disusun oleh:
HAIQAL FIKRI SETIAWAN
NIM. D100 180 228
Dari latar belakang diatas, maka didapati beberapa rumusan masalah sebagai
berikut.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Batasan Masalah
F. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang “Pengaruh Plastik PET Terhadap Properties
Marshall dan Nilai Struktural Pada Campuran AC-WC” belum pernah
dilakukan sebelumnya. Meskipun demikian, penelitian yang sejenis pernah
dilakukan oleh (Shabrina dkk , 2019) (Nasution, 2017) (Rahayu dkk , 2021)
(Semangat Marudut Tua Debataraja, 2020) Penelitian sejenis sebelumnya
secara lebih detail akan disajikan pada Bab 2 Tinjauan Pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Shabrina dkk, (2019) Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pemanfaata
n Pasir Pantai Kemala Sebagai Bahan Tambah Campuran Asphalt Concrete – Ear
ing Course (AC-WC) Terhadap Marshall Properties dan Nilai Struktural” menyi
mpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan Pasir
Pantai Kemala sebagai bahan tambah campuran adalah nilai stabilitas pada propor
si 0%, 10%, dan 15% memenuhi spesifikasi, sedangkan pada proporsi 30% tidak
memenuhi spesifikasi yang di syaratkan yaitu 800kg, rata rata nilai flow pada vari
asi pasir pantai berturut turut menurun disebabkan oleh campuran yang semakin k
aku seiring dengan penambahan pasir pantai, Vold in Mineral Aggregate (VMA) d
an Vold in Mix (VIM) nilai VMA dan VIM rata-rata menurun disebabkan karena
pemadatan menjadi lebih optimal, Nilai kadar Pasir Optimum diperoleh 14%, pro
porsi pasir pantai pada campuran AC-WC terhadap nilai structural relative konstan
pada proporsi 0%, 10%, 15%, dan 30%. Proporsi pasir pantai ditinjau dari kooefis
ien kekuataan relative bahan yang optimal terdapat pada variasi 15%..
Nasution, (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penambah
an Plastik PET (Polyethylene Terephthalate) Terhadap Karakteristik Campuran L
aston AC-WC di Laboratarium” Penggunaan PET sebagai bahan tambah mampu
meningkat kinerja campuran aspal beton dibandingkan dengan tanpa penambahan
PET, dengan naiknya nilai stabilitas aspal. Dengan penambahan PET mampu men
ingkatkan nilai stabilitas dinamis dan menurunkan kecepatan deformasi dibanding
kan tanpa penambahan PET. Dari hasil penelitian pada campuran AC-WC dengan
bahan tambah PET beberapa hasil kesimpulan yang didapat adalah hasil pengujian
aspal properties, penambahan PET pada kadar 2% yang memenuhi spesifikasi Bin
a Marga 2010, pengaruh penambahan PET dalam campuran AC-WC terhadapa pa
rameter marshall yaitu meningkatnya nilai stabilitas marshall, meningkatnya nilai
flow yang menandakan bahwa campuran bersifat plastic, nilai VIM yang mengecil
menandakan rongga dalam campuran semakin mengecil.
Rahayu dkk, (2021) dalam penelitiannya tentang “Pengaruh Penambahan Pl
astik Tipe PET (Polyethylene Terepthalete) Terhadap Campuran Laston AC-WC”
menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh pemanfaatan
plastik PET (Polyethylene Terephthalate) pada Laston AC-WC yang dapat disimp
ulkan diantaranya yaitu nilai stabilitas dan flow dengan penambahan plastik PET s
ebesar 5% mengalami peningkatan sebesar 52,19% dan 44,44%. Nilai rongga dala
m campuran (VIM) mengalami penurunan sebesar 22,74% dan nilai rongga dalam
agregat (VMA) juga mengalami penurunan sebesar 5,28%. Sedangkan Nilai VFA/
VFB mengalami peningkatan sebesar 6,81%. Kelebihan aspal dalam penggunaan
bahan tambah PET diantaranya yaitu nilai stabilitas dan daya tahan lapisan terhad
ap beban lalu lintas menjadi tinggi, sedangkan kekurangan penggunaan PET yaitu
dalam pencampuran plastik PET dengan agregat dan aspal dibutuhkan waktu yang
sangat singat (12±2) dan harus benar-benar tercampur dengan baik.
Semangat Marudut Tua Debataraja, (2020) dalam penelitianya tentang “Pen
garuh Penambahan Plastik Bekas Tipe Polyethylene Terephthalate (PET) Terhada
p Daya Lekat Campuran Laston Lapis AC-WC” disimpulkan berdasarkan hasil pe
nilitian adalah Penambahan Plastik kedalam campuran beraspal tujuannya untuk
mengoptimalkan karakteristik campuran beraspal AC-WC halus dan mengurangi j
umlah sampah. Pencampuran plastic dilakukan dengan cara kering kadar plastikny
a sebesar 5%, 10%, 15% dan 30% dari berat kadar aspal optimum. Dari pengujian
Marshall yang dilakukan dengan penambahan limbas plastik PET nilai Stabilitas p
ada kadar 5% sebesar 2005,967kg mengalami kenaikan dibandingkan tidak adany
a tambahan dari limbah plastik dengan catatan angka sebesar 1961,534 kg. nilai d
ensity dengan penambahan palstik pada kadar 5% sebesar 2,355 mengalami penur
unan dibandingkan di tiadakanya campuran penambah dari plastik ini dengan nilai
sebesar 2,359%. Nilai flow dengan penambahan plastik pada kadar 5% sebesar 3,
200% mengalami peningkatkan dibandingkan tanpa penambahan plastic dengan n
ilai sebesar 3,100%. Nilai VIM dengan penambahan plastik pada kadar 5% sebesa
r 4,453% dibandingkan tanpa dilakukan unsur penambahan dari limbah plastic ya
ng sulit terurai ini dengan nilai sebesar 4,297%. Nilai VFA dengan penambahan pl
astik pada kadar 5% sebesar 73,493% mengalami penurunan dibandingkan denga
n tidak ada penambahan plastic sejumlah 74,216%. Nilai VMA dengan penambah
an plastik pada kadar 5% sebesar 16,801% mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tanpa penambahan plastik pada kadar 5% sebesar 626,865 kg/mm mengal
ami penurunan dibandingkan dengan tanpa penambahan plastik 632,753 kg/mm.
Penelitian yang diusulkan adalah “Pengaruh Plastik PET Terhadap Prope
rties Marshall dan Nilai Struktural Pada CAmpuran AC-WC” sebagaimana da
pat dilihat pada gambar 2.1
Analisis Pemanfaatan Pasir Pantai Kemala Seba
gai Bahan Tambah Campuran Asphalt Concrete
– Wearing Course (AC-WC) Terhadap Marshall
Properties dan Nilai Struktural (Shabrina dkk ,
2019)
Pemanfaat Limbah Plastik PET Sebagai Bahan T Pengaruh plastik PET terhadap Properties
ambah Aspal Pada Campuran Asphalt AC-WC Marshall dan Nilai Struktural pada campu
Penelitian mengenai (Simangunsong dkk, 2021) ran AC-WC
penambahan limbah
plastik pada campura Karakteristik Marshall Campuran Aspal Beton
n aspal Menggunakan Limbah Plastik (Gaus dkk, 2020)
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Divi
Studi Karakteristik Marshall Pada Campuran Assi 6 Perkerasan Aspal
pal Dengan Penambahan Botol Plastik (Suhardi
dkk, 2016)
800
Stabilitas Marshall (kg) Min
Min 2
Pelelehan (mm)
Maks 4
120
Spesifikasi Min-
100
imum
80
% Lolos
60
40
20
0
0.01 0.1 1 10 100
Ukuran Saringan (mm)
2. Kelelehan (Flow)
Flow menunjukan besarnya penurunan atau deformasi perubahan bent
uk yang terjadi pada lapis perkerasan akibat menahan beban yang diterima.
Semakin rendah nilai flow suatu perkerasan, maka semakin kaku perkerasa
n tersebut dan dapat mengalami keretakan dini.
3. Marshall Quotient (MQ)
Marshall Quotient merupakan hasil bagi antara Stabilitas dan Flow ya
ng diperoleh dari uji tekan dengan metode Marshall (Kaseke & Pandey, 20
17). Marshall Quotient adalah angka yang menyatakan tingkat kelenturan
suatu campuran (Wirahaji, 2012). Adapun perhitungan nilai Marshall Quot
ient dapat dilihat pada persamaan 3.2.
S
MQ = .......................................................................................(3.2)
F
Dengan:
MQ : Nilai Marshall Quotient (kg/mm)
S : Stabilitas (kg)
F : Flow (mm)
Ya
Mix Design
Blending Agregat
CA (%), MA (%), FA(%)
Tahap II
-------------------------------------------------------------------------------------------------
A
A
Penentuan KAO
1. Pembuat benda uji dengan variasi aspal 3%, 4
%, 5%, 6%, dan 7%
2. Pengujian Marshall
3. Analisis Kadar Aspal Optimum
Tahap III
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Tahap IV
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Tahap V
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Kesimpulan dan Saran
Tahap VI
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Selesai
BAB V
PEMBAHASAN DAN HASIL
V.1. Hasil Pengujian Material
Pada penelitian ini menggunakan material dari AMP PT. Selo Progo Sakti
dengan sumber agregat yang berasal dari quarry Siwal, Boyolali dan aspal
berasal dari PT. Pertamina, Cilacap, Jawa Tengah. Pengujian material
dilakukan untuk mengetahui apakah material sudah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan atau belum. Pengujian dilakukan terhadap
aspal dan agregat.
1. Hasil Pengujian Material dari Data Sekunder
Data Sekunder diambil dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
yang bersala dari AMP PT. Selo Progo Sakti.
a. Hasil Pengujian Aspal
Pengujian aspal dilakukan untuk mengetahui kualitas aspal yang akan
digunakan apakah sudah sesuai spesifikasi yang ditetapkan. Data
pengujian aspal diperoleh dari AMP. Pertamina dengan hasil uji dapat
dilihat pada tabel 5.1.
Hasil Spec.
Jenis Pengujian Keterangan
Uji Min. Max.
Penetrasi pada 25 (0,1 mm) 69 60 70 Memenuhi
Titik Lembek (°C) 50,5 48 - Memenuhi
Titik Nyala (°C) 311 232 - Memenuhi
Daktilitas pada 25°C (cm) 150 100 - Memenuhi
Kelarutan dalam Trichloroethylen
99,1 99 - Memenuhi
e (%)
Berat Jenis 1,036 1 - Memenuhi
Kadar Parafin Lilin (%) 0,53 - 2 Memenuhi
Viskositas Kinematis 135°C (Cst) 400 300 - Memenuhi
Sumber : AMP PT. Selo Progo Sakti
Berdasarkan Tabel 5.1 diperoleh data hasil pengujian, bahwa aspal
yang digunakan sudah memenuhi spesifikasi Umum Bina Marga 2018
Divisi 6 Perkerasan Aspal, Direktorat Pekerjaan Umum.
2. Hasil Pengujiam Material dari Data Primer
Data primer didapat dari penelitian yang telah dilakukan penulis untuk
mempermudah pelaksanaan analisis.
a. Hasil Pengujian Agregat
Tujuan pengujian agregat yaitu untuk mengetahui apakah agregat
yang akan digunakan untuk bahan penelitian sesuai dengan spesifikasi
yang diisyaratkan.
1) Pengujian Keausan Agregat
Tabel 5.2 Pengujian Keausan
No Berat
keterangan
. (gram)
Berat Benda Uji 5000
a. Lolos 19 mm Tertahan 12.5
1 mm = 2500 g 2500
b. Lolos 12.5 mm Tertahan 9.5
mm = 2500 g 2500
2 Tertahan Saringan no. 12 3055
38,9
Presentasi keausan %
3 0
(A+B)-C
x 100%
(A+B)
Sumber : Hasil Penelitian