CHINA
Makalah dibuat ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dari :
Disusun Oleh :
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,atas Rahmat dan
Karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan penulisan makalah mengenai
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan China.
Pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”,begitu pula dengan makalah
ini,kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dari penulisan
makalah ini.
Untuk itu kami bersedia dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 17
B. Saran …………………………………………………………………... 17
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
China merupakan Negara yang sering kita kenal sebagai Negara yang
maju akan pendidikannya. Seperti halnya telah disebutkan dalam sebuah
hadits “ carilah ilmu sampai negeri china”. Untuk itu kami akan menjelaskan
sedikit mengenai Negara China, baik dari sistem pemerintahan maupun letak
geografisnya. Sistem pendidikan China lebih terbuka. Guru diklasifikasi
berdasarkan kualitas. Siswa bebas mengevaluasi kualitas guru secara objektif.
Guru dapat tambahan tunjangan kesejahteraan 10 persen dari gaji pokok.
Ungkapan “carilah ilmu hingga ke negeri China” memiliki makna
tersendiri bagi Drs Zaenal Mutaqin, MSi. Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ini benar-benar terbang ke
Beijing, China, 9-21 Juli lalu. Keberangkatan Zaenal ke “negeri Tirai
Bambu” itu juga dalam rangka menimba ilmu pendidikan. Ia bersama
rombongan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat
Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK)
dan beberapa pejabat dari dinas pendidikan kabupaten/kota, mengikuti
workshop peningkatan kompetensi guru, “Rasanya seperti mimpi berangkat
ke Beijing,” katanya. Sesama kepala dinas pendidikan yang dikirim ke
Beijing adalah kepala dinas pendidikan Lombok Barat, Gorontalo, Tanah
Datar, dan Merauke. Workshop pendidikan itu juga diikuti negara lain, yakni
Kamboja, Laos, Mongolia, Papua Nugini, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
China yang punya luas daratan 9,6 juta km2 ini memang pendidikannya
lebih maju dibandingkan Indonesia. “Mereka lebih fokus dalam menangani
pendidikan. Saya kira kita harus punya komitmen dan bisa konsisten agar bisa
memajukan pendidikan di Indonesia,” ujar Zaenal Mutaqin. UU Sisdiknas-
nya China mewajibkan anak umur 6 tahun mengikuti pendidikan dasar, tanpa
dipungut biaya sekolah. SD di sana berlangsung 6 tahun. Mata pelajaran
B. Rumusan Masalah
1. Potret pendidikan China
2. Filsafat pendidikan China
3. System pendidikan China
4. Kurikulum pendidikan China
5. Pendidikan kejuruan di China
PEMBAHASAN
10 | J u r u s a n P e n d i d i k a n T e k n i k M e s i n F P T K U P I 2 0 1 2
dimiliki anak agar berkembang secara optimal, melaksanakan pembelajaran
yang berorientasi pada siswa melalui diskusi, mendorong pada
pengembangan berfikir inovatif, dan pembelajaran yang berkualitas. China
dalam sepuluh tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat di
berbagai bidang. Diperkirakan lebih dari 6.000 mahasiswa asal Indonesia
belajar di sejumlah perguruan tinggi di China. Selain kemajuan yang diraih
China, alasan mahasiswa asing belajar disana adalah biaya kuliah yang lebih
murah dibandingkan biaya kuliah di UK, AS, Australia maupun Singapura.
Jurusan yang banyak diambil mahasiswa asing adalah bahasa Mandarin,
ekonomi, manajemen dan Chinese Medical.
Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Ling Langing (mantan Wakil PM
China), berjudul Education for 1.3 Biliion (Pearson Education and China :
Foreign Language Teaching & Research Press, 2005), China menjalankan
reformasi pendidikan yang berhasil membentuk dengan karakter modern.
Kebijakannya tentang reformasi pendidikan diinspirasi pengetahuan tentang
bahayanya sistem pendidikan yang terlalu menekankan hapalan, drilling, cara
mengajar yang kaku dan sistem pendidikan yang hanya berorientasi untuk
lulus ujian. Ia juga terinspirasi pemikiran Howard Gardner tentang mulitiple
intelligences dan antusias untuk menerapkannya dalam sistem pendidikan di
China. Inikah yang membawa kemajuan bagi China ? Pendidikan di China
gratis selama 9 tahun pertama walaupun murid tetap harus mengeluarkan
uang untuk membeli buku-buku pelajaran. Selepas tingkat Junior, orang tua
harus membiayai sendiri pendidikan anak-anaknya. Ini membuat banyak
anak-anak pedesaan atau anak-anak tak mampu untuk bersekolah.
Setelah tahun 1995 dan 1997, anak-anak di China belajar lima dan lima
setengah hari per minggu. Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester, yang
terdiri dari 9.5 bulan dimulai pada tanggal 1 September dan Maret. Dengan
libur musim panas dan bulan Juli dan Agustus dan libur musim dingin pada
bulan Januari dan Februari. Semua siswa sekolah dalam berbagai tingkatan
tinggal dalam asrama-asrama.
11 | J u r u s a n P e n d i d i k a n T e k n i k M e s i n F P T K U P I 2 0 1 2
E. Pendidikan kejuruan di China
1. Technical and Vocational Education and Training
Pendidikan Kejuruan di china dibagi menjadi tiga level. Level satu
yaitu Junior Secondary Technical Vocational Schools. Level dua yaitu
Vocational High School,Secondary Specialized School, Skilled Workers
School. Dan level tiga yaitu Higher Technical Vocational Education.
12 | J u r u s a n P e n d i d i k a n T e k n i k M e s i n F P T K U P I 2 0 1 2
China”di undangkan, TVET telah menjadi lebih tinggi dan menjadi
sumber baru fokus danpertumbuhan dalam sistem kejuruan Cina dan
merupakankomponen penting dari yang lebih tinggi pendidikan (Komite
Sentral PartaiKomunis China dan Negara Dewan, 1993).Akhirnya tujuan
dari TVET adalah “Untuk menumbuhkan sebagian besar masyarakat,
khususnya dengan pengetahuan teoritis yang diperlukan dan memilik
kompetensi praktek yang kuat,dimana sangat diperlukan oleh bidang
produksi, konstruksi, jasa manajemen dan pedesaan "(Departemen
Pendidikan, 1999).
Pada tahun 2004, terdapat 872 perguruan tinggi kejuruan teknis
yangdimasukkan dalam 1.047 lembaga tersier non-universitas. Jumlah
seluruh mahasiswa non-universitas perguruan tinggi adalah 5,95 juta
mahasiswa(Departemen Pendidikan, 2005). Tidak adakategoriterpisah
untuk pendaftaran perguruan tinggi tekniskejuruan. Ada berbagai lembaga
yang menyediakan program TVET yang lebihtinggi. Perguruan tinggi
tersebut termasuk dalam universitas kejuruan (akademi teknik kejuruan),
13 di antaranya didirikan pada tahun 1980, berkembang menjadi126 dalam
6 tahun. Perguruan tinggi tersebut diberikanwewenangoleh
tingkat pemerintah-kota, sehingga merupakan universitas lokal, yang
menyediakan program yang dirancang untuk memenuhi tuntutan
pembangunan ekonomi lokal.Jangka waktu sekolah adalah 2-3
tahun. Perguruan tinggi tipe sekolahumum non-universitas
menyediakan program TVET lebih tinggi dan didirikan pada tahun
1999. Jangka waktu pendidikan adalah 2-3 tahun. Universitas independen
telah didirikan sejak tahun 2000 dan sekarang membuat sekitar 30% dari
lembaga-lembaga TVET tinggi, Perguruan tinggi bawahan dari perguruan
tinggi umum menawarkan 4 tahun sekolah. Akhirnya, mahasiswa yang
dikelola universitas milik non-pemerintah memiliki lebih banyak
fleksibilitas dalam kursus pengembangan respon, dancukup
memungkinkan dalam hal menghadapi perubahan di pasar permintaan.
2. Pelatihan Magang
13 | J u r u s a n P e n d i d i k a n T e k n i k M e s i n F P T K U P I 2 0 1 2
Program TVET diperuntukan melatih pengangguran pada awal
berdirinyaRepublik Rakyat Cina. Pada saat itu, banyak perusahaan milik
negara dan perusahaan swasta yang membuka perekrutan
magang. Namun, tidak ada peraturan yang tertulis untuk itu. Sampai
pada tahun 1958, ketika Dewan Negara (Dewan Negara, 1958)membuat
undang-undang "the provisional Regulations for the Learning Term
andLiving Allowances of the Apprentices Working in State-Owned, Joint
State-Private-Owned, Cooperative- Owned, and Individually-Owned
Enterprises and Institutions ”Undang-undang ini menetapkan bahwa usia
magang biasanya harus di atas usia 16tahun, tapi untuk beberapa bidang
perdagangan khusus, boleh berada di bawah usia16. Magang harus 3
tahun, namunbisadisingkat untuk beberapa jenis pekerjaanyang
sederhana, tetapi tidak boleh kurang dari 2 tahun. Magang mempelajari
untuk beberapa jenis pekerjaan khusus sampai pekerjaan yang
rumit. Selama magang, perusahaan harus menyediakan tunjangan hidup
bulanan, menetapkan standar sesuaidengan pengeluaran makanan
untuk pekerja, ditambah sejumlah kecil uang saku. Perusahaan juga
harus menetapkan kisaran kondisi lain seperti asuransi perawatanmedis,
magang tenaga kerja, transisi ke pekerjaan tetap pada saat selesainya
magangdan kontrak antara magang dan perusahaan atau institusi. Menurut
peraturan ini,setiap departemen industri dan perdagangan dapat membuat
peraturan sendiri, tetapimereka harus melapor ke Departemen Tenaga
Kerja untuk mendapatkan persetujuandan izin untuk melanjutkan
ke implementasi.
3. Prioritas Kebijakan
Sebuah model indikator pendidikan dan pelatihan adalah bahwa
TVET seringdikembangkan dalam kerangka prioritas kebijakan. Sebagai
contoh, kerangkaindikator efektivitas dan efisiensi dikembangkan untuk
mengukur pendidikan teknisdan kejuruan dan sistem pelatihan di
Australia didasarkan pada tujuan nasional yangumum dan setuju untuk
TVET. Seperti dilaporkan oleh Komisi Produktivitas (1995), pada
14 | J u r u s a n P e n d i d i k a n T e k n i k M e s i n F P T K U P I 2 0 1 2
pertengahan 1990-an terdapat dua tujuan yang disepakati luas dari sistem
TVETdi Australia adalah :
a. untuk menyediakan tenaga kerja terdidik yang terampil dan fleksibeluntuk
memungkinkan industri Australia menjadi kompetitif di dalamnegeri dan
pasar internasional
b. Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kualitas hidup bagi
warga Australia, dengan memperhatikan kebutuhan khusus
darimasyarakat miskin.
Prioritas kebijakan memberikan suatu kerangka menyeluruh
yangmemungkinkan tujuan dari pendidikan teknis dan kejuruan dan
pelatihan untuk diidentifikasi dan menjadi proposal untuk indikator
statistik yang akan dibuat.
Prioritas khusus untuk TVET telah diartikulasikan di Cina dalam
berbagai publikasi. Satu peraturan telah diterbitkan oleh Dewan Negara.
Pada tahun 2002,Dewan Negara Cina menghasilkan sebuah dokumen
kebijakan penting tentang perkembangan pendidikan teknis dan kejuruan.
Tujuan kebijakan yang digariskan dalam dokumen itu :
a. meningkatkan pengakuan terhadap pentingnya TVET
dalam pembangunan modernisasi dan membuat target
reformasi dan pembangunan yang jelas TVET untuk rencana 5-
10 tahun kedepan.
b. memajukan reformasi sistem manajemen dan sistem
administrasisekolah untuk mempromosikan hubungan yang
lebih erat antara TVET dan pembangunan ekonomi dan sosial.
c. memperdalam reformasi pengajaran dan pembelajaran
untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan bisnis.
d. mengambil langkah-langkah praktis untuk mempercepat
pembangunandi daerah pedesaan TVET.
e. menegakkan pelaksanaan ketat dari sistem akses kerja
untuk memperkuat hubungan antara pendidikan kejuruan dan
pekerjaan.
15 | J u r u s a n P e n d i d i k a n T e k n i k M e s i n F P T K U P I 2 0 1 2
f. mendorong berbagai sumber pendanaan untuk meningkatkan
programTVET.
g. memajukan pengembangan TVET dengan meningkatkan
kualitaskepemimpinan (Dewan Negara, 2002).
16 | J u r u s a n P e n d i d i k a n T e k n i k M e s i n F P T K U P I 2 0 1 2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai dari
level pusat, propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi
setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor
yaitu basic education, technical danvocational education, higher
education dan adult education. Di samping itu juga terdapat pendidikan
prasekolah yang materinya meliputi permainan, olah raga, kegiatan kelas ,
observasi, pekerjaan fisik, serta aktivitas sehari-hari.
Pendidikan teknik dan vokasional memperoleh tempat dalam
masyarakat. Pendidikan ini merupakan indikator penting bahwa Cina
mengarah pada proses modernisasi. Kemudian, pendidikan bagi orang
dewasa merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan Cina.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas orang-orang dalam
masyarakat dan secara langsung akan menumbang pada pengembangan
sosio ekonomis penduduk.
Untuk memperoleh guru-guru yang bermutu maka pemerintah
mendorong lulusan sekolah menengah yang berbakat untuk memasuki
lembaga pendidikan guru. Hal ini juga terdapat perbedaan persepsi dimana
kalau di Indonesia, para pelajar, apalagi yang berotak cerdas, kurang
terosebsi untuk menjadi guru, kecuali berlomba untuk memperoleh
pendidikan di universitas bergengsi di Pulau Jawa.
B. Saran
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat signifikan dalam
sebuah kehidupan berbangsa. Pendidikan merupakan media strategis
dalam memacu kualitas sumber daya manusia. Hal ini telah menjadikan
pendidikan bagian terpenting untuk keberlangsungan, perkembangan dan
kemajuan suatu negara.
17 | J u r u s a n P e n d i d i k a n T e k n i k M e s i n F P T K U P I 2 0 1 2
Dengan melihat peran pendidikan yang sangat strategis ini, sudah
menjadi keharusan bagi masyarakat pada khususnya dan negara pada
umumnya untuk menjadikannya sebagai “agenda besar” negara agar
keberlangsungan, perkembangan dan kemajuan negara ini dapat terjamin.
Jika kita melihat realita yang ada, terdapat kesenjangan antara apa
yang diharapkan dengan implementasi dari pendidikan itu sendiri. Posisi
Indonesia menduduki peringkat 10 dari 14 negara berkembang di kawasan
Asia Pasifik. Peringkat ini dilansir dari laporan monitoring global yang
dikeluarkan lembaga PBB, Unesco. Penelitian terhadap kualitas
pendidikan dasar ini dilakukan oleh Asian South Pacific Beurau of Adult
Education (ASPBAE) dan Global Campaign for Education. Studi
dilakukan di 14 negara pada bulan Maret-Juni 2005. Rangking pertama
diduduki Thailand, kemudian disusul Malaysia, Sri Langka, Filipina, Cina,
Vietnam, Bangladesh, Kamboja, India, Indonesia, Nepal, Papua Nugini,
Kep. Solomon, dan Pakistan. Indonesia mendapat nilai 42 dari 100 dan
memiliki rata-rata E. Untuk aspek penyediaan pendidikan dasar lengkap,
Indonesia mendapat nilai C dan menduduki peringkat ke 7. Pada aspek
aksi negara, RI memperoleh huruf mutu F pada peringkat ke 11.
Sedangkan aspek kualitas input/pengajar, RI diberi nilai E dan menduduki
peringkat ke 14 (terakhir).
Ini adalah obat pahit yang harus ditelan bangsa ini, agar dapat
menjadi refleksi terhadap potret pendidikan bangsa ini. Namun ini
bukanlah harga mati bagi bangsa ini karena masih banyak peluang untuk
meningkatkan kualitas pendidikan bangsa ini, jika bangsa ini mau belajar
dengan bangsa lain yang telah mengalami kamajuan dalam bidang
pendidikan.
18 | J u r u s a n P e n d i d i k a n T e k n i k M e s i n F P T K U P I 2 0 1 2
DAFTAR PUSTAKA
Tim (2004). KURIKULUM SMK EDISI 2004. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan. Jakarta
Agustiar Syah Nur, (2001), Perbandingan system pendidikan, Bandung : Lunuk
Agung
(http://t4belajar.wordpress.com).
19 | J u r u s a n P e n d i d i k a n T e k n i k M e s i n F P T K U P I 2 0 1 2