Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGERTIAN MORTAR
Mortar (sering disebut juga mortel atau spesi) adalah bahan bangunan terdiri dari
agregat halus, bahan perekat serta air, dan diaduk sampai homogen.

B. JENIS-JENIS MORTAR
Tjokrodimuljo, K (2012) membagi mortar berdasarkan jenis bahan ikatnya menjadi
empat jenis, yaitu mortar lumpur, mortar kapur, mortar
semen dan mortar khusus.
1. Mortar lumpur
Mortar lumpur dibuat dari campuran air, tanah liat/lumpur, dan agregat halus.
Perbandingan campuran bahan-bahan tersebut harus tepat untuk memperoleh
adukan yang kelecakannya baik dan mendapatkan mortar (setelah keras) yang baik
pula. Terlalu sedikit pasir menghasilkan mortar yang retak-retak setelah mengeras
sebagai akibat besarnya susutan pengeringan. Terlalu banyak pasir menyebabkan
adukan kurang dapat melekat dengan baik. Mortar lumpur ini dipakai untuk bahan
dinding tembok atau bahan tungku api di pedesaan.
2. Mortar kapur
Mortar kapur dibuat dari campuran pasir, kapur, semen merah dan air. Kapur
dan pasir mula-mula dicampur dalam keadaan kering kemudian ditambahkan air. Air
diberikan secukupnya untuk memperoleh adukan dengan kelecakan yang baik.
Selama proses pelekatan kapur mengalami susutan sehingga jumlah pasir yang
umum digunakan adalah tiga kali volume kapur. Mortar ini biasa dipakai untuk
perekat bata merah pada dinding tembok bata, atau perekat antar batu pada
pasangan batu.
3. Mortar semen
Mortar semen dibuat dari campuran air, semen Portland, dan agregat halus
dalam per-bandingan campuran yang tepat. Perbandingan antara volume semen
dan volume agregat halus berkisar antara 1 : 2 dan 1 : 8. Mortar ini lebih besar
daripada mortar lumpur atau mortar kapur, oleh karena itu biasa dipakai untuk
tembok, pilar, kolom, atau bagian bangunan lain yang menahan beban. Karena
mortar semen ini lebih rapat air (dibandingkan dengan mortar lain sebelumnya)
maka juga dipakai untuk bagian luar bangunan dan atau bagian bangunan yang
berada dibawah tanah (terkena air).
4. Mortar khusus
Mortar khusus ini dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada mortar 1.2)
dan 1.3) di atas dengan tujuan tertentu. Mortar ringan diperoleh dengan
menambahkan asbestos fibres, jutes fibres (serat alami), butir – butir kayu, serbuk
gergaji kayu, serbuk kaca dan lain sebagainya. Mortar khusus digunakan dengan
tujuan dan maksud tertentu, contohnya mortar tahan api diperoleh dengan
penambahan serbuk bata merah dengan aluminous cement, dengan perbandingan
satu aluminous cement dan dua serbuk batu api. Mortar ini biasanya di pakai untuk
tungku api dan sebagainya.
C. SIFAT-SIFAT MORTAR
Menurut Tjokrodimuljo, K (2012) mortar yang baik harus mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
a. Murah.
b. Tahan lama.
c. Mudah dikerjakan (diaduk, diangkat, dipasang dan diratakan).
d. Melekat dengan baik dengan bata, batu dan sebagainya.
e. Cepat kering dan mengeras.
f. Tahan terhadap rembesan air.
g. Tidak timbul retak-retak setelah dipasang.
Pemakaian mortar pada kondisi bangunan tertentu disyaratkan untuk memenuhi mutu
adukan yang tertentu pula. Sebagai contoh untuk bangunan gedung bertingkat banyak
diisyaratkan menggunakan mortar yang kuat tekan minimumnya 3,0 MPa.

D. KUAT TEKAN MORTAR


Kekuatan tekan adalah kemampuan pasta dan mortar menerima gaya tekan persatuan
luas. Seperti pada beton, kekuatan pasta dan mortar ditentukan oleh kandungan semen dan
faktor air semen dari campuran.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan pasta dan mortar diantaranya
adalah faktor air semen, jumlah semen, umur mortar, dan sifat agregat. (Asia, N.2014)
1. Faktor air semen (f a s)
Faktor air semen adalah angka perbandingan antara berat air dan berat semen
dalam campuran pasta atau mortar. Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi
nilai f.a.s maka semakin rendah mutu kekuatan beton. Namun demikian, nilai f.a.s.
yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi.
Nilai f.a.s. yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yaitu
kesulitan dalam pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan menyebabkan
mutu beton menurun. (Asia,N.2014)
Komposisi air dan semen yang ideal jika FAS berkisar antara 0,4–0,6. Semakin
tinggi nilai FAS maka adukan beton semakin encer. Umumnya untuk mendapatkan
kualitas beton yang tinggi, nilai FAS-nya rendah. Pemakaian air harus disesuaikan
dengan kebutuhan campuran. Idealnya, campuran beton yang dipakai untuk balok,
kolom, atau pondasi, menggunakan perbandingan 1 takaran semen, 2 takaran pasir,
dan 3 takaran kerikil. Dengan komposisi ini, jumlah air yang dipakai adalah 0,5 dari
volume semen. Ini artinya, nilai FAS-nya masih dalam ambang batas yaitu 0,5 (1
takaran air : 2 takaran semen = 0,5). Jika volume semen 1 takaran ember 9embran
maka air yang dibutuhkan 0,5 takaran ember 9embran.
2. Jumlah Semen
Pada mortar dengan f.a.s sama, mortar dengan kandungan semen lebih banyak
belum tentu mempunyai kekuatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena jumlah air
yang banyak, demikian pula pastanya, menyebabkan kandungan pori lebih banyak
daripada mortar dengan kandungan semen yang lebih sedikit. Kandungan pori inilah
yang mengurangi kekuatan mortar. Jumlah semen 10 dalam mortar mempunyai
nilai optimum tertentu yang memberikan kuat tekan tinggi. (Asia, N.2014)
3. Umur Mortar
Kekuatan mortar akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur dimana
pada umur 28 hari pasta dan mortar akan memperoleh kekuatan yang diinginkan.
(Asia, N.2014) 3.4. Sifat Agregat Sifat agregat yang berpengaruh terhadap kekuatan
ialah bentuk, kekasaran permukaan, kekerasan dan ukuran maksimum butir
agregat. Bentuk dari agregat akan berpengaruh terhadap interlocking antar agregat.
(Asia, N.2014)
4. Sifat Agregat
Sifat agregat yang berpengaruh terhadap kekuatan ialah bentuk, kekasaran
permukaan, kekerasan dan ukuran maksimum butir agregat. Bentuk dari agregat
akan berpengaruh terhadap interlocking antar agregat. (Asia, N.2014)

E. BAHAN BAHAN PEMBENTUK ADUKAN


1. Semen
Semen adalah perekat hidraulis bahan bangunan, artinya akan jadi perekatan bila
bercampur dengan air. Bahan dasar semen pada umumnya ada 3 macam yaitu klinker/terak
(70% hingga 95%, merupakan hasil olahan pembakaran batu kapur, pasir 4embra, pasir besi
dan lempung), gypsum (sekitar 5%, sebagai zat pelambat pengerasan) dan material ketiga
seperti batu kapur, pozzolan, abu terbang, dan lain-lain. Jika 4embra ketiga tersebut tidak
lebih dari sekitar 3 % umumnya masih memenuhi kualitas tipe 1 atau OPC (Ordinary
Portland Cement). Namun bila kandungan material ketiga lebih tinggi hingga sekitar 25%
maksimum, maka semen tersebut akan berganti tipe menjadi PCC (Portland Composite
Cement)
Semen sendiri memiliki 4 unsur pokok, yaitu :
a) Batu kapur (Cao) sebagai sumber utama, yang terdakadang terkotori oleh SiO2,
Al2O3, dan Fe2O3
b) Tanah liat yang mengandung senyawa SiO2, Al2O3, dan Fe2O3
c) Pasir kwarsa/batu 5embra (ditambahkan apabila pada tanah liat sedikit
mengandung SiO2)
d) Pasir besi (ditambahkan apabila tanah liat sedikit mengandung (Fe2O3)
2. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran . Butiran pasir umumnya berukuran antara
0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah 6embran dioksida, tetapi di
beberapa pantai tropis dan 6embrane6r umumnya dibentuk dari batu kapur. Hanya
beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena rongga-rongganya yang besar.
Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Pasir juga penting untuk bahan
bangunan bila dicampur Semen.
Pasir merupakan agregat alami yang berasal dari letusan gunung berapi, sungai, dalam
tanah dan pantai oleh karena itu pasir dapat digolongkan dalam tiga macam yaitu pasir
galian, pasir laut dan pasir sungai. Pasir juga merupakan bahan bangunan yang banyak
dipergunakan dari struktur paling bawah hingga paling atas dalam bangunan. Baik sebagai
pasir urug, adukan hingga campuran beton. Pada konstruksi bahan bangunan pasir
digunakan sebagai agregat halus dalam campuran beton, bahan spesi perekat pasangan
bata maupun keramik, pasir urug, screed lantai dll.
Persyaratan pasir atau agregat halus yang baik sebagai bahan bangunan adalah sebagai
berikut : Menurut standar nasional 6embrane6 (SK SNI – S – 04 – 1989 – F : 28) disebutkan
mengenai persyaratan pasir atau agregat halus yang baik sebagai bahan bangunan sebagai
berikut :
1) Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam 7embrane7 dengan indeks
kekerasan < 2,2.
2) Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut: jika
dipakai natriun sufat bagian hancur maksimal 12%. jika dipakai magnesium sulfat
bagian halus maksimal 10%. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan
apabila pasir mengandunglumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci. Pasir tidak
boleh mengadung bahan-bahan 7embran terlalu banyak, yang harus dibuktikan
dengan percobaan warna dari Abrans– Harder dengan larutan jenuh NaOH 3%.
Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai 3,8 dan
terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam. Untuk beton dengan tingkat keawetan
yang tinggi reaksi pasir terhadap alkali harus 7embrane.
3) Penggunaan pasir sebagai bahan bangunan Baik sebagai pasir urug, adukan hingga
campuran beton. Beberapa pemakaian pasir dalam bangunan dapat kita jumpai
seperti : Penggunaan sebagai urugan, misalanya pasir urug bawah pondasi, pasir
urug bawah lantai, pasir urug dibawah pemasangan paving block dan lain lain.
Penggunaan sebagai mortar atau spesi, biasanya digunakan sebagai adukan untuk
lantai kerja, pemasangan pondasi batu kali, pemasangan dinding bata, spesi untuk
pemasangan keramik lantai dan keramik dinding, spesi untuk pemasangan batu
alam , plesteran dinding dan lain lain. Penggunaan sebagai campuran beton baik
untuk beton bertulang maupun tidak bertulang, 7emb kita jumpai dalam struktur
pondasi beton bertulang, sloof, lantai, kolom , plat lantai, cor dak, ring balok dan
lain –lain.
Disamping itu masih banyak penggunaan pasir dalam bahan bangunan yang
dipergunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan material cetak seperti pembuatan
paving block, kansteen, batako dan lain lain.
3. Air
Air merupakan bahan dasar yang sangat penting dalam konstruksi bahan bangunan
dengan struktur beton bertulang. Pada konstruksi beton, Air diperlukan untuk bereaksi
dengan semen sehingga dapat menjadibahan perekat antara agregat (pasir), agregat kasar
(kerikil) serta bahan campuran beton lainnya. Sedangkan pada konstruksi baja, air
digunakan sebagai bahan pencuci profil baja dari kotoran yang timbul akibat penyimpanan
maupun pada saat distribusi baja. Dalam pembuatan konstruksi beton harus digunakan air
yang baik sehingga dapat tercipta beton yang kuat serta tahan lama. Air yang baik di
gunakan pada campuran bahan bangunan yaitu air yang tidak mengandung unsure-unsur
kimia seperti air yang mengandung kaporit, air bekas cucian baju maupun cucian piring, dan
lain-lain. Dan juga air yang tidak dapat di gunakan yaitu air yang mengandung pupuk organic
maupun anorganik.
Lebih jelasnya Air yang baik untuk campuran beton bertulang sebaiknya harus
memenuhi persyaratan standar nasional Indonesia :
a) Air harus bersih.
b) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 2 gram/liter
c) Tidak mengandung lumpur minyak dan benda terapan lainnya yang bias di lihat
secara visual.
d) Tidak mengandung garam yang dapat merusak beton (asam organic) lebih dari 15
gram/liter.
e) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram / liter
f) Tidak mengandung klorida (cl) lebih dari 0,5 gram / liter
Air yang digunakan sebaiknya dari jenis air tawar, karena air asin/air mempunyai kadar
garam yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan besi tulangan berkarat dan konstruksi beton
tidak mempunyai mempunyai kekuatan optimal karena pemilihan air yang salah pada saat
pelaksanaan. Adukan tidak 9emb merekat bila tidak ditambahkan air. Air berfungsi untuk
mengikat semen dengan pasir atau batu kerikil. Jika air yang dicampurkan terlalu banyak maka
campuran akan menjadi encer. Demikian juga jika airnya terlalu sedikit maka campurannya akan
menjadi kental. Kuantitas air harus dihitung dari perbandingan antara berat air dan berat semen
atau dikenal dengan istilah Faktor Air Semen (FAS). Komposisi air dan semen yang ideal jika FAS
berkisar antara 0,4–0,6. Semakin tinggi nilai FAS maka adukan beton semakin encer. Umumnya
untuk mendapatkan kualitas beton yang tinggi, nilai FAS-nya rendah. Pemakaian air harus
disesuaikan dengan kebutuhan campuran. Idealnya, campuran beton yang dipakai untuk balok,
kolom, atau pondasi, menggunakan perbandingan 1 takaran semen, 2 takaran pasir, dan 3
takaran kerikil. Dengan komposisi ini, jumlah air yang dipakai adalah 0,5 dari volume semen. Ini
artinya, nilai FAS-nya masih dalam ambang batas yaitu 0,5 (1 takaran air : 2 takaran semen =
0,5). Jika volume semen 1 takaran ember 9embran maka air yang dibutuhkan 0,5 takaran ember
9embran. Dengan demikian sebuah konstruksi bangunan yang kuat diawali dari pemilihan air
yang baik sebagai bahan bangunan.

F. KOMPOSISI CAMPURAN MORTAR /ADUKAN


1. Adukan semen, kapur, pasir
2. Adukan semen, pasir
3. Adukan pozolan atau tras alam, kapur
4. Adukan kapur, tras (alam atau buatan), pasir

Anda mungkin juga menyukai