Disusun oleh:
Theresia Damayanti
24020117140072
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
I. PENDAHULUAN
Pada suku Batak Toba misalnya, mereka mempunyai makanan adat yaitu
Dekke Na Niarsik (ikan mas arsik) atau dekke naniura (Gambar 1). Dekke dalam
bahasa Indonesia berarti ikan. Tentunya ikan mempunyai makna khusus bagi
masyarakat Batak Toba sehingga dijadikan sebagai makanan adat. Mulai dari
kelahiran, menikah, hingga meninggal, bagi masyarakat Batak Toba masing-
masing memiliki prosesi yang wajib untuk dilaksanakan. Pada prosesi ini ada pesan
adat yang harus disampaikan. Dekke na niarsik atau ikan mas arsik adalah wujud
nyata nya, yakni sebuah hidangan khas Batak Toba yang menjadi simbol berkat
(pasu-pasu) kehidupan. Bila jumlah ikan yang akan diberikan lebih dari satu, maka
semua ikan harus dibariskan sejajar (Sembiring, 2018).
Dekke Na Niarsik itu penting dalam upacara adat Batak, terkait dengan
siklus kehidupan. Angka ganjil mempunyai arti sendiri dalam acara adat hantaran
Ikan arsik dimana jumlah ikan mempunyai makna. Satu ekor diperuntukan bagi
pasangan yang baru menikah. Tiga ekor diperuntukkan bagi pasangan yang baru
mempunyai anak. Lima ekor diperuntukkan bagi pasangan yang baru mempunyai
cucu. Tujuh ekor diperuntukkan bagi pemimpin bangsa Batak. Menurut Marpaung
(2014) bahwa konon, di dalam memberikan dekke na niarsik ini ada aturan yang
perlu dipatuhi. Tidak sembarang orang bisa memberikan dekke na niarsik. Hanya
hula-hula atau kerabat dari pihak istri saja yang boleh memberikan, baik itu orang
tua kandung, saudara laki-laki pihak istri, atau komunitas marga pihak istri. Karena
kuatnya budaya di makanan ini, maka pemilihan ikan mas atau dekke juga sangat
khusus, yang terbaik ikan mas berwarna merah.
Jenis rempah dan bumbu yang digunakan pada makanan adat Batak Toba
tersebut biasanya berasal dari sumber daya alam daerah orang Batak Toba dan
biasanya tidak terlalu sulit untuk didapatkan. Setiap rempah-rempah dan bumbu
yang digunakan pada makanan adat pada umumnya memiliki makna yang sama
dari setiap jenis bumbu dan rempah yaitu untuk menambah cita rasa makanan dan
setiap jenis bumbu dan rempah memiliki kandungan kimia yang baik bagi
kesehatan tubuh. Jenis rempah yang paling khas dari makanan adat toba ini adalah
Ketitir (andaliman) yang mempunyai kandungan kimia yang baik bagi kesehatan
tubuh dan rasanya yang pedas yang menggambarkan sifat orang batak yang keras
dan tegas. Tanggapan masyarakat terhadap makanan adat ini yaitu menginginkan
generasi muda Batak Toba agar tetap menggunakan dan melestarikan kebudayaan
ini agar tidak hilang karena perkembangan zaman dan munculnya makanan-
makanan baru yang lebih modern.
Makanan khas suku Batak bukan hanya dijual di rumah-rumah makan khas
daerah saja, akan tetapi sudah merambah ke restoran dan perhotelan. Naniura jenis
makanan suku Batak terbuat dari ikan yang tidak di masak. Namun rendaman asam
jungga yang secara kimiawi kemudian mengubah ikan mentah menjadi tidak terasa
amis dan siap disajikan. Rempah diambil dari sumber daya alam (SDA) setempat,
diantaranya Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) rasanya getir mengandung
carminativum, bawang batak (Allium odorum), Rias, Kincung, Kecombrang
(Nicolaia spciosa). Daya tarik makanan ini sangat tinggi karena cara pembuatan
yang unik, sehingga banyak yang mengkonsumsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasairin, Ashar. 2014. Variasi, Keunikan dan Ragam Makanan Adat Etnis Batak
Toba Suatu Kajian Prospek Etnobotani. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat. Vol. 20 (25): 21-26.
Marpaung, S. 2018. Etnobotani Rempah dalam Makanan Adat Masyarakat Batak
Angkola dan Mandailing. Tesis Pascasarjana. IPB, Bogor.
Radarcirebon.com. 2016. Ikan Mas Na Narsik Simbol Kuliner Budaya Toba.
https://www.radarcirebon.com/2016/08/22/ikan-mas-na-narsik-simbol-
kuliner-budaya-toba/. 23 Maret 2021.
Rukmana R. 2003. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Mas. Aneka Ilmu,
Semarang.
Sembiring C. 2018. Optimasi Pembuatan Arsik Ikan Mas (Cyprinus carpio) dengan
Penggunaan Teknologi Presto. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sriwijaya, Palembang.
LAMPIRAN