Anda di halaman 1dari 11

Batu bata merupakan salah satu komponen yang penting pada suatu bangunan.

Batu

bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding rumah/gedung.

Batu bata sering dipilih sebagai bahan alternatif utama penyusun bangunan karena

harganya yang relatif murah, mudah diperoleh, memiliki kekuatan yang cukup tinggi,

tahan terhadap pengaruh cuaca, dan tahan terhadap api.

Pada umumnya pembuatan bata dengan cara dibakar dengan suhu 800°C sehingga

tidak hancur bila direndam dalam air, sedangkan pembakarannya menggunakan sekam

padi atau kayu bakar yang dapat menimbulkan polusi udara melalui emisi CO2.

Disamping itu juga pembuatan batu bata merah dipengaruhi oleh cuaca maka apabila

kondisi cuaca yang kurang baik akan sangat mempengaruhi pembuatan batu bata dan

produktivitas akan menurun sehingga batu bata akan sulit untuk didapatkan. Sedangkan

bahan dasar bata me biasanya diambil dari galian tanah sawah yang subur atau tanah

liat, hal ini dapat merusak lingkungan lokal disebabkan karena pertambangan tanah liat

secara berlebihan.

Batu bata yang banyak tersedia kebanyakan mudah retak, hancur, permukaan yang

tidak rata, dan sudut yang tidak siku akibat kualitas batu bata yang kurang. Maka dalam

hal ini pada pembuatan batu bata perlunya peningkatan mutu yang dihasilkan secara

efektif, ramah lingkungan, praktis dan murah. Salah satu cara yang dilakukan adalah

dengan memperbaiki karakteristik mekanis dan fisis batu bata, hal ini dapat dilakukan

dengan cara mencampurkan bahan – bahan yang bersifat pozzolan seperti abu sekam
padi (rice husk ask / RHA) dengan limbah karbit (calcium carbide residue / CCR)

kedalam bahan dasar pembuatan batu bata. Pencampuran RHA dan CCR didasarkan

pada reaksi senyawa SiO2 yang terdapat pada abu sekam padi dan senyawa CaO yang

terdapat pada limbah karbit. Reaksi dari senyawa-senyawa ini akan membentuk bahan-

bahan yang memiliki daya pengerasan yang dapat menyatukan bahan-bahan pembentuk

batu bata, sehingga akan meningkatkan kuat tekan batu bata. Disamping itu
pemanfaatan limbah karbit dan abu sekam padi untuk bahan campuran pembuatan batu
bata dapat mengurangi penambangan tanah liat yang berlebihan dan memberikan salah

satu solusi pemecahan masalah lingkungan akibat limbah karbit yang dihasilkan dari

aktifitas Industri Las Karbit, serta memberikan nilai jual bagi limbah karbit yang selama

ini hanya menjadi bahan buangan.

Batu bata adalah sebuah gumpalan batu yang terbuat dari campuran tanah liat dan
tanah abu yang dibakar dan dibentuk seperti balok sebagai bahan pokok membuat suatu
bangunan ataupun konstruksi.
Batu bata merupakan salah satu bagian material sebagai bahan pembuat dinding.
Batu bata dibuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan.
Seiring teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-
material baru seperti gypsum dan bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih
karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.
Batu Bata dalam sebuah bangunan rumah memiliki peranan yang sangat vital,
seindah apapun rumah tanpa batu bata belum bisa dikatakan sebuah rumah. Namun
seiring perkembangan arsitektur, batu bata tak hanya sebatas pelindung sebuah rumah
semata, kini peranan batu bata bergeser kearah yang lebih luas.
Sifat bata dalam penggunaan sebagai bahan bangunan :
a. Ukuran dan bentuk bata
b. Kematangan
c. Berat jenis bata
d. Kekuatan tekan
e. Daya absorbsi
f. Pengaruh bahan
g. Pengaruh garam
h. Bebas dari retak
Dalam pemilihan batu bata, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Usahakan memilih batu bata yang ukurannya seragam, untuk mendapatkan hasil
pasangan bata yang rata dan rapi. Selain itu kandungan pada batu bata tidak terlalu
basah dan tidak terlalu kering, yang bertujuan untuk mendapatkan pengikatan yang
maksimal antara bata dengan campuran adukan (spesi) Dalam pemilihan bata secara
fisik dan visual, dapat dicek dengan mengetok bata dan merasakan beratnya. Bata merah
yang bagus akan terdengar bunyi nyaring saat diketok dan tidak terlalu berat. Jika
bobotnya lebih berat dan tidak terdengar bunyi nyaring, merupakan tanda bahwa bata
merah tidak bagus dan akan mudah pecah, bahkan bisa hancur. Pengamatan visual yang
lain, yaitu bahwa bata merah yang bagus jika diamati permukaannya padat, tidak porus
dan jumlah rongganya tidak terlalu banyak. Untuk dinding yang dibuat dengan sistem
bata ekspos, baik menggunakan batu bata merah maupun batu bata muka, sebaiknya
menggunakan batu bata yang memiliki ukuran kecil sehingga susunan bata ekspos
terliat rapi dan rapat. Sedangkan untuk dinding bata yang difinishing dengan plesteran ,
biasanya menggunakan bata dengan ukuran yang lebih besar dan susunannya juga tidak
terlalu rapat, karena akan dilapisi dengan campuran adukan (spesi).

2.1 Jenis Batu Bata


Bata merupakan komponen utama yang dibutuhkan ketika seseorang hendak
membangun rumah. Dulu, kita hanya mengenal jenis batu bata merah yang dibuat dari
tanah liat yang dibakar, dan batako yang dibuat dari campuran pasir dan semen yang
dicetak. Kini, ada banyak sekali pilihan material utama dinding ini. Masing-masing
memiliki kekurangan dan kelebihan yang perlu Anda ketahui sebelum memilih mana
yang tepat.
a. Bata Bata Merah
bata merah dibuat dari proses pembakaran tanah liat yang sebelumnya sudah dicetak.
Beratnya rata-rata 3 kg. Bata jenis ini biasanya menggunakan mortar campuran semen
dan pasir.
Kelebihannya adalah harganya murah, lebih banyak dikenal sehingga banyak orang tahu
cara memasangnya, tidak mudah retak, dan dingin.Sayangnya, bata ini membutuhkan
biaya yang tinggi dan waktu pemasangan lebih lama. Bata merah juga berat sehingga
akan membebani struktur di bawahnya. Kesulitan pemasangan dengan rapi, bata merah
butuh lapisan plesteran yang lebih tebal.Karena memiliki warna yang eksotis dan
terkesan natural vintage, bata merah banyak juga dibentuk sebagai bata tempel,
sehingga terkesan seperti dinding bata ekspos. Bata ini harganya lebih mahal karena
sudah dibuat dengan pewarnaan dan pelapisan khusus.

b. Batako
Batako dibuat dari berbagai material, sesuai jenis yang diinginkan. Ada yang dibuat dari
campuran semen dan pasir. Jenis lainnya dicampur dari batu tras dengan dengan kapur
dan air, bahkan ada juga yang dibuat dari batu bara. Material ini sudah menunjukkan
bahwa penggunaannya akan membuat ruangan jadi terasa lebih panas. Sedangkan bata
merah yang dibuat dari tanah liat sifatnya lebih dingin. Ditinjau dari segi kekuatan,
batako juga lebih rentan retak.
Kelebihannya adalah bentuk yang lebih presisi dan lebih besar dari bata merah,
sehingga proses membangun lebih cepat dan mudah. Batako press juga dinilai cukup
padat dan tahan api. Pemasangan yang lebih cepat juga akan mengurangi ongkos
bangunan. Plesteran yang dibutuhkan juga lebih sedikit dan mudah dipotong

c. Bataton
Bataton dibuat dari campuran pasir, semen, kerikil, agregat, air, dan bahan aditif lainnya.
Bentuknya bervariasi, sudah disesuaikan dengan aneka kebutuhan bangunan. Di bagian
dalam, biasanya terdapat lubang sehingga kita bisa menaruh rangka besi penopang
bangunan. Bisa juga untuk saluran pipa, kabel listrik, ringbalk, dan keperluan
lainnya.Bataton memudahkan para tukang dalam menyelesaikan pekerjaan, karena lebih
ekonomis. Jika memakai bata merah, diperlukan bekisting dan bingkai struktur. Proses
kerja lebih lama dan rumit, karena bekisting harus dilepas lagi. Sementara dengan
bataton, tidak perlu menggunakan beksiting. Pembuatan kolom bisa langsung
dikerjakan dengan bataton tersebut.

d. Bata Ringan / Herbel


Bata ringan dibuat dengan mesin pabrik, sehingga menghasilkan bata yang lebih halus,
ringan, dan rata. Sesuai namanya, bata ini ringan dan tidak membebani struktur.
Bentuknya yang rapi bisa mempercepat pelaksanaan dan meminimalkan jumlah
pemaikaian material. Bata ringan dibuat dari pasir kuarsa, semen, kapur, gipsum, pasta
alumunium, dan air.Karena sudah halus, bata ringan bisa langsung diaci tanpa perlu
diplester, meski pemakaian pelsteran juga tidak dilarang. Bata ringan juga kedap air dan
suara, serta tahan pada gempa bumi. Sayangnya, bata jenis ini berharga relatif lebih
mahal dari bata merah. Penjualnya pun masih didominasi toko material besar saja dan
harus dibeli dalam jumlah yang sangat banyak. Memasangnya dibutuhkan keahlian
khusus, tidak seperti memasang bata merah yang sudah banyak diketahui tekniknya.

. Fungsi Batu Bata

Siapapun tahu tentang batu bata meskipun bukan pekerja bangunan. Batu bata sangat
akrab dengan kehidupan kita, berasal dari tanah liat yang dibentuk dengan cetakan
berukuran tertentu kemudian dibakar.Yang tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari
dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan
dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan.
Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas
pula dinding yang kita dapat. Memiliki kwalitas yang bermacam – macam tergantung bahan
yang dibuat serta media pembakarnya. Ada yang membakar menggunakan sekam ada
pula yang menggunakan kayu bakar. Kwalitas pembakaran denbgan kayu bakar memiliki
grid yang lebih tinggi atau berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga berfungsi sebagai
gewel, mempunyai nilai yang lebih ekonomis dari pada kita mengguakan kuda-kuda dari
kayu. Dinding yang menggunakan bahan batu bata memiliki daya serap terhadap panas
cukup baik sehingga terasa nyaman. Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia
menjadi pilihan terbaik sampai saat dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak
kalah penting dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata.
campuran yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap
resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan
untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat.

Proses Pembuatan Batu Bata


Alat dan Bahan
Pada proses pembuatan batu bata, alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Bahan
 Tanah liat
 Air
 Abu

b. Alat
 Cangkul
 Pencetak batu bata
 Tungku pembakaran
 Kayu bakar
Proses Pembuatan Batu Bata

1. Pertama-tama carilah lahan tanah merah yang berbentuk perbukitan dan tekstur tanah
meranya sangat liat, jangan terlalu banyak mengandung pasir, tanah yang bertektur
tersebut akan mengurangi kekuatan dari batu bata. Juga dekat dengan sumber air,
sebagai bahan campuran tanah merah.
2. Selanjutnya jika sudah didapat, bersihkan tanah liat tersebut dari sisa sampah yang ada
seperti rumput batu-batu kecil dan sebagainya
3. Rendam tanah liat ( lempung) tersebut kedalam suatu lubang yang sudah anda buat
minimal 15 jam atau lebih tergantung tanah liat ditempat anda berasal
4. Lalu buang air tersebut sampai kering, setelah itu anda harus menghaluskan tanah liat
tersebut, bisa menggunakan cangkul. mengapa harus dengan cangkul? karena kali ini
kita membahas dan mengerjakannya dengan menggunakan teknik manual bukan dengan
mesin, nanti bisa anda kembangkan lagi
5. Hancurkan tanah tersebut dengan cara menginjak-injak tanah tersebut hingga menjadi
lumpur. kalau dengan skala yang cukup banyak bisa menggunakan bantuan hewan
seperti kerbau. jangan sampai terlalu lembek (seperti bubur) karena tidak akan bisa
dicetak
6. Lalu taruh lumpur (lempung) diatas meja cetak
7. Setelah sudah bisa langsung di cetak jangan lupa menaruh sedikit abu dicetakan agar
tidak lengket.
8. Bila tanah liat tersebut sudah berbentuk persegi seperti batu bata, anda sudah bisa
melakukan pengeringan.
9. Tahap pendindingan tujuan nya agar batu bata cepat kering bisa dilakukan dengan cara
menumpukan bata yang masih berbentuk tanah tadi dengan memiringkannya.
10. Lalu jika sudah kering, tahap selanjutnya menyusun batu bata dari kilang tempat
produksi ke dapur pembakaran.

Tahap – Tahap Pembakaran


Tahap pembakaran batu bata ini adalah langkah penentuan dimana anda bisa
dikatakan berhasil atau kurang berhasil dikarenakan pada tahap ini akan dilakukan
pembakaran didapur tempat anda bekerja dan biasa nya memakan waktu cukup lama,
tergantung banyaknya batu bata yang anda bakar.
1. Langkah selanjutnya setelah batu bata mentah yang sudah kering disusun di dapur
pembakaran yang sudah disiapkan.
2. Setelah itu siapkan bahan bakarnya seperti kayu atau bisa juga dengan sisa olahan buah
kelapa sawit tangkos, harus dikeringkan dulu agar mempermudah pembakaran.
3. Lalu lakukan tahap pembakaran dengan cara memasukan kayu tersebut kedalam lubang
dibawah susunan batu bata tadi.
4. Kemudian kita masuk ketahap membuat dinding disekeliling susunan batu
tersebut tujuan nya adalah mempercepat suhu yang ada didalam susunan batu bata cepat
naik keatas tidak lupa memberi sekam (bekas kupasan kulit padi) bisa didapatkan
dikilang padi. Api nya jangan sampai mati atau redup ya semakin hari harus tambah
marak atau dtambah volume nya.
5. Tahap penutupan lubang api bertujuan agar hawa api tidak keluar dan tanda berakhir
nya peroses pembakaran hal ini bisa dilakukan apabila asap yang ada pada bagian atas
susunan batu bata tadi sudah membening atau kalau kita lihat hanya ada seperti udara
yang membara-bara.
6. Setelah itu dilakukan tahap finishing yaitu tahap peyiraman bagian atas susunan batu
bata dengan sekam (bekas sisa kulit padi).
7. Setelah itu lanjutkan dengan tahap pembukaan dinding yang sudah dipasang tadi, ini
dilakukan sekitar 24 jam. Lama nya tahap pembakaran tergantung banyaknya batu bata
yang di bakar.
8. Setelah dibakar kemudian di dinginkan, barulah batu bata siap dijual, biasanya banyak
orderan dari pihak mebel dan pembeli perorangan, dengan harga 1 batanya berkisar
antara Rp.400 – Rp. 500 belum termasuk ongkos kirim.

1 Sifat Fisis Batu Bata


Sifat fisis batu bata adalah sifat yang ada pada batu bata tanpa
adanya pemberian beban atau perlakuan apapun. Sifat fisis batu bata
(Civil Engeneering Materials, 2001), antara lain adalah:

1. Densitas atau Kerapatan Batu Bata


Densitas adalah massa atau berat sampel yang terdapat dalam
satu satuan volume. Densitas yang disyaratkan untuk digunakan adalah
1,60 gr/cm3 –2,00 gr/cm3. Persamaan yang digunakan dalam
menghitung densitas atau kerapatan batu bata adalah :

D(density) = berat kering/volume (gr/cm)

2. Warna Batu Bata


Warna batu bata tergantung pada warna bahan dasar tanah, jenis
campuran bahan tambahan kalau ada dan proses berlangsungnya
pembakaran. Standar warna batu bata adalah orange kecoklatan.

3. Dimensi atau Ukuran Batu Bata


Dimensi batu bata yang disyaratkan untuk memenuhi hal diatas
adalah batu bata harus memiliki ukuran panjang maksimal 16 in (40 cm),
lebar berkisar antara 3 in – 12 in (7,50 cm – 30,0 cm) dan tebal berkisar
antara 2 in –8 in (5 cm – 20 cm).

4. Tekstur dan Bentuk Batu Bata


Bentuk batu bata berupa balok dengan ukuran panjang, lebar,
tebal yang telah ditetapkan. Permukaan batu bata relatif datar dan kesat
tapi tak jarang berukuran tidak beratur.

2.2.2 Sifat Mekanis Batu Bata


Sifat mekanis batu bata adalah sifat yang ada pada batu bata jika
dibebani atau dipengaruhidengan perlakuan tertentu. Sifat teknis batu bata (Civil
Engeneering Materials, 2001), antara lain adalah :

1. Kuat Tekan Batu Bata


Kuat tekan batu bata adalah kekuatan tekan maksimum batu bata
per satuan luas permukaan yang dibebani. Standar kuat tekan batu bata
yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah sebesar 10,40 MPa.
Persamaan yang digunakan dalam menghitung kuat tekan batu bata :

C = W/A (lb/in2)

2. Modulus of Rupture
Batu Bata Modulus of rupture adalah modulus kegagalan dari
batu bata akibat diberi beban maksimum. Standar modulus of rupture
batu bata yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah sebesar 3,50
MPa. Persamaan yang digunakan dalam menghitung modulus of rupture
batu bata adalah:

S= 1.50W/bd2(lb/in2)

3. Penyerapan ( absorbtion) Batu Bata


Penyerapan (absorbtion) adalah kemampuan maksimum batu bata
untuk menyimpan atau menyerap air atau lebih dikenal dengan batu bata
yang jenuh air. Standar penyerapan (absorbtion) batu bata yang
disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah masing-masing maksimum 13 %
dan 17 %.

4. Initial Rate of Suction (IRS) dari Batu Bata


Initial Rate of Suction (IRS) adalah kemampuan dari batu bata
dalam menyerap air pertama kali dalam satu menit pertama. Hal ini
sangat berguna pada saat penentuan kadar air untuk mortar. Standar
initial rate of suction (IRS) batu bata yang disyaratkan oleh ASTM C 67-
03 adalah minimum 30 gr/mnt/30 in2. Persamaan yang digunakan dalam
menghitung initial rate of suction (IRS) batu bata adalah :
IRS = (m1 –m2) K (7)

Karena IRS memiliki satuan gr/mnt/30 in2 atau gr/mnt/193,55


cm2, maka harus dikalikan dengan suatu faktor, yaitu : K = 30/ Luas area
atau K= 193,55/ Luas area

5. Kuat Tekan Pasangan Batu Bata (Compressive Strength of Brick


Prism)
Kuat tekan pasangan batu bata (compressive strength of brick
prism) adalah kemampuan maksimum dari pekerjaan pasangan batu bata
dengan mortar. Standar prosedur percobaan kuat tekan pasangan batu
bata yang disyaratkan oleh ASTM C 1314-03, adalah sebagai berikut : fc′
= Pu + W bh(Mpa atau Psi

6. Pemeriksaan Kegagalan Ikatan Pasangan Batu Bata ( Bond Flexure of


Brick Prism)
Pemeriksaan kegagalan ikatan pasangan batu bata (bond flexure
of brick prism) adalah kemampuan menerima beban maksimum dari
ikatan antara mortar dan batu bata. Standar prosedur percobaan
kegagalan ikatan pasangan batu bata yang disyaratkan oleh ASTM E
518. Pemeriksaan kegagalan ikatan pasangan batu bata akan
menghasilkan nilai modulus of rupture. Secara matematis dapat dihitung
dengan rumus berikut : R = ( P + 0,75 Ps ) bd2 (Mpa atau Psi)

7. Pemeriksaan Kuat Lentur Pasangan Batu Bata


Pemeriksaan kuat lentur pasangan batu bata adalah kemampuan
menerima beban lentur maksimum dari ikatan antara mortar dan batu
bata. L = (Pu+W) lbd2 (Mpa atau Psi)

8. Pemeriksaan Kuat Geser Pasangan Batu Bata (Shear Strength of Brick


and Mortar)
Pemeriksaan kuat geser pasangan batu bata (shear strength of
brick and mortar) adalah kemampuan menerima beban geser maksimum
dari ikatan antara mortar dan batu bata. Standar prosedur percobaan
pemeriksaan kuat geser pasangan batu bata yang disyaratkan oleh ASTM
E 519. (Oscar Fitrah Nur, 2008). Persamaan yang digunakan dalam
menghitung kuat geser pasangan batu bata adalah: fvh = Pu+W2bh (Mpa
atau Psi)
2.3 Syarat-syarat batu bata
Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982
adalah sebagai berikut :

1. Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan
tajam, permukaan rata dan tidak retak-retak
2. Ukuran standar
Modul M-5a:190x90x65 mm
Modul M-5b:190x140x65 mm
Modul M-6:230x110x55mm
3. Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan
yaitu kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250
Kelas kekuatan in menunjukan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata
yang diuji
4. Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak-bercak putih) menutup lebih dari
50% permukaan batanya.

2.4 Jenis Batu Bata

1. Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata biasa
dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu,
bata ini digunakan untuk dingding dengan menggunakan morta(campuran semen)
Ssebagai pengikat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah. Bata muka ,
memiliki permukaan yang baik dan licin dan memupnyai warna dan corak yang
sragam . Disamping dipergunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai
penutup d dan sebagai dekoratif.
2. Batu Bata Pasir – Kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari
campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1 : 8 serta air yang ditekankan
kedalama campuran sehingga membentuk batu bata.
2.5. Pengujian Batu Bata
Untuk mengetahui baik buruk dan mutu bata harus dilakukan pengujian sebagai
berikut :
1. Uji serap air
Pengujian ini dilakukan dengan cara bata diambil acak dalam keadaan kering
mutlak kemudian direndam dalam air sampai semua porinya terisi dengan air. Maka
persentase berat air yang terserap dalam bata dibandingkan berat bata adalah indeks
angka serap air pada bata. Bata merah atau batu bata diangap baik jika penyerapan
airnya kurang dari 20%. Sepertinya kalau yang ini harus dilakukan di laboratorium ya…
2. Uji kekerasan
Uji kekerasan bata dilakukan dengan menggoreskan kuku pada permukaan bata,
jika goresan dengan kuku itu menimbulkan bekas goresan maka kekerasan bata anda
kurang baik. Nah yang ini mudah kan bisa anda lakukan sendiri
3. Uji bentuk dan ukuran
Semua permukaan bata harus rata dan bersudut siku-siku.
4. Uji bunyi
Uji bunyi dilakukan dengan memegang dua bata kemudian memukulkanya satu
dengan yang lainya dengan pukulan tidak terlalu keras. Bata yang baik akan
mengeluarkan bunyi yang nyaring. Uji bunyi ini merupakan salah satu parameter
kekeringan dari batu bata anda. Tentu saja bata akan berbeda jika dalam keadaan basah,
walaupun bata yang baik dia tidak akan mngeluarkan bunyi yang nyaring
5. Uji kandungan garam
Uji kandungan garam dilakukan dengan cara merendam sebagian tubuh bata kedalam
air, air akan terserap bata sampai ke bagian bata yang tidak direndam. Selama proses
penyerapan air inilah garam-garam yang terkandung bata akan terlarut kea atas ke
bagian yang tidak direndam air. Nah garam-garam pada bata ini berupa bercak-bercak
putih. Bata dikatakan baik jika bercak-bercak putih yang menutup permukaan bata
kurang dari 50%. Apa yang terjadi jika kandungan garam di bata anda tinggi….?bat
dengan kandungan garam yang tinggi secara langsung akan berpengaruh pada lekatan
antara bata dengan mortar pengisi, dimana dengan terganggu

Anda mungkin juga menyukai