Anda di halaman 1dari 32

Mekanika Bahan

Pendahuluan
Arie Wardhono, ST., M.MT., M.T., Ph.D.

Program Studi D4 Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil
Universitas Negeri Surabaya
2020
Arie Wardhono, S.T., M.MT., M.T., Ph.D.

• 1992 - SMA Negeri 5 Surabaya, A1 Fisika/Matematika


• 1998 - S1 (S.T.) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS), Surabaya
Teknik Sipil - Struktur (Struktur beton)
• 2003 - S2 (M.MT.) - Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), Surabaya
Manajemen Industri - Logistik
• 2008 - S2 (M.T.) - Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), Surabaya
Teknik Sipil - Struktur (Perilaku struktur tahan gempa)
• 2015 - S3 (Ph.D.) – Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT),
Melbourne, Australia
Teknik Sipil - Material (Geopolymer and alkali activated materials)

Rumpun keilmuan : Teknologi bahan dan beton, struktur beton dan baja, beton
ramah lingkungan, material pengganti semen (geopolymer dan alkali activated)
Email: ariewardhono@unesa.ac.id
Pengalaman sebagai praktisi

.
Kontrak perkuliahan
• Mekanika Bahan 2 sks : Perkuliahan : 2 x 50 menit
• Penilaian :
Partisipasi < 20% Kehadiran : 60%  12%
Keaktifan : 40%  8%
Tugas < 30%
UTS < 20%
UAS < 30%

• Persyaratan mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS)


Minggu perkuliahan = 15 minggu
Maksimum tidak hadir = 3x
Status “ijin” --- bukti surat penugasan
Status “sakit” --- bukti surat keterangan sakit

• Perkuliahan
30 menit terlambat tidak akan diakui “masuk”
Deskripsi matakuliah
Matakuliah ini menjelaskan tentang titik berat, momen
inersia, tegangan dan regangan normal dan geser, diagram
tegangan dan regangan, elastisitas, deformasi aksial dan
lentur, gaya lintang dan gaya lentur, tegangan dalam balok,
analisa tegangan dan regangan

Capaian pembelajaran matakuliah


/kompetensi
Mahasiswa mampu memahami dan menganalisis titik
berat, momen inersia, tegangan dan regangan normal dan
geser, diagram tegangan dan regangan, elastisitas,
deformasi aksial dan lentur, gaya lintang dan gaya lentur,
tegangan dalam balok, analisa tegangan dan regangan
Daftar Pustaka
1. Gere and Timoshenko (2000) “Mekanika Bahan Jilid
1” Edisi ke-4. Penerbit Erlangga. Jakarta
2. Gere and Timoshenko (2000) “Mekanika Bahan Jilid
2” Edisi ke-4. Penerbit Erlangga. Jakarta
3. Beer, Jhonston, DeWolf and Mazurek (2009)
“Mechanics of Materials” Edisi ke-5.
Materi perkuliahan
Minggu Materi Dosen
1 Pendahuluan
2 Titik berat dan momen inersia
3 Tegangan dan regangan normal
4 Tegangan tekan dan tegangan tarik
5 Elastisitas linier dan hukum Hook
6 Tegangan dan regangan geser
7 Deformasi lentur dan aksial
8 Ujian Tengah Semester (UTS)
Materi perkuliahan
Minggu Materi Dosen
9 Energi regangan
10 Modulus elastisitas dan geser
11 Geser murni dan puntir murni
12 Geser murni dan puntir murni
13 Gaya lintang dan gaya lentur
14 Tegangan dalam balok
15 Tegangan dalam balok
16 Ujian Akhir Semester (UAS)
Mekanika Bahan

Titik Berat dan Momen Inersia


Arie Wardhono, ST., M.MT., M.T., Ph.D.

Program Studi D4 Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil
Universitas Negeri Surabaya
2020
Kemampuan akhir
Mampu menganalisis dan menghitung titik berat dan
momen inersia suatu penampang

Bahan Kajian
1. Pusat titik berat (center of gravity / centroid)
2. Momen inersia / Momen kelembaman
3. Radius girasi / Jari-jari inersia
4. Momen inersia polar
Luasan (Cross Section Area)

• Luasan  Besaran dan ukuran pada dua dimensi yang


dibatasi dengan jelas pada suatu area tertutup
• Luas permukaan  luasan pada bidang padat / pejal
dalam tampilan 3 dimensi
Luasan (Cross Section Area)

• Luasan  Besaran dan ukuran pada dua dimensi yang


dibatasi dengan jelas pada suatu area tertutup
• Luas permukaan  luasan pada bidang padat / pejal
dalam tampilan 3 dimensi
Pusat Berat (Centroid)

Pusat berat merupakan besaran dasar


yang penting, yang merupakan titik
tolak untuk menentukan besaran
penampang yang lainnya.
Suatu benda sembarang berada
dalam koordinat xy memiliki pusat
berat di titik C, maka luas dari bidang
tersebut dapat didefinisikan
menggunakan integral sebagai
berikut :
Pusat Berat (Centroid)
• Statis momen dari area tersebut terhadap sumbu x dan y
masing-masing didefinisikan sebagai berikut :

• Statis momen menunjukkan jumlah dari hasil kali setiap


area diferensial dan koordinatnya.
• Statis momen dapat bertanda positif atau negatif.
• Statis momen memiliki satuan pankang pangkat tiga
(mm3, m3)
Pusat Berat (Centroid)
• Statis momen dari area tersebut terhadap sumbu x dan y
masing-masing didefinisikan sebagai berikut :

• Statis momen menunjukkan jumlah dari hasil kali setiap


area diferensial dan koordinatnya.
• Statis momen dapat bertanda positif atau negatif.
• Statis momen memiliki satuan pankang pangkat tiga
(mm3, m3)
Pusat Berat (Centroid)
• Koordinat pusat berat C sama dengan statis momen dibagi
luas

• Untuk kasus khusus, pusat berat suatu penampang dapat


ditentukan dengan mudah
Pusat Berat (Centroid)
• Penampang-penampang standar yang umum dijumpai
dalam dunia teknik (persegi panjang, lingkaran, segitiga,
dsb) pada umumnya sudah ditabelkan lokasi pusat
beratnya.
• Yang sering dijumpai pula adanya penampang yang
merupakan gabungan dari beberapa bentuk penampang
standar.
• Untuk menghitung lokasi pusat berat penampang
gabungan tersebut, maka penampang tersebut dapat
dibagi-bagi menjadi beberapat komponen.
• Misal diasumsikan bahwa area gabungan dibagi menjadi n
bagian, dan luas bagian ke-i diberi notasi Ai.
Pusat Berat (Centroid)
• Selanjutnya dapat diperoleh luas dan statis momen
dengan penjumlahan sebagai berikut:

• Koordinat pusat berat penampang gabungan adalah :


Momen Inersia
adalah suatu besaran yang timbul dari bentuk penampang dengan titik
beratnya terhadap sumbu X maupun sumbu Y.
Besaran tersebut merupakan daya dukung / kemampuan dari bahan
dalam menahan gaya-gaya luar
Momen Inersia
.
Momen Inersia
.
Momen Inersia
.
Momen Inersia
.
Momen Inersia
• Momen Inersia ada 2 jenis
– Momen Inersia yang bekerja pada titik beratnya sendiri
– Momen Inersia yang bekerja tidak pada titik beratnya
- Momen Inersia yang bekerja pada titik beratnya sendiri

b : lebar balok
h : tinggi balok

- Momen Inersia yang bekerja tidak pada titik beratnya

A : luas benda
X0 / Y0 : jarak titik berat benda bagian
terhadap titik berat benda seutuhnya
Pusat Berat (Centroid)
Contoh 1
80 cm
Sebuah profil T
berikut dengan
ukuran terlampir
30 cm
Tentukan titik berat
profil berikut.
60 cm

20 cm
Pusat Berat (Centroid)
Contoh 1
80 cm
A1 = 80 x 30 = 2400cm2
A2 = 20 x 60 = 1200 cm2
A = A1 + A2 = 3600 cm2
A1 30 cm
Pusat berat terhadap sumbu y
simetris, maka x = 40 cm
Pusat berat terhadap sumbu x 60 cm
Qx = y1 A1 + y2 A2
Qx = (75 x 2400) + (30 x 1200) A2
Qx = 180000 + 36000 = 216000 cm3
y = Qx/A = 216000/3600 = 60 cm 20 cm

Pusat berat benda (40,60)


Pusat Berat (Centroid)
.
80 cm

40 30 cm
I

15+60 90 cm

40
II
60 cm

30
X
20 cm
Y
Pusat Berat (Centroid)
Pusat berat
(40,60) 80 cm

I 30 cm

40 cm
90 cm

60 cm
II
60 cm

X
20 cm
Y
Momen Inersia Benda (Ix dan Iy)
Pusat Berat (Centroid)
Contoh 2
.

Diketahui:
A profil W 500.200 = 11420 mm2
A profil C 250.90 = 4497 mm2
Tugas 1

Hitung titik berat (bidang) dan momen inersia profil


berikut (satuan dalam mm) :
50 40

60

150 200

`
50
40

175 140
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai