Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 8

STRUKTUR MEGA BETON


BURJ KHALIFA

MUHAMMAD ROYYAN ANDRIANTO


1212423002

PROGRAM RPL AKADEMIK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

Banyak negara berambisi membangun gedung pencakar langit tertinggi di dunia. Sejak
2010, Burj Khalifa yang berada di Dubai tercatat sebagai bangunan tertinggi di dunia. Dengan
ketinggian 828 meter, bangunan yang menjadi ikon kota Dubai tersebut masih memegang
rekor sebagai bangunan tertinggi di dunia hingga hari ini.
Meski demikian, ada satu gedung lainnya yakni Jeddah Tower yang rencananya bakal
menjulang 1 km atau 1.000 meter.
Burj Khalifa adalah bangunan tertinggi di dunia yang pernah dibuat oleh manusia.
Dimulai dari melewati ketinggian Taipei 101 sebagai bangunan tertinggi di dunia pada 21
Juli 2007. Pada tanggal 12 September 2007, Burj Khalifa berhasil melewati ketinggian CN
Tower sebagai struktur bebas (tanpa penyangga) tertinggi di dunia dan pada tanggal 7
April 2008 struktur tertinggi di dunia dari Menara KVLY-TV yang berada di Blanchard, North
Dakota, Amerika Serikat berhasil dilewati. Struktur tertinggi yang pernah dibuat oleh
manusia, Menara Radio Warsawa 645,4 m (2.120 kaki) dibuat pada 1974 (namun runtuh pada
saat renovasi pada 1991) berhasil dilewati pada 1 September 2008.
William F. Baker, PE, SE, FASCE, FIStruct Structural and Civil Engineering and Partner
Skidmore, Owings & Merrill, LLP, Chicago, US merancang Gedung ini dan dibangun pertama
kali pada 6 Januari 2004. Pembangunan selesai kurang lebih 6 tahun dengan melibatkan
sekitar 12.000 pekerja setiap harinya. Gedung ini difungsikan sebagai gedung serbaguna di
mana terdapat 162 lantai. Terdapat apartemen, hotel, pusat perbelanjaan, tempat
wisata, galeri seni, perpustakaan, dan ragam fasilitas kemewahan lainnya yang ditawarkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Umum


Burj Khalifa merupakan bangunan tertinggi di dunia yang berada di Dubai dengan
ketinggian 828 meter. Gedung ini didesain oleh William F. Baker dan dibangun pertama kali
pada 6 Januari 2004 lalu selesai 6 tahun kemudian dengan melibatkan lebih dari 12000
pekerja setiap harinya.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Sumber dan Jenis Data


Data – data yang digunakan dalam penyusunan makalah ini berasal dari literatur
kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Beberapa jenis referensi
utama yang digunakan adalah artikel terkait peraturan pemerintah yang bersumber dari
internet. Jenis data yang diperoleh variative bersifat kualitatif.
3.2 Pengumpulan Data
Metode penulisan bersifat studi Pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai literatur dan
disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan saling
terkait satu sama lain dan sesuai dengan topik yang dibahas.

3.3 Analisis Data


Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai topik kajian. Kemudian dilakukan
penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah dipersiapkan secara logis dan sistematis.
Teknik analisis data bersifat deskriptif.
3.4 Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan didapatkan setelah merujuk Kembali pada rumusan masalah, tujuan
penulisan, serta pembahasan. Kesimpulan yang ditarik mempresentasikan pokok bahasan
karya tulis.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pondasi
Sistem struktur utama Burj Khalifa adalah beton bertulang. Lebih dari 45.000 m3 (58.900
cu yd) dari beton, beratnya lebih dari 110.000 ton (120.000 ST;110.000 LT) digunakan untuk
membangun pondasi beton dan baja, yang memiliki 192 tiang, dengan tiang masing-masing
berdiameter 1,5 meter x 43 meter panjangnya terkubur lebih dari 50 m (164 kaki), dalam.
Konstruksi Burj Khalifa digunakan 330.000 m3 (431.600 cu yd) dari beton dan 55.000 ton baja.
Seluruh konstruksi mengambil 22 juta jam kerja, kepadatan tinggi , beton permeabilitas rendah
digunakan dalam dasar-dasar konstruksi Burj Khalifa. Sebuah sistem proteksi katodik di bawah
tanah digunakan untuk meminimalkan efek yang merugikan dari bahan kimia korosif dalam air
tanah setempat. Pada bulan Mei 2008 beton dipompa keatas konstruksi ke ketinggian 606 m
(1988 ft) sampai lantai 156 sehingga mencetak rekor dunia. Struktur yang tersisa di atas
dibangun dari baja ringan. Burj al Dubai dibangun dengan konstruksi menara dengan
menggunakan 8 juta kaki kubik tiang, 31.000 ton baja penopang, 167.000 kaki persegi
perancah baja, dan 1.1 juta kaki persegi kaca berlapis ganda.

4.2 Struktur Rangka


Pada Burj Khalifa dikenal akan ide dan pengembangan sistem struktur “buttressed core”
yang belum pernah ada dipakai pada gedung tinggi sebelumnya. Untuk mewujudkan
bangunan tertinggi, arsitek dan insinyur SOM, Chicago memakai prinsip geometri organik
triaksial yang bertumbuh secara spir. Untuk itu perlu sistem struktur baru, yang dinamakan
”buttressed core”, terdiri dari dinding beton mutu tinggi membentuk tiga sayap yang saling
menopang satu sama lain melalui enam sisi core tengah atau hub hexagonal. Idenya
sederhana, core beton menghasilkan kekakuan torsi, sekaligus pelindung elevator. Tiga sayap
menopang core beton terhadap angin. Untuk menghasilkan satu kesatuan diberikan outriggers
di setiap ketinggian tertentu. Hasilnya denah berbentuk Y, yang ternyata ideal sekali untuk
bangunan resident dan hotel, karena memberikan keleluasaan pemandangan luar yang
terbaik.

Gambar 1. Struktur Core Burj Khalifa

4.2 Proses Pelaksanaan Burj Khalifa


4.2.1 Proses Persiapan
Sebagian besar jadwal konstruksi 47-bulan untuk Menara Burj dasarnya adalah
pengulangan dari suatu jadwal produksi tiga hari yang melibatkan instalasi bala bantuan baja,
menuang beton, dan sebagainya. Di sini, segmen baja telah berkumpul di area pementasan di
tanah sebelum diangkat ke daerah memperbaiki di langit saat konstruksi berlangsung. Pada
hari kedua dari siklus konstruksi tiga hari, bentuk yang menciptakan struktur interior di lantai
tertentu diatur ke posisi sementara pintu bukaan dan dukungan balok baja terpasang juga.
Beton hari berikutnya akan dituangkan ke dalam bentuk – dan kemudian, pada ke lantai
berikutnya.
4.2.2 Proses Pembuatan Pondasi Raksasa
Menara ini akan berdiri di atas pondasi frame-tebal 3,7 juta segitiga didukung oleh 192
tumpukan baja bulat atau dukungan silinder dengan diameter 1.5m dan dengan kedalaman
50m (164 ft) di bawah tanah.

Gambar 2. Struktur Pondasi Burj Khalifa

4.2.3 Proses Pembuatan Anti Gempa


Kekuatan tinggi beton digunakan untuk membantu mencapai stabilitas di struktur ultra
tinggi. Burj Khalifa dirancang untuk menahan gempa berukuran sampai dengan enam pada
skala Richter. Ini juga akan terus stabil selama angin parah hingga 55m per detik.

4.2.4 Proses Pemasangan Satelit Global


Untuk memastikan stabilitas struktural dari Burj Dubai selama konstruksi, gerakan
menara vertikal dan lateral dilacak dengan bantuan sistem penentuan posisi berbasis satelit
global. Selama konstruksi, setiap perubahan dalam distribusi beban bangunan erat dimonitor
secara real time melalui penggunaan lebih dari 700 sensor tertanam dalam strukturnya.
Gambar 3. Satelit Global untuk monitoring stabilitas struktural

4.2.5 Proses Konstruksi


Tiga pompa tekanan tinggi diletakkan di lokasi Tower Burj untuk mengangkut
beton sampai pada ketinggian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tantangannya
adalah untuk mengirim beton kekuatan tinggi sampai dengan ketinggian 570m tanpa
kehilangan daya tahan dasar atau konsistensi. Di bagian paling atas lantai di Burj Dubai,
tiga crane tower raksasa telah dipasang untuk mengangkat sejumlah besar bahan
bangunan dengan cepat.

BAB V
KESIMPULAN

Burj Khalifa merupakan bangunan tertinggi di dunia dan merupakan salah satu kejaiban
dunia pada bidang kosntruksi. Pada zaman dahulu dirasa sangat tidak mungkin untuk
membangun Gedung setinggi 828 meter di atas lahan yang bermaterial pasir. Namun dengan
rekayasa teknologi, hal tersebut tercapai dan saat ini menjadi Gedung yang memegang
banyak rekor dunia.

Anda mungkin juga menyukai