 1 angka 15 UU No. 13/2003 ttg Hubungan Kerja


Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha
dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja,
yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah.
 Ps. 56 UU No. 13/2003 ttg. Jenis
Perjanjian Kerja
1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu  KepMen
T.K. No. 100/Men/VI/2004.
2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu.
Ps. 51 UU No. 13/2004 ttg. Bentuk Perjanjian
1. Lisan & tertulis
2. Harus tertulis (ps. 57 UU No. 13/2003 & Ps. 399
KUHD & Ps. 1601 d KUH Per).

Ps. 1320 B.W. --> Ps. 52 UU No. 13/2003 ttg Sahnya


Perjanjian Kerja
a. Kesepakatan kedua belah pihak ;
b. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan
hukum;
c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan
dengan ketertiban umum, kesusilaan dan peraturan
per-UU-an yang berlaku.
PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN
(Menyerahkan sebagian Pekerjaan Pasal 64 UU No. 13/2003)

PERUSAHAAN PENGGUNA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA


JASA PEKERJA

Syarat KepMenaker No. 220 Tahun 2004 Syarat KepMenaker No. 101 Tahun 2004
1.Merupakan kegiatan penunjang (kegiatan yg 1.Harus berbadan hukum
mendukung kegiatan utama) 2.Sudah terdaftar di Depnaker setempat
2.Kegiatan tersebut terpisah dari kegiatan utama 3.Ijin operasional (ada AD, SIUP) tanggung jawab
3.Ada perintah langsung dan tidak langsung dari perlindungan upah dari penyedia jasa
pemberi kerja agar sesuai dengan standart yg 4.Hubungan kerja tertentu dan tidak tertentu dengan
diinginkan pekerja.
4.Laporan kepada Depnaker setempat khususnya
alur kerja yg diotonomikan.

Psl. 65 UU No. 13/2003

Perjanjian harus dibuat secara tertulis


Perjanjian harus memenuhi syarat, beban pekerjaan yg
diserahkan adalah:
Kalau syarat ini tidak terpenuhi maka -Pekerjaan yg merupakan kegiatan penunjang/bukan yg
demi hukum status berubah menjadi pokok
hubungan kerja dng pemberi kerja -Pekerjaan dilakukan terpisah dari kegiatan utama
-Pekerjaan tidak menghambat produksi
-Ada perintah langsung/tdk langsung dari Pemberi kerja
Harus berbadan hukum dan memiliki ijin dari instansi yg
bertanggungjawab/Depnaker (Psl. 66).
PERJANJIAN KERJA DI BUAT TERTULIS, S’KURANG2’Y
MEMUAT:

a. NAMA, ALAMAT PERUSAHAAN, JENIS USAHA


b. NAMA, JENIS KELAMIN, UMUR, ALAMAT BURUH
c. JABATAN / JENIS PEKERJAAN
d. TEMPAT PEKERJAAN
e. BESAR UPAH & CARA PEMBAYARAN
f. SYARAT KERJA MEMUAT HAK / KEWAJIBAN
PENGUSAHA / BURUH
g. WAKTU & JANGKA WAKTU PERJANJIAN KERJA
h. TEMPAT & TANGGAL PERJANJIAN KERJA DI BUAT
i. TANDA TANGAN PARA PIHAK
A. PKWT

DASAR PKWT: a. JANGKA WAKTU


b. SELESAINYA SUATU PEKERJAAN TTU
• PKWT di buat TERTULIS, BHS. INDONESIA &
HRF LATIN

TDK TERTULIS PKWTT

• Apabila dibuat dalam 2 bahasa dan terjadi


perbedaan penafsiran antara keduanya, maka
yang berlaku adalah PKWT yang dibuat dalam
bahasa Indonesia
• PKWT TDK ADA MASA PERCOBAAN

Ada masa percobaan, BATAL DEMI HUKUM


• Pihak yang mengakhiri hubungan kerja sebelum
berakhirnya jangka waktu PKWT diwajibkan
membayar ganti rugi kepada pihak lainnya
sebesar upah pekerja sampai batas waktu
berakhirnya jangka waktu PKWT

• PKWT wajib dicatatkan oleh Pengusaha


kepada instansi yang bertanggung jawab
dibidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
setempat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sejak penandatanganan (kepmen no. 100 th
2004)
Jangka waktu PKWT
- Paling lama 2 (dua) tahun;
- Dapat diperpanjang 1 (satu) kali, paling lama 1 (satu)
tahun ; (dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari sebelum
PKWT berakhir dengan pemberitahuan tertulis).
- Dapat dilakukan pembaharuan 1(satu)kali, paling lama
2 (dua) tahun. (diadakan setelah melebihi masa
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari ).
PKWT HY U/ PEKERJAAN TTUYG MENURUT JENIS & SIFAT /
KEGIATAN PEKERJAAN’Y AKAN SELESAI DLM WKT TTU, YAITU:

• PEKERJAAN SEKALI SELESAI / SEMENTARA SIFAT’Y

• PEKERJAAN YG SELESAI DALAM WKT TDK T’LALU


LAMA & PALING LAMA 3 TH

• B’SIFAT MUSIMAN

• PEKERJAAN YG B’HUB DG PRODUK BARU,


KEGIATAN BARU, PRODUK TAMBAHAN YG MASIH
DLM PERCOBAAN / PENJAJAKAN
• PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
Note:
Pekerjaan yang bersifat tetap adalah pekerjaan yang
bersifat terus menerus, tidak terputus-putus, tidak
dibatasi waktu, dan merupakan bagian dari suatu
proses produksi dalam satu perusahaan atau pekerjaan
yang bukan musiman

• Syarat kerja dalam PKWT tidak boleh lebih rendah


dari ketentuan perundangan yang berlaku
KETERANGAN
Hal-hal yang dapat menyebabkan PKWT menjadi PKWTT:

1.Tidak dibuat secara tertulis, tidak dalam bahasa


Indonesia dan tidak menggunakan tulisan huruf latin.
2.Perpanjangan PKWT tidak dilakukan dengan
pemberitahuan tertulis dalam waktu 7 (tujuh) hari sebelum
berakhirnya jangka waktu PKWT.
3.Pembaharuan PKWT tidak melalui masa tenggang 30
(tiga puluh) hari setelah berakhirnya perpanjangan PKWT
B. PKWTT

• ADA MASA PERCOBAAN PALING LAMA 3 BLN


DI LARANG

MEMBAYAR DI BAWAH UMR


• PK B’AKHIR BILA:
- PEKERJA MENINGGAL
- BERAKHIR JANGKA WKT PK
- ADANYA PUTUSAN PENGADILAN / PHI
- ADA PERISTIWA DLM PK, PP, PKB YG
MENYEBABKAN BERAKHIRNYA PK
PKWTT LISAN
PENGUSAHA

WJB M’BUAT SURAT PENGANGKATAN

SURAT PENGANGKATAN S’KURANG2’Y


MEMUAT:
a. NAMA & ALAMAT PEKERJA / BURUH
b. TGL MULAI BEKERJA
c. JENIS PEKERJAAN
d. BESAR UPAH

Anda mungkin juga menyukai