Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Beton Ramah Lingkungan

Hampir semua meterial dasar beton merupakan produk dari hasil merusak lingkungan.
Perlu diupayakan untuk meminimalkan dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan,
sebelum ada teknologi beton dengan mengganti seluruh bahan yang digunakan.
Saat ini para ahli tengah mengembangkan bahan beton berbasis polimer untuk menggantikan
semen.
Yang paling aplikatif adalah dengan mengurangi pemakaian semen, pemakaian pasir alam
dan pemakaian air dalam campuran beton tanpa merubah kualitas, workabilitas dan
durabilitas.
Sehingga dapat dikatakan beton ramah lingkungan adalah beton dengan sedikit semen, sedikit
pasir alam dan sedikit air, tanpa menurunkan quality, workability, durability dan performance

Aplikasi Beton Ramah Lingkungan


Untuk mengaplikasikan beton yang lebih ramah lingkungan untuk saat ini secara prinsip
adalah melalui upaya
:
1.Mengurangi pemakaian semen pada campuran beton dengan penggunaan admixtures

2. Mengurangi pemakaian air pencampur beton menggunakan admixture dan


mengoptimalkan
penggunaan maksimumukuran agregat
.
3. Mengurangi pemakaian pasir alam dengan mensubtitusi menggunakan pasirbuatan
(manufacture sand)
.

Keunggulan Beton Ramah Lingkungan

Beton ramah lingkungan memiliki keuntungan yang sama seperti beton konvensional. Karena
menggunakan bahan agregat daur ulang, mengurangi beban tambahan di tempat pembuangan
sampah dan meringankan pemborosan agregat. Dengan demikian, emisi CO2 berkurang.
Penggunaan bahan kembali juga berkontribusi secara intensif terhadap perekonomian. Karena
bahan limbah seperti agregat dari daerah terdekat dan fly ash dari pembangkit listrik di dekatnya
tidak mahal dan juga biaya transportasi yang minimal. Beton Ramah Lingkungan sedang banyak
digunakan dalam praktek green building. Hal ini juga dapat membantu bangunan hijau
mencapai sertifikasi LEED dan Golden Globe. Penggunaan fly ash dalam beton juga
meningkatkan kemampuan kualitas bekerja beton dan banyak sifat-sifat lainnya seperti daya
tahan ke tingkat yang cukup. Salah satu praktik untuk memproduksi beton ramah lingkungan
melibatkan pengurangan jumlah semen dalam campuran, praktek ini membantu dalam
mengurangi konsumsi keseluruhan semen. Bahan pemanfaatan limbah juga memecahkan
masalah membuang jumlah berlebihan limbah industri.
Tiga cara yang berbeda untuk menghasilkan beton ramah
lingkungan.
Dalam tiga proyek pembangunan , beton ramah lingkungan dibuat dalam tiga cara yang berbeda :

1. Untuk meminimalkan konten klinker, yaitu dengan mengganti semen dengan fly ash, silika
mikro dalam jumlah yang lebih besar, atau dengan menggunakan semen diperpanjang, yaitu
Portland kapur semen. Rencana awal adalah untuk menganalisis beton untuk kelas lingkungan
pasif dengan jumlah fly ash hingga 60% dari jumlah total semen dan fly ash, beton untuk kelas
lingkungan agresif dengan Portland kapur semen dan beton, untuk kelas lingkungan pasif dengan
produk desulfurisasi kering.
2. Untuk mengembangkan semen ramah lingkungan dan bahan yang mengikat, yaitu dengan
meningkatkan penggunaan bahan baku alternatif dan bahan bakar alternatif, dan dengan
mengembangkan / meningkatkan semen dengan konsumsi energi yang rendah.

3. Beton dengan produk anorganik sisa (abu batu, beton hancur sebagai agregat) dan semen stabil
dengan limbah ampas insinerator, fly ash atau produk sisa anorganik lainnya. Saat ini informasi-
screening potensi sisa anorganik produk dilakukan. Produk ini dijelaskan tentang asal, jumlah,
ukuran partikel dan geometri, kimia komposisi dan dampak lingkungan yang mungkin. Dari
informasi-screening sekitar 5 produk akan dipilih dan dianalisis untuk digunakan dalam beton
hijau. Sekitar 3-5 material akan dipilih untuk pengujian semen.

Hunian Pertama di Asia dengan Beton Ramah Lingkungan


SINGAPURA - Kondominium pertama di Asia, yang dibangun dengan beton hijau, dibangun di
Singapura. Bangunan bernama Gaia ini merupakan proyek hunian pertama yang ramah
lingkungan.

Menurut pengembang Amerald Land, kondominium ini telah sesuai dengan standar Nilai
Hijau dari Otoritas Bangunan dan Konstruksi (Building and Construction Authority/BCA).
Saat diluncurkan pada Jumat pekan lalu, Amerald Land menyatakan pihaknya berkonsultasi
secara ekstensif dengan BCA dalam berbagai aspek. Mulai dari Nilai Hijau (Green Mark)
hingga metode meningkatkan produktivitas konstruksi dan metode atau materi konstruksi
yang berkelanjutan. Selain itu, Amerald juga menggandeng peneliti senior di Departemen
Teknik Sipil National University of Singapore (NUS) Dr. T. Tamilselvan. Sang ahli menjadi
konsultan karena keahlian dan wawasannya mengenai “beton ramah lingkungan”.

Beton ramah lingkungan semakin diakui di dunia arsitektur karena memberikan manfaat
kepada lingkungan untuk mengurangi pemborosan dan ketergantungan pada bahan baku.
“Melalui peningkatan kesadaran hidup berkelanjutan, Amerald Land ingin mempengaruhi
pengembang lain, bahkan Dewan Pengembangan Perumahan (Housing Development
Board/HDB) untuk mengikuti jejak kami membangun bangunan berkelanjutan dan proyek
perumahan ekologis,” kata Kepala Pembangunan Bisnis Amerald Land Ron Tan seperti
dikutip dari Property Report.

Anda mungkin juga menyukai