Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK HEWAN

ACARA PRAKTIKUM KE: II

PEMBUATAN LARUTAN BNF 10% DAN PENGENCERAN ALKOHOL

Nama : Fina Irodatul Afiyah

NIM : 24020117120002

Kelompok : 6

Hari, tanggal : Jumat, 18 September 2020

Asisten : Nuryanti

LABORATORIUM BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2020
ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN BNF 10% DAN PENGENCERAN ALKOHOL

I. TUJUAN
I.1 Mampu menyiapkan bahan-bahan untuk pembuatan larutan fiksatuf BNF
10%.
I.2 Mampu membuat larutan fiksatif BNF 10%.
I.3 Mampu melakkan pengenceran alcohol 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%,
90% dan 96%.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1Larutan Fiksatif

Larutan fiksatif adalah larutan yang digunakan pada proses fiksasi.


Larutan fiksatif antara lain larutan bouin, larutan zenker, larutan helly, larutan
carnoy, larutan orth dan larutan NBF (neutral buffered formalin) 10%.
Penggunaan larutan fiksatif pada jaringan adalah untuk mempertahankan
morfologi jaringan seperti pada saat kondisi jaringan hidup tanpa adanya
perubahan bentuk maupun ukuran. NBF 10% merupakan larutan fiksatif
umum dan paling banyak digunakan sebagai salah satu larutan fiksatif rutin
dalam pembuatan sediaan jaringan histologi (Suntoro, 2013). Fiksasi
bertujuan untuk mempertahankan morfologi jaringan seperti kondisi awal atau
sama seperti jaringan hidup tanpa adanya perubahan bentuk maupun ukuran.
Selain itu fiksasi berfungsi untuk mencegah autolisis atau proses pembusukan
serta memudahkan pembuatan jaringan irisan yang tipis. Pemilihan larutan
fiksatif yang digunakan tergantung kepada jenis pewarnaan dan jenis molekul
yang ingin dilindungi. Saat ini larutan netral buffer formalin merupakan
fiksatif yang paling baik dipakai untuk pemeriksaan histopatologik. Fiksatif
dapat menstabilkan sel dan jaringan agar dapat melindungi dari kekakuan
pada saat proses pengolahan dan teknik pewarnaan selanjutnya (Suprianto,
2014)

II.2Pengenceran Alkohol
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa
dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest
dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat
menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan (Gunawan, 2014). Dalam pembuatan larutan dengan
konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan.
Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan
standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah
yang relative besar disebut pelarut. Seringkali di laboratorium, larutan yang
tersedia mempunyai molaritas tidak sesuai dengan yang kita kehendaki,
contohnya seperti alcohol. Jika larutan yang tersedia mempunyai molaritas
yang lebih besar dari yang kita butuhkan, maka kita harus melakukan
pengenceran. Pengenceran menyebabkan volume dan molaritas larutan
berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah (Khopkar, 2012).
Menurut Khopkar (2012), rumus pengenceran yang digunakan adalah :

V₁.M₁ = V₂.M₂
 

Keterangan :
V₁ = Volume larutan yang akan diencerkan
M₁ = Konsentrasi larutan yang akan diencerkan
V₂  = Volume larutan hasil pengenceran
M₂ = Konsentrasi larutan hasil pengenceran
III. METODE
3.1 Alat
3.1.1 Laptop
3.1.2 Alat tulis
3.1.3 Buku laporan sementara
3.2 Bahan
3.2.1 Video materi
3.2.2 Power point
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Alat dan bahan disiapkan
3.3.2 Memperhatikan dan menyimak video dan power point materi
pembuatan larutan fiksatif dan pengenceran alkohol yang ditampilkan
dan dijelaskan oleh dosen
3.3.3 Setelah selesai dijelaskan, laporan sementara ditulis berisi perhitungan
pengenceran alkohol dan cara pembuatan larutan fiksatif
IV. HASILPENGAMATAN
4.1 Pembuatan larutan BNF 10%
4.1.1 Alat
a. Tabung erlenmeyer
b. Neraca analitik
c. Gelas ukur
d. Beaker glass
e. pH meter
f. Jerigen 5L
g. Pengaduk
h. Kertas label
4.1.2 Bahan
a. Formalin 40%
b. Na2HPO4 anhidrat
c. NaH2PO4
d. Aquades
4.1.3 Cara kerja
a. Buffer ditimbang, Na2HPO4 anhidrat 32,5g dan NaH2PO4 20g.
b. Buffer dilarutkan ke dalam 500ml akuades, lalu di aduk sampai
rata
c. Wadah disiapkan (jerigen 5L) untuk menampung larutan BNF
10% dan beri label nama larutan.
d. 500 ml larutan Formalin (40% Formaldehide) dimasukkan dalam
jerigen.
e. Larutan Buffer yang sudah dibuat, dituangkan ke dalam jerigen
f. 4000ml akuades kemudian tambahkan ke dalam jerigen lalu di
aduk sampai homogen.
g. pH larutan di ukur BNF 10% yang sudah dibuat dengan pH
meter (mendekati 7,4)

4.2 Pengenceran Alkohol


4.2.1 Alat
a. Beaker glass
b. Gelas ukur
4.2.2 Bahan
a. Alkohol absolut
b. Aquades
4.2.3 Cara kerja
a. Perhitungan pengenceran dilakukan dengan rumus V1N1=V2N2.
b. Pengenceran alkohol absolut 99,95% menjadi alkohol 96%
sebanyak 500 ml
c. Perhitungan V1N1=V2N2
99,95% x V1 = 96% x 500ml
V1 = 96% x 500ml : 99,95%
V1 = 96 x 500ml : 99,95
V1 = 48.000ml : 99,95
V1 = 480,24ml
d. Berdasarkan hasil perhitungan, alkohol absolut yang dituangkan
ke dalam gelas ukur sebanyak 480,24ml, kemudian tambahkan
akuades sampai volumenya menjadi 500ml (500ml - 480,24ml
= 19,76ml akuades)
e. Diperoleh larutan alkohol dengan konsentrasi 96% sebanyak
500ml.
V. PEMBAHASAN

Praktikum acara ke II Mikroteknik Hewan yang berjudul


“PEMBUATAN LARUTAN BNF 10% DAN PENGENCERAN ALKOHOL”
dilaksanakan pada tanggal 18 September 2020 secara daring melalui Microsoft
teams. Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa mampu menyiapkan
bahan-bahan untuk pembuatan larutan fiksatif BNF 10%, mahasiswa mampu
membuat larutan fiksatif BNF 10%, dan mahasiswa mampu melakukan
pengenceran alkohol 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 96%.

V.1Pembuatan Larutan BNF 10%

Larutan BNF 10% adalah larutan fiksatuf yang umum digunakan


dalam proses fiksasi dan tergolong jenis fiksatif campuran. Larutan BNF
tersusun dari Na2HPO4, NaH2PO4.H2O, formaldehyde dan akuades. Menurut
Brady (2019), larutan Buffer Neutral Formalin (BNF) 10% merupakan bahan
pengawet yang sering digunakan dalam proses fiksasi. Larutan BNF 10% tersusun
dari beberapa larutan yaitu, di-Natrium hydrogen phosphate (Na2HPO4)
sebanyak 6.5 g, Natrium dihydrogen phosphate monohydrate
(NaH2PO4.H2O) sebanyak 40 g, formalin 37 – 40 % (Formaldehyde)
sebanyak 100 ml dan Akuades sebanyak 900 ml.

Fungsi Larutan BNF 10% yaitu untuk mengawetkan jaringan dalam


proses fiksasi. BNF ini dapat digunakan untuk mengawetkan bermacam-
macam jaringan termasuk jaringan saraf. Kelebihan larutan ini yaitu, mudah
digunakan dan dapat mengawetkan jaringan dalam waktu yang cukup lama.
Menurut Miranti (2010), BNF 10 % adalah cairan fiksatif untuk
mengawetkan jaringan pada pemeriksaan histopatologi rutin. Alasan
pemilihan cairan ini karena penggunaannya lebih mudah. BNF 10 % dapat
digunakan untuk mengawetkan jaringan dalam kurun waktu yang cukup
lama.
Fiksasi berfungsi untuk untuk mempertahankan komponen-
komponen sel atau jaringan agar tidak mengalami perubahan dan tidak
mudah rusak. Prinsip kerja fiksasi yaitu mengawetkan bentuk sel seperti
bentuk asli fisiologisnya. Menurut, Bancroft (2018), fungsi fiksasi adalah
menghambat proses pembusukan dan autolisis, pengawetan, pengerasan
jaringan, pemadatan koloid, diferensiasi optik, dan berpengaruh terhadap
pewarnaan. Prinsip kerja dari fiksasi adalah mengawetan bentuk sek dan
organel sehingga mendekati bentuk fisiologisnya. Proses fiksasi
menggunakan larutan fiksatif.
Fungsi bahan yang digunakan adalah NaH 2PO4 dan NaH2PO4.H2O
sebagai buffer atau larutan penyangga dan formaldehyd sebagai pengawet.
Manurut Hasan (2015), NaH2PO4 adalah larutan penyangga yang bertindak
sebagai asam sedangkan NaH2PO4.H2O bertindak sebagai basa.
Formaldehyd sebagai bahan pengawet yang akan bereaksi secara kimia
dengan semua zat didalam sel sehingga menekan fungsi sel. Cara membuat
BNF 10% sebanyak 0,5 liter yaitu NaH2PO4.H2O sebanyak 2 g, dan
Na2HPO4.2H2O sebanyak 3,25 g dilarutkan dalam aquades 0.5 liter dan
tambahkan 50 ml formaldehyde (37%-40%) aduk rata. Menurut Alwi
(2016), BNF dibuat dengan mencampurkan NaH2PO4 dan H2O dilarutkan
dalam aquades lalu ditambahkan dengan formaldehid dan selanjutnya
dihomogenkan.

V.2Pengenceran Alkohol
Pengenceran alcohol adalah menambahkan pelarut yang bersifat netral
kedalam alkohol, yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Hal ini bertujuan untuk
menurunkan kepekatan dari alcohol agar konsentrasinya sesuai dengan tujuan dari
perlakuan keadaan jaringan hewan Menurut Gunawan (2011), pengenceran yaitu suatu
cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan
pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu.
Penambahan pelarut dalam suatu senyawa untuk menurunkan kadar kepekatan atau
tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan.
Prinsip dari pengenceran yaitu, pengenceran menyebabkan volume
dan molaritas larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah.
Menurut Khopkar (2019), prinsip dasar dari pengenceran ialah jumlah mol
dari zat terlarut tidak akan berubah sehingga dapat dirumuskan adalam
persamaan. Jika larutan yang tersedia mempunyai molaritas tidak sesuai
dengan yang kita kehendaki, contohnya seperti alcohol. Jika larutan yang
tersedia mempunyai molaritas yang lebih besar dari yang kita butuhkan,
maka kita harus melakukan pengenceran.
Rumus yang digunakan dalam pengenceran adalah V 1N1=V2N2 dengan
N1 adalah konsetrasi awal, N2 adalah konsetrasi yang ingin dibuat, V1 adalah
volume yang diperlukan, dan V2 adalah volume yang akan dibuat dengan
satuan volume dalam liter. Menurut Adiprabowo (2010) bahwa pada
penelitiannya digunakan 15 macam sampel cairan beralkohol dengan nilai kadar
maksimal 97% untuk mengambil data sensor. Karena alkohol yang dijual di
pasaran adalah 70% dan 96%, maka dibuat beberapa sampel cairan beralkohol
dengan menggunakan rumus pengenceran sebagai berikut : n1.V1  n2 .V2
keterangan : n1 = nilai kadar alkohol yang diinginkan (%) n2 = nilai kadar alkohol
acuan (%) V1 = volume kadar alkohol yang diinginkan (ml) V2 = volume kadar
alkohol acuan (ml).
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengenceran alkohol
yaitu gelas ukur, gelas beker, aquades dan alkohol absolute. Gelas ukur
berfungsi untuk mengukur volume alkohol dan aquades sesuai perhitungan.
Gelas beker sebagai wadah dalam pengenceran ini. Alkohol absolut
merupakan larutan zat terlarut yang akan diencerkan dan aquades untuk
pelarut alkohol absolut. Hal ini sesuai dengan Prahanarendra (2015) bahwa
pada pengenceran dibutuhkan gelas ukur, gelas beker, aquades, dan alkohol
absolut. Aquades merupakan larutan pelarut untuk melarutkan alkohol agar
konsentrasi alkohol menurun. Pada pengenceran ini dibutuhkan gelas ukur
untuk mengukur volume larutan.
Cara kerja pengenceran alkohol adalah dilakukan perhitungan dengan
rumus N1.VI = N2.V2 untuk melakukan pengenceran alkohol absolut 99.95%
menjadi alkohol 96% sebanyak 500 ml. kemudian setelah dilakukan
perhitungan dengan rumus maka alkohol dan aquades dimasukkan kedalam
wadah sesuai dengan takaran yang telah dihitung. Hasil takaran alcohol
yang didapat adalah sebanyak 480,24ml dan akuades sebanyak 19,76 ml
Hal ini sesuai dengan Wonodirekso (2015) Pengenceran adalah mencampur
larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar
diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran adalah pelarut lebih
banyak dibandingkan zat terlarut. Langkah awal untuk mengubah suatu larutan
yang awalnya 96% menjadi 26% yaitu, dengan menyiapkan alkohol murni 96% dan
aquadest 73 ml yang kemudian dicampurkan dan dikocok dalam suatu tempat yaitu labu
ukur, pada awalnya alkohol yang mempunyai konsentrasi atau kemurniannya 96%
dimasukkan kedalam gelas ukur yaitu sampai 27 ml, selanjutnya dipindahkan kedalam
labu ukur kemudian 73 ml aquadest dimasukkan kedalamnya sampai 100 ml setelah
itu dikocok sampai kelarutannya merata.
VI. KESIMPULAN
VI.1 Bahan yang digunakan dalam pembuatan larutan BNF 10% yaitu
Na2HPO4 anhidrat 32,5gr, NaH2PO4 20 gr, formalin sebanyak 500 ml , dan
aquades sebanyak 4000 ml.
VI.2 Larutan fiksatif BNF 10% melarutkan Na2HPO4 anhidrat 32,5 g dan
NaH2PO4 20 gr kedalam 500 ml aquades lalu diaduk sampai rata. Larutan
tersebut kemudian dimasukkan dalam jerigen 5L yang telah diberi label.
Larutan formalin 500 ml dimasukan kedalam jerigen lalu aquades sebanyak
4000 ml ditambahkan kedalam jerigen, diaduk hingga homogen, dan diukur
pH larutan BNF 10%.
VI.3 Pengenceran alkohol di lakukan dengan cara menghitung terlebih
dahulu larutan volume yang akan diencerkan dengan menggunakan rumus
pengenceran yaitu M1V1=M2V2. Setelah hasil perhitungan didapat zat pelarut
dan zat terlarut dicampur lalu di homongenkan.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, M. A. 2016. Fiksasi 2 Minggu Pada Gambaran Histologi Organ Ginjal, Hepar,
dan Pankreas Tikus.Skripsi. Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah.

Bancroft JD dan Gamble M. 2018. Theory and Practice of Histological Techniques:


Immunohistochemical Techniques. Elsevier. United State: Churchill
Livingstone p.433-53.

Brady, J. E. 2019. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara.

Gunawan, Adi dan Roeswati. 2014.Tangkas Kimia. Surabaya: Kartika.

Hasan, A. F. 2015. Perbandingan Autolisis Organ Jantung dan Ginjal Sapi Bali pada
Beberapa Periode Waktu Pasca Penyembelihan, 4(4), 305–313.

Khopkar, S. M. 2012. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Konvesional Pada Kualitas Gambaran Histologis Hepar Tikus. Skripsi.


Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

Miranti, I.P. 2010. Penanganan Jaringan untuk Penelitian Hewan Coba. Media
Medika Muda (M3) (4) pp. 1-4.

Suntoro, H. 1983. Metode Pewarnaan : Histologi dan Histokimia. Bagian Anatomi


dan Mikrotehnik Hewan Fakultas Biologi UGM. Jakarta : Bhiratara Karya
Aksara.

Suprianto, A. 2014. Perbandingan Efek Fiksasi Formalin Metode Intravital Dengan


Metode

Wonodirekso, S. 2013. Penuntun Praktikum Histologi, Edisi 1. Jakarta Pusat : Dian


Rakyat
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 26 September 2020

Mengetahui,

Asisten Praktikkan

Nuryanti Fina Irodatul Afiyah

24020117120012 24020117120002
LAMPIRAN

1) Pengenceran alkohol absolut 99,95% menjadi alkohol 96% sebanyak 500 ml

Perhitungan V1N1=V2N2

99,95% x V1 = 96% x 500ml

V1 = 96% x 500ml : 99,95%

V1 = 96 x 500ml : 99,95

V1 = 48.000ml : 99,95

V1 = 480,24ml

Alkohol 99,95 % = 285,71 ml

Akuades = 500 ml – 285,71 ml = 215,29 ml

2) Pengenceran alkohol 70% menjadi alkohol 30% sebanyak 500 ml

Perhitungan V1N1=V2N2

70 % x V1 = 30% x 500ml

V1 = 30% x 500ml : 70%

V1 = 285,71 ml

Alkohol 70% = 285,71 ml

Akuades = 500 ml – 285,71 ml = 215,29 ml

Anda mungkin juga menyukai