SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN
KEGIATAN :
REHABILITASI SEDANG/BERAT RUANG KELAS
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PEKERJAAN :
REHAB RUANG KELAS SMPN 13 PESAWARAN
LOKASI :
SMPN 13 PESAWARAN
1) Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan
2) Tim Perencana dalam menyusun dokumen perencanaan rehab ruang kelas
SMPN 13 Pesawaran melalui APBD pada Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat
Ruang Kelas Sekolah Menengah Pertama.
A. PERSIAPAN
1. Pembersihan lahan; meliputi penebangan pohon, pembuangan sampah dan hal-
hal yang tidak diperlukan untuk pekerjaan;
2. Pengukuran lahan; meliputi penentuan batas-batas lokasi, kontur (kemiringan)
tanah;
3. Pematangan lahan (cut and fill); meliputi pemotongan, penimbunan dan
pemadatan tanah yang dianggap perlu;
4. Penyediaan air; dilakukan untuk menyediakan air yang dibutuhkan untuk
membantu pelaksanaan pekerjaan;
5. Penyediaan listrik; dilakukan untuk menyediakan iistrik yang dibutuhkan untuk
membantu pelaksanaan pekerjaan;
6. Tersedia los/area kerja untuk fabrikasi komponen-komponen (contoh: kusen,
pintu dan jendela); dilakukan untuk mempermudah pekerja dalam melakukan
pembuatan dan pemasangan komponen kerja;
7. Penentuan peil lantai (± 0.00) atau titik juga; dilakukan untuk menentukan
ketinggian lantai bangunan.
8. Pemasangan bouwplank; dilakukan untuk menentukan as bangunan pada
gedung yang akan dibangun. Untuk menentukan siku as bangunan dipakai
segitiga siku-siku dengan perbandingan sisi 3:4:5.
9. Mobilisasi tenaga dan alat kerja ke lokasi pekerjaan.
10. Penyediaan SMK3, Papan Nama Pekerjaan di Lapangan.
C. Pekerjaan Struktural
1. Pekerjaan Pondasi
1.1 Pondasi Batu Kali
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan profil pondasi, pekerjaan galian dan urugan tanah,
pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang terdapat banyak rayap) dan
pembuatan pondasi.
b. Bahan yang digunakan
Batu kali dengan ukuran antara 20 cm s/d 30 cm, Pasir cor dan Pc.
c. Penjelasan Pekerjaan
• Siapkan lantai kerja dari pasir kosong tebal ± 5 cm, kemudian lakukan
penyemprotan anti rayap. Letakkan batu kosong (aanstamping) dengan
posisi berdiri, batu kali yang digunakan berdiameter antara 20 - 30
cm. Pasangan batu kali menggunakan adukan spesi 1 PC :4 Ps;
• Pada lokasi-lokasi yang tidak menemukan tanah keras, maka dapat
dibantu dengan pemasangan cerucuk dari kayu (ulin/ besi/ dolken)
atau bambu dipancang sampai mencapai tanah keras.
1.2 Pondasi Beton Bertulang
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian dan urugan tanah, pekerjaan anti rayap (untuk daerah
yang terdapat banyak rayap) dan pembuatan pondasi.
b. Bahan yang digunakan
PC, pasir beton, kerikil/split, besi beton dan kawat bendrat.
c. Penjelasan pekerjaan
• Siapkan lantai kerja dari spesi 1 PC : 5 Ps setebal ± 5 cm,letakkan
pembesian dengan dengan ukuran minimal 12 mmuntuk tulangan
utama dan 8 mm untuk begel, cor campuranbeton dengan spesi 1 Pc: 2
Ps : 3 Kr. Pada lokasi-lokasi yangtidak menemukan tanah keras, maka
dapat dibantu dengan pemasangan cerucuk dari kayu (ulin/ besi/
dolken) atau bamboo dengan meruncingkan ujung kayu yang akan
dipancang sampai mencapai tanah keras.
2. Pekerjaan Sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran
b. Bahan yang digunakan
Kayu bekisting, PC, pasir beton, besi beton dan kawat bendrat
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan papan bekisting
• Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran sloof dan
balok sesuai gambar. Dengan perkuatan yang cukup kokoh agar
bentuk sloof dan balok tidak berubah dan tetap pada kedudukannya;
• Sebelum pengecoran, permukaan bekisting harus bebas dari kotoran-
kotoran seperti serbuk gergaji, potongan kayu, tanah dan sebagainya.
Selain itu permukaan dalamnya sebaiknya dilapisi oli/pelumas bekas
agar seteiah pengecoran selesai, bekisting mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton;
• Setelah pengecoran tidak diizinkan mengganggu proses pengerasan
beton dengan menghindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam;
• Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain. Bagian beton setelah dicor selama dalam
masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air secara terus-
menerus minimal selama 3 hari.
2) Pekerjaan pembesian
• Perakitan besi tulangan sesuai gambar;
• Diameter besi untuk tulangan pokok minimal 12 mm, untuk lantai
minimal 10 mm, dan untuk beugel minimal 8 mm;
• Pemasangan sengkang (beugel) berjarak 20 cm, untuk balok di dekat
tumpuan jaraknya di buat lebih rapat antara 7.5 cm- 15 cm;
• Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton (bendraat) untuk
menjaga ketebalan selimut beton maka antara tulangan pokok dan
bekisting perlu dipasang beton tahu (decking) setebal kurang lebih 2
cm;
• Setiap sambungan konstruksi (stek) yang direncanakan untuk
dilanjutkan, maka pembesian harus dilebihkan minimal 40 X d
(diameter)
3) Pengecoran beton
• Pengadukan beton struktural minimal menggunakan mesin molen atau
readymix dengan mutu beton yang telah ditentukan. Untuk beton
bukan struktural dapat menggunakan manual;
• Bila diaduk secara manual, pengadukan harus dilakukan dalam wadah
pengadukan, tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah;
• Ukuran tempat pengadukan beton yaitu 2 m x 2,5 m, tinggi tanggulan
20 cm. Bila menggunakan molen, tempat ini bisa juga digunakan
sebagai tempat penuangan adukan beton dari molen;
• Sebelum dilakukan pengecoran, cetakan wajib dibersihkan dan disiram,
kekentalan adukan beton (slump) harus diawasi;
• Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dan untuk menjamin
beton cukup padat digunakan alat penggetar (vibrator);
• Apabila terjadi pemberhentian pengecoran pada balok dan lantai maka
harus berhenti pada jarak 1/5 bentang dan sebelum dilanjutkan
pengecoran harus diberikan pasta semen (air semen) terlebih dahulu
pada permukaan yang akan dilanjutkan.
3. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi pekerjaan rangka atap dan penutup atap
3.1 Pekerjaan Rangka Kuda-Kuda Baja
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap baja ringan diantaranya meliputi :
D. PEKERJAAN ARSITEKTURAL
1. Pekerjaan Dinding
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding, plesteran, dan acian
b. Bahan yang digunakan
Batu bata, pasir pasang, PC
c. Penjelasan Pekerjaan
• Untuk pasangan dinding dipakai spesi 1 PC : 4 Ps. Untuk trasraam dipakai
spesi 1 PC : 3 Ps;
• Ketinggian trasraam dari permukaan sloof minimal adalah 30 cm. Kecuali
kamar mandi termasuk daerah rawa atau mengandung air, maka
ketinggian trasraam adalah 1.5 m;
• Ketinggian perhari dalam pemasangan dinding bata untuk menjaga
kekuatan dinding bata adalah 1.5 m;
• Bidang dinding yang luasnya lebih besar 12 m2 harus ditambahkan kolom
praktis dengan tulangan besi 4 Ø 10, beugel Ø 8- 20;
• Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek Ø 10 mm, jarak 50 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm,
kecuali ditentukan lain.
2.1 Pekerjaan Pintu & Jendela Kayu
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan kusen, daun pintu, daun jendela dan teralis
b. Bahan yang digunakan
Kayu mutu minimal kelas II, besi, dan kaca
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan Kusen
• Kayu harus dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Kayu maupun kusen
harus dihindarkan/ dilindungi dari hujan dan pengaruh pekerjaan lain
supaya terhindar dari cacat atau rusak;
• Semua kayu yang jelas terlihat bekas pemakuannya harus didempul
atau sejenisnya. Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan
kayu;
• Setiap bahan yang digunakan, harus terlebih dahulu diberikan obat
anti rayap agar tidak terjadi kerusakan di masa datang;
2) Pekerjaan daun pintu dan jendela
• Sebelum pemasangan, daun pintu dan jendela harus disimpan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban;
• Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan harus siku sudut-
sudutnya serta dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan;
• Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu
dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya,
dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-
bidang yang tampak, tidak boieh ada lubang-lubang atau bekas
penyetelan;
• Seluruh daun pintu harus terbuat dari papan kayu panil/pejal/solid;
• Daun jendela dibuka keluar dengan engsel diletakkan di ambang atas:
ketebalan kaca jendela adalah minimal 5 mm warna bening.
3) Pemasangan teralis
• Teralis dipasang pada ruang-ruang yang memerlukan pengamanan
lebih tinggi
• Desain teralis harus cukup rapat dan kuat untuk meningkatkan
keamanan.
5. Pekerjaan Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
Pemadatan tanah, pembuatan lantai kerja, pemasangan lantaidan plint
pengecoran lantai.
b. Bahan yang digunakan
Keramik lantai Kw 1, Pc, Pasir pasang & pasir cor
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan Lantai Keramik
• Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan di-sub
lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan
untuk memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dipergunakan
alat timbris (pemadat);
• Pasir urug di bawah lantai disyaratkan harus pasir yang keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya dengan tebal
minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar dan disiram dengan air
kemudian dipadatkan untuk memperoleh kepadatan yang maksimal.
Setelah pekerjaan pasir urug selesai maka harus dilakukan
penyemprotan obat anti rayap;
• Adukan pengikat lantai keramik menggunakan PC. Adukan harus cukup
padat sehingga di permukaan bawah keramik tidak terdapat rongga
udara;
• Untuk menghindari terjadinya "ledakan" pada lantai keramik maka
sebelum keramik dipasang terlebih dahulu harus direndam dalam air;
• Bidang lantai keramik yang dipasang harus benar-benar rata;
• Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3
x 24 jam setelah pemasangan;
• Lebar nat maksimum 5 mm membentuk garis lurus atau sesuai dengan
gambar, nat diisi dengan bahan pengisi berwama/ grouting semen
berwarna. Pemberian nat dilakukan minima! setelah 3 x 24 jam setelah
pemasangan keramik;
6.Pekerjaan Pengecatan
a. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding, plafon, listplank, kusen, daun pintu dan jendela
b. Bahan yang digunakan
Cat tembok, cat kayu dan besi, plamur tembok
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pengecatan dinding dan plafon
• Sebelum dicat permukaan dinding harus di plamur rata dan halus;
• Pekerjaan plamur dilakukan sampai pori-pori permukaan dinding
tertutup rapat;
• Pekerjaan pengecatan dinding dilaksanakan setelah pemasangan plafon;
• Pekerjaan pengecatan dinding harus merata, berwarna sama dan setelah
mengering tidak mengelupas;
• Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan plafon
sebagai berikut:
- Bidang plafon dibersihkan dan diplamur sebelum dipasang;
- Pengecatan plafon harus merata, berwarna sama dan setelah
mengering tidak mengelupas.
2) Pengecatan kayu dan besi
• Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali;
• Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan kayu/besi
sebagai berikut:
- 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar;
- 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu;
- Penghalusan dengan amplas hingga rata;
- Pengecatan dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
• Urutan pekerjaan pengecatan dengan politur pada
permukaankayu/besi sebagai berikut:
- Lubang-lubang pada permukaan kayu ditutup dengan dempul;
- Penghalusan dengan amplas;
- Pengelapan dengan kain compound (kompon);
- Pemelituran dengan politur sampai rata.
E. PEKERJAAN SANITASI
1.Pekerjaan Sanitair
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan wastafel, kloset, kran air
b. Bahan yang digunakan
wastafel, kloset, kran air
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan wastafel
• Wastafel yang digunakan adaiah wastafel produk standar, Kw 1,
tidak ada retak atau cacat lainnya;
• Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan
gambar;
• Pemasangan harus baik, rapi tegak lurus dan dibersihkan dari
semua kotoran serta penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran.
2) Pekerjaan Kloset
• Kloset yang digunakan adaiah kloset produk standar, Kw 1, sesuai
dengan RAB tidak ada retak atau cacat lainnya;
• Pemasangan harus baik, rapi tegak lurus dan dibersihkan dari
semua kotoran serta penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran.
2) Perlengkapan sanitair
• Semua kran yang dipakai adaiah Kw 1, dengan chromed. Ukuran
disesuaikan dengan keperluan masing-masing.
• Stop kran yang dapat digunakan adaiah Kw 1
• Floor drain dan clean out yang digunakan adaiah Kw 1,
• Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat.
Pada tempat-tempat yang akan dipasangi floor drain.
• Sebelum dipasang floor drain, maka harus disiapkan terlebih
dahulu sparing yang dipasang pada saat pengecoran.
7. Pekerjaan Plumbing
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan pipa air bersih dan air kotor, stop kran, pipa hawa, bak air
fiberglass.
b. Bahan yang digunakan
Pipa PVC type D kualitas No.1, pipa besi galvanis, kran dan stop kran,
gantungan, klem dan valve.
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan instalasi air bersih
• Bak kontrol (untuk Valve/Stop Kran) dibuat dari pasangan bata dengan
adukan kuat dan ditutup beton;
• Sambungan pipa PVC untuk air bersih memakai sambungan lem PVC
(Solvent) untuk pipa 0 3" ke bawah;
• Untuk kaiup/Valve/ Stop Kran yang mempunyai 0 2" ke bawah
mengunakan katup penutup dengan sistem penyambungan memakai
ulir/screwed;
• Selanjutnya untuk katup 0 3,4" ke bawah dipakai katup tipe bola
(global), yang lebih besar dari 0 3,4" dipakai katup pintu (Gate
Valve/Stop Kran).
2) Pekerjaan instalasi air kotor
• Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat
dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/Cm2 standar JIS k 674
/kuaiitas baik;
• Penyambung pipa (knee) untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan
dan merk yang sama;
• Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel kualitas baik;
• Kemiringan pipa harus diperhatikan untuk memperlancar pembuangan
air.
3) Pemasangan Penyambungan Pipa-Pipa.
• Untuk penyambung pipa (knee) sambungan harus dari jenis standar
yang dikeluarkan oleh pabrik;
• Sistem sambungan bisa memakai Ring Gaskets/Rubbert Ring Join,
untuk 0 2" digunakan lem/solvent semen;
• Pipa-pipa dalam dinding dipasang sebelum dinding diplester atau
kolom/plat dicor.
4) Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan
• Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan alat atau
fixtures harus ditutup dengan kap/dop atau plug, sehingga tidak
memungkinkan masuknya kotoran atau benda lainnya;
• Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve/Stop
Kran, trap dan penyambung pipa (knee) harus diperiksa dan
dibersihkan dari segala kotoran yang menyumbat.
F. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan Listrik
Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem
listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan
aman.
2. Bahan yang digunakan
Kabel daya tegangan rendah, stop kontak, saklar, lampu dan armature,junction
box dan bahan isolasi.
a. Kabel daya tegangan yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe
yang sesuai dengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY), kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard Sll atau SPLN. Sebelum dan
sesudah dipasang, kabel harus dites dengan pengujian-pengujian sebagai
berikut.
• Test isolasi;
• Test kontinuitas.
b. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harusmemenuhi
peraturan PUIL/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru danharus jelas
ditandai dengan ukuran, jenis kabelnya, nomor dan jenispintalannya;
c. Semua armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyaiterminal
pentanahan (grounding);
d. Semua lampu flourescent dan lampu tabung gas harus dilengkapidengan
kapasitor sehingga diperoleh faktor daya 0,8;
e. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal blockharus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yangditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan unsure komponenlampuitu sendiri;
f. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabeldalam box
harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri,sehingga tidak menempel
pada ballast atau kapasitor;
g. Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahankarat,
kemudian difinish dengan cat akhir oven warna putih;
h. Ballast harus jenis "Low Loss Ballast' dan harus juga digunakan single lamp
ballast (satu ballast untuk satu lampu flourescent).
3. Penjelasan Pekerjaan
a. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
1) Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC;
2) Untuk kabel distribusi digunakan NYY, untuk penerangan taman dan
pompa air digunakan kabel NYFGBY.
b. Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasaan (tembok, jalan, beton
dll) harus berada di dalam conduit PVC class AW yang disesuaikan dengan
ukurannya;
c. Tidak diperkenankan adanya "splice" pencabangan ataupun
sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang kecuali
pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung yang biasa dipakai
(acceptable);
d. Dalam membuat pencabangan, connector harus dihubungkan padakonduktor-
konduktor dengan baik, sehingga semua konduktortersambung, tidak ada
kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidakbisa lepas oleh getaran;
e. Semua sambungan kabel, baik di dalam junction box, panel ataupuntempat
lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat daritembaga yang
diisolasi dengan porselin atau bakelit ataupun PVC, yang diamaternya
disesuaikan dengan diameter kabel;
f. Semua bahan isolasi untuk percabangan, conector dan Iain-Iainseperti karet,
PVC asbes tipe sintetis, resin, splice case, compositiondan Iain-Iain harus dari
tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi voltage dan Iain-Iain tertentu itu
harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran atau
manufacture;
g. Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, rating250 volt,
13 ampere, untuk pemasangan rata dinding. Stop kontak yang dipasang di
dekat kran air harus dilengkapi dengan tutup. Stop kontak dinding dipasang
75 cm dari permukaan lantai;
h. Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker dengan
rating 250 volt, 10 ampere, single gang, double gangs atausaklar hotel. Saklar
ditempatkan di dekat pintu dan dipasang 120 cm
di atas permukaan lantai;
i. Junction box harus terbuat dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang
dari 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan;
j. Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada junction box dengan
menggunakan baut atau ditanamkan daiam dinding;
k. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instaiasi stop kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih(NYM). Kabel
harus mempunyai penampang minimal 2,5 mm2;
I. Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuanPUIL sebagaiberikut:
Fasa 1 : Merah
Fasa 2 : Kuning
Fasa 3 : Hitam
Netral : Biru
Tanda (ground) : Hijau - Kuning
m. Pipa instalasi pelindung kabe! feeder yang dipakai adalah pipa PVCklas AW
atau GIP;
n. Pipa, elbow, socket, junction box,clamp dan accessories Iainnyaharus sesuai
satu dengan yang Iainnya,yaitu tidak kurang dariO %"; o.Pipa fleksibel harus
dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambungan (junction box) dan
armature lampu.
p. Penyempurnaan kabel:
1) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan;
2) Kabel-kabel disambungkan sesuai dengan warna-warna atau nama-nama
masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum
dan sesudah penyambungan dilakukan;
3) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai;
4) Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa
PVC/ protolen yang khusus untuk listrik.
r. Proteksi dari kejut listrik
Proteksi dari kejut listrik harus diberikan dengan cara mentanahkan semua
bagian konduktif terbuka peralatan dan instalasi listrik. Pentanahan
dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh tahanan pentanahan kurang
dari 5 ohm.
G. PENYELESAIAN
Pembersihan Akhir
Sebelum pekerjaan diserah-terima, pelaksana lapangan diwajibkan membersihkan
bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan,
sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan
rapi.