MIKROTEKNIK HEWAN
NIM : 24020117120002
Kelompok : 6
Asisten : Nuryanti
DEPARTEMEN BIOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
ACARA II
I. TUJUAN
I.1 Mampu menyiapkan bahan-bahan untuk pembuatan larutan fiksatuf BNF
10%.
I.2 Mampu membuat larutan fiksatif BNF 10%.
I.3 Mampu melakkan pengenceran alcohol 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%,
90% dan 96%.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1Larutan Fiksatif
II.2Pengenceran Alkohol
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa
dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest
dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat
menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan (Gunawan, 2014). Dalam pembuatan larutan dengan
konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan.
Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan
standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah
yang relative besar disebut pelarut. Seringkali di laboratorium, larutan yang
tersedia mempunyai molaritas tidak sesuai dengan yang kita kehendaki,
contohnya seperti alcohol. Jika larutan yang tersedia mempunyai molaritas
yang lebih besar dari yang kita butuhkan, maka kita harus melakukan
pengenceran. Pengenceran menyebabkan volume dan molaritas larutan
berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah (Khopkar, 2012).
Menurut Khopkar (2012), rumus pengenceran yang digunakan adalah :
V₁.M₁ = V₂.M₂
Keterangan :
V₁ = Volume larutan yang akan diencerkan
M₁ = Konsentrasi larutan yang akan diencerkan
V₂ = Volume larutan hasil pengenceran
M₂ = Konsentrasi larutan hasil pengenceran
III. METODE
3.1 Alat
3.1.1 Laptop
3.1.2 Alat tulis
3.1.3 Buku laporan sementara
3.2 Bahan
3.2.1 Video materi
3.2.2 Power point
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Alat dan bahan disiapkan
3.3.2 Memperhatikan dan menyimak video dan power point materi
pembuatan larutan fiksatif dan pengenceran alkohol yang ditampilkan
dan dijelaskan oleh dosen
3.3.3 Setelah selesai dijelaskan, laporan sementara ditulis berisi perhitungan
pengenceran alkohol dan cara pembuatan larutan fiksatif
IV. HASILPENGAMATAN
4.1 Pembuatan larutan BNF 10%
4.1.1 Alat
a. Tabung erlenmeyer
b. Neraca analitik
c. Gelas ukur
d. Beaker glass
e. pH meter
f. Jerigen 5L
g. Pengaduk
h. Kertas label
4.1.2 Bahan
a. Formalin 40%
b. Na2HPO4 anhidrat
c. NaH2PO4
d. Aquades
4.1.3 Cara kerja
a. Buffer ditimbang, Na2HPO4 anhidrat 32,5g dan NaH2PO4 20g.
b. Buffer dilarutkan ke dalam 500ml akuades, lalu di aduk sampai
rata
c. Wadah disiapkan (jerigen 5L) untuk menampung larutan BNF
10% dan beri label nama larutan.
d. 500 ml larutan Formalin (40% Formaldehide) dimasukkan dalam
jerigen.
e. Larutan Buffer yang sudah dibuat, dituangkan ke dalam jerigen
f. 4000ml akuades kemudian tambahkan ke dalam jerigen lalu di
aduk sampai homogen.
g. pH larutan di ukur BNF 10% yang sudah dibuat dengan pH
meter (mendekati 7,4)
V.2Pengenceran Alkohol
Pengenceran alcohol adalah menambahkan pelarut yang bersifat netral
kedalam alkohol, yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Hal ini bertujuan untuk
menurunkan kepekatan dari alcohol agar konsentrasinya sesuai dengan tujuan dari
perlakuan keadaan jaringan hewan Menurut Gunawan (2011), pengenceran yaitu suatu
cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan
pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu.
Penambahan pelarut dalam suatu senyawa untuk menurunkan kadar kepekatan atau
tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan.
Prinsip dari pengenceran yaitu, pengenceran menyebabkan volume
dan molaritas larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah.
Menurut Khopkar (2019), prinsip dasar dari pengenceran ialah jumlah mol
dari zat terlarut tidak akan berubah sehingga dapat dirumuskan adalam
persamaan. Jika larutan yang tersedia mempunyai molaritas tidak sesuai
dengan yang kita kehendaki, contohnya seperti alcohol. Jika larutan yang
tersedia mempunyai molaritas yang lebih besar dari yang kita butuhkan,
maka kita harus melakukan pengenceran.
Rumus yang digunakan dalam pengenceran adalah V 1N1=V2N2 dengan
N1 adalah konsetrasi awal, N2 adalah konsetrasi yang ingin dibuat, V1 adalah
volume yang diperlukan, dan V2 adalah volume yang akan dibuat dengan
satuan volume dalam liter. Menurut Adiprabowo (2010) bahwa pada
penelitiannya digunakan 15 macam sampel cairan beralkohol dengan nilai kadar
maksimal 97% untuk mengambil data sensor. Karena alkohol yang dijual di
pasaran adalah 70% dan 96%, maka dibuat beberapa sampel cairan beralkohol
dengan menggunakan rumus pengenceran sebagai berikut : n1.V1 n2 .V2
keterangan : n1 = nilai kadar alkohol yang diinginkan (%) n2 = nilai kadar alkohol
acuan (%) V1 = volume kadar alkohol yang diinginkan (ml) V2 = volume kadar
alkohol acuan (ml).
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengenceran alkohol
yaitu gelas ukur, gelas beker, aquades dan alkohol absolute. Gelas ukur
berfungsi untuk mengukur volume alkohol dan aquades sesuai perhitungan.
Gelas beker sebagai wadah dalam pengenceran ini. Alkohol absolut
merupakan larutan zat terlarut yang akan diencerkan dan aquades untuk
pelarut alkohol absolut. Hal ini sesuai dengan Prahanarendra (2015) bahwa
pada pengenceran dibutuhkan gelas ukur, gelas beker, aquades, dan alkohol
absolut. Aquades merupakan larutan pelarut untuk melarutkan alkohol agar
konsentrasi alkohol menurun. Pada pengenceran ini dibutuhkan gelas ukur
untuk mengukur volume larutan.
Cara kerja pengenceran alkohol adalah dilakukan perhitungan dengan
rumus N1.VI = N2.V2 untuk melakukan pengenceran alkohol absolut 99.95%
menjadi alkohol 96% sebanyak 500 ml. kemudian setelah dilakukan
perhitungan dengan rumus maka alkohol dan aquades dimasukkan kedalam
wadah sesuai dengan takaran yang telah dihitung. Hasil takaran alcohol
yang didapat adalah sebanyak 480,24ml dan akuades sebanyak 19,76 ml
Hal ini sesuai dengan Wonodirekso (2015) Pengenceran adalah mencampur
larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar
diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran adalah pelarut lebih
banyak dibandingkan zat terlarut. Langkah awal untuk mengubah suatu larutan
yang awalnya 96% menjadi 26% yaitu, dengan menyiapkan alkohol murni 96% dan
aquadest 73 ml yang kemudian dicampurkan dan dikocok dalam suatu tempat yaitu labu
ukur, pada awalnya alkohol yang mempunyai konsentrasi atau kemurniannya 96%
dimasukkan kedalam gelas ukur yaitu sampai 27 ml, selanjutnya dipindahkan kedalam
labu ukur kemudian 73 ml aquadest dimasukkan kedalamnya sampai 100 ml setelah
itu dikocok sampai kelarutannya merata.
VI. KESIMPULAN
VI.1 Bahan yang digunakan dalam pembuatan larutan BNF 10% yaitu
Na2HPO4 anhidrat 32,5gr, NaH2PO4 20 gr, formalin sebanyak 500 ml , dan
aquades sebanyak 4000 ml.
VI.2 Larutan fiksatif BNF 10% melarutkan Na2HPO4 anhidrat 32,5 g dan
NaH2PO4 20 gr kedalam 500 ml aquades lalu diaduk sampai rata. Larutan
tersebut kemudian dimasukkan dalam jerigen 5L yang telah diberi label.
Larutan formalin 500 ml dimasukan kedalam jerigen lalu aquades sebanyak
4000 ml ditambahkan kedalam jerigen, diaduk hingga homogen, dan diukur
pH larutan BNF 10%.
VI.3 Pengenceran alkohol di lakukan dengan cara menghitung terlebih
dahulu larutan volume yang akan diencerkan dengan menggunakan rumus
pengenceran yaitu M1V1=M2V2. Setelah hasil perhitungan didapat zat pelarut
dan zat terlarut dicampur lalu di homongenkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, M. A. 2016. Fiksasi 2 Minggu Pada Gambaran Histologi Organ Ginjal, Hepar,
dan Pankreas Tikus.Skripsi. Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah.
Brady, J. E. 2019. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hasan, A. F. 2015. Perbandingan Autolisis Organ Jantung dan Ginjal Sapi Bali pada
Beberapa Periode Waktu Pasca Penyembelihan, 4(4), 305–313.
Miranti, I.P. 2010. Penanganan Jaringan untuk Penelitian Hewan Coba. Media
Medika Muda (M3) (4) pp. 1-4.
Mengetahui,
Asisten Praktikkan
24020117120012 24020117120002
LAMPIRAN
Perhitungan V1N1=V2N2
V1 = 96 x 500ml : 99,95
V1 = 48.000ml : 99,95
V1 = 480,24ml
Perhitungan V1N1=V2N2
70 % x V1 = 30% x 500ml
V1 = 285,71 ml