Beton serat merupakan beton yang terdiri dari semen hidrolik, air, agregat halus, agregat kasar dan serat (serat baja, plastik, glass maupun serat alami) yang disebar secara diskontinu. Tjokrodimuljo, Kardyono (1992) mendefinisikan beton serat (fiber concrete) sebagai bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat (batang-batang dengan diameter antara 5 dan 500 µm dengan panjang sekitar 2,5 mm sampai 10 mm). Penambahan serat pada beton dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan sifat yang dimiliki oleh beton yaitu memiliki kuat tarik yang rendah.( Medio Duddian Wahyu Rahman, Yogie Risdianto) Tanaman rami yang dikenal dengan nama latinnya Boehmeria nivea (L) Goud merupakan tanaman tahunan berbentuk rumput yang dapat menghasilkan serat alam nabati dari pita (ribbons) pada kulit kayunya yang sangat keras dan mengkilap. Tanaman rami adalah tanaman tahunan yang berbentuk rumpun mudah tumbuh dan dikembangkan di daerah tropis, tahan terhadap penyakit dan hama, serta dapat mendukung pelestarian lingkungan. Dalam hal tertentu serat rami mempunyai keunggulan dibandingkan serat yang lainnya seperti kekuatan tarik, daya serap terhadap air, tahan terhadap kelembapan dan bakteri, tahan terhadap panas serta peringkat nomor dua setelah sutra dibandingkan serat alam yang lainnya dan lebih ringan dibanding serat sintetis dan ramah lingkungan” (Purboputro, Pramuko Ilmu dan Hariyanto, Agus, 2017:65). Menurut Mueller dan Krobjilobsky (2003) dalam Najib, Muhammad (2010:5) menyatakan bahwa “massa jenis serat rami adalah 1,5 – 1,6 gr/cm3 dan kekuatan tarik serat rami berkisar 400 – 1050 MPa. Modulus elastisitas dan regangannya adalah sekitar 61,5 GPa dan 3,6%”.
2.2 abu batu sebagai subtituen pasir
Beton adalah salah satu pilihan material struktur yang cukup penting dalam mendukung pembangunan sehingga kualitas beton dituntut untuk ditingkatkan melalui penelitian- penelitian. Beton didefinisakan sebagai campuran antara agregat halus (pasir), semen, agregat kasar (kerikil), dan air dengan atau tanpa bahan tambahan sehingga terbentuk massa padat. Kriteria dari abu batu adalah lolos ayakan berdiameter 4,75 mm dan bertahan di ayakan 0,075 sehingga abu batu merupakan limbah yang bisa dijadikan alternatif pengganti agregat halus/ pasir untuk pembuatan beton. Pada penilitian juga mengukur tingkat efektifitas kuat tekan beton dan berat jenis antara beberapa variasi adukan Pasir Alami (PA) Abu Batu (AB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan rata- rata tertinggi dihasilkan dari beton dengan proporsi PA 60 % : AB 40% yaitu 12,76 MPa. Pemeriksaan berat volume beton menunjukkan proporsi AB 20 % : PA 80% menghasilkan berat volume rata- rata terbesar yaitu 2,27 gr/cm3 sedangkan pada proporsi PA 40 % : AB 60% nilai berat volume 2,25 gr/cm3. Penggunaan abu batu sebagai pengganti sebagian pasir meningkatkan kuat tekan beton namun tidak signifikan meningkatkan berat volume beton. (Ira Puspitasari , Qoiznur Dzaki Maulana, Denny Adi Prasetyo,2023) Abu batu adalah produk sampingan dari produksi batch. Abu batuan adalah abu yang mengandung sejumlah besar senyawa SiO2, AI2O3 dan alkali, besi dan Ca(OH)2, meskipun dengan komposisi yang sedikit walau berbeda daerah, komponen abu batu dipakai pada campuran beton diutamakan untuk meningkatkan unjuk kerja beton [5]. Penggunaan abu batu bisa menghemat konsumsi penggunaan cement. amer mengandung kimia senyawa SiO2 yang sangat lembut, yang bersifat menyerap amorf dan karenanya menkeras bila ditambah dengan semen. Senyawa kimia yang muncul di antara silika yang amorf dan kapur adalah senyawa kalsium silikat yang tidak larut dalam air. (Bayu Zamzam Nurjaman , Roestaman , Eko Walujodjati.2021) Abu batu (Limbah Stone Crusher) tergolong limbah biasa yang tidak beracun bentuknya butiran halus seperti pasir namun kadar lumpurnya cukup tinggi sehingga tidak selamanya memenuhi syarat untuk pasir campuran beton, mengingat jumlahnya yang cukup besar maka upaya memanfaatkan untuk meningkatkan nilai ekonomis serta mengatasi masalah pencemaran lingkungan layak di upayakan. Penelitian untuk melihat proporsi optimum potensi bahan buangan berupa Limbah Stone Crusher sebagai bahan bangunan, sampai sejauh mana bahan ini dapat dimanfaatkan yang akhirnya akan mengatasi masalah pencemaran dan mendapatkan nilai tambah yang bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan. Abu batu ini sulit dipasarkan mengingat kwalitasnya terutama kadar lumpurnya tinggi (lebih besar 5%), kadar Lumpur maksimum untuk Beton adalah 5% (PBI, 71) maka tidak dapat dijual pada industri beton atau Concrette Ready Mix, sehingga banyak menumpuk sebagai limbah. Abu batu yang diteliti berfungsi sebagai agregat halus pengganti pasir sebagai material campuran beton.( Musper David Soumokil,2015)