Anda di halaman 1dari 16

JURNAL GASTRONOMI INDONESIA

ISSN: 2302-8475 E-ISSN : 2581 - 1045


Volume 5 Nomor 1 September 2017

EKSPLORASI MAKANAN TRADISIONAL BALI DI


KABUPATEN BANGLI
A.A. KETUT ALIT PUJAWAN & NI PUTU EKA TRISDAYANTI ....... 1 - 12

PENGARUH PEMBERIAN BAKING SODA TERHADAP


KUALITAS MIE BASAH
MARIO SYARIF & I NYOMAN SUKANA SABUDI ............................... 13- 24

KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN


McDonald’s DI KOTA DENPASAR
PUTU MIRA ASTUTI PRANADEWI ...................................................... 25- 43

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK WINE LOKAL DAN


WINE AUSTRALIA DENGAN BERBAHAN DASAR
GRAPE VARIETY CHARDONNAY
(STUDI KASUS UJI ORGANOLEPTIK)
NI LUH SUASTUTI & IDA AYU YULYARINI SUGIANTARI ............. 44-58

TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP WISATA KULINER


DI KABUPATEN BADUNG
(Studi Kasus : Kawasan Pantai Kedonganan)
I WAYAN MERTHA & NOVANTI MURNI PRASETYAWATI ............. 59-74

KOMODIFIKASI GUDEG YOGYAKARTA DAN PENGEMBANGAN


DALAM INDUSTRI PARIWISATA
SUNAR ................................................................................................................... 75- 88
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
ISSN. 2302 - 8475
Volume 3 Nomor 1 Juni 2015

Penyunting Ahli / Mitra Bestari:

Prof. Dr. H.M. Ahman Sya


Deputi Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar RI

Dr. I Made Suradnya, M.Sc.


Akademi Senior Bidang Hospitaliti & Pariwisata

Dr. Ir. Sri Naruki, M.Si.


Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Ir. A.A. Putu Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., Ph.D.
Ketua Konsorsium Riset Pariwisata
Universitas Udayana, Denpasar

Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MT., Ph.D.


Universitas Udayana

Drs. Joko Suyono, M.Sc.


STP Bandung

Chef Widjiono Yono Purnomo


Chef & Pemilik Restauran Indonesia di New York USA
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Pembina : Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali

Penanggung Jawab
Drs. Dewa Gede Ngurah Byomantara, M.Ed.

Ketua Redaktur
Dr. I Wayan Mertha, SE., M.Si.

Wakil Ketua Redaktur


Putu Diah Sastri Pitanatri,S.ST.Par.,M.Par

Penyunting Editor
Sunar, S..Pd.,M.Agb (Koor)
I Made Rumadana, SE., M.Par
Ir. I Nyoman Sukana Sabudi, MP

Desain Grafis
Putu Gargita (Koor)
I Putu Bali Pradika, S.Kom.
I Made Budi, S.Kom

Sekretariat
I Wayan Giriana (Koor)
Ni Komang Putri Ermayani, S.Pd.
I Gusti Nyoman Arsana, SE
I Nyoman Rinala, SE., M.Pd.
I Made Dwi Suryawan, SE.

Jurnal Gastronomi Indonesia Diterbitkan oelh Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada
Masyarakat, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali sekali setahun pada bulan juni,
pertama kali terbit bulan Juni 2012

Alamat Penyunting : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakaat, STP Nusa
Dua Bali, Jl. Darmawangsa, Bukit Kampial, P.O. Box 2 Nusa 80363 Bali,
Telepon : (0361) 773537, 773538, Fax : (0361) 774821, E-mail :puslit@stpbali.ac.id
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017

EKSPLORASI MAKANAN TRADISIONAL BALI


DI KABUPATEN BANGLI

A.A. KETUT ALIT PUJAWAN


aalitpujawan@yahoo.com

Program Studi Manajemen Tata Boga


Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali
Jl. Dharmawangsa, Kampial, Nusa Dua Bali, Telp: (0361) 773537

NI PUTU EKA TRISDAYANTI


eka.trisdayanti@yahoo.com

Program Studi Manajemen Tata Boga


Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali
Jl. Dharmawangsa, Kampial, Nusa Dua Bali, Telp: (0361) 773537

ABSTRACT
Traditional Balinese food is one of the nation’s cultures inherited by the ancestors
that are increasingly eroded and will slowly be abandoned. In view of these facts,
the traditional Balinese food needs to be explored for inventory and documentation
that can later be preserved and introduced to local and international communities
to strengthen the nation’s identity. In this research the object of research is the
traditional culinary in Bangli regency. The location of the data was collected in
all subdistricts in Bangli District, Bangli Subdistrict, Susut Subdistrict, Tembuku
Subdistrict, and Kintamani District. Data collection is done in traditional markets,
where traditional culinary sellers, at home. Technique of collecting data of this
research that is by way of survey. The survey conducted interviews with producers
who produce / sell the traditional food. The survey was conducted by visiting and
interviewing respondents directly by using a list of questions of information desired
from the respondents, especially regarding the names of the traditional foods
being processed, the materials used, and the processing. Data analysis technique
of this research is descriptive qualitative. Based on research result, the number
of Balinese traditional food in Regency of Bangli counted 90 species, consisting
of 4 types (4,4%) main food, 47 kinds (52,2%) side dish consisting of 40,4%
vegetable side dishes And 59.6% of animal products, 34 types (37.8%) of snack,
and 5 (5.6%) beverages. The ingredients used in this traditional culinary
manufacture are sourced from the local (local) area, but there are also some
ingredients sourced from other regions. Regarding the processing of traditional

1
PUJAWAN & TRISDAYANTI: EKSPLORASI MAKANAN TRADISIONAL BALI
DI KABUPATEN BANGLI

culinary in Bangli regency, the method used is still traditional. In addition, the
method used is still hereditary without referring to the recipe and still use the
habit. The cooking methods used in traditional culinary making in Bangli
Sub-district consist of: steamed, boiled, baked, pan-fried, and fried. However,
some traditional culinary in Bangli regency is processed without using
cooking process, such as in making some beverages, such as loloh cemcem,
loloh turmeric and daluman where the ingredients are used only water is
taken only.

Keywords: Exploration, Traditional Food, Bangli

PENDAHULUAN tersendiri yang ingin mendapat


Pengembangan pariwisata di Bali pengalaman tidak saja dari keindahan
tidak terlepas dari adanya kuliner sebagai alam, tetapi juga makanan tradisional yang
salah satu daya tarik wisata. Wisatawan disajikan.
yang berkunjung ke suatu daerah tentunya Pangan tradisional memiliki nilai
ingin mencoba pangan tradisional daerah yang sangat strategis yaitu ikut
tersebut. Pangan tradisional merupakan mempercepat proses diversifikasi
pangan yang sudah turun temurun konsumsi pangan yang beragam, bergizi,
dihasilkan atau dikonsumsi, serta aman. Hal ini disebabkan karena
menggunakan bahan yang dihasilkan pangan tradisional jumlahnya banyak,
lokal, diolah secara khas di suatu daerah jenisnya beragam dan memiliki nilai gizi
(Suter, 2014). Pangan tradisional di Bali yang cukup, serta aman dikonsumsi
sangat beragam yang tersebar di seluruh karena dalam pengolahannya pada
Kabupaten/kota, menggunakan bahan umumnya tidak menggunakan bahan
baku yang tersedia secara lokal dan tambahan kimia yang berbahaya. Di
memiliki citarasa yang disukai oleh samping itu bahan-bahan yang digunakan
masyarakat dan wisatawan di Bali. adalah bersifat lokal (tidak diimpor)
Makanan tradisional Bali tidak hanya sehingga tidak tergantung kepada daerah
berfungsi sebagai konsumsi sehari-hari, atau negara lain. Saat ini ada
akan tetapi di dalamnya juga terdapat kecendrungan masyarakat termasuk
warisan budaya, unsur obat-obatan, serta wisatawan domestik dan wisatawan asing
sekaligus sebagai sarana pelaksanaan adat yang datang ke Bali memilih makanan
dan tradisi. Makanan tradisional Bali alamiah termasuk didalamnya makanan
mempunyai peranan penting sabagai daya tradisional karena alasan lebih kecilnya
tarik wisata karena makanan juga bisa resiko mendapat gangguan kesehatan
menjadi pusat pengalaman wisatawan itu dibandingkan dengan bila mengkonsumsi

2
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017

makanan modern yang umumnya kaya pada saat ini belum diketahui secara pasti.
lemak dan gula yang berisiko tinggi Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
mendapat serangan jantung dan penyakit tahun 1999 oleh Pusat Kajian Makanan
kencing manis (Yusa dan Suter, 2013). Tradisional (PKMT) Universitas Udayana
Makanan tradisional Bali yang dilaporkan oleh Suter, et al. (1999)
diperlukan untuk memperkuat identitas di daerah Bali ada 281 jenis makanan, 174
bangsa. Seperti halnya di beberapa Negara jajanan dan 73 jenis minuman. Penelitian
yang secara aktif dan tegas sebelumnya tentang kajian makanan
memperkenalkan makanannya kepada tradisional Bali pernah dilakukan di
dunia dalam rangka memperkuat Kabupaten Gianyar Bali tahun 2013.
bangsanya. Disamping itu, dari segi Terdapat 108 jenis makanan tradisional
pelestarian makanan juga dapat Bali di Kabupaten Gianyar yang terdiri
menambah ekonomi (devisa) Negara, dari 44 lauk pauk, 47 jajanan, dan 17 jenis
ketahanan nasional, dan menjaga harga minuman (Yusa dan Suter, 2013), namun
diri bangsa. Namun makanan tradisional belum mengeksplor mengenai bahan
Bali yang merupakan warisan budaya utama dan pengolahan makanan tersebut.
kemungkinan secara perlahan dapat Berdasarkan permasalahan tersebut,
terkikis dan ditinggalkan. Hal tersebut bisa maka makanan tradisional Bali perlu
terjadi karena dampak dari pasar bebas dieksplorasi, diinventarisasi, dan
dan globalisasi. Pada era globalisasi saat didokumentasikan yang nantinya bisa
ini makanan tradisional muncul dilestarikan dan diperkenalkan kepada
berdampingan dengan makanan modern masyarakat lokal dan internasional untuk
produk negara lain. Hal tersebut dapat memperkuat identitas bangsa dan menjadi
dilihat sebagian anak-anak muda ketertarikan tersendiri terhadap para
mengganggap makanan asing adalah jenis wisatawan. Penelitian eksplorasi makanan
makanan yang bergengsi. Ditambah lagi Bali ini diawali di Kabupaten Bangli,
masyarakat Bali sendiri juga belum karena pengetahuan masyarakatnya
banyak mengetahui makanan tradisional terhadap bahan utama, teknik pengolahan,
Bali. Hal ini dibuktikan dari hasil dan kaitannya dengan sosial budaya dari
penelitian yang dilakukan oleh Agustini makanan tradisional Bali masih sangat
(2016) di salah satu kecamatan di kurang. Hal ini berdasarkan hasil
Kabupaten Bangli; 56,7% pengetahuan penelitian yang dilakukan oleh Agustini
masyarakatnya kurang terhadap ragam (2016) di Kecamatan Bangli Kabupaten
makanan tradisional Bali yang ada di Bangli, 50% responden pengetahuan
wilayah kecamatannya. masyarakatnya sangat kurang terhadap
Adapun data mengenai jumlah dan bahan utama, teknik pengolahan, dan
jenis pangan tradisional yang ada di Bali kaitannya dengan sosial budaya dari

3
PUJAWAN & TRISDAYANTI: EKSPLORASI MAKANAN TRADISIONAL BALI
DI KABUPATEN BANGLI

makanan tradisional Bali di wilayah Teknik analisis data penelitian ini


kecamatannya. Atas dasar pertimbangan adalah deskriptif kualitatif. Data jumlah
tersebut di atas dan Kabupaten Bangli makanan/minuman tradisional Bali di
menjadi salah satu pusat pengembangan Kabupaten Bangli dipresentasekan
pariwisata di daerah Bali, maka dilakukan jumlahnya berdasarkan jenisnya seperti
pendataan pangan tradisional Bali di lauk pauk, jajan, dan minuman. Hasil
Kabupaten Bangli dengan tujuan untuk wawancara di lapangan disusun sistematis
mengetahui jumlah, jenis, bahan, dan dan dinarasikan secara deskriptif. Untuk
pengolahan makanan tradisional Bali. memudahkan dalam penyajian, beberapa
Penelitian eksplorasi makanan Bali ini data disajikan dalam bentuk tabel.
diawali di Kabupaten Bangli, dengan
harapan untuk kabupaten lain dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan pada penelitian berikutnya. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Bangli adalah sebuah
METODE kabupaten yang terletak di Provinsi Bali,
Dalam penelitian ini yang menjadi Indonesia. Kabupaten Bangli terletak
objek penelitiannya adalah kuliner diantara 115’13’48" sampai 115’27’24"
tradisional di Kabupaten Bangli. Lokasi Bujur Timur dan 8’8’ sampai 8’31’87"
pengambilan data dilakukan di seluruh Lintang Selatan. Posisinya berada di
Kecamatan di Kabupaten Bangli yaitu tengah-tengah Pulau Bali sehingga
Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, merupakan satu-satunya kabupaten yang
Kecamatan Tembuku, dan Kecamatan tidak memiliki pantai/laut. Luas
Kintamani. Pengambilan data dilakukan Kabupaten Bangli tahun 2012 sebesar
di pasar-pasar tradisional, di tempat 520,81 km atau 9,25% dari luas Provinsi
penjual kuliner tradisional, di rumah, dll. Bali, dengan ketinggian 100 – 2.152 m
Dalam penelitian ini, sumber data dpl, sehingga tanaman apa saja bis
yang digunakan adalah data primer dan atumbuh di daerah ini, curah hujan 1.947
data sekunder. Responden penelitian ini mm/bulan, dan kelembaban 68% (BPS
yaitu produsen atau pedagang kuliner Kabupaten Bangli, 2016). Kabupaten
tradisional. Bangli terdiri dari 4 kecamatan, 4
Teknik pengumpulan data penelitian kelurahan, dan 56 desa. Kecamatan-
ini yaitu dengan cara survei. Survei kecamatan tersebut yaitu Kecamatan
dilakukan wawancara terhadap produsen Susut (49,31 km2), Kecamatan Bangli
yang memproduksi/menjual pangan (56,26 km2), Kecamatan Tembuku (48,32
tradisional untuk mendapatkan informasi km2), dan Kecamatan Kintamani (366,92
mengenai nama jenis pangan tradisional km2). Ibu Kotanya berada di Kecamatan
yang diolah, bahan yang digunakan, dan Bangli. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten ke
proses pengolahannya. Ibu Kota Provinsi sekitar 40 km.

4
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017

Walaupun tidak mempunyai Ragam, Bahan Utama dan


wilayah laut, Kabupaten Bangli Pengolahan Kuliner Tradisional di
menyimpan sejumlah potensi yang Kabupaten Bangli
menjanjikan seperti keindahan panorama Berdasarkan hasil survei dan
gunung dan Danau Batur di Kintamani. wawancara dilokasi penelitian, diperoleh
Selain Danau Batur, terdapat beberapa beraneka ragam kuliner tradisional yang
objek wisata di Kabupaten Bangli antara terdapat di Kabupaten Bangli. Kuliner
lain Pura Kehen, Desa Penglipuran, tersebut terdiri dari makanan utama, lauk
Terunyan, Air Terjun Dusun Kuning, Desa pauk, jajanan, dan minuman secara rinci
Purbakala Batukaang, Pura Dalem Jawa dijelaskan dalam tabel di bawah ini.
(Langgar), Air Panas Penelokan.

Berdasarkan hasil penelitian, Kabupaten Bangli, metode yang


jumlah makanan tradisional Bali di digunakan masih bersifat tradisional.
Kabupaten Bangli sebanyak 90 jenis, yang
Selain itu metode yang digunakan
terdiri dari 4 jenis (4,4%) makanan utama,
masih bersifat turun-temurun tanpa
47 jenis (52,2%) lauk pauk yang terdiri
berpedoman pada resep dan masih
dari 40,4% lauk pauk berbahan nabati dan
menggunakan kebiasaan. Metode
59,6% lauk pauk berbahan hewani, 34
memasak yang digunakan dalam
jenis (37,8%) jajanan, dan 5 (5,6%) jenis
pembuatan kuliner tradisional di
minuman. Berdasarkan sumbernya,
Kecamatan Bangli terdiri dari: dikukus,
bahan-bahan yang digunakan dalam
direbus, dipanggang, ditumis, dan
pembuatan kuliner tradisional ini
digoreng. Sementara untuk pengertian
bersumber dari daerah setempat (lokal),
direbus disini dibagi lagi menjadi tiga
tetapi ada juga beberapa bahan yang
bersumber dari daerah lain. Mengenai yaitu: direbus di dalam air mendidih
pengolahannya kuliner tradisional di dengan tujuan agar bahan makanan
menjadi bebar-benar matang (boil),

5
PUJAWAN & TRISDAYANTI: EKSPLORASI MAKANAN TRADISIONAL BALI
DI KABUPATEN BANGLI

direbus dengan tujuan tidak membuat pemasakan, seperti dalam pembuatan


makanan menjadi matang (blanch),dan beberapa minuman, seperti loloh cemcem,
direbus bersamaan dengan bumbu (stew). loloh kunyit dan daluman dimana bahan
Selain yang diuraikan diatas, beberapa yang digunakan hanya diambil air
kuliner tradisional di Kabupaten Bangli perasannya saja.
diolah tanpa menggunakan proses

6
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017

7
PUJAWAN & TRISDAYANTI: EKSPLORASI MAKANAN TRADISIONAL BALI
DI KABUPATEN BANGLI

8
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017

9
PUJAWAN & TRISDAYANTI: EKSPLORASI MAKANAN TRADISIONAL BALI
DI KABUPATEN BANGLI

PENUTUP
yang terdiri dari makanan utama
Simpulan berjumlah 4 jenis, lauk pauk termasuk
makanan khusus berjumlah 47 jenis
Kuliner tradisional di Kabupaten (berbahan dasar nabati 19 jenis dan
Bangli terdiri dari berbagai ragam berbahan dasar hewani 28 jenis), jajanan
makanan sebanyak 90 jenis, yang dan makanan sampingan berjumlah 34
dikelompokkan menjadi empat kelompok jenis dan minuman berjumlah 5 jenis.

10
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017

Bahan utama yang digunakan dalam DAFTAR PUSTAKA


pembuatan kuliner tradisional di
Kabupaten Bangli dapat dikelompokkan A.Mizer, David et al. 2000. Food
kedalam bahan pangan segar dan bahan Preparration for The
pangan olahan, dimana sebagian besar Professional (3 rd Edition).
bahan digunakan merupakan bahan lokal Jhon Wiley & Sons, Inc.
yang berasal dari perkebunan, peternakan, Canada.
dan dari kolam air tawar. Agustini. 2016. Eksplorasi Kuliner
Kuliner tradisional di Kabupaten Tradisional Di Kecamatan
Bangli diolah dengan berbagai macam Bangli, Kabupaten Bangli.
metode pengolahan yang tradisional, yaitu Tugas Akhir. Nusa Dua: STP
dikukus (steamed), direbus (boiled, Nusa Dua Bali
stewed, poached, blanched), digoreng http://www.banglikab.go.id/index.php/
(deep fried), dibakar (grilled), kombinasi profil/15/Kondisi-Geografis
dan tanpa menggunakan proses memasak. http://www.banglikab.go.id/index.php/
profil/15/Kondisi-
Saran Kependudukan
Rumadana, I Made. 2012. Gastronomi
Dari berbagai uraian di atas, dapat Pada Tradisi Ulihan Sebagai
disarankan beberapa hal sebagai berikut: Daya Tarik Wisata di Desa
Bagi masyarakat setempat Wisata Belimbing, Kecama-
sebaiknya ikut berperan serta untuk tan Pupuan, Kabupaten
melestarikan warisan budaya yang berupa Tabanan. Tesis. Denpasar:
makanan tradisional. Program Pasca Sarjana
Bagi para peneliti selanjutnya, dapat Universitas Udayana
melanjutkan penelitian ini berupa nilai Indriati, Retno dan Gardjito, Murdijati.
gizi makanan, standarisasi resep sehingga 2014. Pendidikan Konsumsi
dapat disusun menjadi katalog makanan Pangan, Aspek Pengolahan
tradisional Bali khususnya di Kabupaten dan Keamanan. Jakarta:
Bangli, untuk merencanakan Prenada Media Group
pengembangan makanan tradisional Bali Soegiarto, D. 2008. Pengaruh Perilaku
dapat dipromosikan ke pasar dunia. Wisatawan Nusantar Ter-
Bagi STP lebih banyak melakukan hadap Wisata Kuliner di
penelitian eksplorasi kuliner tradisional Surakarta. Surakarta: Se-
guna membantu dan menjadikan STP kolah Tinggi Pariwisata Sahid
sebagai pusat informasi makanan Suandra, I Made. 1996. Dharma Caruban
tradisional Bali. (Tuntunan Ngebat). Den-
pasar: CV. Kayumas Agung

11
PUJAWAN & TRISDAYANTI: EKSPLORASI MAKANAN TRADISIONAL BALI
DI KABUPATEN BANGLI

Sri Sadjuni, Ni Luh Gede. 2006. Suter, IK., Arga IW, Kencana Putra IN,
Ekspektasi dan Persepsi Semadi Antara N, Sudira
Wisatawan Terhadap Gas- Jelantik AAM, Martini Harta-
tronomi Makanan Bali: Studi wan dan Setiawan IK. (1999).
Kasus Pada Restoran Hotel Inventarisasi 50 Jenis Ma-
di Kawasan Pariwisata Nusa kanan dan Minuman Daerah.
Dua-Kabupaten Badung. Pusat Kajian Makanan
Tesis. Denpasar: Program Tradisional Madya Univer-
Pasca Sarjana Universitas sitas Udayana, Bukit Jim-
Udayana. baran.
Yusa dan Suter. 2013. Kajian Pangan Tarwotjo, C. Soejoeti. 1998. Dassar-
Tradisional Bali dalam Dasar Ilmu Gizi Kuliner.
Rangka Pengembangannya Jakarta: PT. Gramedia Widia-
Menjadi Produk Unggulan di sarana Indonesia.
Kabupaten Gianyar. Denpasar
: Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan Universitas
Udayana

12

Anda mungkin juga menyukai