BY. MISDAR
FILOSOFI RUMAH SUNDA
Dari segi filosofis, rumah tradisional milik masyarakat Jawa Barat ini memiliki
pemahaman yang sangat mengagumkan. Secara umum, nama suhunan
rumah adat orang Sunda ditujukan untuk menghormati alam sekelilingnya.
Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat jarang ditemukan paku
besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat antar tiang
digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun sabut kelapa,
sedangkan bagian atap sebagai penutup rumah menggunakan ijuk, daun
kelapa, atau daun rumia, karena rumah adat Sunda sangat jarang
menggunakan genting. Hal menarik lainnya adalah mengenai material yang
digunakan oleh rumah itu sendiri. Pemakaian material bilik yang tipis dan
lantai panggung dari papan kayu atau palupuh tentu tidak mungkin dipakai
untuk tempat perlindungan di komunitas dengan peradaban barbar. Rumah
untuk komunitas orang Sunda bukan sebagai benteng perlindungan dari
musuh manusia, tapi semata dari alam berupa hujan, angin, terik matahari
dan binatang.
FILOSOFI BENTUK
Selain hal tersebut, bentuk rumah adat sunda pun dipengaruhi
filosofi-filosofi yang berasal dari nenek moyang mereka. Bentuk
rumah panggung menepatkan manusia atau penghuni rumah
tidak berada pada permukan tanah. Penghuni itu sendiri berada
pada tengah-tengah bangunan. Ini berdasarkan dari filosofi
orang sunda sendiri dimana pada suku sunda memiliki
pembagian tiga dunia, yaitu sebagai berikut :
• Buana nyungcung (dunia atas), yaitu tempat para dewa.
• Buana panca tengah, yaitu tempat manusia dan makhluk
lainnya.
• Buana larang, tempat orang yang sudah meninggal.
Dari pembagian jagat raya tersebut masyarakat sunda memiliki
kepercayaan bahwa manusia harus hidup pertengahannya atau
ditengah-tengah dari dunia langit dan bawah. Konsep rumah
FILOSOFI RUANG
Selain bentuk rumah, filosofi yang berada di suku sunda pun mempengaruhi terhadap tata ruang
rumah adat sunda. Pembagian ruangan tersebut mengandung filosofi-filosofi didalamnya.
Masyarakat Sunda meyakini bahwa pembagian ruang memiliki sangkut paut dengan keberadaan RUANG
Dewi Sri atau Dewi Padi. PEREMPUAN
Ruang depan merupakan ruang laki-laki, ruang belakang merupakan ruang perempuan, dan ruang
tengah merupakan ruang netral. Ruang belakang dikhususkan untuk perempuan. Raung ini RUANG NETRAL
dianggap memiliki ciri kewanitaan, karena terdapat penyimpanan beras yang merupakan
perlambangan dari ‘Nyi Sri’.
Makhluk-makhluk halus (dedemit, jurig, ririwa, kelong) yang bertalian dengan dunia di luar rumah,
cenderung bersifat laki-laki dan dengan demikian harus dihadapi oleh laki-laki pula. Oleh karena itu
ruang depan merupakan ruang laki-laki.
Apabila filosofi pembagian ruang rumah adat sunda kita kaitkan dengan pembagian rumah
sekarang, maka kita bisa mengartikan bahwa ruang belakang merupakan ruangan privasi untuk RUANG LAKI-LAKI
wanita. Laki-laki boleh saja memasuki ruangan tersebut, namun ditakutkan terjadi hal-hal negatif
atau pemikiran negatif dari warga sekitar.
Laki-laki ditempatkan pada ruang depan. Ini melihat dari tugas laki-laki sebagai pemimpin keluarga.
Dimana seorang pemimpin keluarga harus melindungi keluarganya dari berbagai macam ancaman.
Ruang depan juga dikatakan sebagai ruang publik, dimana merupakan ruangan yang pertama kali
diakses oleh orang lain. Ruang tengah merupakan zona semi-private dimana hanya anggota
keluarga atau saudara saja yang dapat mengaksesnya.
KONSEP ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA
Pondasi
LANTAI
Lantai rumah tradisional Sunda terbuat dari
pelupuh (bamboo yang sudah dibelah).
Alasan pembuatan lantai dari pelupuh
adalah seperti yang telah dijelaskan di atas Detail Hubungan Detail Balok
Struktur Lantai Penahan Lantai
yaitu agar udara yang melewati kolong
rumah dapat masuk ke ruang – ruang,
selain itu dengan mengunakan lantai
bambu, tingkat kelembaban di dalam
rumah jugah akan berkurang, mengingat
ketinggian lantai rumah tradisional Sunda
tidak seperti rumah tradisional lain pada
umumnya yaitu berkisar antara 50 – 60 Struktur Lantai
meter dari permukaan tanah. dan Detail
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
DINDING, PINTU dan JENDELA
Dinding, pintu, dan jendela memungkinkan udara
dapat melewatinya. Dinding bangunan terbuat dari
anyaman bambu yang dapat dilewati udara, jendela
yang selalu terbuka dan hanya ditutupi kisi-kisi bambu
maka udara dapat bebas masuk dalam ruangan,
sehingga suhu didalam ruangan tidak panas. Dinding Konstruksi Dinding
dan Detail
yang ringan terbuat dari anyaman bambu yang dapat
menyerap dan mencegah terjadinya panas akibat
radiasi matahari sore hari. Selain itu material dinding
yang terbuat dari anyaman bambu memungkinkan
udara untuk masuk ke dalam rumah.
Selain itu ada juga pintu dan jendela yang mempunyai Jenis Pintu dan
Jendela
daun pintu dan daun jendela tunggal. Materialnya
terbuat dari kisi – kisi bambu yang dapat ditembus oleh
STRKTUR DAN KONSTRUKSI
PLAFON
Plafon selain sebagai penghias
langit – langit rumah juga berfungsi
sebagai tempat untuk menyimpan
barang. Kerangka plafon terbuat
dari susunan bambu bulat, dan di
atasnya diletakan pelupuh sebagai Bentuk dan Material
bahan penutup plafon. Plafon
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
Atap
Atap sebagai mahkota dari sebuah bangunan
mempunyai fungsi untuk melindungi
penghuni yang berada di dalamnya. Atap dari
rumah Sunda terbuat dari ijuk, alasan
pemilihan ijuk sebagai material atap karena
ijuk merupakan material yang dapat Tritisan
menyerap panas dengan baik sehingga tidak
menimbulkan suasana gerah di dalam rumah.
Tritisan pada sisi depan rumah mempunyai
panjang 2 meter. Hal ini membuat dinding
bangunan tidak langsung terkena cahaya
matahari sehingga dinding sebagai penyekat Bahan penutup Struktur Atap dan Detail
tidak panas dan ruang di dalamnya tetap atap
dingin. Selain itu ada juga sisi yang disebut
ORIENTASI