,MT
ARSITEKTUR
TRADISIONAL SUKU
BUGIS
SKILLS
MELIZA(E1B120045)
EXPERIENCE
EDUCATION
Pembagian ruangdalam istilah Bugis disebut lontang (latte), dapat dikelompokkan dalam
tiga bagian sebagai berikut:
1. Lontang ri saliweng (ruang depan), sifat ruang semi private, berfungsi sebagai tempat
menerima tamu, tempat tidur tamu, tempat bermusyawarah, tempat menyimpan benih dan
tempat membaringkan mayat sebelum dikebumikan. Ruang ini adalah ruang tempat
berkomunikasi dengan orang luar yang sudah diizinkan untuk masuk. Sebelum memasuki
ruang ini orang luar diterima lebih dahulu di ruang transisi (tamping).
2. Lontang ritengngah (latte retengngah) atau ruang tengah, sifat ruang private, berfungsi
untuk tempat tidur kepala keluarga dan anak-anak yang belum dewasa, tempat makan,
melahirkan. Pada ruang ini sifat kekeluargaan dan kegiatan informal dalam keluarga amat
menonjol.
3. Lontang rilaleng (latte rilaleng), sifat sangat private, fungsi ruang ini untuk tempat tidur
anak gadis atau nenek/kakek. Anggota keluarga ini dianggap sebagai orang yang perlu
perlindungan dari seluruh keluarga.
Bentuk-bentuk timpak laja yang dikenal dengan suku Bugis pada zaman dulu:
1. Timpak laja lima’susun (lima susun), khusus bagi istana raja.
2. Timpak laja pata’susun (empat tingkat). Rumah yang mempunyai timpak laja empat tingkat
hanya boleh dihuni/dimiliki oleh golongan bangsawan yang memegang jabatan tinggi di
kerajaan Bugis.
3. Timpak laja tellu’susun (tiga tingkatan). Rumah yang mepunyai timpa’laja tiga tingkat adalah
warga keturunan arung (bangsawan), baik yang berasal dari keturunan To manurung maupun
keturunan raja lokal yang tidak mempunyai jabatan formal atau yang menduduki jabatan dan
pejabat lain yang sederajat dari keturunan bangsawan.
4. Timpak laja dua’susun (dua tingkat) adalah peranginan atap yang digunakan oleh golongan to
mardeka (to sama). Golongan inilah yang biasanya membuat timpak laja dua’susun.
5. Timpak laja sisusun (satu tingkat) adalah bentuk timpak laja yang diperuntukkan bagi
golongan masyarakat yang berstatus to’barani satu suro. Pemasangan.
6. Timpak laja rata (tidak bertingkat) artinya rata dan hanya jeruji yang terbuat dari bilah-bilah
bambu yang dipasang bersilangan. Bentuk yang demikian diharuskan pada golongan ata.
melizaanwr03@gmail.com