Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Komplek Perkantoran Pemda Kab. Pesawaran, Desa Way Layap, Gedong Tataan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN

KEGIATAN :
REHABILITASI SEDANG/BERAT RUANG KELAS
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEKERJAAN :
REHAB RUANG KELAS SMPN 13 PESAWARAN

LOKASI :
SMPN 13 PESAWARAN

TAHUN ANGGARAN 2023


SPESIFIKASI TEKNIS
I. STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS

Rehab Ruang Kelas SMPN 13 Pesawaran adalah fasilitas umum yang


digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, bangunan tersebut harus
memenuhi standar kenyamanan dan kekuatan yang dipersyaratkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana untuk SMP/MTS. Untuk memenuhi standar kenyamanan dan keamanan
sebagaimana diatur dalam Permendiknas tersebut, maka dalam proses rehab ruang
kelas harus memenuhi standar dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen
pelelangan baik dalam bentuk gambar bestek maupun spesifikasi teknisnya. Standar
dan spesifikasi teknis disusun untuk memberikan panduan kepada:

1) Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan
2) Tim Perencana dalam menyusun dokumen perencanaan rehab ruang kelas
SMPN 13 Pesawaran melalui APBD pada Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat
Ruang Kelas Sekolah Menengah Pertama.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah pada saat pelaksanaan


pekerjaan antara lain:

A. PERSIAPAN
1. Pembersihan lahan; meliputi penebangan pohon, pembuangan sampah dan hal-
hal yang tidak diperlukan untuk pekerjaan;
2. Pengukuran lahan; meliputi penentuan batas-batas lokasi, kontur (kemiringan)
tanah;
3. Pematangan lahan (cut and fill); meliputi pemotongan, penimbunan dan
pemadatan tanah yang dianggap perlu;
4. Penyediaan air; dilakukan untuk menyediakan air yang dibutuhkan untuk
membantu pelaksanaan pekerjaan;
5. Penyediaan listrik; dilakukan untuk menyediakan iistrik yang dibutuhkan untuk
membantu pelaksanaan pekerjaan;
6. Tersedia los/area kerja untuk fabrikasi komponen-komponen (contoh: kusen,
pintu dan jendela); dilakukan untuk mempermudah pekerja dalam melakukan
pembuatan dan pemasangan komponen kerja;
7. Penentuan peil lantai (± 0.00) atau titik juga; dilakukan untuk menentukan
ketinggian lantai bangunan.
8. Pemasangan bouwplank; dilakukan untuk menentukan as bangunan pada
gedung yang akan dibangun. Untuk menentukan siku as bangunan dipakai
segitiga siku-siku dengan perbandingan sisi 3:4:5.
9. Mobilisasi tenaga dan alat kerja ke lokasi pekerjaan.
10. Penyediaan SMK3, Papan Nama Pekerjaan di Lapangan.

B. SYARAT TEKNIS BAHAN


1. Air
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih yang tidak
mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-
bahan lain yang merusak bangunan.
2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan Iain-Iain tujuan, harus bersih dan
keras.
3. Pasir Pasang
• Butiran-butiran harus halus dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari;
• Kadar lumpur harus kurang dari 5%;
• Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan persegi #3 mm.
4. Portland Cement (PC)
• Tipe semen yang digunakan adalah Tipe 1, yaitu semen yang biasa digunakan
untuk konstruksi (1 zak berisi 40 atau 50 kg);
• Dalam pengangkutan Portland Cement (PC) ke lokasi pekerjaan, harus dijaga
agar tidak menjadi lembab dan tidak kena air. Penempatan atau
penyimpanannya harus di tempat yang terlindung, kering dan pada ketinggian
minimum 25 cm dari lantai;
• Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai.
5. Pasir Beton
• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan kotoran lainnya;
• Butiran-butiran pasir harus tajam dan keras, serta tidak dapat dihancurkan
dengan jari;
• Kadar lumpur harus kurang dari 5%.
6. Batu Kerikil/Split
• Gunakan batu kerikil kualitas 1 (cor) atau batu pecah/split yang bersih, dan
bermutu baik, serta tidak berpori;
• Butiran-butiran split/batu kerikil harus dapat melalui ayakan berlubang
persegi 0 40 mm dan tertinggal di atas ayakan berlubang 0 20 mm;
• Batu kerikil/split tidak boleh mengandung lumpur melebihi 1%.
7. Batu kali/ batu belah
• Digunakan batu kali/batu belah yang bermutu baik, tidak berpori;
• Ukuran batu kali/batu belah yang digunakan yaitu antera 20 cm sampai 30 cm
berdasarkan panjang sisi. Bentuk batu kali/batu belah diusahakan mendekati
bentuk bujur sangkar atau agak bulat.
8. Kayu
• Pada umumnya kayu harus berkualitas baik, dengan minimal mutu Kayu Kelas
III;
• Yang dimaksud dengan mutu kayu kelas III adalah kayu yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
- Kadar lengas kayu 30 %;
- Besar mata kayu tidak melebihi Va dari lebar balok dan juga tidak boleh
lebih dari 5 cm;
- Balok tidak boleh mengandung lubang radiai kayu yang lebih besar 1/10
dari tinggi balok;
- Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu,dan retak-retak
menurut ingkaran tidak melebihi 1/4 tebal kayu;
- Miring arah serat (tangenial) tidak melebihi 1/7.
• Kayu untuk keperluan struktural seperti kuda-kuda, rangka atap, tiang,
kantilever minimal menggunakan kayu kelas III;
• Kayu untuk keperluan non struktural seperti perancah dan bekisting minimal
menggunakan kayu Kelas IV;
• Kusen pintu/ jendela, panel pintu dan jendela maupun jalusi minimal
menggunakan kayu kelas III;
• Fumiture/Meubelair minimal menggunakan bahan kayu kelas III. Permukaan
kayu harus halus dan rata, finishing akhir minimal menggunakan politur.
9. Beton Non Struktural
• Pekerjaan ini meliputi kolom praktis, balok dinding dan lantai kerja;
• Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang minimal K-125;
• Perbandingan campuran yang digunakan yaitu 1 Pc : 3 Ps: 5 Kr.
10. Beton Struktural
• Pekerjaan ini meliputi sloof, kolom utama, balok utama, balok anak dan ring
balk;
• Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang minimal K-225
(untuk struktural) dan minimal K-175 untuk non struktural;
• Perbandingan campuran yang digunakan yaitu 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.
11. Besi Beton
• Besi beton yang digunakan adalah besi beton minimal mutu U-24;
• Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam alkali dan bebas
dari cacat seperti serpih-serpih serta tidak berkarat;
• Pembengkokan besi yang terjadi diijinkan yaitu maksimal 2 kali pada titik
pembengkokan yang sama;
• Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2;
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5;
- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8.
• Toleransi diameter Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip
seperti pada Tabel di bawah:
No Diameter (d) (mm) Toleransi (mm) Penyimpangan kebundaran (%)
1 6 ± 0,3
2 8 < d < 14 ± 0,4
Maksimum 70 dari batas
3 16 < d < 25 ± 0,5
toleransi
4 28 < d < 34 ± 0,6

5 d > 346 ± 0,8


CATATAN 1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum
dan minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan
beton 2. Untuk baja tulangan beton sirip, d = diameter dalam

12. Pasangan Dinding


• Bahan Pasangan dinding antara lain Batu Bata/Batako atau bahan sejenis
harus satu ukuran, satu warna dan satu kualitas;
• Ukuran batu bata panjang sama dengan 2 x lebar + spesi (tebal spesi 1 -1,2 cm)
atau bahan sejenis;
• Warna satu sama lain harus sama dan apabila dipatahkan warna penampang
harus sama rata;
• Bidang-bidangnya harus rata atau sudut-sudut harus siku atau bersudut 90
derajat dan tidak boleh retak-retak.
13. Anti rayap
Untuk daerah yang banyak terdapat rayap maka perlu dilakukan perlindungan
bangunan dengan anti rayap. Jenis obat anti rayap yang digunakan yaitu : Anti
rayap pada tanah dan Anti rayap untuk kayu.
14. Keramik
• Keramik Lantai Ruangan
Jenis : Keramik lantai dan plint lantai
Ukuran : - Min 40 x 40 cm untuk keramik lantai.
- Min 30 x 30 cm untuk keramik lantai.
- Keramik 20 x 20 cm untuk lantai keramik Kamar mandi
- Keramik 25 x 40 cm untuk dinding keramik
- Keramik 20 x 25 cm untuk dinding keramik kamar mandi
- 10 x 40 atau 10 x 30 cm untuk Plint Lantai Ruangan.
Kualitas : KW1;
• Keramik Lantai Ruangan Basah
Untuk lantai ruangan basah menggunakan keramik yang mempunyai
permukaan kasar atau beralur.
15. Cat
• Cat Dinding/cat plafon
Tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak mudah retak/terkelupas setelah
kering;
• Cat kayu/ cat besi
Tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak mudah retak/terkelupas setelah
kering.
16. Penutup Atap
Bahan yang digunakan untuk penutup atap harus kuat, awet dan tahan lama
terhadap gangguan iklim/cuaca serta tidak gampang bocor atau berkarat dan
tidak diperkenankan menggunakan penutup genteng metal polos.
Penutup atap yang direkomendasikan:
No Jenis Uraian
1 Genteng metal polos
17. Bahan-bahan lain
Bahan-bahan lain yang belum disebutkan, yang akan digunakan harus
Berstandar SNI

C. Pekerjaan Struktural
1. Pekerjaan Pondasi
1.1 Pondasi Batu Kali
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan profil pondasi, pekerjaan galian dan urugan tanah,
pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang terdapat banyak rayap) dan
pembuatan pondasi.
b. Bahan yang digunakan
Batu kali dengan ukuran antara 20 cm s/d 30 cm, Pasir cor dan Pc.
c. Penjelasan Pekerjaan
• Siapkan lantai kerja dari pasir kosong tebal ± 5 cm, kemudian lakukan
penyemprotan anti rayap. Letakkan batu kosong (aanstamping) dengan
posisi berdiri, batu kali yang digunakan berdiameter antara 20 - 30
cm. Pasangan batu kali menggunakan adukan spesi 1 PC :4 Ps;
• Pada lokasi-lokasi yang tidak menemukan tanah keras, maka dapat
dibantu dengan pemasangan cerucuk dari kayu (ulin/ besi/ dolken)
atau bambu dipancang sampai mencapai tanah keras.
1.2 Pondasi Beton Bertulang
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian dan urugan tanah, pekerjaan anti rayap (untuk daerah
yang terdapat banyak rayap) dan pembuatan pondasi.
b. Bahan yang digunakan
PC, pasir beton, kerikil/split, besi beton dan kawat bendrat.
c. Penjelasan pekerjaan
• Siapkan lantai kerja dari spesi 1 PC : 5 Ps setebal ± 5 cm,letakkan
pembesian dengan dengan ukuran minimal 12 mmuntuk tulangan
utama dan 8 mm untuk begel, cor campuranbeton dengan spesi 1 Pc: 2
Ps : 3 Kr. Pada lokasi-lokasi yangtidak menemukan tanah keras, maka
dapat dibantu dengan pemasangan cerucuk dari kayu (ulin/ besi/
dolken) atau bamboo dengan meruncingkan ujung kayu yang akan
dipancang sampai mencapai tanah keras.
2. Pekerjaan Sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran
b. Bahan yang digunakan
Kayu bekisting, PC, pasir beton, besi beton dan kawat bendrat
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan papan bekisting
• Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran sloof dan
balok sesuai gambar. Dengan perkuatan yang cukup kokoh agar
bentuk sloof dan balok tidak berubah dan tetap pada kedudukannya;
• Sebelum pengecoran, permukaan bekisting harus bebas dari kotoran-
kotoran seperti serbuk gergaji, potongan kayu, tanah dan sebagainya.
Selain itu permukaan dalamnya sebaiknya dilapisi oli/pelumas bekas
agar seteiah pengecoran selesai, bekisting mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton;
• Setelah pengecoran tidak diizinkan mengganggu proses pengerasan
beton dengan menghindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam;
• Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain. Bagian beton setelah dicor selama dalam
masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air secara terus-
menerus minimal selama 3 hari.
2) Pekerjaan pembesian
• Perakitan besi tulangan sesuai gambar;
• Diameter besi untuk tulangan pokok minimal 12 mm, untuk lantai
minimal 10 mm, dan untuk beugel minimal 8 mm;
• Pemasangan sengkang (beugel) berjarak 20 cm, untuk balok di dekat
tumpuan jaraknya di buat lebih rapat antara 7.5 cm- 15 cm;
• Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton (bendraat) untuk
menjaga ketebalan selimut beton maka antara tulangan pokok dan
bekisting perlu dipasang beton tahu (decking) setebal kurang lebih 2
cm;
• Setiap sambungan konstruksi (stek) yang direncanakan untuk
dilanjutkan, maka pembesian harus dilebihkan minimal 40 X d
(diameter)
3) Pengecoran beton
• Pengadukan beton struktural minimal menggunakan mesin molen atau
readymix dengan mutu beton yang telah ditentukan. Untuk beton
bukan struktural dapat menggunakan manual;
• Bila diaduk secara manual, pengadukan harus dilakukan dalam wadah
pengadukan, tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah;
• Ukuran tempat pengadukan beton yaitu 2 m x 2,5 m, tinggi tanggulan
20 cm. Bila menggunakan molen, tempat ini bisa juga digunakan
sebagai tempat penuangan adukan beton dari molen;
• Sebelum dilakukan pengecoran, cetakan wajib dibersihkan dan disiram,
kekentalan adukan beton (slump) harus diawasi;
• Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dan untuk menjamin
beton cukup padat digunakan alat penggetar (vibrator);
• Apabila terjadi pemberhentian pengecoran pada balok dan lantai maka
harus berhenti pada jarak 1/5 bentang dan sebelum dilanjutkan
pengecoran harus diberikan pasta semen (air semen) terlebih dahulu
pada permukaan yang akan dilanjutkan.

3. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi pekerjaan rangka atap dan penutup atap
3.1 Pekerjaan Rangka Kuda-Kuda Baja
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap baja ringan diantaranya meliputi :

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi atau


pemasangan rangka atap.
2. Pekerjaan pembuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen
(Fabrikasi).
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat atau bahan lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi
struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat),
sekur overhang, reng, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku).
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

b. Bahan yang digunakan Baja


• Spesifikasi Bahan baja mutu G550
• Terbuat dari profil baja mutu tinggi (light gauge high tensile steel) tipe
G550
• Diproses dengan lapisan zincalume
• Pekerjaan Kuda-kuda terbuat dari Baja ringan ukuran 75 mm, Tebal
0,75 mm (C75 075) Bersertifikat SNI.
• Reng Truss R30 T=35 mm
c. Penjelasan Pekerjaan
• Sambungan kuda-kuda baja dapat menggunakan las atau baut;
• Dalam hal daerah/sekolah menggunakan baja ringan (truss), maka
baja yang digunakan harus berasal dan dilaksanakan oleh pabrikan
yang telah memiliki lisensi dan garansi yang jelas;
• Tatacara perkuatan sambungan baja ringan untuk konstruksi kuda-
kuda harus mengikuti aturan yang ditentukan oleh distributor
(engineer), sesuai hasil analisa perhitungan struktur (pembebanan,
dimensi bahan, kualitas bahan dan faktor-faktor keamanan).
3.2 Pekerjaan Penutup Atap
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan penutup atap sesuaikan eksisting
• Bahan yang digunakan
Untuk atap dapat digunakan bahan genteng tanah liat, genteng
metal polos atau bahan-bahan lain yang setara.
• Pemasangan penutup atap genteng tanah disusun rapi dengan
bertumpu pada reng;
• Kualitas dan bahan bubungan sama dengan penutup atapnya;
• Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Minimal tindisan antara satu lembaran dengan lembaran lainnya
2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga
hasil akhir pasangan akan rapi;
• Tindisan bubungan antara satu lembaran bubungan dengan
lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan
pabrik;
• Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga
tidak berakibat bocor. Apabila terjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru.
b. Pekerjaan penutup atap Genteng Metal Polos, lingkup Pekerjaan disini
meliputi :
• Pemasangan atas penutup atap lengkap dengan segala
acesoriesnya paku, skrup (screw drilling), atau pengait lainnya dan
pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan.
• Bahan penutup atap yang digunakan Genteng Metal Polos 87 x 84
x 0,23 mm.
• Jarak antar reng menyesuaikan
• Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Fasilitator untuk
mendapatkan persetujuannya.
• Material yang tidak disetujui/tidak sesuai spesifikasi harus diganti
tanpa biaya tambahan.
• Pemasangan Genteng Metal Zincalum/metal polos, baik urut-
urutan maupun jarak over lapping dan toleransi-toleransi yang
diperkenankan, harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan
pabrik.
• Setelah Genteng Metal Zincalum/metal polos terpasang,
susunannya harus rapi sehingga jika pada susunan tersebut
ditarik garis horizontal maupun diagonal, garis tersebut harus
lurus.
• Overlapping Genteng Metal Zincalum/metal polos harus tepat,
sehingga tidak terjadi kebocoran karena tampias.

D. PEKERJAAN ARSITEKTURAL
1. Pekerjaan Dinding
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding, plesteran, dan acian
b. Bahan yang digunakan
Batu bata, pasir pasang, PC
c. Penjelasan Pekerjaan
• Untuk pasangan dinding dipakai spesi 1 PC : 4 Ps. Untuk trasraam dipakai
spesi 1 PC : 3 Ps;
• Ketinggian trasraam dari permukaan sloof minimal adalah 30 cm. Kecuali
kamar mandi termasuk daerah rawa atau mengandung air, maka
ketinggian trasraam adalah 1.5 m;
• Ketinggian perhari dalam pemasangan dinding bata untuk menjaga
kekuatan dinding bata adalah 1.5 m;
• Bidang dinding yang luasnya lebih besar 12 m2 harus ditambahkan kolom
praktis dengan tulangan besi 4 Ø 10, beugel Ø 8- 20;
• Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek Ø 10 mm, jarak 50 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm,
kecuali ditentukan lain.
2.1 Pekerjaan Pintu & Jendela Kayu
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan kusen, daun pintu, daun jendela dan teralis
b. Bahan yang digunakan
Kayu mutu minimal kelas II, besi, dan kaca
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan Kusen
• Kayu harus dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Kayu maupun kusen
harus dihindarkan/ dilindungi dari hujan dan pengaruh pekerjaan lain
supaya terhindar dari cacat atau rusak;
• Semua kayu yang jelas terlihat bekas pemakuannya harus didempul
atau sejenisnya. Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan
kayu;
• Setiap bahan yang digunakan, harus terlebih dahulu diberikan obat
anti rayap agar tidak terjadi kerusakan di masa datang;
2) Pekerjaan daun pintu dan jendela
• Sebelum pemasangan, daun pintu dan jendela harus disimpan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban;
• Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan harus siku sudut-
sudutnya serta dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan;
• Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu
dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya,
dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-
bidang yang tampak, tidak boieh ada lubang-lubang atau bekas
penyetelan;
• Seluruh daun pintu harus terbuat dari papan kayu panil/pejal/solid;
• Daun jendela dibuka keluar dengan engsel diletakkan di ambang atas:
ketebalan kaca jendela adalah minimal 5 mm warna bening.
3) Pemasangan teralis
• Teralis dipasang pada ruang-ruang yang memerlukan pengamanan
lebih tinggi
• Desain teralis harus cukup rapat dan kuat untuk meningkatkan
keamanan.

2.2 Pekerjaan Pintu & Jendela Aluminium


a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan kusen, daun pintu, daun jendela dan aksesorisnya
b. Bahan yang digunakan
Aluminium Framing system dan Profil tebal 4” sesuai Gambar Perencana,
Aluminium Warna yang ditentukan kemudian, Nilai Deformasi diijinkan
maksimal 1 mm.
c. Persyaratan Bahan
• Bahan yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan dalam; - The
Aluminium Association (AA)
• Architecture Aluminim Manfactures Association (AMA)
• American Standar for Testing Material (ASTM)
• Sesuai dan mengikuti ketentuan Gambar Perencana, dalam deatil gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
• Ketebalan lapisan anodizing diseluruh permukaan aluminium adalah 18
mikron dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
• Kusen Aluminim khususnya pintu harus mampu menahan engsel-engsel
Pintu Panel yang cukup berat, tahan terhadap air dan angin untuk setiap
type harus disertai hasil test; minimum 100 kg/m2.
• Ketahan udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan air 15
kg/m2.
• Untuk keseragaman warna, akan ditentukan sebelum proses pengiriman
dan pemasangan bahan/material dilokasi.
• Aksesoris, seperti sekrup dari stainless galvanizd kepala tertanam,
weather strip, pengikat alat pengganttung ang dihubungkaan dengan
aluminium harus ditutup cauking dan sealent. Angkur-angkur untuk
rangka kusen aluuminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
d. Penjelasan Pekerjaan
1) Sebelum pekerjaan dimulai, harus dilakukan pengecekan kesesuaian
antara Gambar Perencanaan dengan kebutuhan dilokasi, ketepatan
pemasangan sangat menentukan dalam hasil pekerjaan, termasuk
jarang renggang toleransi antara profil kusen dangan dinding.
2) Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesai dengan ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

3) Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi untk


menghindarkan penempatan debu besi pada permukaan, disarankan
untk mengerjakan pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
4) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari arah
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
5) Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-
3 mm dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron dan
ditempatkan pada interval 300 mm.
6) Pensekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga dari setiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kebutuhan terhadap tekanan air
sebesar 1000 kg/cm.
7) Celah antara kaca dan sistem kuesen aluminium harus ditutup dengan
sealent, toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dengan
dinding adal 10 – 25 mm yang kemudian di isi dengan beton
ringan/grout.
8) Toleransi puntiran pemasangan sema pintu terhadap kusen yang
diijinkan adalah 1 mm, sedangkan terhadap entur adalah 3 mm.
9) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama
pada ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika
perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin,
penggunaan ini pada swing door dan double door.
10) Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar
diberi sealent supaya kedap air dan udara.
11) Pelaksanaan pekerjaan kusen pintu dan jendela aluminium dipasang
dengan cara yang sesuai dengan spesifikasi dari produsen dan
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.

3. Pekerjaan Penggantung & Pengunci


a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan engsel, handle, hak angin, pengantung dan pengunci
b. Bahan yang digunakan
Engsel, handle, hak angin, pengunci
c. Penjelasan Pekerjaan
• Semua kunci, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat
aslinya setelah dicoba. Pemasangannya dilakukan setelah bangunan selesai
dicat;
• Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, dilarang
memukul sekrup, cara mencocokkannya hanya diputar sampai ujung,
sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti;
• Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah,
sedangkan untuk engsel ke 3 (tiga) dipasang di tengah-tengah;
• Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu,
dipasang setinggi 90 - 100 cm dari lantai atau sesuai gambar. Jenis kunci
tanam yang digunakan adalah kunci tanam besar;
• Untuk daun pintu yang membuka ke dalam menggunakan engsel kupu
sedangkan yang membuka keluar agar mengunakan engsei H.
4. Pekerjaan Plafon
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup plafond pada seluruh ruangan
termasuk teras keliling bangunan. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini
adalah semua pekerjaan rangka langit-langit
b. Bahan yang digunakan
• Untuk Rangka dan gantungan Plafond di pakai Besi Hollow 40x20 dengan
modul 60/60 cm
• Untuk penutup plafond dipakai :
- Plafon dari bahan Polyvinyl Chloride (PVC) dengan lebar 20 cm ketebalan
0,8 mm
- List Profil Plafond
c. Penjelasan Pekerjaan
• Perhatikan letak titik lampu dan bentuk rumah lampu (armature) saat
memasang rangka plafon;
• Gantungan Plafon dilekatkan/dilaskan langsung pada kuda kuda baja. Jarak
gantungan plafond setiap 1 m2;
• Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung
jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
• Penutup Plafond PVC dipasang pada rangka ini, dengan menggunakan screw.
Hasil akhir harus siku dan waterpas.
• Pada bagian plafond yang berhubungan dengan dinding diberi List Profil
plafond.

5. Pekerjaan Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
Pemadatan tanah, pembuatan lantai kerja, pemasangan lantaidan plint
pengecoran lantai.
b. Bahan yang digunakan
Keramik lantai Kw 1, Pc, Pasir pasang & pasir cor
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan Lantai Keramik
• Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan di-sub
lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan
untuk memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dipergunakan
alat timbris (pemadat);
• Pasir urug di bawah lantai disyaratkan harus pasir yang keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya dengan tebal
minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar dan disiram dengan air
kemudian dipadatkan untuk memperoleh kepadatan yang maksimal.
Setelah pekerjaan pasir urug selesai maka harus dilakukan
penyemprotan obat anti rayap;
• Adukan pengikat lantai keramik menggunakan PC. Adukan harus cukup
padat sehingga di permukaan bawah keramik tidak terdapat rongga
udara;
• Untuk menghindari terjadinya "ledakan" pada lantai keramik maka
sebelum keramik dipasang terlebih dahulu harus direndam dalam air;
• Bidang lantai keramik yang dipasang harus benar-benar rata;
• Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3
x 24 jam setelah pemasangan;
• Lebar nat maksimum 5 mm membentuk garis lurus atau sesuai dengan
gambar, nat diisi dengan bahan pengisi berwama/ grouting semen
berwarna. Pemberian nat dilakukan minima! setelah 3 x 24 jam setelah
pemasangan keramik;

6.Pekerjaan Pengecatan
a. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding, plafon, listplank, kusen, daun pintu dan jendela
b. Bahan yang digunakan
Cat tembok, cat kayu dan besi, plamur tembok
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pengecatan dinding dan plafon
• Sebelum dicat permukaan dinding harus di plamur rata dan halus;
• Pekerjaan plamur dilakukan sampai pori-pori permukaan dinding
tertutup rapat;
• Pekerjaan pengecatan dinding dilaksanakan setelah pemasangan plafon;
• Pekerjaan pengecatan dinding harus merata, berwarna sama dan setelah
mengering tidak mengelupas;
• Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan plafon
sebagai berikut:
- Bidang plafon dibersihkan dan diplamur sebelum dipasang;
- Pengecatan plafon harus merata, berwarna sama dan setelah
mengering tidak mengelupas.
2) Pengecatan kayu dan besi
• Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali;
• Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan kayu/besi
sebagai berikut:
- 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar;
- 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu;
- Penghalusan dengan amplas hingga rata;
- Pengecatan dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
• Urutan pekerjaan pengecatan dengan politur pada
permukaankayu/besi sebagai berikut:
- Lubang-lubang pada permukaan kayu ditutup dengan dempul;
- Penghalusan dengan amplas;
- Pengelapan dengan kain compound (kompon);
- Pemelituran dengan politur sampai rata.

E. PEKERJAAN SANITASI
1.Pekerjaan Sanitair
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan wastafel, kloset, kran air
b. Bahan yang digunakan
wastafel, kloset, kran air
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan wastafel
• Wastafel yang digunakan adaiah wastafel produk standar, Kw 1,
tidak ada retak atau cacat lainnya;
• Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan
gambar;
• Pemasangan harus baik, rapi tegak lurus dan dibersihkan dari
semua kotoran serta penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran.
2) Pekerjaan Kloset
• Kloset yang digunakan adaiah kloset produk standar, Kw 1, sesuai
dengan RAB tidak ada retak atau cacat lainnya;
• Pemasangan harus baik, rapi tegak lurus dan dibersihkan dari
semua kotoran serta penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran.
2) Perlengkapan sanitair
• Semua kran yang dipakai adaiah Kw 1, dengan chromed. Ukuran
disesuaikan dengan keperluan masing-masing.
• Stop kran yang dapat digunakan adaiah Kw 1
• Floor drain dan clean out yang digunakan adaiah Kw 1,
• Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat.
Pada tempat-tempat yang akan dipasangi floor drain.
• Sebelum dipasang floor drain, maka harus disiapkan terlebih
dahulu sparing yang dipasang pada saat pengecoran.

7. Pekerjaan Plumbing
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan pipa air bersih dan air kotor, stop kran, pipa hawa, bak air
fiberglass.
b. Bahan yang digunakan
Pipa PVC type D kualitas No.1, pipa besi galvanis, kran dan stop kran,
gantungan, klem dan valve.
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan instalasi air bersih
• Bak kontrol (untuk Valve/Stop Kran) dibuat dari pasangan bata dengan
adukan kuat dan ditutup beton;
• Sambungan pipa PVC untuk air bersih memakai sambungan lem PVC
(Solvent) untuk pipa 0 3" ke bawah;
• Untuk kaiup/Valve/ Stop Kran yang mempunyai 0 2" ke bawah
mengunakan katup penutup dengan sistem penyambungan memakai
ulir/screwed;
• Selanjutnya untuk katup 0 3,4" ke bawah dipakai katup tipe bola
(global), yang lebih besar dari 0 3,4" dipakai katup pintu (Gate
Valve/Stop Kran).
2) Pekerjaan instalasi air kotor
• Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat
dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/Cm2 standar JIS k 674
/kuaiitas baik;
• Penyambung pipa (knee) untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan
dan merk yang sama;
• Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel kualitas baik;
• Kemiringan pipa harus diperhatikan untuk memperlancar pembuangan
air.
3) Pemasangan Penyambungan Pipa-Pipa.
• Untuk penyambung pipa (knee) sambungan harus dari jenis standar
yang dikeluarkan oleh pabrik;
• Sistem sambungan bisa memakai Ring Gaskets/Rubbert Ring Join,
untuk 0 2" digunakan lem/solvent semen;
• Pipa-pipa dalam dinding dipasang sebelum dinding diplester atau
kolom/plat dicor.
4) Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan
• Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan alat atau
fixtures harus ditutup dengan kap/dop atau plug, sehingga tidak
memungkinkan masuknya kotoran atau benda lainnya;
• Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve/Stop
Kran, trap dan penyambung pipa (knee) harus diperiksa dan
dibersihkan dari segala kotoran yang menyumbat.

F. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan Listrik
Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem
listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan
aman.
2. Bahan yang digunakan
Kabel daya tegangan rendah, stop kontak, saklar, lampu dan armature,junction
box dan bahan isolasi.
a. Kabel daya tegangan yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe
yang sesuai dengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY), kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard Sll atau SPLN. Sebelum dan
sesudah dipasang, kabel harus dites dengan pengujian-pengujian sebagai
berikut.
• Test isolasi;
• Test kontinuitas.
b. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harusmemenuhi
peraturan PUIL/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru danharus jelas
ditandai dengan ukuran, jenis kabelnya, nomor dan jenispintalannya;
c. Semua armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyaiterminal
pentanahan (grounding);
d. Semua lampu flourescent dan lampu tabung gas harus dilengkapidengan
kapasitor sehingga diperoleh faktor daya 0,8;
e. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal blockharus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yangditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan unsure komponenlampuitu sendiri;
f. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabeldalam box
harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri,sehingga tidak menempel
pada ballast atau kapasitor;
g. Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahankarat,
kemudian difinish dengan cat akhir oven warna putih;
h. Ballast harus jenis "Low Loss Ballast' dan harus juga digunakan single lamp
ballast (satu ballast untuk satu lampu flourescent).
3. Penjelasan Pekerjaan
a. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
1) Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC;
2) Untuk kabel distribusi digunakan NYY, untuk penerangan taman dan
pompa air digunakan kabel NYFGBY.
b. Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasaan (tembok, jalan, beton
dll) harus berada di dalam conduit PVC class AW yang disesuaikan dengan
ukurannya;
c. Tidak diperkenankan adanya "splice" pencabangan ataupun
sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang kecuali
pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung yang biasa dipakai
(acceptable);
d. Dalam membuat pencabangan, connector harus dihubungkan padakonduktor-
konduktor dengan baik, sehingga semua konduktortersambung, tidak ada
kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidakbisa lepas oleh getaran;
e. Semua sambungan kabel, baik di dalam junction box, panel ataupuntempat
lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat daritembaga yang
diisolasi dengan porselin atau bakelit ataupun PVC, yang diamaternya
disesuaikan dengan diameter kabel;
f. Semua bahan isolasi untuk percabangan, conector dan Iain-Iainseperti karet,
PVC asbes tipe sintetis, resin, splice case, compositiondan Iain-Iain harus dari
tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi voltage dan Iain-Iain tertentu itu
harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran atau
manufacture;
g. Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, rating250 volt,
13 ampere, untuk pemasangan rata dinding. Stop kontak yang dipasang di
dekat kran air harus dilengkapi dengan tutup. Stop kontak dinding dipasang
75 cm dari permukaan lantai;
h. Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker dengan
rating 250 volt, 10 ampere, single gang, double gangs atausaklar hotel. Saklar
ditempatkan di dekat pintu dan dipasang 120 cm
di atas permukaan lantai;
i. Junction box harus terbuat dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang
dari 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan;
j. Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada junction box dengan
menggunakan baut atau ditanamkan daiam dinding;
k. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instaiasi stop kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih(NYM). Kabel
harus mempunyai penampang minimal 2,5 mm2;
I. Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuanPUIL sebagaiberikut:
Fasa 1 : Merah
Fasa 2 : Kuning
Fasa 3 : Hitam
Netral : Biru
Tanda (ground) : Hijau - Kuning
m. Pipa instalasi pelindung kabe! feeder yang dipakai adalah pipa PVCklas AW
atau GIP;
n. Pipa, elbow, socket, junction box,clamp dan accessories Iainnyaharus sesuai
satu dengan yang Iainnya,yaitu tidak kurang dariO %"; o.Pipa fleksibel harus
dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambungan (junction box) dan
armature lampu.
p. Penyempurnaan kabel:
1) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan;
2) Kabel-kabel disambungkan sesuai dengan warna-warna atau nama-nama
masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum
dan sesudah penyambungan dilakukan;
3) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai;
4) Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa
PVC/ protolen yang khusus untuk listrik.
r. Proteksi dari kejut listrik
Proteksi dari kejut listrik harus diberikan dengan cara mentanahkan semua
bagian konduktif terbuka peralatan dan instalasi listrik. Pentanahan
dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh tahanan pentanahan kurang
dari 5 ohm.

G. PENYELESAIAN
Pembersihan Akhir
Sebelum pekerjaan diserah-terima, pelaksana lapangan diwajibkan membersihkan
bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan,
sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan
rapi.

Anda mungkin juga menyukai