Anda di halaman 1dari 20

PENCEMARAN AIR DI JEMBATAN MERAH

PAPER
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Lingkungan Yang Di Bina Oleh
Bapak Iwan Setiawan
Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur

UNIVERSITAS TADULAKO PALU


TAHUN 2015/2016
KELOMPOK 1
Agung Dwi Putra

F 221 15 030

Ainun Restiana

F 221 15 027

Amalia Korompot

F 221 15 029

Hasmawulandari

F 221 15 011

Jumriani

F 221 15 037

Fitrayanto

F 221 15 039

Nurul Aksa

F 221 15 018

Reski Prawita

F 221 15 016

Rian

F 221 15 013
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat dan
salam kita kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Sallallahualaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini
penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah Ilmu Lingkungan Bapak Iwan
Setiawan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah tersebut.
Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah berjasa
mencurahkan ilmu kepada penulis mengajar Ilmu Lingkungan. Penulis memohon
kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan
kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun
isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Palu, 19 November 2015


Kelompok 1

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Air adalah sumber kehidupan. Akan tetapi sumber-sumber air di poboya rata-rata
telah tercemar oleh kandungan logam berat seperti mercury dan lain-lain.sehingga
banyak air dari PDAM yang banyak lumpur,kotor,dan bau klorin yang
menyengat. Selain itu, berkurangnya debit air sungai Poboya dan Kawatuna akibat
penggunaan air oleh mesin-mesin pengolahan emas telah membuat krisis air.
Krisis air ini telah mematikan sumber kehidupan para petani bawang, padi dan
sayur mayur yang sangat bergantung pada pasokan air di kawasan ini.dan juga
aktifitas Penambangan yang saat ini telah berlangsung di Poboya beberapa tahun
terakhir. Keluhan beberapa pihak seperti PDAM Kota Palu bahwa telah terjadi
kerusakan pipa yang sudah tiga kali di temukan di Poboya. Macetnya air PDAM
Palu diduga disebabkan adanya penyadapan dari aktifitas alat tromol yang
menggunakan air dilokasi penambangan. Sehingga debit air yang samapi ke
pelanggan sangat berbeda dengan debit dari bak penampungan yang ada di
Poboya. Hal ini tentu saja tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, selain itu kerentanan
kondisi ekologis wilayah Poboya dan sekitarnya juga perlu menjadi perhatian
serius. Poboya merupakan satu-satu Water Catchment area yang paling besar di
Kota Palu, sehingga jika keseimbangan ekologinya terganggu maka dampak yang
timbul akan sangat dirasakan tidak hanya masyarakat penambang saja tetapai juga
masyarakat Kota Palu secara luas.Hal ini terjadi sekitar tahun 2009 sampai saat
ini.dan pencemaran ini sudah menyebar ke daerah sungai sausu. pencemaran air di
sungai Sausu yang mengakibatkan air menjadi keruh dan tidak steril, baik untuk
mencuci, mandi, bahkan untuk memasak. Hal ini dikarenakan eksploitasi
Tambang secara terus menerus yang dilakukan masyarakat tanpa adanya
keseimbangan dan penjagaan lahan serta lingkungan. sehingga terjadi pencemaran
air dan tanah yang di akibatkan oleh pembuangan limbah kimia dari sisa proses
pertambangan secara sembarangan.dan cara mengolah air yang tercemar oleh
logam-logam yang berbahaya tersebut dengan bahan biji kelor dan arang dengan
cara tradisional.
1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dianalisis identifikasi masalahnya meliputi:


1.

Intensitas bermain game online dapat mempengaruhi kecerdasan

2.
Domisili setiap orang tidak mempengaruhi kecerdasan terkait dengan candu
game online
3.

Siswa mengalami kesulitan dalam membangun kecerdasan

1.3

Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh oleh penulis maka adapun


batasan dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada pengaruh game online
terhadap kecerdasan Siswa SMAN Model Terpadu Madani. Peneliti lebih
membahas mengenai Kecerdasan meliputi:
1.

Intensitas bermain game online siswa terhadap kecerdasannya.

2.
Pengaruh lingkungan sosial game center terhadap motivasi Siswa SMAN
Model Terpadu Madani
E.

Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah ditentukan oleh penulis
maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana pengaruh intensitas bermain game online terhadap kecerdasan
Siswa SMAN Model Terpadu Madani?
2. Bagaimana pengaruh lingkungan sosial pemain game center terhadap
kecerdasan Siswa SMAN Model Terpadu Madani?

1.4

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yakni:
Untuk Mengetahui bagaimana pengaruh intensitas bermain game online terhadap
kecerdasan Siswa SMAN Model Terpadu Madani.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan sosial game center terhadap
kecerdasan Siswa SMAN Model Terpadu Madani.

1.5

Manfaat Penelitian

Adapula manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:


Untuk menambah referensi terhadap kajian sosiologi terkait dengan candu game
online dan lingkungan sosial game center.
Sebagai bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan dimasa
yang akan datang.

Memberikan pemahaman akan pengaruh game online dan dampak lingkungan


sosial game center terhadap kecerdasan siswa.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekosistem Air Tawar
2.1.1

Pengertian Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar merupakan salah satu ekosistem perairan (bioma


akuatik) yang memiliki ciri kadar garam yang rendah. Ekosistem air tawar muncul
atau dibentuk dari sumber air di bawah tanah. Dengan karakteristik abiotik yang
demikian tentu sangat menentukan komponen biotik yang dapat bertahan hidup di
dalamnya.
2.1.2 Ciri-Ciri Ekosistem Air Tawar
Memiliki suhu yang relatif homogen
Suhu dan pH sangat ditentunkan oleh lingkungan
Jika tercemar akan menyebabkan kerusakan ekosistem
Stratifikasi lapisan akuatik sangat pendek, sehingga perbedaan pada tiap
lapisan sangat tipis.
2.1.3

Macam- Macam Bioma Air Tawar

Para ahli mengelompokan ekosistem air tawar menjadi dua golongan,


badan air yang tetap diam dan badan air yang bergerak. Ekosistem air tawar yang
diam (lentik) `contohnya ialah kolam dan danau. Komunitas tumbuhan dan hewan
tersebar berdasarkan kedalaman dan jarak dari tepian. Stratifikasi pada ekosistem
air tawar yang diam dibedakan menjadi:

Zona litoral, merupakan daerah perairan dekat dengan tepi, sehingga pada
zona ini mendapat cahaya yang sangat banyak (disebut juga zona fotik
karena paling banyak mendapat cahaya). Dengan demikian, zona ini

menjadi tempat favourite bagi tumbuhan air, untuk tumbuh dan


berkembang.

Zona limnetik, daerah ini terletak di bawah zona litoral yang agak
lumayan lebih dalam dari permukaan dibanding zona litoral. Meski
demikian, cahaya masih dapat menembus pada zona ini meski
intensitasnya sangat berbeda dengan zona litoral (cahaya yang masuk
remang- remang). Daerah ini didominasi oleh kelompok fitoplankton
(alga), serta zooplankton (udang). Kemudian zooplankton akan dimakan
oleh ikan- ikan karnivora.

Zona profundal, zona ini merupakan zona yang paling dalam (sampai
menyentuh dasar perairan). zona ini disebut juga sebagai zona afotik
karena pada zona ini cahaya tak mampu menembusnya. Organisme pada
zona linmetik dan litoral berumur pendek, bangkainya akan jatuh ke zona
profundal sampai ke zona bentik (dasar perairan). di dalam sini terdapat
banyak mikroba pengurai yang menggunakan oksigen terlarut untuk
menguraikan bangkai organisme yang telah mati.
Ekosistem air tawar dengan badan air yanng bergerak contohnya adalah

sungai. Sungai terbentuk dari sumber mata air, hujan, mencairnya es pada daratan
yang melengkuk. Sungai merupakan muara dari aliran anak- anak sungai (hulu).
Pada daerah hulu(anak sugai) sering kali dingin, jernih, dan sedikit membawa
sedimen darri erosi tanah dan bebatuan.
Ekosistem lotik memiliki tantangan besar beagi bota yang hidup di
dalamnya, pasalnya ekosistem ini merupakan derah yang mengalir, dengan
demikian, penghuni biota air tawar harus berjuang lebih keras agar dapat bertahan.
Adapun bentuk adaptasi biota pada ekosietem ini antara lain:

Tumbuhan air memiliki akar perekat yang kuat yang menempel pada
substrat yang kuat (dasar perairan, batu).

Hewan- hewan yang hidup di dalam ekosistem ini memiliki semacam alat
penghisap atau perekat untuk bertahan ketikan arus air sungai sangat deras,
dengan demikian hewan- hewan tersebut mampu bertahan.

2.2 Ekosistem Estuari (Muara)


2.2.1

Pengertian Ekosistem Estuari

Estuari (muara) tempat bersatunya air sungai dengan air laut, sering
dipengaruhi oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Estuari
sebagai perairan semi tertutup terdapat dihilir sungai dan masih berhubungan
dengan laut. Sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air laut dan air
tawar dari sungai yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut.
Nutrien dari sungai memperkaya estuari sehingga keseluruhan perairan
estuari termasuk ekosistem sangat produktif namun paling mudah mendapat
gangguan dari berbagai aktivitas manusia.
Ciri khas perairan estuari :

Produksi primer tinggi,


Ekosistemnya memiliki keterkaitan dengan ekosistem darat, mangrove,

lamun, terumbu karang, dan ekosistem laut lepas,


Struktur jaringan makanan yang khas karena dicirikan oleh banyak

terakumulasinya bahan detritus organik,


Organisme estuari rentan terhadap perubahan lingkungan perairan seperti
peningkatan suhu air, perubahan salinitas, dan penurunan kadar oksigen

terlarut,
Merupakan daerah peralihan dari kondisi perairan tawar ke laut,
Terdapat berbagai macam kepentingan yang sering menimbulkan konflik.

Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air
sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Estuaria didominasi oleh
subsrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air laut atau air tawar.
2.2.2

Klasifikasi Ekosistem Estuari

Berdasarkan klasifikasinya perairan estuaria dibagi atas tiga jenis, yaitu:

Estuaria berstratifikasi nyata atau baji garam, Dicirikan oleh adanya batas
yang jelas antara air tawar dan air laut, didapatkan dilokasi dimana aliran

air tawar lebih dominan dibanding penyusupan air laut.


Estuaria bercampur sempurna atau estuaria homogen vertical
Pengaruh pasang surut sangat dominant dan kuat sehingga air bercampur

sempurna dan tidak membentuk stratifikasi.


Estuaria berstratifikasi sebagian (moderat). Aliran air tawar seimbang
dengan masuknya air laut bersama arus pasang.

2.2.3 Biota Estuari


1) Hewan : Jenis endemik ( seluruh hidupnya tinggal di estuaria)
Contoh : kerang dan kepiting serta berbagai macam ikan seperti famili Clupeidae,
Engraulidae, Gobiidae, dan Leoignathidae.

Jenis estuaria yang tinggal di estuaria untuk sementara waktu


Contoh : larva, beberapa jenis udang dan ikan yang setelah dewasa berimigrasi ke
laut, seperti genus Plotosius.

Jenis ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur migrasi dari laut ke sungai
dan sebaliknya seperti seperti sidat dan ikan salmon.

2) Tumbuhan
Lamun
Alga makro (rumput laut) tumbuh di dasar perairan
Alga mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup melekat pada
daun lamun.

Jumlah ekosistem yang mendiami ekosistem estuaria lebih sedikit karena


fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga hanya jenis yang memiliki kekhususan
fisiologis yang mampu bertahan di estuaria. Keruhnya estuaria yang membuat
hanya tumbuhan memucat yang dapat tumbuh mendominasi.
2.2.4

Karakteristik Estuari

1. Keterlindungan
Estuaria merupakan perairan semi tertutup sehingga biota akan terlindung
dari gelombang laut yang memungkinkan tumbuh mengakar di dasar estuaria dan
memungkinkan larva kerang-kerangan menetap di dasar perairan.
2. Kedalaman
Kedalaman estuaria relatif dangkal sehingga memungkinkan cahaya
matahari mencapai dasar perairan dan tumbuhan akuatik dapat berkembang di
seluruh dasar perairan, karena dangkal memungkinkan penggelontoran (flushing)
dengan lebih baik dan cepat serta menangkal masuknya predator dari laut terbuka
(tidak suka perairan dangkal).

3. Salinitas air
Air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung biota yang padat.

Sirkulasi air
Perpaduan antara air tawar dari daratan, pasang surut dan salinitas

menciptakan suatu sistem gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biota
yang hidup tersuspensi dalam air, yaitu plankton.

Pasang
Energi pasang yang terjadi di estuaria merupakan tenaga penggerak yang

penting, antara lain mengangkut zat hara dan plangton serta mengencerkan dan
meggelontorkan limbah.

Penyimpanan dan pendauran zat hara


Kemampuan menyimpan energi daun pohon mangrove,lamun serta alga

mengkonversi zat hara dan menyimpanya sebagai bahan organik untuk nantinya
dimanfaatkan oleh organisme hewani.

2.2.5

Produktivitas Hayati Estuari

Estuaria berperan sebagai penjebak zat hara.


Jebakan ini bersifat fisik dan biologis. Ekosistem estuaria mampu
menyuburkan diri sendiri melalui :
-

Dipertahankanya dan cepat didaur ulangnya zat-zat hara oleh hewan-

hewan yang hidup di dasar esutaria seperti bermacam kerang dan cacing.
Produksi detritus, yaitu partikel- partikel serasah daun tumbuhan akuatik
makro (makrofiton akuatik) seperti lamun yang kemudian dimakan oleh

bermacam ikan dan udang pemakan detritus.


Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitas
mikroba (organisme renik seperti bakteri ), lewat akar tumbuhan yang
masuk jauh kedalam dasar estuary atau lewat aktivitas hewan penggali

liang di dasar estuaria seperti bermacam cacing.


Di daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dan kenyataanya
bahwa tetumbuhan terdiri dari bermacam tipe yang komposisinya
sedemikian rupa sehingga proses fotosintesis terjadi sepanjang tahun.
Estuaria sering memiliki tiga tipe tumbuhan, yaitu tumbuhan makro
(makrofiton) yang hidup di dasar estuary atau hidup melekat pada daun
lamun dan mikrofiton yang hidup melayang-layang tersuspensi dalam air
(fitoplankton). Proses fotosintesis yang berlansung sepanjang tahun ini
menjamin bahwa tersedia makanan sepanjang tahun bagi hewan akuatik
pemakan tumbuhan. Dalam hal ini mereka lebih baik, dinamakan hewan

akuatik pemakan detritus, karena yang dimakan bukan daun segar


-

melainkan partikel-partikel serasah makrofiton yang dinamakan detritus.


Aksi pasang surut (tide) menciptakan suatu ekosistem akuatik yang
permukaan airnya berfluktuasi. Pasang umumnya makin besar amplitudo
pasang surut, makin tinggi pula potensi produksi estuaria, asalkan arus
pasang tidak tidak mengakibatkan pengikisan berat dari tepi estuaria.
Selain itu gerak bolak-balik air berupa arus pasang yang mengarah
kedaratan dan arus surut yang mengarah kelaut bebas, dapat mengangkut
bahan makanan, zat hara, fitoplanton, dan zooplankton.
2.2.6

Peran Ekologi Estuari

Secara singkat peran ekologi estuaria yang penting adalah sebagai berikut :

Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuari yang
jauh dari garis pantai maupun yang berdekatan denganya lewat sirkulasi

pasang surut (tidal circulation).


Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting

sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan (feeding ground).


Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup
dilepas pantai, tetapi bermigrasi keperairan dangkal dan berlindung untuk
memproduksi dan/atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery ground)

anak mereka.
Sebagai potensi produksi makanan laut di estuaria yang sedikit banyak
didiamkan dalam keadaan alami. Kijing yang bernilai komersial (Rangia
euneata) memproduksi 2900 kg daging per ha dan 13.900 kg cangkang per

ha pada perairan tertentu di texas.


Perairan estuaria secara umum dimanfaatkan manusia untuk tempat
pemukiman,
Tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan.
Jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industri.

2.3 Ekosistem Air Laut


2.3.1 Pengertian Ekosistem Air Laut
Pengertian ekosistem air laut, Seperti halnya ekosistem air
tawar, pada ekosistem air laut merupakan media internal dan

eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan


zat yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus
juga merupakan bagian penyusun atau pembentuk tubuh
tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang laut.

Lautan, seperti juga danau, dapat digambarkan dalam istilah


zone, dan banyak persamaan di antara keduanya. Pinggiran laut
disebut zona intertidal. Daerah ini terdiri atas : pasir pantai,
karang, muara, dan di daerah tropik dan subtropik, ada rawa
mangrove dan gosong karang. Beberapa dari habitat ini
misalnya, rawa pantai adalah sangat produktif, didukung
kekayaan dan keanekaragaman populasi dari produsen dan
konsumen. Banyak dari organisme di zona intertidal telah
beradaptasi sehingga mereka dapat bertahan terhadap tenaga
gelombang dan keterbukaan periodi terhadap udara. Lautan
yang relatif dangkal yang meluas ke pinggiran selat benua
dinamakan zona neritik. Zona oseanik terdapat di atas lembah
lautan. Produktivitas di zona neritik dan zona oseanik bergantung
pada algae planktonik yang hidup sejauh cahaya matahari dapat
sampai. Aktivitas ini menunjang zooplankton yang pada
gilirannya, menunjang konsumen sekunder dan konsumen yang
lebih tinggi dalm nekton. Meskipun kehidupan beragam,
Produkvitas bersih dari lautan terbuka ini agak lebih baik
daripada yang terdapat di padang pasir. Dasar lembah lautan
ialah dataran absial. Daerah gelap yang relatif tidak beragam ini
banyak dihuni oleh populasi tipis konsumen bentik dan yang
bergantung pada bahan organik yang mengalir dari bagian atas
laut. Akan tetapi, eksplorasi baru-baru ini di laut dalam
menyingkapkan bahwa ada komunitas yang kompleks terdapat di
sekitar celah-celah. Celah-celah ini menimbulkan retak-retak di
dasar laut. Meskipun tidak ada cahaya sampai sejauh itu,
produkvitas primer energi yang dijamin oleh oksidasi belerang
dalam air yang mengalir keluar dari retak-retak dasar laut.
Bakteri ini menunjang populasi hewan yang besar. Di antara
yang paling menonjol ialah cacing yang tidak mempunyai sistem

pencernaan. Sementara cacing ini dapat menyerap beberapa


molekul organik dari alam sekitarnya, mereka juga menyimpan
sejumlah besar bakteri kemoautotrofik yang dapat menyediakan
kalori bagi mereka.
Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70
% ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut
menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan
dengan REVOLUSI BIRU.
Ciri-ciri:
Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah
a Cl (55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang
. tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di
laut beriklim dingin).
b
.
Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Pembagian daerah ekosistem air laut
1. Daerah Litoral / Daerah Pasang Surut:
Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan
darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas
mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini
dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di
daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos,
teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.
2. Daerah Neritik:
Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih
dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini
dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah
plankton, nekton, neston dan bentos.

3. Daerah Batial atau Daerah Remang-remang:


Kedalamannya antara 200 2000 m, sudah tidak ada
produsen. Hewannya berupa nekton.
4. Daerah Abisal:
Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih
dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak
terdapat produsen.
Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem laut dibedakan
menjadi 3 bagian:
a. Daerah fotik: daerah laut yang masIh dapat ditembus
cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m.
b. Daerah twilight: daerah remang-remang, tidak efektif untuk
kegiatan fotosintesis, kedalaman antara 200 2000 m.
c. Daerah afotik: daerah yang tidak tembus cahaya matahari.
Jadi gelap sepanjang masa.
Komunitas di Dalam Ekosistem Air Laut
Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat
dibedakan menjadi 4, yaitu:
a. Produsen
terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya.
Konsumen
b. terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum
hewan ditemukan di dalam ekosistem laut.
Zooplankton
c. terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai
atau sampah.
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut
dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut :
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan
kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan
kedalam an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan

kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini


misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman
mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih
ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar).
Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat
lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya.
Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis
dengan karang tertentu.
Berdasarkan intensitas cahaya yang dapat
mencapainya,ekosistem laut dibedakan atas ekosistem laut
dalam dan ekosistem laut dangkal.
1) Ekosistem Laut Dalam
Ekosistem laut dalam merupakan ekosistem laut yang tidak
ditembus cahaya matahari,oleh karenanya tidak
terjadi fotosintesis.kadar oksigen dalam airnya rendah,tidak
terdapat organisme produsen autotrof. Pada ekosistem laut
dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah
gelap sepanjang masa. Di daerah tersebut tidak berlangsung
kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang
ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut
dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.
2) Ekosistem Laut Dangkal
Ekosistem laut dangkal merupakan daerah fotik (tertembus
cahaya matahari). Pada ekosistem ini terjadi fotosintesis oleh
produsen dari jenis ganggang laut dan fitoplankton.
Jenis- jenis dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu
karang.
1. Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang


tinggi dengan ionCI- mencapai 55% terutama di daerah laut
tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25C. Perbedaan suhu bagianatas dan
bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas
denganair yang dingin di bagian bawah disebut daerah
termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat
bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan
banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya,sehingga memungkinkan terbentuknya rantai
makanan yang berlangsung balk.Habitat laut dapat dibedakan
berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara
horizontal.

2) Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat,
laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi
oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat
di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik
tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska,
dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung
pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang
rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut,
remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak
laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.

Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut.


Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta
rumput laut.
3) Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan
laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal
yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara
bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airya.
Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput
rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya
antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan
ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan
estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju
habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan
bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4) Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas
yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organismeorganisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang.
Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari
sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan
kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat.
Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya
dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme
mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro
organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.

Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi


gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
Manfaat terumbu karang :

Berperan penting bagi pertumbuhan sumberdaya

perikanan.
Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
Sebagai daya tarik wisata bahari
Secara global terumbu karang berfungsi sebagai

pengendap kalsium yang mengalir dari sungai ke laut


Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca

(GRK) lainnya.
Adaptasi biota laut terhadap lingkungan yang berkadar
garam tinggi:
Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya
kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga
tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi
bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang
mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan
osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu
adalah:

banyak minum
air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
sedikit mengeluarkan urine
pengeluaran air terjadi secara osmosis
garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan


osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut.
Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air,
pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara

osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan


melalui insang secara aktif.

Anda mungkin juga menyukai