Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha esa.
Berkat rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat kami susun hingga
selesai.
Harapan kami, semoga makalah dengan judul SISTEM PENCEGAHAN
DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN,
JARINGAN KOMUNIKASI,
Penyusun
Kelompok
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebuah bangunan idealnya harus memenuhi seluruh komponen utilitas yang
seharusnya ada pada bangunan tersebut. Utilitas Bangunan adalah suatu
kelengkapan fasilitas bangunan yang berfungsi untuk menunjang tercapainya
unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, serta komunikasi dan mobilitas
dalam suatu bangunan.
Komponen utilitas pada bangunan dalam hal ini rumah tinggal, sangat
berkaitan erat dengan komponen utilitas pada suatu lingkungan perumahan.
Mengingat perumahan merupakan kumpulan rumah yang merupakan bagian
dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah
yang layak huni. Utilitas umum sendiri adalah kelengkapan penunjang untuk
pelayanan lingkungan hunian.
Komponen utilitas pada suatu perumahan meliputi sistem penyediaan air
bersih, sistem pembuangan air kotor (limbah bangunan), sistem kelistrikan,
sistem komunikasi, serta sistem pencegahan dan penangulangan kebakaran.
Pada pembahasan kali ini akan membahas sistem kelistrikan, sistem
komunikasi, serta sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
B. TUJUAN
1. Mengetahui sistem kelistrikan pada lingkungan perumahan
2. Mengetahui sistem komunikasi pada lingkungan perumahan
3. Mengetahui sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada
lingkungan perumahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebakaran
Menurut ILO (1991) Kebakaran adalah suatu kejadian yang tidak di
inginkan dan kadang kala tidak dapat di kendalikan . Sebagai hasil pembakaran
suatu bahan dalam udara dan mengeluarkan energy panas dan nyala api.
Proses pembakaran merupakan suatu reaksi eksotermis, yaitu suatu reaksi
yang mengeluarkan panas karena reaksinya adalah pada suhu tinggi maka
reaksi fase gas. Jadi kebakaran adalah reaksi yang terjadi antara dua gas, satu
diantaranya adalah oksigen. Akan tetapi definisi ini tidak berlaku pada
pembakaran logam ( Milos Nedved dan soemanto Imamkhasani, 1991 dalam
Estria 2008).
Kebakaran merupakan suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung
dengan cepat dari suatu bahan bakar yang di sertai dengan timbulnya api atu
penyalaan. Bahan bakar sendiri dapat berupa bahan padat, cair, gas, dan uap.
Akan tetapi bahan bakar yang berbentuk uap dan cairan biasanya akan lebih
mudah mengelami penyalaan ( Depanker, 1999). Kebakaran adalah Api yang
tidak terkendali di luar kemampuan dan Keinginan manusia ( Ramli, 2010).
Penyebab terjadinya kebakaran .
Faktor penyebab terjadinya kebakaran yaitu faktor manusia, faktor teknis
dan faktor alam ( Depanker, 1987 dalam Estria, 2008 )
1
kesengajaan
Faktor teknis
sehingga
komponen lain.
Faktor alam
Petir merupakan salah satu penyebab terjadinya kebakaran
Letusan gunung merapi dapat menyebabkan kebakaran hutan dan
perumahan yang di lalui oleh lahar panas.
Klasifikasi Kebakaran
Berdasar Permenaker Nomor : 04/MEN/1980 penggolongan atau
pengelompokan jenis kebakaran menurut jenis bahan yang terbakar,
dimaksudkan untuk pemilihan media pemadam kebakaran yang sesuai.
Pengelompokan itu adalah :
1
Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang
mudah terbakar, seperti : bensin, aspal,gemuk, minyak, alkohol, LPG
dll. yang sejenis dengan itu.
Konveksi
Konveksi adalah penjalaran api melalui besi, beton , kayu atau
dinding. Jika terjadi kebakaran di suatu ruangan , misalnya kamar
hotel atau kantor , maka panas dapt merambat melalui dinding
sehingga ruangan di sebelah akan mengalami pemanasan sehingga api
dapat merambat dengan mudah.
Konduksi
Api juga dapat menjalar melalui fluida, misalnya air, udara atau bahan
cair lainnya. Suatu ruangan yang terbakar dapat menyebarkan panas
melalui hembusan angina yang membawa udara panas di sekitarnya.
Radiasi
Penjalaran panas lainnya adalah melalui proses radiasi yaitu pancaran
cahaya atau gelombang elektromagnetik yang di keluarkan oleh nyala
api. Dalam proses radiasi ini terjadi proses perpindahan panas ( heat
transfer ) dari sumber panas ke objek penerimanya atau target . Faktor
inilah yang sering terjadi penjalaran api dari gedung ke gedung lain.
Pencegahan dan Penangulangan kebakaran
Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran adalah semua tindakan
yang berhubungan dengan pencegahan , pengamatan, dan pemadaman
kebakaran dan meliputi perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta
perlindungan harta kekayaan . Dengan meningkatnya penggunaan bahanbahan
yang
mudah
terbakar
pengintensifan
pencegahan
dan
penanggulangan terhadap kebakaran harus di tingkatkann, agar kerugiankerugian menjadi sekecil mungkin.Pencegahan lebih di tekankan kepada
usaha-usaha
yang
memindahkan
atau
mengurangi
terjadinya
kandungan
oksigen
pada
area
juga
dapat
Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk
menutup kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah
tangga, luasnya minimal 2 kali luas potensi api.
B. Jaringan Telekomunikasi
Perkiraan kebutuhan telepon didasarkan pada standar yang dikeluarkan
oleh Peraturan Menteri Perindustrian dan analogi terhadap beberapa
kawasan/zona industri yang telah ada, yaitu :
1
2
3
sesuai
dengan
kebijakan
pemerintah
daerah
Access
(FWA)
yang
merupakan
akses
nirkabel
yang
1. SISTEM KELISTRIKAN
Listrik merupakan salah satu perangkat atau komponen utilitas yang
sangat penting bagi suatu lingkungan perumahan yang pemenuhannya perlu
mendapat perhatian dalam proses perancangan suatu sistem utilitas umum pada
lingkungan
perumahan.
Keberadaannya
yang
sangat
sentral
sangat
terkoordinasi mulai dari sumber pembangkit atau titik sambungan suplai daya
listrik sampai titik beban akhir sesuai maksud dan tujuan penggunaanya.
Harga terjangkau
Sistem Satuan
Pada awal perkembangan teknik pengukuran, dikenal dua sistem
satuan yaitu sistem metrik (dipelopori Perancis sejak 1795) dan sistem
CGS (centimeter-gram-second) yang dipelopori oleh Amerika Serikat dan
Inggris (kedua Negara ini juga menggunakan sistem metrik untuk
kepentingan internasional). Dan sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem
Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional.
Ada
enam
besaran
yang
dinyatakan
dalam
sistem
SI,
yaitu:
panjang.
2. Standar resistansi
menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1 yang
memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperature rendah,
ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan
temperatur
atmospher.
3. Standar tegangan
ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruf H memiliki dua
elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung
electrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu
ruangan. Tegangan electrode Weston pada suhu 20C sebesar 1.01858 V.
4. Standar Kapasitansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan
standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell,
dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh
standar
kapasitansi
(Farad).
5. Standar Induktansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar
kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.
6. Standart temperature
menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat Kelvin besaran derajat
kelvin didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi
air dan saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan 0Celsius =
273,16Kelvin,
air
mendidih
100C.
105
kandela.
Menteri
Pertambangan
dan
Energi
No.
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran adalah semua tindakan
yang berhubungan dengan pencegahan , pengamatan, dan pemadaman
kebakaran dan meliputi perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta
perlindungan harta kekayaan . Dengan meningkatnya penggunaan bahanbahan
yang
mudah
terbakar
pengintensifan
pencegahan
dan
penanggulangan terhadap kebakaran harus di tingkatkann, agar kerugiankerugian menjadi sekecil mungkin.Pencegahan lebih di tekankan kepada
usaha-usaha
yang
memindahkan
atau
mengurangi
terjadinya