untuk bangunan terdiri dari susunan batu bata (batu merah) yang terbuat dari tanah liat /lempung yang berasal dari tanah sawah yang subur.
Pengertian batu bata adalah batu batuan yang
berasal dari tanah liat yang dalam keadaan lekat dicetak kemudian dijemur beberapa hari sesuai dengan aturan lalu dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. Ukuran-ukuran Batu Bata bermacam macam tergantung kegunaan dan pesanan, namun umumnya di Indonesia ukuran standar (SNI) seperti berikut : 1) panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau, 2) panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas ialah: untuk panjang maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal 5 %. Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan ukuran-ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang diperbolehkan ialah: untuk panjang 10 mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm. Syarat-syarat batu bata yang baik ialah : 1) Semua bidang-bidang sisi harus datar 2) Permukaannya kasar 3) Warnanya merah seragam (merata) 4) Jika dipukul Bunyinya nyaring 5) Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan 6) Tidak mudah hancur atau patah 7) Mempunyai rusuk-rusuk tajam dan penyiku 8) Panjang bata = 2 lebar + siar (1 cm) 9) Penyimpangan ukuran untuk panjang maksimum 3%, lebar maksimum 4% dan tebal maksimum 5% Mutu Batu Bata dapat dibagi atas tiga tingkat seperti berikut: 1) Batu merah mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2 dengan ukuran yang sama tanpa penyimpangan. 2) Batu merah mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 10%. 3) Batu merah mutu tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara 60 kg/cm2 dan 80 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 20%. Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10. Batu merah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan dasar : 1. Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50% sampai dengan 70% 2. Sekam padi, fungsinya untuk pencetakan batu merah, sebagai alas agar batu merah tidak melekat pada tanah, dan permukaan batu merah akan cukup kasar. Sekam padi juga dicampur pada batu merah yang masih mentah. Waktu pembakaran batu merah akan terbakar dan pada bekas sekam padi yang terbakar akan timbul pori-pori pada batu merah. 3. Kotoran binatang, dipergunakan untuk melunakkan tanah, digunakan kotoran kerbau, kuda dan lain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam campuran batu merah ialah membantu dalam proses pembakaran dengan memberikan panasnya yang lebih tinggi di dalam batu merah. 4. Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah. Lempung yang sudah dicampur dengan sekam padi dan kotoran binatang kemudian direndam dengan air ini beberapa waktu lamanya. Menurut fungsinya adukan, dibedakan menjadi dua macam di antaranya sebagai berikut: 1. Adukan biasa atau adukan tidak kedap air, yaitu adukan yang tidak memerlukan syarat- syarat tertentu. Adukan ini digunakan pada pekerjaan yang tidak berhubungan secara langsung dengan air. 2. Adukan kedap air, yaitu adukan yang memerlukan persyaratan tertentu atau adukan yang dipergunakan pada pekerjaan yang langsung berhubungan dengan air, misalnya pekerjaan bak mandi, talang got, dan lain sebagainya. Nama dan jenis adukan ditentukan oleh bahan perekat yang dipergunakan untuk adukan tersebut antara lain sebagai berikut 1. Adukan Kapur Jenis bahan pengikat tersusun oleh bahan ikat kapur, bahan tambahan hidrolik semen merah atau tras dan bahan isian pasir yang ditambah air secukupnya. 2. Adukan Semen Portland Adukan semen portland adalah jenis bahan perekat tersusun oleh bahan ikat semen portland dan bahan isian pasir yang ditambah air secukupnya. 3. Adukan Kapur + Tras Adukan yang bahan pengikatnya kapur yang ditambah bahan hidrolik tras dan bahan pengisi pasir, dan air secukupnya. 4. Adukan Semen Portland Tras Adukan bahan pengikatnya semen portland ditambah bahan tras dan bahan pengisi pasir dan air secukupnya. Berbagai komposisi campuran adukan: 1. Adukan Semen Portland a. 1 SP : 2 Ps; atau 1 SP : 3 Ps; atau 1 SP : 4 Ps Adukan spesi tersebut di atas untuk pekerjaan; pasangan pada bingkai tras, pilaster, plesteran beton, pasangan batu muka, plesteran tahan air/tahan lumut, pasangan pada bendungan/pintu air dan plesteran sudut b. 1 SP : ½ Kp : 2 Ps; adukan untuk plesteran tembok 1 SP : ½ Kp : 3 Ps; adukan tanpa atap 1 SP : ½ Kp : 4 Ps; adukan untuk lantai plesteran kasar c. 1 SP : 3 Ps; adukan untuk pasangan ubin/ubin plot, ubin lantai kamar mandi/WC dan ubin porselin 2. Adukan Kapur a. 1 Kp : 1 SM : 2 Ps; adukan untuk pasangan tembok 1 Kp : 1 SM : 3 Ps; adukan untuk bata dan plesteran 1 Kp : 1 SM : 2 ½ Ps; b. 1 Kp : 1 SM : 1 Ps; adukan untuk pasangan pondasi 1 Kp : 1 SM : ¾ Ps; c. 1 Kp : 2 Ps; adukan untuk pasangan ubin lantai biasa 1 Kp : 1 s/d 1 ½ Ps; 3. Adukan Kapur + Tras a. 1 Kp : 1 Tras : 1 ¾ Ps; adukan untuk pasangan tembok biasa 1 Kp : 1 Tras : 2 Ps; b. 1 Kp : 1 ¾ Tras : 2 Ps; adukan untuk bingkai tras 4. Adukan Semen Portland Tras a. 1 SP : 1 Tras : 4 Ps; adukan untuk bingkai tras b. 1 SP : 1 Tras : 3 Ps; adukan untuk pasangan yang kena air laut 1 Kp : 1 Tras : 4 Ps; Untuk mendapatkan tembok yang kokoh, ikatan/hubungan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Hubungan harus dibuat sesederhana mungkin. Artinya hubungan itu mudah dikerjakan. 2. Hindari penggunaan potongan bata yang kurang dari ½ bata, maksudnya untuk menghemat waktu dan tenaga. 3. Dalam arah mendatar maupun tegak, siar harus meliputi seluruh tebal tembok, maksudnya untuk memperluas bidang lekal antara siar dengan bata. 4. Pada dua lapis berturut-turut, siar tegak saling berselisih ½ strek (tidak berimpit) pada bagian luar maupun dalam. 5. Pada sudut, pertemuan, persilangan dari 2 tembok, lapis bata berganti-ganti berjalan terus sehingga di dalamnya seperti dianyam. 6. Tembok yang mempunyai tebal 1 bata atau lebih, lapis-lapisnya disusun dari bata utuh yang diletakkan memanjang dan melintang. 7. Pada tembok tebal 1 bata atau lebih lapis strek berakhir dengan ¾ bata. Pada tembok ikatan berdiri (1 bata) siar lintang pada gigi menyatu membentuk tangga bergeser ¾ dan ¼ bata dari lapisan bawah dan diatasnya. 8. Gunakan adukan yang sesuai dengan aturan.