Anda di halaman 1dari 13

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Tahap pelaksanaan kegiatan dilapangan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan persiapan yang dapat dilaksanakan oleh kontraktor, antara lain:

a. Mempelajari dokumen kontrak, gambar dan RAB


b. Membuat papan informasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm.
2) Papan Informasi dipasang/ditempatkan disekitar lokasi pekerjaan, mudah dilihat oleh
masyarakat/pihak yang berkepentingan dan tidak terkena/tertimpa air hujan, serta tidak rusak
selama pelaksanaan..
c. Mengecek harga bahan, alat bantu kerja dan pemilihan tenaga kerja yang terdiri atas, mandor,
tukang dan pekerja.
d. Membuat rencana keselamatan lingkungan saat pekerjaan rehabilitasi/ pembangunan
dilaksanakan dan pada akhir pekerjaan keadaan alam disekitar pekerjaan tetap terjaga

Acuan Teknis

Panduan Pelaksanaan yang disusun terkait dengan kegiatan pekerjaan pembangunan Pasar Mama-
mama Papua di distrik Snopi mengacu pada peraturan-peraturan dibawah diantaranya:

1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta
perubahannya;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 45/PRT/M/ 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
3. Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002;
4. Tatacara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002;
5. Peraturan Perencanaan Kayu Struktur SNI-T-02-2003;
6. Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2003;
7. Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SNI-03-1727-1989;
8. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000;
9. Tata Perencanaan Sistem Plumbing SNI 03-7065-2005;
10. Peraturan dan ketentuan lain yang berlaku di wilayah Indonesia.

Syarat Teknis Bahan Bangunan

a. Air
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih yang tidak mengandung minyak,
asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan.

b. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras.

c. Pasir Pasang
 Butiran-butiran harus halus dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
 Kadar lumpur harus kurang dari 5%.
 Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan persegi #3 mm.

1
d. Pasir Beton
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sebagainya.
 Butiran-butiran pasir harus tajam dan keras, serta tidak dapat dihancurkan dengan jari.
 Kadar lumpur harus kurang dari 5%.

e. Portland Cement (PC)


 Tipe semen yang digunakan adalah Tipe 1 (kemasan 1 zak berisi 50 kg atau kemasan 1 zak
berisi 40 kg).
 Dalam pengangkutan Portland Cement (PC) ke lokasi pekerjaan, harus dijaga agar tidak
menjadi lembab dan tidak kena air. Penempatan atau penyimpanannya harus di tempat yang
terlindung, kering dan pada ketinggian minimum 25 cm dari lantai.
 Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai.
f. Batu Kerikil/Split
 Gunakan batu kerikil atau batu pecah/splitukuran 1/2 dan 2/3 yang bersih, dan bermutu baik,
serta tidak berpori.
 Butiran-butiran split/batu kerikil harus dapat melalui ayakan berlubang persegi Ø 40 mm dan
tertinggal diatas ayakan berlubang Ø 20 mm.
 Batu kerikil/split tidak boleh mengandung lumpur melebihi 1%.

g. Batu kali/ batu belah


 Digunakan batu kali/batu belah yang bermutu baik.
 Ukuran batu kali/batu belah yang digunakan yaitu antara 20 cm sampai 30 cm berdasarkan
panjang sisi.

h. Kayu
 Pada umumnya kayu harus berkualitas baik, dengan minimal mutu kayu kelas I.
 Yang dimaksud dengan mutu kayu kelas I adalah kayu yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
- Kadar lengas kayu 30 %.
- Besar mata kayu tidak melebihi 1/4 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 5 cm.
- Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok.
- Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak menurut
lingkaran tidak melebihi 1/4 tebal kayu.
- Miring arah serat (tangenial) tidak melebihi 1/7.
 Kayu untuk keperluan struktural seperti kuda-kuda, rangka atap, tiang, cantilever minimal
menggunakan kayu kelas I.
 Kayu untuk keperluan non struktural seperti perancah dan bekisting minimal menggunakan
kayu kelas III.
 Kusen pintu/ jendela, panel pintu dan jendela maupun jalusi minimal menggunakan kayu
kelas I.
 Furniture/Meubelair minimal menggunakan bahan kayu kelas I. Permukaan kayu harus halus
dan rata, finishing akhir minimal menggunakan politur atau cat kayu.

i. Beton Non Struktural


 Pekerjaan ini meliputi kolom praktis, balok dinding dan lantai kerja.
 Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang minimal K-125.
 Perbandingan campuran yang digunakan yaitu 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.

j. Beton Struktural
 Pekerjaan ini meliputi sloof, kolom utama, ring balk.
 Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang minimal K-175.

2
 Perbandingan campuran yang digunakan yaitu 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.

k. Besi Beton
 Besi beton yang digunakan adalah besi beton minimal mutu U-24.
 Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam alkali dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih serta tidak berkarat.
 Pembengkokan besi yang terjadi diijinkan yaitu maksimal 4 kali pada titik pembengkokan
yang sama.
 Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5.
- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8.

l. Pasangan dinding
 Pasangan dinding harus satu ukuran, satu warna dan satu kualitas (Batu Bata merah).
 Warna satu sama lain harus sama dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama rata.
 Bidang-bidangnya harus rata atau sudut-sudut harus siku atau bersudut 90 derajat dan tidak
boleh retak-retak.

m. Penutup lantai
 Penutup lantai ruangan
Jenis : Keramik lantai dan plin dinding
Ukuran : 40 x 40 cm untuk Penutup lantai, 20 X 20 cm untuk Km/Wc dan 20 x 25 untuk
dinding km/wc
Kualitas : KW 1

n. Cat
 Cat dinding/cat plafon
Tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak mudah retak/terkelupas setelah kering.
 Cat kayu/cat besi
Tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak mudah retak/terkelupas setelah kering.

o. Penutup Atap
Bahan yang digunakan untuk penutup atap harus kuat, awet dan tahan lama terhadap gangguan
iklim/cuaca serta tidak gampang bocor atau berkarat yaitu atap spandek.

Persiapan

a. Pembersihan lahan; meliputi penebangan pohon, pembuangan sampah dan hal-hal yang tidak
diperlukan untuk pekerjaan.
b. Pengukuran lahan; meliputi penentuan batas-batas lokasi, kontur (kemiringan) tanah.
c. Pematangan lahan (cut and fill); meliputi pemotongan, penimbunan dan pemadatan tanah yang
dianggap perlu.
d. Pembuatan jalan menuju lokasi; dilakukan untuk mempemudah sirkulasi barang dan tenaga ke
lokasi kerja.
e. Penyediaan air; dilakukan untuk menyediakan air yang dibutuhkan untuk membantu pelaksanaan
pekerjaan.
f. Penyediaan listrik; dilakukan untuk menyediakan listrik yang dibutuhkan untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan.

3
g. Tersedia los/area kerja untuk fabrikasi komponen-komponen (contoh: kusen, pintu dan jendela);
dilakukan untuk mempermudah pekerja dalam melakukan pembuatan dan pemasangan komponen
kerja.
h. Penentuan peil lantai (± 0.00) atau titik duga; dilakukan untuk menentukan ketinggian lantai
bangunan. Ketinggian lantai bangunan adalah minimal 40 cm dari muka tanah atau permukaan air
tertinggi jika pada lokasi terdapat genangan air.
i. Pemasangan bouwplank dilakukan untuk menentukan as bangunan pada gedung yang akan
dibangun. Untuk menentukan siku as bangunan dipakai segitiga siku-siku dengan perbandingan
sisi 3:4:5.

Pekerjaan Struktural

a. Pekerjaan Pondasi

1) Pondasi Batu Kali

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pemasangan profil pondasi, pekerjaan galian dan urugan tanah, pekerjaan anti rayap (untuk
daerah yang terdapat banyak rayap) dan pembuatan pondasi.
1.2 Bahan yang digunakan
Batu kali dengan ukuran antara 20 cm s/d 30 cm, Pasir cor dan Pc.

1.3 Penjelasan Pekerjaan


 Siapkan lantai kerja dari pasir kosong tebal ± 5 cm, kemudian lakukan penyemprotan anti
rayap. Letakkan batu kosong (aanstamping) dengan posisi berdiri, batu kali yang
digunakan berdiameter antara 20 – 25 cm. Pasangan batu kali menggunakan adukan spesi 1
PC : 4 Ps.
 Pada setiap 1 m panjang pondasi menerus harus diberikan angkur dengan diameter 12 mm
berbentuk Z dengan panjang ± 40 cm.
 Pada lokasi-lokasi yang tidak menemukan tanah keras, maka dapat dibantu dengan
pemasangan cerucuk dari kayu atau bambu.

2) Pondasi Beton Bertulang

2.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan galian dan urugan tanah, pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang terdapat banyak
rayap) dan pembuatan pondasi.
2.2 Bahan yang digunakan
PC, pasir beton, kerikil/split, besi beton dan kawat bendrat.
2.3 Penjelasan pekerjaan
 Siapkan lantai kerja dari spesi 1 PC : 3Ps : 5Kr setebal ± 5 cm, letakkan pembesian dengan
dengan ukuran minimal 16 mm untuk tulangan utama dan 8 mm untuk begel, cor campuran
beton dengan spesi 1 Pc: 2 Ps : 3 Kr. Pada lokasi-lokasi yang tidak menemukan tanah
keras, maka dapat dibantu dengan pemasangan cerucuk dari kayu atau bambu dengan
meruncingkan ujung kayu yang akan dipancang sampai mencapai tanah keras.

4
Pekerjaan Sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran.
1) Bahan yang digunakan
Kayu bekisting, PC, pasir beton, besi beton dan kawat bendrat

2) Penjelasan Pekerjaan

2.1 Pekerjaan papan bekisting


 Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran sloof dan balok sesuai gambar.
Dengan perkuatan yang cukup kokoh agar bentuk sloof dan balok tidak berubah dan tetap
pada kedudukannya.
 Sebelum pengecoran, permukaan bekisting harus bebas dari kotoran-kotoran seperti serbuk
gergaji, potongan kayu, tanah dan sebagainya. Selain itu permukaan dalamnya sebaiknya
dilapisi oli/pelumas bekas agar setelah pengecoran selesai, bekisting mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
 Setelah pengecoran tidak diizinkan mengganggu proses pengerasan beton dengan
menghindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam.
 Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan
lain. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air secara terus-menerus minimal selama 3 hari.

2.2 Pekerjaan pembesian


 Perakitan besi tulangan sesuai gambar.
 Diameter besi untuk tulangan pokok minimal 16 mm, untuk lantai minimal 10 mm, dan
untuk beugel minimal 8 mm.
 Pemasangan sengkang (beugel) berjarak 15 cm, untuk balok di dekat tumpuan jaraknya di
buat lebih rapat
 Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton (bendraat) untuk menjaga ketebalan
selimut beton maka antara tulangan pokok dan bekisting perlu dipasang beton tahu
(deking) setebal kurang lebih 2 cm.
 Setiap sambungan konstruksi (stek) yang direncanakan untuk dilanjutkan, maka pembesian
harus dilebihkan minimal 40 X d (diameter).
2.3 Pengecoran beton
 Pengadukan beton struktural sebaiknya menggunakan mesin molen atau readymix dengan
mutu beton yang telah ditentukan. Untuk beton bukan struktural dapat menggunakan
manual.
 Bila diaduk secara manual, pengadukan harus dilakukan dalam wadah pengadukan, tidak
boleh dilakukan langsung di atas tanah.
 Ukuran tempat pengadukan beton yaitu 2 m x 2,5 m, tinggi tanggulan 20 cm. Bila
menggunakan molen, tempat ini bisa juga digunakan sebagai tempat penuangan adukan
beton dari molen.
 Sebelum dilakukan pengecoran, cetakan wajib dibersihkan dan disiram, kekentalan adukan
beton (slump) harus diawasi.
 Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dan untuk menjamin beton cukup padat
digunakan alat penggetar (vibrator).
 Apabila terjadi pemberhentian pengecoran pada balok dan lantai maka harus berhenti pada
jarak 1/5 bentang dan sebelum dilanjutkan pengecoran harus diberikan pasta semen (air
semen) terlebih dahulu pada permukaan yang akan dilanjutkan.

5
Pekerjaan Atap

Pekerjaan atap meliputi pekerjaan rangka atap dan penutup atap

1) Pekerjaan Rangka Kuda-Kuda Kayu

1.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan perakitan kuda-kuda Kayu
1.2 Bahan yang digunakan
Kayu Klas 1 Uk. 6x12 untuk kuda-kuda, dan kayu klas 1 ukuran 5/10 untuk gording dan
mur+baut dynabolt untuk angkur.
1.3 Penjelasan Pekerjaan
 Perakitan kuda- kuda kayu dilaksanankan dilokasi pekerjaan sesuai gambar rencana.
 Bahan yang digunakan haruslah sesuai spesifikasi SNI yaitu kayu harus dalam keadaan
baik dan tidak cacat, lurus, dan kering maksimal (sesuai spesifikasi bahan diatas).

3) Pekerjaan Penutup Atap

3.1 Lingkup Pekerjaan


Pemasangan penutup atap
3.2 Bahan yang digunakan
Untuk atap dapat digunakan Spandek Warna

3.3 Penjelasan Pekerjaan


 Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada reng.
 Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dan disusun rapi.
 Apabila menggunakan penutup atap metal atau bahan metal lainnya dipakukan pada rangka
atap/langsung pada reng atau gording dengan menggunakan paku genteng (paku khusus
untuk atap metal) atau paku seng.
 Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan antara
satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak
balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
 Bubungan ditutup dengan bahan yang sama. Tindisan antara satu lembaran bubungan
dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik.
 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak berakibat bocor.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru.

Pekerjaan Arsitektural

a. Pekerjaan Dinding

1) Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding, plesteran, dan acian

2) Bahan yang digunakan


Batu bata/Batako, pasir pasang, PC

6
3) Penjelasan Pekerjaan
 Untuk pasangan dinding dipakai spesi 1 PC : 4 Ps. Untuk trasraam dipakai spesi 1 PC : 3
Ps.
 Ketinggian trasraam dari permukaan sloof minimal adalah 30 cm. Kecuali kamar mandi
termasuk daerah rawa atau mengandung air, maka ketinggian trasraam adalah 1.5 m.
 Ketinggian per-hari dalam pemasangan dinding batu bata/batako untuk menjaga kekuatan
dinding batu bata/batako adalah 1.5 m.
 Bidang dinding yang luasnya lebih besar 12 m² harus ditambahkan kolom praktis dengan
tulangan besi minimal 4 Ø 12 mm, beugel Ø 6 dengan jarak 15 cm.
 Bagian pasangan batu bata/batako yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek-stek Ø 10 mm, jarak 50 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam
pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.

b. Pekerjaan Pintu & Jendela

1) Lingkup Pekerjaan
Pemasangan kusen, daun pintu, daun jendela

2) Bahan yang digunakan


Kayu panil, dan kaca
 Daun jendela dibuka keluar dengan engsel diletakkan di ambang atas, ketebalan kaca
jendela adalah minimal 5 mm warna bening.

3.3 Pemasangan teralis


Desain teralis harus cukup rapat dan kuat untuk meningkatkan keamanan.

c. Pekerjaan Penggantung & Pengunci

1) Lingkup Pekerjaan
Pemasangan engsel, handle, hak angin, pengantung dan pengunci

2) Bahan yang digunakan


engsel, handle, hak angin, pengunci

3) Penjelasan Pekerjaan
 Semua kunci, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah
dicoba. Pemasangannya dilakukan setelah bangunan selesai dicat.
 Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, dilarang memukul sekrup, cara
mencocokkannya hanya diputar sampai ujung, sekrup yang rusak waktu dipasang harus
dicabut kembali dan diganti.
 Engsel untuk pintu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan untuk engsel ke 3
(tiga) dipasang di tengah-tengah.
 Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang setinggi
90 – 100 cm dari lantai atau sesuai gambar. Jenis kunci tanam yang digunakan adalah
kunci tanam besar.
 Untuk daun pintu yang membuka ke dalam menggunakan engsel kupu sedangkan yang
membuka keluar agar mengunakan engsel H.

d. Pekerjaan Plafon

7
1) Lingkup Pekerjaan
Pemasangan plafon dan list plafon

2) Bahan yang digunakan


Hollow 2/4 tebal 0,30 mm sebagai rangka plafond, penutup plapond dari jenis Gypsumboard
dengan ketebalan 9 mm

3) Penjelasan Pekerjaan
 Perhatikan letak titik lampu dan bentuk rumah lampu (armature) saat memasang rangka
plafon.
 Rangka menggunakan aluminium persegi (hollow).
 Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus.

e. Pekerjaan Lantai

1) Lingkup Pekerjaan
Pemadatan tanah, pembuatan lantai kerja, pemasangan lantai dan plin pengecoran lantai.

2) Bahan yang digunakan


Keramik lantai Kw 1 , Pc, Pasir pasang & pasir cor

3) Penjelasan Pekerjaan

 Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan di-sub lantai harus
dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk memperoleh daya dukung
tanah yang maksimal, dipergunakan alat timbris (pemadat).
 Pasir urug di bawah lantai disyaratkan harus pasir yang keras, bersih dan bebas alkali, asam
maupun bahan organik lainnya dengan tebal minimal 10 cm atau sesuai dengan gambar
dan disiram dengan air kemudian dipadatkan untuk memperoleh kepadatan yang maksimal.
Setelah pekerjaan pasir urug selesai maka harus dilakukan penyemprotan obat anti rayap.
 Di atas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan campuran 1 PC : 3 Ps : 5
Kr.
 Adukan pengikat lantai keramik menggunakan PC. Adukan harus cukup padat sehingga di
permukaan bawah keramik tidak terdapat rongga udara.
 Untuk menghindari terjadinya “ledakan” pada lantai keramik maka sebelum keramik
dipasang terlebih dahulu harus direndam dalam air.
 Bidang lantai keramik yang dipasang harus benar-benar rata.
 Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24 jam setelah
pemasangan.
 Lebar nat maksimum 5 mm membentuk garis lurus atau sesuai dengan gambar, nat diisi
dengan bahan pengisi berwarna/ grouting semen berwarna. Pemberian nat dilakukan
minimal setelah 3 x 24 jam setelah pemasangan keramik.
 Pada sambungan dinding dan lantai keramik harus dipasang plin dengan tinggi 10 cm.

f. Pekerjaan Pengecatan

1) Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding, plafon, listplank, kusen, daun pintu dan jendela

8
2) Bahan yang digunakan
Cat tembok, cat kayu dan besi, plamur tembok

3) Penjelasan Pekerjaan

3.1 Pengecatan dinding dan plafon


 Sebelum dicat permukaan dinding harus di plamur rata dan halus.
 Pekerjaan plamur dilakukan sampai pori-pori permukaan dinding tertutup rapat.
 Pekerjaan pengecatan dinding dilaksanakan setelah pemasangan plafon.
 Pekerjaan pengecatan dinding harus merata, berwarna sama dan setelah mengering tidak
mengelupas.
 Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan plafon sebagai berikut :
- Bidang plafon dibersihkan dan diplamur sebelum dipasang.
- Pengecatan plafon harus merata, berwarna sama dan setelah mengering tidak
mengelupas.
-
Pekerjaan Elektrikal

a. Lingkup Pekerjaan Listrik


Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh system listrik secara
lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.

b. Bahan yang digunakan


Kabel daya tegangan rendah, stop kontak, saklar, lampu dan armature, junction box dan bahan
isolasi.
1) Kabel daya tegangan yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai
dengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY), kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai
dengan standard SNI atau SPLN. Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus dites dengan
pengujian-pengujian sebagai berikut :
- Test isolasi.
- Test kontinuitas.
2) Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL/LMK.
Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukuran, jenis kabelnya, nomor
dan jenis pintalannya.
3) Semua armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding).
4) Semua lampu flourescent dan lampu tabung gas harus dilengkapi dengan kapasitor sehingga
diperoleh faktor daya 0,8.
5) Boks tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan
dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan
kerja dan unsur komponen lampu itu sendiri.
6) Ventilasi di dalam boks harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam boks harus
diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau
kapasitor.
7) Boks terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian difinish
dengan cat akhir oven warna putih.
8) Ballast harus jenis “Low Loss Ballast” dan harus juga digunakan single lamp ballast (satu
ballast untuk satu lampu flourescent).

c. Penjelasan Pekerjaan
1) Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe :
a. Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC.
b. Untuk kabel distribusi digunakan NYY, untuk penerangan taman dan pompa air digunakan
kabel NYFGBY.

9
1) Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasaan (tembok, jalan, beton dll) harus berada
di dalam conduit PVC class AW yang disesuaikan dengan ukurannya.
2) Tidak diperkenankan adanya “splice” pencabangan ataupun sambungan-sambungan baik
dalam feeder maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung
yang biasa dipakai (acceptable).
3) Dalam membuat pencabangan connector harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang
kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
4) Semua sambungan kabel, baik di dalam juction box, panel ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselin atau
bakelit ataupun PVC, yang diamaternya disesuaikan dengan diameter kabel.
5) Semua bahan isolasi untuk percabangan, connector dan lain-lain seperti karet, PVC asbes tipe
sintetis, resin, splice case,composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang
disetujui menurut anjuran atau manufacturer.
6) Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, rating 250 volt, 13 ampere,
untuk pemasangan rata dinding. Stop kontak yang dipasang di dekat kran air harus dilengkapi
dengan tutup. Stop kontak dinding dipasang 75 cm dari permukaan lantai.
7) Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker dengan rating 250 volt, 10
ampere, single gang, double gangs atau saklar hotel. Saklar ditempatkan di dekat pintu dan
dipasang 120 cm di atas permukaan lantai.
8) Junction box harus terbuat dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.
Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan.
9) Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada junction box dengan menggunakan baut atau
ditanamkan dalam dinding.
10) Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga
dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM). Kabel harus mempunyai penampang
minimal 2,5 mm².
11) Kode warna instalasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut:
Fasa 1 : Merah
Fasa 2 : Kuning
Fasa 3 : Hitam
Netral : Biru
Tanda (ground) : Hijau – Kuning
13) Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas AW atau GIP.
14) Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai satu dengan yang
lainnya, yaitu tidak kurang dari Φ ¾”.
15) Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambungan (junction box)
dan armature lampu.
16) Penyempurnaan kabel
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan.
 Kabel-kabel disambungkan sesuai dengan warna-warna atau nama-nama masing-masing,
dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan
dilakukan.
 Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus
dari ukuran yang sesuai.
 Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/ protolen
yang khusus untuk listrik.
 .

18) Proteksi dari kejut listrik

10
Proteksi dari kejut listrik harus diberikan dengan cara mentanahkan semua bagian konduktif
terbuka peralatan dan instalasi listrik. Pentanahan dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh tahanan pentanahan kurang dari 5 ohm.

19) Testing/Pengujian
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh Ketua Tim Pengawas yang disahkan oleh lembaga
yang berwenang.Pengujian tersebut meliputi :
- Test ketahanan isolasi.
- Pengukuran tahanan pentanahan.
- Test kontinuitas.

Pekerjaan Utilitas

a. Pekerjaan Sanitair
1) Lingkup Pekerjaan
Pemasangan wastafel, kran air
2) Bahan yang digunakan
wastafel, kran air

3) Penjelasan Pekerjaan
 Pekerjaan wastafel
- Wastafel yang digunakan adalah wastafel meja produk standar, Kw 1, tidak ada bagian
yang gompal, retak atau cacat lainnya.
- Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar.
- Pemasangan harus baik, rapi tegak lurus dan dibersihkan dari semua kotoran serta
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran.
 Perlengkapan saniter
- Perlengkapan untuk toilet yaitu, tempat sabun, dan lain-lain seperti ditunjukan dalam
gambar, dipakai standar Kw 1 dan dipasang sesuai gambar.
- Semua kran yang dipakai adalah Kw 1, dengan chromed. Ukuran disesuaikan dengan
keperluan masing-masing. Kran yang dipasang di halaman harus mempunyai ulir,
sedang kran yang digunakan pada bak cuci menggunakan kran leher angsa.
- Stop kran yang dapat digunakan adalah KW 1 dari bahan kuningan.
- Floor drain dan clean out yang digunakan adalah Kw 1, metal vercroom dengan
siphon dan penutup berengsel untuk floor drain, dop vercroom dengan draad untuk
clean out.
- Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat. Pada tempat-
tempat yang akan dipasangi floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan rapi,
mengunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.

b. Pekerjaan Plumbing

1) Lingkup Pekerjaan
Pemasangan pipa air bersih dan air kotor, stop kran, pipa hawa, bak air fiberglass.

2) Bahan yang digunakan


Pipa PVC type D kualitas No.1, pipa besi galvanis, kran dan stop kran setara San-Ei,
gantungan, klem dan valve.

3) Penjelasan Pekerjaan
3.1 Pekerjaan instalasi air bersih
- Bak kontrol untuk Valve/Stop Kran dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan
ditutup beton.

11
- Sambungan pipa PVC untuk air bersih memakai sambungan lem PVC (Solvent) untuk
pipa ø 3“ ke bawah.
- Untuk katup/Valve/ Stop Kran yang mempunyai ø 2” ke bawah mengunakan katup
penutup dengan sistem penyambungan memakai ulir/screwed.
- Selanjutnya untuk katup ø 3,4” ke bawah dipakai katup tipe bola (global), yang lebih
besar dari ø 3,4” dipakai katup pintu (Gate Valve/Stop Kran).

3.2 Pekerjaan instalasi air kotor


- Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan PVC
dengan tekanan kerja 10 Kg/Cm2 standar JIS k 674 /kualitas baik.
- Penyambung pipa (knee) untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang
sama.
- Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel kualitas baik.
- Kemiringan pipa harus diperhatikan untuk memperlancar pembuangan air.

3.3 Pemasangan Penyambungan Pipa-Pipa.


- Untuk penyambung pipa (knee) sambungan harus dari jenis standar yang dikeluarkan
oleh pabrik.
- Sistem sambungan bisa memakai Ring Gaskets/Rubbert Ring Join, untuk ø 2” digunakan
lem/solvent semen.
- Pipa-pipa dalam dinding dipasang sebelum dinding diplester atau kolom/plat dicor.

3.4 Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan


- Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan alat atau fixtures harus
ditutup dengan kap/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan masuknya kotoran atau
benda lainnya.
- Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve/Stop Kran, trap dan
penyambung pipa (knee) harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang
menyumbat.

Pekerjaan Lain-Lain
Adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya Keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K.
Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal
diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa :
Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika diminta
oleh Pengawas dan Penanggungjawab Kegiatan untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu
dapat diserahkan.
Dokumen Foto :
diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan
selesai 100 % dan tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan
dan tahap pelaskanaan pembangunan serta disusun secara rapih dan diketahui oleh pengawas.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
 Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
 Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,

12
 Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut pengambilan tersebut
pada butir (a).
Biaya dokumen merupakan tanggung jawab kontraktor Foto-foto tersebut harus dibuat dan
menjadi lampiran setiap permohonan angsuran pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (a) dan (b) Pasal ini, dibuat dalam bentuk
buku harian dan harus selalu berada di tempat pekerjaan.

Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan
tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan oleh kontraktor atas perintah tertulis Penanggung Jawab Kegiatan.
Spesifikasi teknis ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan ini.

Watansoppeng, 30 Agustus 2016


PENAWAR
CV. PRATAMA KONSTRUKSI

SULKIFLI
Direktur

13

Anda mungkin juga menyukai