PAPER
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Lingkungan Yang Di Bina Oleh
Bapak Iwan Setiawan
Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
F 221 15 030
Ainun Restiana
F 221 15 027
Amalia Korompot
F 221 15 029
Hasmawulandari
F 221 15 011
Jumriani
F 221 15 037
Fitrayanto
F 221 15 039
Nurul Aksa
F 221 15 018
Reski Prawita
F 221 15 016
Rian
F 221 15 013
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat dan
salam kita kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Sallallahualaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini
penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah Ilmu Lingkungan Bapak Iwan
Setiawan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah tersebut.
Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah berjasa
mencurahkan ilmu kepada penulis mengajar Ilmu Lingkungan. Penulis memohon
kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan
kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun
isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air adalah sumber kehidupan. Akan tetapi sumber-sumber air di poboya rata-rata
telah tercemar oleh kandungan logam berat seperti mercury dan lain-lain.sehingga
banyak air dari PDAM yang banyak lumpur,kotor,dan bau klorin yang
menyengat. Selain itu, berkurangnya debit air sungai Poboya dan Kawatuna akibat
penggunaan air oleh mesin-mesin pengolahan emas telah membuat krisis air.
Krisis air ini telah mematikan sumber kehidupan para petani bawang, padi dan
sayur mayur yang sangat bergantung pada pasokan air di kawasan ini.dan juga
aktifitas Penambangan yang saat ini telah berlangsung di Poboya beberapa tahun
terakhir. Keluhan beberapa pihak seperti PDAM Kota Palu bahwa telah terjadi
kerusakan pipa yang sudah tiga kali di temukan di Poboya. Macetnya air PDAM
Palu diduga disebabkan adanya penyadapan dari aktifitas alat tromol yang
menggunakan air dilokasi penambangan. Sehingga debit air yang samapi ke
pelanggan sangat berbeda dengan debit dari bak penampungan yang ada di
Poboya. Hal ini tentu saja tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, selain itu kerentanan
kondisi ekologis wilayah Poboya dan sekitarnya juga perlu menjadi perhatian
serius. Poboya merupakan satu-satu Water Catchment area yang paling besar di
Kota Palu, sehingga jika keseimbangan ekologinya terganggu maka dampak yang
timbul akan sangat dirasakan tidak hanya masyarakat penambang saja tetapai juga
masyarakat Kota Palu secara luas.Hal ini terjadi sekitar tahun 2009 sampai saat
ini.dan pencemaran ini sudah menyebar ke daerah sungai sausu. pencemaran air di
sungai Sausu yang mengakibatkan air menjadi keruh dan tidak steril, baik untuk
mencuci, mandi, bahkan untuk memasak. Hal ini dikarenakan eksploitasi
Tambang secara terus menerus yang dilakukan masyarakat tanpa adanya
keseimbangan dan penjagaan lahan serta lingkungan. sehingga terjadi pencemaran
air dan tanah yang di akibatkan oleh pembuangan limbah kimia dari sisa proses
pertambangan secara sembarangan.dan cara mengolah air yang tercemar oleh
logam-logam yang berbahaya tersebut dengan bahan biji kelor dan arang dengan
cara tradisional.
1.2
Identifikasi Masalah
2.
Domisili setiap orang tidak mempengaruhi kecerdasan terkait dengan candu
game online
3.
1.3
Batasan Masalah
2.
Pengaruh lingkungan sosial game center terhadap motivasi Siswa SMAN
Model Terpadu Madani
E.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah ditentukan oleh penulis
maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana pengaruh intensitas bermain game online terhadap kecerdasan
Siswa SMAN Model Terpadu Madani?
2. Bagaimana pengaruh lingkungan sosial pemain game center terhadap
kecerdasan Siswa SMAN Model Terpadu Madani?
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yakni:
Untuk Mengetahui bagaimana pengaruh intensitas bermain game online terhadap
kecerdasan Siswa SMAN Model Terpadu Madani.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan sosial game center terhadap
kecerdasan Siswa SMAN Model Terpadu Madani.
1.5
Manfaat Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekosistem Air Tawar
2.1.1
Zona litoral, merupakan daerah perairan dekat dengan tepi, sehingga pada
zona ini mendapat cahaya yang sangat banyak (disebut juga zona fotik
karena paling banyak mendapat cahaya). Dengan demikian, zona ini
Zona limnetik, daerah ini terletak di bawah zona litoral yang agak
lumayan lebih dalam dari permukaan dibanding zona litoral. Meski
demikian, cahaya masih dapat menembus pada zona ini meski
intensitasnya sangat berbeda dengan zona litoral (cahaya yang masuk
remang- remang). Daerah ini didominasi oleh kelompok fitoplankton
(alga), serta zooplankton (udang). Kemudian zooplankton akan dimakan
oleh ikan- ikan karnivora.
Zona profundal, zona ini merupakan zona yang paling dalam (sampai
menyentuh dasar perairan). zona ini disebut juga sebagai zona afotik
karena pada zona ini cahaya tak mampu menembusnya. Organisme pada
zona linmetik dan litoral berumur pendek, bangkainya akan jatuh ke zona
profundal sampai ke zona bentik (dasar perairan). di dalam sini terdapat
banyak mikroba pengurai yang menggunakan oksigen terlarut untuk
menguraikan bangkai organisme yang telah mati.
Ekosistem air tawar dengan badan air yanng bergerak contohnya adalah
sungai. Sungai terbentuk dari sumber mata air, hujan, mencairnya es pada daratan
yang melengkuk. Sungai merupakan muara dari aliran anak- anak sungai (hulu).
Pada daerah hulu(anak sugai) sering kali dingin, jernih, dan sedikit membawa
sedimen darri erosi tanah dan bebatuan.
Ekosistem lotik memiliki tantangan besar beagi bota yang hidup di
dalamnya, pasalnya ekosistem ini merupakan derah yang mengalir, dengan
demikian, penghuni biota air tawar harus berjuang lebih keras agar dapat bertahan.
Adapun bentuk adaptasi biota pada ekosietem ini antara lain:
Tumbuhan air memiliki akar perekat yang kuat yang menempel pada
substrat yang kuat (dasar perairan, batu).
Hewan- hewan yang hidup di dalam ekosistem ini memiliki semacam alat
penghisap atau perekat untuk bertahan ketikan arus air sungai sangat deras,
dengan demikian hewan- hewan tersebut mampu bertahan.
Estuari (muara) tempat bersatunya air sungai dengan air laut, sering
dipengaruhi oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Estuari
sebagai perairan semi tertutup terdapat dihilir sungai dan masih berhubungan
dengan laut. Sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air laut dan air
tawar dari sungai yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut.
Nutrien dari sungai memperkaya estuari sehingga keseluruhan perairan
estuari termasuk ekosistem sangat produktif namun paling mudah mendapat
gangguan dari berbagai aktivitas manusia.
Ciri khas perairan estuari :
terlarut,
Merupakan daerah peralihan dari kondisi perairan tawar ke laut,
Terdapat berbagai macam kepentingan yang sering menimbulkan konflik.
Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air
sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Estuaria didominasi oleh
subsrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air laut atau air tawar.
2.2.2
Estuaria berstratifikasi nyata atau baji garam, Dicirikan oleh adanya batas
yang jelas antara air tawar dan air laut, didapatkan dilokasi dimana aliran
Jenis ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur migrasi dari laut ke sungai
dan sebaliknya seperti seperti sidat dan ikan salmon.
2) Tumbuhan
Lamun
Alga makro (rumput laut) tumbuh di dasar perairan
Alga mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup melekat pada
daun lamun.
Karakteristik Estuari
1. Keterlindungan
Estuaria merupakan perairan semi tertutup sehingga biota akan terlindung
dari gelombang laut yang memungkinkan tumbuh mengakar di dasar estuaria dan
memungkinkan larva kerang-kerangan menetap di dasar perairan.
2. Kedalaman
Kedalaman estuaria relatif dangkal sehingga memungkinkan cahaya
matahari mencapai dasar perairan dan tumbuhan akuatik dapat berkembang di
seluruh dasar perairan, karena dangkal memungkinkan penggelontoran (flushing)
dengan lebih baik dan cepat serta menangkal masuknya predator dari laut terbuka
(tidak suka perairan dangkal).
3. Salinitas air
Air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung biota yang padat.
Sirkulasi air
Perpaduan antara air tawar dari daratan, pasang surut dan salinitas
menciptakan suatu sistem gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biota
yang hidup tersuspensi dalam air, yaitu plankton.
Pasang
Energi pasang yang terjadi di estuaria merupakan tenaga penggerak yang
penting, antara lain mengangkut zat hara dan plangton serta mengencerkan dan
meggelontorkan limbah.
mengkonversi zat hara dan menyimpanya sebagai bahan organik untuk nantinya
dimanfaatkan oleh organisme hewani.
2.2.5
hewan yang hidup di dasar esutaria seperti bermacam kerang dan cacing.
Produksi detritus, yaitu partikel- partikel serasah daun tumbuhan akuatik
makro (makrofiton akuatik) seperti lamun yang kemudian dimakan oleh
Secara singkat peran ekologi estuaria yang penting adalah sebagai berikut :
Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuari yang
jauh dari garis pantai maupun yang berdekatan denganya lewat sirkulasi
anak mereka.
Sebagai potensi produksi makanan laut di estuaria yang sedikit banyak
didiamkan dalam keadaan alami. Kijing yang bernilai komersial (Rangia
euneata) memproduksi 2900 kg daging per ha dan 13.900 kg cangkang per
2) Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat,
laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi
oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat
di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik
tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska,
dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung
pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang
rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut,
remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak
laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
perikanan.
Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
Sebagai daya tarik wisata bahari
Secara global terumbu karang berfungsi sebagai
(GRK) lainnya.
Adaptasi biota laut terhadap lingkungan yang berkadar
garam tinggi:
Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya
kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga
tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi
bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang
mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan
osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu
adalah:
banyak minum
air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
sedikit mengeluarkan urine
pengeluaran air terjadi secara osmosis
garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang.