Anda di halaman 1dari 69

Struktur Baja (Rangka dan Portal)

Perencanaan Struktur Baja


Arie Wardhono, ST., MMT., MT., Ph.D.
Moch. Firmansyah S., ST., MT., M.Sc. / Berkat Cipta Zega, S.Pd., M.Eng.

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Negeri Surabaya
2018
Perencanaan struktur baja

1. Titik berat dan momen inersia profil


2. Komponen tarik
3. Sambungan baut dan las
4. Komponen tekan
5. Komponen lentur
6. Komponen tekan lentur
7. Komponen lentur dengan pengaku
8. Torsi
Perencanaan struktur baja
Balok lentur dengan pengaku
Balok lentur

Komponen tekan
Komponen tekan + lentur Batang tarik dan tekan

Sambungan

Komponen tekan

Sambungan
Struktur Baja (Rangka dan Portal)

Titik Berat dan Momen Inersia


Arie Wardhono, ST., MMT., MT., Ph.D.
Moch. Firmansyah S., ST., MT., M.Sc. / Berkat Cipta Zega, S.Pd., M.Eng.

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Negeri Surabaya
2018
Titik berat dan momen inersia

Sub pokok bahasan


• Titik berat benda
• Momen inersia pada titik berat sendiri
• Momen inersia tidak pada titik berat
sendiri
• Momen inersia terhadap sumbu x
• Momen inersia terhadap sumbu y
Titik berat (bidang) dan momen inersia
• Titik berat benda
Titik berat benda / bidang penampang dapat
ditentukan dengan cara membuat sumbu x dan
y pada benda tersebut pada sisi luar
penampang benda.
– Buat sb x-x dan y-y
– Benda  ordinat y1, absis X1
– Benda  ordinat y2 absis x2
– (x1y1) titik berat benda 
– (x2y2) titik berat benda 
Titik berat (bidang) dan momen inersia
X
Y 1
X
2
X X
Y
1
I Y
2

II

7
Momen inersia
adalah suatu besaran yang timbul dari bentuk
penampang dengan titik beratnya terhadap
sumbu X maupun sumbu Y.
Besaran tersebut merupakan daya dukung /
kemampuan dari bahan dalam menahan gaya-
gaya luar

• Momen Inersia ada 2 jenis


– Momen Inersia yang bekerja pada titik
beratnya sendiri
– Momen Inersia yang bekerja tidak pada titik
beratnya
- Momen Inersia yang bekerja pada titik
beratnya sendiri
1 3
Ιx  bh 
12  b : lebar balok

1 h : tinggi balok
Ιy  bh3 

12 
- Momen Inersia yang bekerja tidak pada titik
beratnya
A : luas benda
 x '  x  A.Y0 
2
 X / Y : jarak titik berat benda
2
0 0
 y '  y  A.X 0  bagian terhadap titik berat
benda seutuhnya
Contoh
Contoh soal titik berat benda dan momen inersia
80 cm

Luas Total
= L + L I 30 cm

= (30 x 80) + (20 x 60)


= 3600 cm2 90 cm

II
60 cm

X
20 cm
Y
Contoh
. 80 cm

40 30 cm
I

15+60 90 cm

40
II
60 cm

30
X
20 cm
Y
Contoh
• Titik berat benda :
terhadap sumbu y simetris = 40 cm
terhadap sumbu x 

LΙ . Y1  L ΙΙ . Y2  L .Y
30 x 80 . 75  20 x 60 . 30  3600 . Y
180.000  36.000  3600Y
Y  60cm
Titik berat benda ( 40,60)

12
• Momen Inersia benda ( x & y)

bh3  b.hYo 2
1
Ix1 
12
.80.303  80.30 152  720.000cm4
1

12
.20.603  20.60 302  1.440.000cm4  
1
Ix2 
12
Ix total  2.160.000cm4

hb 3  h.b Xo2
1
Iy1 
12
.30.803  30.80 0  1.280.000 cm4
1

12
.60.203  60.20   
1
Iy2  40.000 cm4
12
Iy total  1.320.000 cm4
Tugas 1
Hitung titik berat (bidang) dan momen inersia profil
berikut (satuan dalam mm) :

50 40

60

150 200

50
40

175 140
Struktur Baja (Rangka dan Portal)

Komponen Tarik
Arie Wardhono, ST., MMT., MT., Ph.D.
Moch. Firmansyah S., ST., MT., M.Sc. / Berkat Cipta Zega, S.Pd., M.Eng.

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Negeri Surabaya
2018
Komponen tarik

Sub pokok bahasan


1. Kegagalan leleh
2. Kegagalan fraktur
3. Kegagalan geser blok
4. Perencanaan batang tarik
Pendahuluan

• Batang tarik banyak dijumpai dalam banyak


struktur baja, seperti struktur - struktur
jembatan, rangka atap, menara transmisi,
ikatan angin dan lain sebagainya.
• Batang tarik ini sangat efektif dalam memikul
beban.
• Batang ini dapat terdiri dari profil tunggal
ataupun profil - profil tersusun / ganda
Pendahuluan
.
Kekuatan tarik
Kekuatan tarik nominal, Pn, dari suatu
komponen struktur ditentukan berdasarkan
dua macam kondisi, yaitu :
• Leleh tarik (tensile yielding) dari luas
penampang gross, di daerah yang jauh dari
sambungan
• Keruntuhan tarik (fracture yielding) dari
luas penampang efektif pada daerah
sambungan
• Geser blok pada sambungan
Kondisi leleh tarik
Pada kondisi kegagalan akibat leleh tarik, maka
besarnya kekuatan tarik nominal dapat dihitung
berdasarkan SNI 1729:2015 persamaan D2-1 :
Pn = Fy . Ag

dimana:
• Ag = luas bruto dari komponen struktur, mm2
• Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan,
MPa
Kondisi keruntuhan tarik
Besarnya kekuatan tarik nominal, pada kondisi
kegagalan keruntuhan tarik, ditentukan dalam
SNI 1729:2015 persamaan D2-2 :
Pn = Fu . Ae

dimana:
• Ae = luas netto efektif, mm2
• Fu = kekuatan tarik minimum yang disyaratkan,
MPa
Kekuatan tarik

• Kekuatan tarik desain, ftPn, dan kekuatan


tarik tersedia, Pn/Wt, harus diambil dari
nilai terendah yang diperoleh sesuai
dengan keadaan batas dari leleh tarik dan
keruntuhan tarik.
• Nilai dari ftPn (metode DFBK) atau nilai
Pn/Wt (metode DKI) ditentukan sebagai
berikut :
Kekuatan tarik
Metode DFBK
• Untuk leleh tarik ftPn = 0,9 Fy Ag
• Untuk keruntuhan tarik ftPn = 0,75 Fu Ae

Metode DKI
𝑃𝑛 𝐹𝑦 𝐴𝑔
• Untuk leleh tarik =
Ω𝑡 1,67
𝑃𝑛 𝐹𝑢 𝐴𝑒
• Untuk keruntuhan tarik =
Ω𝑡 2,00
Luas netto, An
• Lubang yang dibuat pada sambungan untuk menempatkan alat
sambung berupa baut akan mengurangi luas penampang
sehingga mengurangi pula kekuatan tarik dari penampang
tersebut.
• Definisi dari luas netto secara sederhana adalah luas bruto dari
penampang dikurangi dengan luas lubang yang disediakan untuk
kebutuhan penempatan baut.
• Lubang untuk penempatan baut umumnya dibuat lebih besar 2
mm dari ukuran diameter nominal baut, dan pada proses
pembuatan lubang ini umumnya akan terjadi kerusakan di
sekeliling lubang. Sebagai akibatnya maka ukuran lubang yang
sudah jadi akan lebih lebar sekitar 2 mm dari yang direncanakan.
• Sehingga secara total ukuran lubang baut yang sudah jadi akan
lebih besar 4 mm daripada ukuran nominal bautnya.
• Luas netto penampang dibatasi sebesar 0,85Ag (An < 0,85Ag)
Luas netto, An
Tabel Dimensi Nominal Lubang Baut, dh

Dalam perhitungan luas netto penampang maka lebar


lubang baut harus diambil sebesar ukuran lubang nominal
ditambah dengan 2 mm.
Contoh 1
Hitung luas netto, An dari komponen struktur
tarik berikut ini yang berupa pelat datar
berukuran 10 × 200 mm. Pelat disambung pada
bagian ujungnya dengan dua baris baut M20.

t = 6 mm t = 10 mm

t = 6 mm
Contoh 1

t = 6 mm t = 10 mm

t = 6 mm

• An = Ag - n.(dh + 2).t
• An = (10 x 200) – 2 x (22+2) x 10
• An = 2000 – 480 = 1520 mm2
Efek lubang berseling pada A netto
.

2
Efek lubang berseling pada luas netto
Lubang sambungan tidak sejajar

Potongan 1 : An = Ag – n.d.t
Potongan 2 : An = Ag – n.d.t + Σ (s2.t / 4.u)
Dimana : An = luas penampang netto (mm2)
Ag = luas penampang kotor (mm2)
n = jumlah lubang
d = diameter lubang (mm)
t = tebal penampang (mm)
Contoh 2
Tentukan A netto minimum dari batang tarik
berikut ini, baut yang dipakai M20, sedangkan
tebal pelat adalah 6 mm.
Contoh 2
.

1 2 3

An1 = potongan AD
An2 = potongan ABD
An3 = potongan ABC
Contoh 2
Luas kotor : Ag = 6 x (60+60+100+75) = 1770 mm2
Lebar lubang = 22 + 2 = 24 mm

Potongan AD : An1 = 1770 – (2)(24)(6) = 1482 mm2

Potongan ABD :
An = 1770 – (3)(24)(6) + 552x6/4x60 + 552x6/4x100 = 1459 mm2

Potongan ABC
An = 1770 – (3)(24)(6) + 552x6/4x60 + 502x6/4x100 = 1451 mm2

Kontrol terhadap syarat : An < 0.85 Ag


0,85 Ag = 0,85 (1770) = 1504,5 mm2

Luas penampang bersih = 1451 mm2

….. Ambil luas penampang bersih terkecil dari alternatif perhitungan


Luas netto efektif
• Performa suatu batang tarik dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal, namun yang paling penting
di antaranya adalah masalah sambungan
karena adanya sambungan pada suatu batang
tarik akan memperlemah batang tersebut.
• Efisiensi suatu sambungan merupakan fungsi
dari daktilitas material, jarak antar alat
pengencang, konsentrasi tegangan pada lubang
baut serta suatu fenomena yang sering disebut
dengan istilah shear lag
Luas netto efektif
• Masalah shear lag dalam perhitungan diantisipasi dengan
menggunakan istilah luas netto efektif, yang dapat diterapkan pada
sambungan baut mapun las.
• Dinyatakan bahwa luas penampang efektif komponen struktur yang
mengalami gaya tarik harus ditentukan sebagai berikut :
Luas netto efektif (Ae) = U . An
• Untuk semua penampang melintang terbuka seperti W, C, siku
tunggal, dan siku ganda, maka faktor shear lag, U, tidak perlu lebih
kecil dari rasio luas bruto elemen yang disambung terhadap luas
bruto komponen struktur.
• Ketentuan ini tidak berlaku pada penampang tertutup, seperti profil
struktur berongga (PSB) atau untuk pelat.
• Nilai faktor shear lag (U) untuk sambungan pada komponen struktur
tarik dapat dilihat dalam Tabel D3.1 SNI 1729:2015
Faktor shear lag (U)
Faktor shear lag (U)
.
Faktor shear lag (U)
.
Kelangsingan struktur tarik
.
Contoh 3
Periksalah terhadap persyaratan desain metode DFBK serta DKI,
kekuatan tarik dari penampang siku L 100×100×13, ASTM A36 (Fy = 250
MPa, Fu = 450 MPa). Komponen struktur ini digunakan untuk memikul
beban tarik yang berupa beban mati sebesar 90 kN dan beban hidup
sebesar 260 kN. Tentukan pula panjang maksimum dari komponen
struktur tarik ini agar memenuhi rasio kelangsingan yang disarankan
dalam SNI 1729:2015. Asumsikan bahwa jumlah baut M24 mencukupi
untuk memikul beban yang bekerja.
Contoh 3
Diketahui:
Beban bekerja: Beban mati (DL) = 90 kN ; Beban hidup (LL) = 260 kN
Data profil penampang siku L 100x100x13 adalah sebagai berikut:
Ag = 2431 mm2 Fu = 450 MPa
t = 13 mm Fy = 250 MPa
X = 29,4 mm
Ditanya:
Periksalah terhadap persyaratan desain metode DFBK serta DKI

Jawaban:
1. Perhitungan kombinasi pembebanan
Berdasarkan DFBK Berdasarkan DKI
Pu = 1,2(DL) + 1,6(LL) Pu = DL + LL
Pu = 1,2(90) + 1,6(260) Pu = 90 + 260
Pu = 524 kN Pu = 350 kN
Contoh 3
2. Pemeriksaan leleh Tarik pada penampang bruto
Berdasarkan DFBK
ftPn = 0,90 Fy Ag
= 0,90 (250) (2431)
= 546.975 N
= 546,98 kN > 524 kN … OK !

Berdasarkan DKI
Pn/Wt = Fy Ag / 1,67
= (250) (2431) / 1,67
= 363.922,16 N
= 363,92 kN > 350 kN … OK !
Contoh 3
.
Contoh 3
.
Tugas 2
Periksalah terhadap persyaratan desain metode DFBK serta DKI,
kekuatan tarik dari penampang siku L 100×100×12, mutu baja BJ 37.
Komponen struktur ini digunakan untuk memikul beban tarik yang
berupa beban mati sebesar 75 kN dan beban hidup sebesar 200 kN.
Tentukan pula panjang maksimum dari komponen struktur tarik ini agar
memenuhi rasio kelangsingan yang disarankan dalam SNI 1729:2015.
Asumsikan bahwa jumlah baut M20 mencukupi untuk memikul beban
yang bekerja.
L 100x100x12

50 85 85 85
Baut M20
Contoh 4
Hitunglah kuat tarik rencana pada pelat dibawah ini, BJ 37

W=200mm

L=200mm

Diketahui : l = 200 mm ; w = 200 mm fy = 240 Mpa ; fu = 370 Mpa

Jawaban:
Ag = t x w = 12 x 200 = 2400 mm2
An = Ag = 2400 mm2 (sambungan las, tanpa baut)

Perhitungan Ae (Tabel D3.1 – Kasus 4)


l = 200 mm ; w = 200 mm  1,5 w = 300 mm
U = 0,75 untuk 1,5w > l > w … 300 > 200 > 200
Ae = U An = 0,75 (2400) = 1800 mm2
Contoh 4
Kekuatan profil
Berdasarkan DFBK
Kuat leleh tarik
ftPn = 0,90 Fy Ag = 0,9 (240) (2400) = 518400 N = 518,4 kN
Kuat putus (fraktur) tarik
ftPn = 0,75 Fu Ae = 0,75 (370) (1800) = 499500 N = 499,5 kN
Yang menentukan : ftPn = 499,5 kN

Berdasarkan DKI
Kuat leleh tarik
Pn/Wt = Fy Ag / 1,67 = (240) (2400) / 1,67 = 344910,2 N = 344,91 kN
Kuat putus (fraktur) tarik
Pn/Wt = Fu Ae / 2,00 = (370) (1800) / 2,00 = 333000 N = 333 kN
Yang menentukan : ftPn = 333 kN
Geser blok (Block Shear)
Pada sebuah elemen pelat tipis yang menerima
beban tarik, dan yang disambungkan dengan alat
pengencang, tahanan dari komponen tarik tersebut
kadang ditentukan oleh kondisi batas sobek, atau
sering disebut geser blok
Geser blok (Block Shear)
Kekuatan geser blok dalam SNI 1729:2015 pasal J4.3
diambil sebesar :

Pn = 0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant < 0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant

dengan :
• Fu = kekuatan tarik minimum yang disyaratkan, MPa
• Anv = luas neto penahan geser, mm2
• Ant = luas neto penahan tarik, mm2
• Agv = luas bruto penahan geser, mm2
Geser blok (Block Shear)

Agv = L t
Anv = L t – 2,5 (dh + 2) t
Ant = H t – 0,5 (dh + 2) t
Geser blok (Block Shear)
• Meskipun keruntuhan tarik terjadi pada
penampang netto, namun tegangan tarik yang
timbul tidaklah selalu seragam
• Oleh karena itu dalam persamaan geser blok
disisipkan faktor Ubs untuk mengantisipasi
distribusi tegangan tarik yang tak seragam
pada bidang luasan penahan tarik
• Nilai Ubs = 1, apabila tegangan tarik yang
timbul bersifat seragam, dan Ubs = 0,5 jika
tegangan tarik tidak merata
Geser blok (Block Shear)
.

Untuk desain geser blok dengan metode DFBK, faktor


ketahanan f diambil sebesar 0,75, sedangkan untuk
metode DKI, faktor keamanan W diambil sebesar 2,00
Kelangsingan struktur tarik
• Untuk mengurangi problem yang terkait dengan
lendutan besar dan vibrasi
• Syarat kekakuan : rasio kelangsingan,

l=L/r
l = angka kelangsingan struktur
L = panjang komponen
r = jari-jari girasi
• Syarat : l < 240 batang tarik utama
l < 300 batang tarik sekunder
Contoh 5

Diketahui :
Mutu baja BJ 37 (Fy = 240 MPa ; Fu = 370 MPa)
Digunakan profil dobel 50.50.5
w = 50 mm ; e = x = 14 mm
L = 100 mm ; A = 480 mm2
h = 50 mm
Contoh 5
Jawaban :
Ag = 2 A siku = 2 (480) = 960 mm2
An = Ag = 960 mm2 (sambungan las, tanpa baut)
Perhitungan Ae (Tabel D3.1 – Kasus 2)
U = 1 – x/L = 1 – (14/100) = 0,86
Ae = U An = 0,86 (960) = 825,6 mm2

Kekuatan profil
Berdasarkan DFBK
Kuat leleh tarik
ftPn = 0,90 Fy Ag = 0,9 (240) (960) = 207360 N = 207,36 kN
Kuat putus (fraktur) tarik
ftPn = 0,75 Fu Ae = 0,75 (370) (825,6) = 229104 N = 229,1 kN
Yang menentukan : ftPn = 207,36 kN
Contoh 5
Berdasarkan DKI
Kuat leleh tarik
Pn/Wt = Fy Ag / 1,67 = (240) (960) / 1,67 = 137964,1 N = 137,96 kN
Kuat putus (fraktur) tarik
Pn/Wt = Fu Ae / 2,00 = (370) (825,6) / 2,00 = 152736 N = 152,74 kN
Yang menentukan : ftPn = 137,96 kN
Contoh 6

Diketahui
Fy = 240 MPa ; Fu = 370 MPa
WF. 400.200.8.13
Jarak antar baut (s) = 50 mm ; Lubang baut f 24 mm

Ditanya : Hitunglah kekuatan sambungan profil WF


Contoh 6

X=41,90 mm
Titik berat ½ WF

Jawaban L=100 mm
WF. 400.200.8.13
H = 400 mm ; B = 200 mm ; tb = 8 mm ; ts = 13 mm
A = 84,12 cm2 = 8412 mm2

Menghitung titik berat ½ WF : A = 8412 / 2 = 4206 mm2


X1 = (8 x (200-13)) x (((200-13)/2) + 13) = 159324 mm3
X2 = (200 x 13) x (13/2) = 16900 mm3
Titik berat X = (159324 + 16900) / 4206 = 41,90 mm
Contoh 6
Ag = 4206 mm2 (1/2 WF)
An = Ag – n.d.t = 4206 – (2)(24)(13) = 3582 mm2
U = 1 – x/L = 1 – (41,90/100) = 0,5965
Ae = U An = 0,5965 (3582) = 2136,56 mm2

Kekuatan profil
Berdasarkan DFBK
Kuat leleh tarik
ftPn = 0,90 Fy Ag = 0,9 (240) (4206) = 908496 N = 908,50 kN
Kuat putus (fraktur) tarik
ftPn = 0,75 Fu Ae = 0,75 (370) (2136,56) = 592896 N = 592,90 kN
Yang menentukan : ftPn = 592,90 kN

Berdasarkan DKI
Kuat leleh tarik
Pn/Wt = Fy Ag / 1,67 = (240) (4206) / 1,67 = 604455 N = 604,46 kN
Kuat putus (fraktur) tarik
Pn/Wt = Fu Ae / 2,00 = (370) (2136,56) / 2,00 = 395264 N = 395,26 kN
Yang menentukan : ftPn = 395,26 kN
Contoh 6

s = 50 mm
Agv = L t = 2 (3s) tf = 2 (3 x 50)(13) = 3900 mm2

Anv = (L – 2,5 (dh + 2) t) = 2 [((3s) – 2,5 (dlubang))(tf)]


= 2 [((3 x 50) – (2,5)(24))(13)] = 2340 mm2

Ant = (H – 0,5 (dh + 2)) t = 2 [((s) – (0,5)(dlubang))(tf)]


= 2 [(50) – (0,5)(24))(13)] = 988 mm2
Contoh 6
Kekuatan geser blok
Ubs = 1 (tegangan tarik yang terjadi bersifat seragam)

Pn = 0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant


Pn = 0,60 (370)(2340) + (1)(370)(988) = 885040 N = 885,04 kN

Pn = 0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant


Pn = 0,60 (240)(3900) + (1)(370)(988) = 927160 N = 927,16 kN

Pn = 0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant < 0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant ….. OK

Total Pn = 2 Pn = 1770,08 kN … (sayap atas dan bawah)

Berdasarkan DFBK
fPn = 0,75 Pn = 0,75(1770,08) = 1327,56 kN
Berdasarkan DKI
Pn/Wt = 1770,08 / 2,00 = 885,04 kN
Contoh 6
Kesimpulan
Kekuatan Tarik berdasarkan DFBK
Kekuatan profil leleh tarik = 908,50 kN x 2 = 1817,0 kN
Kekuatan profil putus Tarik = 592,90 kN x 2 = 1185,8 kN
Kekuatan geser blok = 1327,56 kN
Kekuatan Tarik ditentukan berdasarkan kekuatan profil putus Tarik
dengan kekuatan Tarik desain fPn = 1185,8 kN

Kekuatan Tarik berdasarkan DKI


Kekuatan profil leleh Tarik = 604,46 kN x 2 = 1208,9 kN
Kekuatan profil putus Tarik = 395,26 kN x 2 = 790,5 kN
Kekuatan geser blok = 885,04 kN
Kekuatan Tarik ditentukan berdasarkan kekuatan profil putus tarik
dengan kekuatan tarik desain fPn = 790,5 kN
Contoh 7
Diketahui :
Batang tarik panjang 3m, beban mati (DL) P= 80000 N, mutu baja yang
digunakan BJ 37 (Mutu baja Fy = 240 MPa, Fu = 370 MPa)

Ditanya : Rencanakan profil siku dobel

Jawaban :
1. Perhitungan kombinasi pembebanan
Berdasarkan DFBK Pu = 1,2(DL) = 1,2 (80000) = 96000 N
Berdasarkan DKI Pu = DL = 80000 N

2. Profil yang digunakan


Dicoba profil 50.50.5
h = 50 mm ; t = 5 mm ; e = x = 14 mm
Ag = 480 mm2 ; rx = ry = 15,1 mm

Kontrol kelangsingan
ry = 15,1 mm > ry = Lk/300 = 3000/300 = 10 mm ….. OK !
Contoh 7
.

Diameter lubang = 24 mm
Contoh 7
Kontrol penampang ( 1 profil )
Ag = 480 mm2
An = Ag – n (dh+2)(t) = 480 – (1)(24)(5) = 360 mm2
U = 1 – x/L = 1 – (14/120) = 0,883 ….. ( L = 60+60 = 120 mm )
Ae = U An = 0,883 (360) = 318 mm2

Kekuatan profil
Berdasarkan DFBK
Kuat leleh tarik : fPn = 0,90 Fy Ag = 0,9 (240) (480) = 103680 N
Kuat putus tarik : fPn = 0,75 Fu Ae = 0,75 (370) (318) = 88245 N
fPn (2 siku) = 2 (88245) = 176490 N

Berdasarkan DKI
Kuat leleh tarik : Pn/Wt = Fy Ag / 1,67 = (240) (480) / 1,67 = 68982 N
Kuat putus tarik : Pn/Wt = Fu Ae / 2,00 = (370) (318) / 2,00 = 58830 N
fPn (2 siku) = 2 (58830) = 117660 N
Contoh 7
Blok geser

L = 30 + 60 + 60 = 150 mm
Agv = L t = 150 (5) = 750 mm2

Anv = (L – 2,5 (dh + 2)) t = (150 – 2,5 (24))(5) = 450 mm2

Ant = (H – 0,5 (dh + 2)) t = (20 – 0,5 (24))(5) = 40 mm2


Contoh 7
Kekuatan geser blok
Ubs = 1 (tegangan tarik yang terjadi bersifat seragam)

Pn = 0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant


Pn = 0,60 (370)(450) + (1)(370)(40) = 114700 N

Pn = 0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant


Pn = 0,60 (240)(750) + (1)(370)(40) = 122800 N

Pn = 0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant < 0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant ….. OK

Total Pn = 2 Pn = 229400 kN … (dua siku)

Berdasarkan DFBK
fPn = 0,75 Pn = 0,75(229400) = 172050 N
Berdasarkan DKI
Pn/Wt = 229400 / 2,00 = 114700 N
Contoh 7
Kesimpulan
Kekuatan Tarik berdasarkan DFBK
Kekuatan profil putus tarik = 176490 N
Kekuatan geser blok = 172050 N
Kekuatan tarik ditentukan berdasarkan kekuatan geser blok
dengan kekuatan tarik desain fPn = 172050 N > Pu = 96000 N
… OK!

Kekuatan Tarik berdasarkan DKI


Kekuatan profil putus tarik = 117660 N
Kekuatan geser blok = 114700 N
Kekuatan tarik ditentukan berdasarkan kekuatan geser blok
dengan kekuatan tarik desain fPn = 114700 N > Pu = 80000 N
… OK!
Tugas 3

Diketahui
Mutu baja BJ 34 (NIM genap) dan BJ 41 (NIM gasal)
WF. 450.200.8.12 (NIM genap) dan WF 500.300.11.15 (NIM gasa)
Jarak antar baut (s) = 50 mm (NIM genap) dan 75 mm (NIM gasal)
Baut yang digunakan M16 (NIM genap) dan M22 (NIM gasal)

Ditanya : Hitunglah kekuatan sambungan profil WF


Terima kasih
Materi pertemuan
selanjutnya

Sambungan

Anda mungkin juga menyukai