Anda di halaman 1dari 12

i

MAKALAH
SEJARAH LAMPUNG

Disusun Oleh :

SAMUEL PANORAMA NAPITUPULU

KELAS : IX C

SMP N 4 ABUNG TIMUR


KECAMATAN ABUNG TIMUR KABUPATEN LAMPUNG UTARA
T.P 2021-2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat-

Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah asal usul Lampung dapat selesai pada

waktunya.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa sumber

sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih pada

semua yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi

susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala

saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Demikian, saya berharap semoga makalah tentang “Sejarah Lampung” ini dapat memberikan

manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bumi Jaya, 01 Januari 2022


Penulis
iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................ i

Kata Pengantar........................................................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Lampung....................................................................................................... 2
B. Sejarah Pahlawan Lampung....................................................................................... 3
C. Asal Usul Lampung.................................................................................................... 5
D. Musium Lampung...................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................ 8
B. Saran.......................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka............................................................................................................ 9
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia terdiri atas 34 provinsi dengan masing-masing ibu kotanya. Dengan 34

provinsi tersebut tentu Indonesia juga memiliki berbagai macam suku yang tersebar di segala

penjuru nusantara. Setiap suku mempunyai kebudayaan, adat istiadat, dan pandangan hidup yang

berbeda-beda. Dengan itu, makalah ini akan membahas salah satu kebudayaan dari 34 provinsi

tersebut. Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang kebudayaan yang hidup dan

melekat dalam masyarakat Lampung.

Lampung merupakan salah satu nama provinsi Indonesia yang terletak di pulau

Sumatera. Letak provinsi Lampung berada di bagian paling selatan pulau Sumatera dengan

ibukota Bandar Lampung. Lampung memiliki potensi alam yang sangat beragam. Selain sumber

daya alam yang begitu melimpah, letaknya yang berbatasan langsung dengan lautan membuat

Lampung memiliki potensi kekayaan laut yang sangat melimpah. Selain kekayaan alam yang

melimpah, Lampung juga memiliki kekayaan budaya yang tidak kalah tersohor bila dibandingkan

dengan provinsi-provinsi lain di pulau Sumatera. Sebagai pendatang di Provinsi Lampung

haruslah kita mengenal daerah tersebut sebagai wujud peduli dan hormat kita terhadap tempat

baru. Dalam mata kuliah Pendidikan Etika dan Kearifan Lokal, mahasiswa dituntut untuk

mengenal lingkungan tempat tinggal yakni Provinsi Lampung.

Dalam perkembangannya, daerah Lampung yang memiliki wilayah seluas 35,288.35 km2

ini telah mengalami beberapa perubahan budaya dan pergeseran tata cara kehidupan, namun tetap

tanpa mengubah apa yang telah menjadi tradisi mereka yang telah dilestarikan secara turun

temurun. Untuk lebih jauh mengetahui mengenai kebudayaan yang ada pada daerah ini

maka akandijelaskan lebih rinci dan lengkap pada bab pembahasan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana tentang sejarah berdirinya lampung

2. Bagaimana Sejarah Pahlawan Lampung

3. Bagaimana Asal-usul Lampung

4. Bagaimana Musium Lampung


2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Lampung

Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 31964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun
1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan Karesidenan yang tergabung dengan
Provinsi Sumatera Selatan.

Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 maret 1964 tersebut secara


administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan, namun daerah ini
jauh sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar
serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khasanah adat budaya di
Nusantara yang tercinta ini. Oleh karena itu pada zaman VOC daerah Lampung tidak
terlepas dari incaran penjajahan Belanda.

Tatkala Banten dibawah pimpinan Sultan Agung Tirtayasa (1651-1683) Banten


berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat menyaingi VOC di perairan Jawa,
Sumatra dan Maluku. Sultan Agung ini dalam upaya meluaskan wilayah kekuasaan
Banten mendapat hambatan karena dihalang-halangi VOC yang bercokol di Batavia.
Putra Sultan Agung Tirtayasa yang bernama Sultan Haji diserahi tugas untuk
menggantikan kedudukan mahkota kesultanan Banten.

Dengan kejayaan Sultan Banten pada saat itu tentu saja tidak menyenangkan
VOC, oleh karenanya VOC selalu berusaha untuk menguasai kesultanan Banten. Usaha
VOC ini berhasil dengan jalan membujuk Sultan Haji sehingga berselisih paham dengan
ayahnya Sultan Agung Tirtayasa. Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, Sultan
Haji meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya Sultan Haji akan menyerahkan
penguasaan atas daerah Lampung kepada VOC. Akhirnya pada tanggal 7 April 1682
Sultan Agung Tirtayasa disingkirkan dan Sultan Hajidinobatkan menjadi Sultan Banten.
3

Dari perundingan-perundingan antara VOC dengan Sultan Haji menghasilkan


sebuah piagam dari Sultan Haji tertanggal 27 Agustus 1682 yang isinya antara lain
menyebutkan bahwa sejak saat itu pengawasan perdagangan rempah-rempah atas daerah
Lampung diserahkan oleh Sultan Banten kepada VOC yang sekaligus memperoleh
monopoli perdagangan di daerah Lampung.

B. Sejarah Pahlawan Lampung

Pada tanggal 29 Agustus 1682 iring-iringan armada VOC dan Banten membuang
sauh di Tanjung Tiram. Armada ini dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat
mandat dari Sultan Haji dan ia mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang
pertama ini ternyata tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yag dicari-carinya.
Agaknya perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung yang dirintisnya
mengalami kegagalan, karena ternyata tidak semua penguasa di Lampung langsung
tunduk begitu saja kepada kekuasaan Sultan Haji yang bersekutu dengan kompeni, tetapi
banyak yang masih mengakui Sultan Agung Tirtayasa sebagai Sultan Banten dan
menganggap kompeni tetap sebagai musuh.

Sementara itu timbul keragu-raguan dari VOC apakah benar Lampung berada
dibawah Kekuasaan Sultan Banten, kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten
atas Lampung tidak mutlak.

Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "Jenang" atau


kadangkadang disebut Gubernur hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan
hasil bumi (lada).

Sedangkan penguasa-penguasa Lampung asli yang terpencar-pencar pada tiap-


tiap desa atau kota yang disebut "Adipati" secara hirarkis tidak berada dibawah
koordinasi penguasaan Jenang Gubernur. Jadi penguasaan Sultan Banten atas Lampung
adalah dalam hal garis pantai saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya
hasil-hasil bumi terutama lada, dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah
dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.

Selanjutnya pada masa Raffles berkuasa pada tahun 1811 ia menduduki daerah
Semangka dan tidak mau melepaskan daerah Lampung kepada Belanda karena Raffles
beranggapan bahwa Lampung bukanlah jajahan Belanda. Namun setelah Raffles
meninggalkan Lampung baru kemudian tahun 1829 ditunjuk Residen Belanda untuk
Lampung.
4

Dalam pada itu sejak tahun 1817 posisi Radin Inten semakin kuat, dan oleh
karena itu Belanda merasa khawatir dan mengirimkan ekspedisi kecil di pimpin oleh
Assisten Residen Krusemen yang menghasilkan persetujuan bahwa :

1. Radin Inten memperoleh bantuan keuangan dari Belanda sebesar f. 1.200 setahun.

2. Kedua saudara Radin Inten masing-masing akan memperoleh bantuan pula


sebesar f. 600 tiap tahun.

3. Radin Inten tidak diperkenankan meluaskan lagi wilayah selain dari desa-desa
yang sampai saat itu berada dibawah pengaruhnya.

Tetapi persetujuan itu tidak pernah dipatuhi oleh Radin Inten dan ia tetap
melakukan perlawananperlawanan terhadap Belanda.

Oleh karena itu pada tahun 1825 Belanda memerintahkan Leliever untuk
menangkap Radin Inten, namun dengan cerdik Radin Inten dapat menyerbu benteng
Belanda dan membunuh Liliever dan anak buahnya. Akan tetapi karena pada saat itu
Belanda sedang menghadapi perang Diponegoro (1825 - 1830), maka Belanda tidak
dapat berbuat apa-apa terhadap peristiwa itu. Tahun 1825 Radin Inten meninggal dunia
dan digantikan oleh Putranya Radin Imba Kusuma.

Setelah Perang Diponegoro selesai pada tahun 1830 Belanda menyerbu Radin
Imba Kusuma di daerah Semangka, kemudian pada tahun 1833 Belanda menyerbu
benteng Radin Imba Kusuma, tetapi tidak berhasil mendudukinya. Baru pada tahun 1834
setelah Asisten Residen diganti oleh perwira militer Belanda dan dengan kekuasaan
penuh, maka Benteng Radin Imba Kusuma berhasil dikuasai.

Radin Imba Kusuma menyingkir ke daerah Lingga, namun penduduk daerah


Lingga ini menangkapnya dan menyerahkan kepada Belanda. Radin Imba Kusuma
kemudian di buang ke Pulau Timor.

Dalam pada itu rakyat dipedalaman tetap melakukan perlawanan, "Jalan Halus"
dari Belanda dengan memberikan hadiah-hadiah kepada pemimpin-pemimpin
perlawanan rakyat Lampung ternyata tidak membawa hasil. Belanda tetap merasa tidak
aman, sehingga Belanda membentuk tentara sewaan yang terdiri dari orang-orang
5

Lampung sendiri untuk melindungi kepentingan-kepentingan Belanda di daerah


Telukbetung dan sekitarnya. Perlawanan rakyat yang digerakkan oleh putra Radin Imba
Kusuma sendiri yang bernama Radin Inten II tetap berlangsung terus, sampai akhirnya
Radin Inten II ini ditangkap dan dibunuh oleh tentara-tentara Belanda yang khusus
didatangkan dari Batavia.

Sejak itu Belanda mulai leluasa menancapkan kakinya di daerah Lampung.


Perkebunan mulai dikembangkan yaitu penanaman kaitsyuk, tembakau, kopi, karet dan
kelapa sawit. Untuk kepentingan-kepentingan pengangkutan hasil-hasil perkebunan itu
maka tahun 1913 dibangun jalan kereta api dari Telukbetung menuju Palembang.

Hingga menjelang Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dan periode


perjuangan fisik setelah itu, putra Lampung tidak ketinggalan ikut terlibat dan merasakan
betapa pahitnya perjuangan melawan penindasan penjajah yang silih berganti. Sehingga
pada akhirnya sebagai mana dikemukakan pada awal uraian ini pada tahun 1964
Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat I Provinsi Lampung.

C. Asal-Usul Lampung

Lampung merupakan provinsi yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera dan
berbatasan langsung dengan Selat Sunda. Secara geografis, Provinsi Lampung menjadi
pintu gerbang utama Pulau Sumatera, kurang lebih berjarak 165 kilometer dari Jakarta.
Konon, asal-usul nama Lampung sendiri berasal dari bahasa Batak, Lappung, yang
berarti besar. Namun, versi lain ada yang menyebut nama provinsi ini berasal dari kata
Lampohwang.

Ketika gunung meletus, ada salah satu warga yang terdampar di Pantai Laut Krui. Setelah
menemukan daratan, ia langsung naik ke Gunung Pesagi. Dari atas Gunung Pesagi,
warga itu meneriakkan kata "Lappung, lappung, lappung". Berdasarkan cerita inilah,
diduga nama Provinsi Lampung berasal.
6

Berasal dari kata Lampohwang Sejarawan asal Belanda, Prof Dr Krom, mengatakan
bahwa nama Lampung berasal dari kata dalam bahasa China, Lampohwang. Namun, ia
tidak memberikan penjelasan terkait apa arti dari kata Lampohwang itu sendiri. Yang
jelas, menurutnya pada abad ke-4 Masehi, Kerajaan Tulangbawang di Lampung telah
berhubungan dengan kerajaan di China, tepatnya di Kota Kwancou. Kota Kwancou
sendiri dikenal sebagai sentra perdagangan yang maju. Oleh sebab itu, banyak pedagang
dari berbagai negara, termasuk Indonesia datang ke sana. Berasal dari kata tiselam dan
tiapung Pendapat lain mengatakan bahwa nama Lampung berasal dari Kelompok
Lampung Paminggikh, yang berlayar dalam rangka mencari tempat pemukiman baru
untuk bercocok tanam. Di tengah perjalanan, kapal yang mereka tumpangi terombang-
ambing karena gelombang ombak yang sangat besar. Laut tempat kejadian yang menerpa
mereka ini kemudian dinamai Lampung, yang berasal dari kata tiselam (tenggelam) dan
tiapung (terapung).

D. Museum Lampung

Seperti daerah lain, Lampung memiliki museum yang mengabadikan perjalanan sejarah
di provinsi paling selatan dari Pulau Sumatera ini. Nama museum itu adalah Museum
Negeri Propinsi Lampung “Ruwa Jurai”. Museum yang terletak di Jln. Zainal Arifin
Pagar Alam No. 64, Rajabasa, Bandar Lampung, ini letaknya begitu strategis. Hanya
berjarak beberapa ratus meter dari Terminal Bus Rajabasa dan dekat dengan gerbang
Kampus UNILA.

Museum Negeri Lampung diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.
Dr. Fuad Hasan pada tanggal 24 September 1988. Peresmian museum ini bertepatan
dengan peringatan Hari Aksara Internasional yang dipusatkan di PKOR Way Halim.
Pembangunan museum ini sebenarnya telah dimulai sekitar tahun 1975 dan peletakan
batu pertama dilaksanakan pada tahun 1978.

“Ruwa Jurai” yang diabadikan sebagai nama museum ini diambil dari tulisan “Sai
Bumi Ruwa Jurai” dalam logo resmi Provinsi Lampung – diresmikan penggunaannya
sejak 1 April 1990. Memasuki era otonomi daerah, museum ini beralih status menjadi
UPTD di bawah Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.
7

Menurut data tahun 2011, Museum Lampung “Ruwa Jurai” menyimpan sekitar
4.735 buah benda koleksi. Benda-benda koleksi ini terbagi menjadi 10 jenis, yaitu koleksi
geologika, biologika, etnografika, historika, numismatika/heraldika, filologika,
keramologika, seni rupa, dan teknografika.

Koleksi yang paling banyak adalah etnografika yang mencapai 2.079. Koleksi
etnografika ini mencakup berbagai benda buatan manusia yang proses pembuatan dan
pemakaiannya menjadi ciri khas dari kebudayaan masyarakat Lampung.

Di antara koleksi-koleksi yang ditampilkan, antara lain pernak-pernik aksesori


dari dua kelompok adat yang dominan di Lampung, yaitu Sei Bathin (Peminggir) dan
Pepadun. Kedua kelompok adat ini masing-masing memiliki kekhasan dalam hal ritual
adat dan aksesori yang dikenakan.

Ritual-ritual adat dari Peminggir dan Pepadun masing-masing ditampilkan secara


beralur dari ritual kelahiran, ritual asah gigi menjelang dewasa, ritual pernikahan, hingga
ritual kematiannya. Di samping itu, berbagai benda peninggalan zaman prasejarah, zaman
Hindu-Budha, zaman kedatangan Islam, masa penjajahan, dan pasca-kemerdekaan juga
ditampilkan pada bagian tersendiri
8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lampung merupakan salah satu nama provinsi Indonesia yang terletak di pulau


Sumatera. Letak provinsi Lampung berada di bagian paling selatan pulau Sumatera
dengan ibukota Bandar Lampung. Lampung memiliki potensi alam yang sangat
beragam. Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 31964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14
tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan Karesidenan yang tergabung
dengan Provinsi Sumatera Selatan. Lampung merupakan pulau yang memiliki banyak
sejarah dan juga pahlawan yang memperjuangkan lampung dari penjajah yaitu Raden
Inten yang hingga saat ini jasa dan perjuangannya selalu dikenang masyarakat lampung
sebagai pahlawan lampung. Selain itu juga lampung memiliki Museum yang mengoleksi
berbagai macam sejarah awal mula lampung, flora dan fauna lampung, serta berbagai
macam lagi jenis koleksi yang ada di museum lampung yang berada di Propinsi lampung
lebih tepatnya di Kota Bandar Lampung.

B. Saran

Dengan menjadikan Daerah lampung sebagai destinasi yang dapat menghasilkan


pendapatan otonomi daerah, baik dari sejarahnya maupun museumnya dan juga pantai
maupun tempat rekreasi yang lainnya, lebih baiknya provinsi lampung untuk dapat lebih
lagi mengembangkan destinasi tersebut sehingga dapat menarik turis mancanegara dan
juga luar provinsi untuk dapat dating mengunjungi lampung.
9

DAFTAR PUSTAKA

https://lampungprov.go.id/pages/sejarah-lampung

https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/museum-negeri-lampung-mengabadikan-
sejarah-bumi-ruwa-jurai/

https://id.wikipedia.org/wiki/Radin_Intan_II

http://repository.radenintan.ac.id/3439/21/BAB%20%20I-Acc.pdf

Anda mungkin juga menyukai