1. Mudah untuk di susun dan di pasang 1. Sulit membuat pasangan bata yang rapi
sehingga tidak memerlukan keahlian 2. Bahannya mudah menyerap panas dan dingin
tertentu. 3. Cenderung boros dalam menggunakan material
2. Mudah diangkut karena ukurannya yang perekat
kecil. 4. Bobotnya termasuk besar
3. Harga cukup murah.
4. Tidak memerlukan perekat khusus.
5. Tahan panas sehingga melindungi
bangunan lebih lama dari api.
CARA PEMASANGAN
1. Pasang mistar pengukur lapisan bata secara tegak lurus, ukur dengan unting-unting.
2. Pasang benang penarik horizontal dan ukurlah dengan alat (water pas atau slang air).
3. Tentukan ketebalan speci lapisan arah vertikal pada mistar ukur sesuai ketebalan bata ditambah tebal spesi
(6-10 mm).
4. Bersihkan permukaan Bata. Pastikan bahwa permukaan bata dalam kondisi bersih dan bebas dari debu agar
adukan dapat merekat sempurna.
5. Mulailah pemasangan pada lapis pertama yang didahului pemasangan adukan atau spesi sebagian dasar.
6. Lanjutkan lapis berikutnya dan kontrol ketegakan pasangan dengan alat unting-unting.
7. Bersihkan Sisa adukan. Bila terdapat sisa adukan yang menempel tidak sempurna (melebihi ketebalan bata)
maka bersihkan segera sebelum mengeras.
8. Lindungi dari sinar matahari. Rawat pasangan bata yang sudah selesai dengan melindungi dari sinar
matahari secara langsung, misalnya dengan menggunakan plastik atau penyiraman air.
KERAMIK
Keramik adalah bahan padat yang terdiri dari senyawa anorganik
dari logam, non-logam, atau metaloid yang terutama dimiliki oleh
atomik dan kovalen. Kata keramik dapat digunakan sebagai kata
sifat untuk menggambarkan suatu bahan, produk atau proses.
BAHAN/UNSUR
KIMIA KERAMIK
● Lempung
● Silika
● Feldspar
● Air
KEGUNAAN KERAMIK JENIS-JENIS
KERAMIK
Awalnya, keramik banyak digunakan untuk 1. Keramik Teraso
membuat cangkir dan ubin. Saat 2. Keramik Kuadrat
ini, keramik banyak digunakan sebagai bahan 3. Keramik Mozaik
pembuatan busi, isolator listrik, dan bahan baku 4. Keramik Semen
alat cetak. Keramik mampu dipakai pada 5. Keramik Granit Alam
temperatur tinggi.
PROSES PEMBUATAN KERAMIK
1. Tanah liat yang masih berupa bubuk harus diolah terlebih dahulu dengan cara disaring dalam kondisi basah. Maksudnya, ketika akan
disaring, tanah dicampur dengan air agar debunya tidak beterbangan sekaligus membuat tanah liat lebih mudah dibentuk. Kemudian,
tanah dijemur selama satu sampai dua minggu hingga menjadi semakin liat. Agar tetap lembap dan liat saat dipakai, tanah harus disimpan
di dalam plastik yang terlindung dari cahaya.
2. Langkah selanjutnya adalah pembentukan tanah liat sesuai dengan kreativitas masing-masing, ada empat teknik yang digunakan dalam
pembentukan tanah liat, yaitu teknik lintingan, pijitan, butsir, dan putar.
3. Setelah dibentuk, keramik dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Jika keramik dirasa sudah kering, proses bisa dilanjutkan ke tahap
berikutnya.
4. Keramik akan dibakar hingga dua kali. Pada tahap pertama, keramik dibakar selama 9 jam pada suhu 900 derajat celsius. Setelah sampai
pada suhu dan waktu tersebut, keramik tidak boleh langsung diambil. Sebab, keramik akan mengalami thermal shock (perubahan suhu
yang drastis) dari oven yang panas menuju suhu ruangan. Jika langsung dikeluarkan, keramik kemungkinan besar akan pecah dan oven
bisa rusak. Oleh karena itu, keramik bisa didiamkan terlebih dahulu hingga oven mencapai suhu 0 derajat. Biasanya, untuk mencapai
suhu tersebut, waktu yang dibutuhkan mencapai dua hari dua malam.
5. Pada tahap finishing, keramik bisa dihaluskan dan diwarnai sesuka hati. Alat yang digunakan untuk menghaluskan biasanya adalah
ampelas.
6. Setelah keramik jadi sesuai dengan bentuk yang diinginkan, keramik dibakar kembali untuk membuatnya lebih kuat. Pembakaran kedua
ini dilakukan pada suhu 1.220 derajat celsius selama 10 jam.Setelah pembakaran kedua, keramik sudah siap untuk dijual, dijadikan
hiasan, atau digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
ALTERNATIF PENGGANTI KERAMIK