Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERBANDINGAN PENDIDIKAN

Tentang

SISTEM, PROBLEMATIKA DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI CINA

Disusun oleh:

Kelompok IV

Nur Azizah : 1914010050

Putri Ana Novalda : 1914010051

Auliana Arfat : 1914010068

Dosen Pembimbing:

Dr. Gusmaneli, S.Ag, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (B)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

2021 M / 1443 H

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang atas
kuasa-Nya kami dapat menyusun makalah ini sebagai bentuk kantribusi kami dalam makalah
Perbandingan Pendidikan yang berjudul Sistem, Problematika Dan Kebijakan
Pendidikan Di Cina. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada ibuk Dr. Gusmaneli,
S.Ag, M.Pd selaku dosen yang membimbing, mengajar dan mendukung kami dalam mata
kuliah Perbandingan Pendidikan, serta kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman
yang ikut berkontribusi.

Kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, kami mohon maaf atas
ketidak sempurnaan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
menbangun dari pembaca sekalian.

Padang, september 2021

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Sistem Pendidikan di Cina .............................................................................................. 2
B. Problematika Pendidikan di Cina.................................................................................... 7
C. Kebijakan Pendidikan di Cina ........................................................................................ 8
BAB III..................................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persaingan global memicu negara-negara di dunia untuk berlomba-lomba
mempertahankan eksistensinya. Negara-negara yang ber-notabene“maju” mempunyai
daya tarik tersendiri bagi negara-negara lain. Mereka diintip dari berbagai sudutnya.
Sektor pendidikanlah yang menjadi ujung tombak kemajuan negara-negara tersebut.
Cina adalah negara yang mampu membuktikan kepada dunia atas eksistensinya. Cina
sempat berhaluan agraris sebelum adanya pembangunan dan mampu berevolusi
menjadi negara industri di sektor ekonominya.
Dalam sektor pendidikan cina adalah negara yang keukeuh memegang nilai-
nilai filsafat bahwa “teori dan praktik tidak dapat dipisahkan dalam berkehidupan
bermasyarakat”. Dan rakyat cina , meraka getol dalam masalah pendidikan.
Pendidikan adalah prioritas. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai hal-ihwal
negara cina, seperti potret sistem pendidikan, problematika dan kebijakan pendidikan
di cina
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Pendidikan Di Cina?
2. Bagaimana Problematika Pendidikan Di Cina?
3. Bagaimana Kebijakan Pendidikan Di Cina?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Tentang Sistem Pendidikan Di Cina
2. Untuk Mengetahui Tentang Problematika Pendidikan Di Cina
3. Untuk Mengetahui Tentang Kebijakan Pendidikan Di Cina

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem pendidikan di Cina


Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai dari level pusat,
propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi setingkat kotamadya.
Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor yaitu basic education,
technical dan vocational education, higher education dan adult education. Disamping
itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang materinya meliputi permainan, olah
raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan fisik, serta aktivitas sehari-hari.
Pendidikan teknik dan vokasional memperoleh tempat dalam masyarakat.
Pendidikan ini merupakan indikator penting bahwa Cina mengarah pada proses
modernisasi. Kemudian, pendidikan bagi orang dewasa merupakan komponen penting
dalam sistem pendidikan Cina. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas orang-
orang dalam masyarakat dan secara langsung akan menumbang pada pengembangan
sosio ekonomis penduduk.
Untuk memperoleh guru-guru yang bermutu maka pemerintah mendorong
lulusan sekolah menengah yang berbakat untuk memasuki lembaga pendidikan guru.
Hal ini juga terdapat perbedaan persepsi dimana kalau di Indonesia, para pelajar,
apalagi yang berotak cerdas, kurang terobsesi untuk menjadi guru, kecuali berlomba
untuk memperoleh pendidikan di universitas bergengsi di Pulau Jawa.1
1. Jenjang Pendidikan
Anak-anak di China belajar lima sampai lima setengah hari per minggu. Tahun
akademik dibagi menjadi 2 semester, yang terdiri dari 9.5 bulan dimulai pada
tanggal 1 September dan Maret. Dengan libur musim panas pada bulan Juli dan
Agustus dan libur musim dingin pada bulan Januari dan Februari. Berikut adalah
jenjang pendidikan di Cina;
a. Pendidikan Dasar
Anak-anak China memulai pendidikan formal pada usia 3 tahun dengan masuk
pra sekolah yang berlangsung selama 3 tahun. Dilanjutkan masuk sekolah
dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar berlangsung selama 6 tahun dengan
mata pelajaran utama Bahasa China, Matematika, Sejarah, Geografi, Sains,

1
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara,(Bandung: Lubuk Agung,2001). Hlm.29.

2
dan sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan politik dasar.
Dukungan besar juga diberikan untuk pendidikan jasmani.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah dibagi menjadi 2 bagian yaitu pendidikan menengah
akademis dan pendidikan menengah kejuruan/khusus/teknik. Sekolah
menengah akademis dibagi menjadi dua level, yaitu junior dan senior. Level
junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung selama 3 tahun. Untuk
masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan menentukan apakah
mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas kejuruan. Level
Senior dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 2 atau 3 tahun.
Di Sekolah Menengah Senior, murid-murid memilih untuk mengikuti kelas
sains atau sosial. Lulusannya diarahkan untuk lulus Ujian Masuk Perguruan
Tinggi Nasional. Olahraga dan politik juga dimasukkan ke dalam kurikulum.
Sekolah kejuruan memiliki program antara 2 sampai 4 tahun dan memberikan
pelatihan keahlian di bidang pertanian, manajerial, ketenagakerjaan dan
teknik. Sekolah teknik menawarkan program 4 tahun untuk melatih siswanya.
Sekolah jenis ini diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang
terlatih.
c. Pendidikan Khusus
China juga memiliki sistem pendidikan khusus untuk anak-anak dengan
kemampuan khusus dan untuk anak-anak terbelakang. Anak-anak dengan
kemampuan khusus akan diperbolehkan untuk melompat kelas. Anak-anak
dengan kemampuan terbatas akan diarahkan untuk mencapai kemampuan
standar minimum.
d. Pendidikan Tinggi
Apapun jenis pendidikan tingginya mereka harus lulus Ujian Masuk
Perguruan Tinggi Nasional yang berlangsung pada bulan Juli dan diadakan
pemisahan antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan ditentukan oleh
hasil tes. Siswa yang mengikuti ujian mendaftar untuk beberapa jurusan yang
dipilih. Sistemnya serupa dengan UMPTN di Indonesia.
Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan kejuruan. Sebenarnya
ada banyak universitas dan college di China tetapi tingkatan dan kualitasnya
sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal misalnya Beijing University dan
Shanghai‟s University. Umumnya siswa harus menjalankan 4-5 tahun untuk

3
mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat master dan doktoral, mereka
juga harus lulus ujian. Selain universitas ada college yang menawarkan 2 atau
3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera dengan diploma dan
dapat meningkatkan gelarnya menjadi sarjana.
Selain dari sisi pendidikan, sukses kebangkitan ekonomi China mungkin juga
tak lepas dari pengaruh semangat entrepreneurship warganya. Masrayakat
China selalu aktif dalam kegiatan ekonomi. Menjadi pegawai atau pekerja
kantoran, sedapat mungkin mereka hindari. Berbeda dengan kita yang sangat
menghargai pekerjaan kantoran dan kebanyakan
2
menganggap entrepreneur adalah pekerjaan beresiko tinggi.
2. Kurikulum
Reformasi yang dilakukan Cina di dunia pendidikan secara langsung
mengubah kurikulum sekolah dimana ditekankan pada pengembangan potensi
yang dimiliki siswa, kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang
dimiliki siswa agar berkembang optimal. di Cina tidak terlalu menekankan kepada
hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat
membunuh karakter anak, misalnya PR yang terlalu banyak, pelajaran yang terlalu
berat, yang kesemuanya dapat membebani siswa baik secara fisik, mental maupun
kejiwaan. Sistem sekolah di Cina mewajibkan setiap muridnya untuk berlatih
olahraga selama paling tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain
seperti memasak juga menjadi salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh
siswa disamping menekuni bidang seni budaya.
Sistem penilaian di Cina juga berkaitan dengan sistem ujian. Sekolah Dasar
dan Menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu : ujian semester, ujian
tahunan, ujian akhir sekolah, dan ujian masuk SMP/ SMA. Ujian masuk SMP
terbatas pada mata pelajaran Bahasa Cina dan Matematika, sedangkan ujian
masuk SMA pelaksanaannya digabungkan dengan ujian akhir SMP. Untuk masuk
Perguruan Tinggi, dilakukakn Ujian Seleksi Nasional dengan pemisahan antara
pilihan ilmu science dan ilmu sosial.
a. Struktur mata pelajaran

2
Muhammad Said dan Junimar Affan, Mendidik Dari Zaman ke Zaman. (Bandung: Jemmars, 1987). Hlm.119

4
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Cina adalah kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
1) Kelompok mata pelajaran Cina dan Moral;
2) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta
Matematika;
3) Kelompok mata pelajaran Sosial dan Politik;
4) Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
5) Kelompok mata pelajaran Bahasa Cina dan Bahasa Asing.
b. Jumlah mata pelajaran
1) SD memiliki 10 mata pelajaran wajib diantaranya adalah mata pelajaran
Moral, Matematika, dan Cina atau Bahasa Cina.
2) SMP memiliki 13 mata pelajaran wajib, diantaranya yaitu mata pelajaran
Moral, Moral, Cina, Asing, dan Politik.
3) SMA tidak ada bobot mata pelajaran yang diwajibkan karena mereka
mempunyai suatu sistem yang menyesuaikan mata pelajaran dengan
keinginan siswa, kebutuhan sosial masyarakat serta kondisi lembaga
setempat dengan beberapa mata pelajaran pilihan. Untuk kelulusan SMA,
Cina memakai sistem Ujian Nasional (UN) dan untuk masuk ke perguruan
tinggi menggunakan sistem Ujian Masuk atau Seleksi Masuk.
c. Satuan Waktu / Pembagian Alokasi Waktu
1) Jumlah hari sekolah / tahun : 180 – 200
2) Jumlah menit di sekolah/ tahun : 68.400
3) Jumlah menit 1 jam pelajaran : 45
4) Jumlah jam pelajaran / minggu : 36
5) Jumlah menit jam pelajaran / minggu : 1.620
6) Pembagian tahun ajaran : 2
7) Jumlah hari sekolah / minggu : 5
d. Sistem Penjamin Mutu Program (Lembaga)
Sistem penjamin mutu program Cina diantaranya :
1) NOCFL (National Office for Teaching Chinese as a Foreign Language)
yaitu lembaga yang menyediakan tempat ujian yang berskala internasional.

5
2) CEAIE (Chinese Education Association for International Exchange); yaitu
lembaga yang menyediakan sekolah unggulan dalam bidang teknologi dan
kreativitas.
3) CSE (Chinese Society of Education); yaitu lembaga eksperimental
pendidikan moral pada sekolah – sekolah swasta.
4) CNIER (Cina National Institute for Educational Research); yaitu lembaga
eksperimental pendidikan kualitas.
3. Tenaga Pengajar
Sistem pendidikan Cina lebih terbuka. Guru dikelompokan berdasarkan
kualitas. Siswa bebas mengevaluasi kualitas guru secara objektif, mulai dari guru
berkompeten sampai guru yang tidak qualified. Adapun standar untuk menjadi
guru di Cina adalah melalui pendidikan dalam jabatan (inservice training) yang
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dengan biaya pendidikan sepenuhnya
ditanggung oleh negara.
Cina memang menempatkan guru sebagai prioritas dalam sistem pendidikan
mereka. Ini terlihat dari komitmen Pemerintah dengan ungkapan, „Kunci
keberhasilan pembangunan nasional terletak pada pendidikan dan kunci
keberhasilan pendidikan terletak pada guru”.
Selama lebih dari 100 tahun, pendidikan guru secara sistematis telah dilakukan
di Cina dan telah berkontribusi pada terciptanya korps guru di negeri itu.
Pendidikan guru di Cina saat ini menekankan pada perubahan pemikiran tentang
pendidikan, konsep, materi dan metode pembelajaran, terutama moralitas guru.
Semuanya dilakukan sebagai jawaban atas permintaan akan pentingnya
mudernisasi pendidikan, orientasi global, dan masa depan.
Reformasi pendidikan dan kebutuhan realitas global mendorong pemerintah
Cina untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas guru-guru baru. Pemerintah Cina
menyediakan pendidikan yang berkesinambungan untuk meningkatkan pelayanan
guru-guru sekolah, melakukan pemerataan guru hingga ke daerah-daerah
terpencil, dan mendorong berkembangnya institusi pelatihan guru. Semua
dilakukan sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya memajukan
pendidikan di Cina. Dengan kata lain, Cina sangat mementingkan dan
memperhatikan profesi guru sehingga nantinya akan menghasilkan guru yang
berkompeten.
4. Pendekatan Pembelajaran

6
Pendekatan pembelajaran di Cina menekankan pada penguasaan materi,
konsep, dan penguasaan keterampilan bagi para siswanya. Siswa tidak dituntut
untuk terlalu menghafal konsep / materi, namun siswa diajarkan dan diarahkan
untuk memahami dan mengalami suatu hal yang sedang dipelajarinya. Dengan
pendekatan pembelajaran seperti ini siswa lebih dapat dengan mudah mencerna
pelajaran dan pemahaman yang telah didapatnya sehingga dapat terinternalisasi
sepenuhnya dalam diri. Selain di dalam kelas, proses belajar mengajar juga
dilakukan bervariasi di laboratorium atau di alam bebas. Hal ini dimaksudkan
untuk merangsang kemampuan afektif dan psikomotorik siswa.3
B. Problematika pendidikan di Cina
Wawancara dilakukan dengan seorang warga Indonesia asal Pacitan, Jawa
Timur yang sedang bekerja di Macao, China. Namanya adalah Eni Mustika, seorang
mahasiswa lulusan Universitas Saint Mary‟s, Macao, China. Menurut dia, pendidikan
di China sebenarnya tidak jauh beda dengan Indonesia secara struktural. Beberapa
keunikan pendidikan di China adalah pendidikan sudah dimulai sejak usia 3 tahun dan
pada usia 4-6 sudah mulai belajar berhitung mencapai ribuan, membaca dan menulis.
Aktivitas orang China sangat padat, begitu juga dengan pendidikannya. Pelajar
menghabiskan waktunya seharian di sekolah. Pelajar di China mempunyai semangat
yang jauh lebih tinggi dibandingkan pelajar di Indonesia. Pelajar selalu menyibukkan
diri dengan kegiatan ekstra di sekolah karena orang tuanya pun bekerja dari pagi
sampai malam. Pelajar hanya berkesempatan untuk bertemu orang tuanya hanya pada
saat makan malam dan menjelang tidur. Hal ini disebabkan karena orang china sangat
menghargai waktunya untuk menghasilkan uang, atau bisa dikatakan Time is Money.
Pemerintahan China adalah pemerintahan yang cenderung otoriter, sehingga
gejolak politik pemerintahan sangat terkendali. Mahasiswa China sebagaimana yang
diketahui jarang melakukan demo turun di jalan untuk mengkritik pemerintah. Khusus
untuk bagian negara Macao, demo di jalan dapat dipidanakan. Mayoritas mahasiswa
di China ketika melakukan demo adalah dengan mengirimkan surat kepada
pemerintah dengan bahasa yang sopan dan resmi. Uniknya pemerintahan China,
merupakan sebuah pemerintahan yang responsif sehingga selalu membalas surat dari
rakyatnya. Seandainya pemerintahan Indonesia dapat lebih responsif terhadap
problem rakyat, mungkin demonstrasi di jalan raya tidak akan pernah terjadi lagi.

3
Chaerun Anwar, Sistem Pendidikan di Cina. (Beijing: Kantor Atase Pendidikan KBRI,2014), hlm.15

7
Mayoritas penduduk china tidak beragama atau atheis. Implikasinya adalah
tidak satupun pendidikan agama yang masuk dalam kurikulum pendidikan.
Pendidikan hanya sebagai mata pelajaran ekstrakurikuler sehingga tidak wajib di ikuti
oleh siswa. Siswa belajar agama diluar jam sekolahnya dan agama yang terbesar di
china adlaah agama konghu chu. Meskipun orang china mayoritas atheis, bukan
berarti mereka tidak mengenal etika dan moral dalam masyarakat. Mereka
menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat.
Potret lulusan pendidikan china dan indonesia jauh berbeda meskipun proses
kelulusannya sama yaitu dengan ujian nasional. Para peserta didik di china tidak
seperti peserta didik Indonesia yang ketika lulus dari sekolah ataupun universitas,
semangat berlomba-lomba untuk bekerja menjadi PNS atau pekerja di sebuah
perusahaan. Lulusan China telah terdidikk untuk hidup mandiri dan mempunyai
mindset entrepreneur, sehingga mereka tidak menggantungkan hidupnya pada
lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah. Orang china lebih suka menciptakan
lapangan pekerjaanya sendiri dibandingkan menjadi pekerja bagi orang lain. Tidak
heran jika sekarang ini, hampir di setiap negara di dunia pasti ada orang china.
Mayoritas orang China yang bisa di lihat di Indonesia saat ini adalah para pedagang
emas ataupun pemilik toko besi. Hal ini membuktikan bahwasannya orang China
mempunyai jiwa entrepreneur lebih baik daripada orang Indonesia.
Kelemahan pendidikan di China menurut responden hanyalah terletak pada
tingkat kepadatan penduduknya. Di china mayoritas universitas tidak berdiri utuh satu
gedung, akan tetapi hanya berupa beberapa flat yang ada dalam satu gedung.
Banyaknya gedung di China dan padatnya penduduk memaksa sekolah atau
universitas digabung dengan perusahan atau apapun dalam satu gedung. Hal ini
berdampak pada kurang nyamannya proses pembelaran di kelas. Akan tetapi, setiap
ruang kelas di china sudah terpantau oleh cctv sehingga siswa tidak terbiasa untuk
tidak mencontek. Pendidikan etika kejujuran sudah terbiasa sejak kecil, sehingga
sampai dewasapun orang china tidak mau melakukan kecurangan, korupsi atau
menerima suap.
C. Kebijakan pendidikan di Cina
1. Otorita
Pola sistem pendidikan di Cina ialah tersentralisasi mulai dari level pusat,
propinsi, kotamadya, kabupaten termasuk daerah-daerah otonomi setingkat kota
madya. Depertemen perencanaan, keuangan, tenaga kerja, dan personalia

8
pemerintah pada semua tingkat ikut membantu kantor-kantor pendidikan dalam
merumuskan perencanaan pembangunan pendidikan, termasuk anggaran dan
sistem pengajian pegawai. Pengawasan pendidikan di Republik Rakyat Cina
dijalankan dengan sistem pejabat pemerintahan yang lebih tinggi memonitor,
menginspeksi, menilai dan memberikan bimbingan terhadap pekerjaan pejabat-
pejabat pemerintahan yang lebih rendah, termasuk pejabat-pejabat pendidikan dan
sekolah-sekolah.4
2. Dinamika pengembangan kurikulum
Untuk memperbaiki kualitas seluruh upaya pendidikan dan untuk meyakinkan
tercapainya keefektifan pendidikan, komisi pendidikan negara (SEDC) telah
membentuk kelompok-kelompok ahli dan merumuskan pedoman kurikulum bagi
sekolah dasar dan menengah. Ada dua versi kurikulum sekolah dasar enam tahun:
yang pertama untuk sekolah-sekolah perkotaan dan kedua untuk sekolah-sekolah
pedesaan. Kurikulum ini memuat 10 mata pelajaran, termasuk mata pelajaran
pendidikan moral, bahasa cina, dan matematika. Sekolah-sekolah diperkotaan
selain pelajaran itu harus pula mengajarkan mata pelajaran olahraga, sedangkan
sekolah-sekolah desa harus menambahkan mata pelajaran pertanian.
Sekolah menengah pertama memberikan 13 mata pelajaran wajib termasuk
diantarannya mata pelajaran pendidikan moral dan politik, bahasa cina,
matematika, dan bahasa asing.
3. Pengembangan pendidikan dan tenaga pendidikan
Dalam tahun 1990, Cina memiliki13,45 juta guru staf administrasi dan staf
pendukung yang tersebar pada berbagai institusi dari berbagai jenis dan tingkat
pendidikan. Guru di Cina sudah cukup memadai , dan tugas utama mereka untuk
masa yang akan datang adalah meningkatkan kualitas profesional dan ideologi dan
memaksimalkan strukturnya. Untuk meyakinkan tercapainya kualitas dan standar
pendidikan dan pengajaran, pemerintah telah menetapkan kriteria dan persyaratan-
persyaratan akademis untuk mendapatkan sertivikat profesional bagi guru-guru
sekolah dasar dan menengah.
Sistem pendidikan Cina lebih terbuka.Guru dikelompokan berdasarkan
kualitas. Siswa bebas mengevaluasi kualitas guru secara objektif, mulai dari guru
berkompeten sampai guru yang tidak qualified. Adapun standar untuk menjadi

4
Arumi Savitri Fatimaningrum, “Manajemen Kurikulum Pendidikan Dasar di China”, September 17, 2021,hlm.
13

9
guru di Cina adalah melalui pendidikan dalam jabatan (inservice training) yang
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dengan biaya pendidikan sepenuhnya
ditanggung oleh negara.
Cina memang menempatkan guru sebagai prioritas dalam system pendidikan
mereka. Ini terlihat dari komitmen Pemerintah dengan ungkapan, „Kunci
keberhasilan pembangunan nasional terletak padapendidikan dan kunci
keberhasilan pendidikan terletak pada guru”. Selama lebih dari 100 tahun,
pendidikan guru secara sistematis telah dilakukan di Cina dan telah berkontribusi
pada terciptanya korps guru di negeri itu. Pendidikan guru di Cina saat ini
menekankan pada perubahan pemikiran tentang pendidikan, konsep, materi dan
metode pembelajaran, terutama moralitas guru. Semuanya dilakukan sebagai
jawaban atas permintaan akan pentingnya mudernisasi pendidikan, orientasi
global, dan masa depan.
Reformasi pendidikan dan kebutuhan realitas global mendorong pemerintah
Cina untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas guru-guru baru. Pemerintah Cina
menyediakan pendidikan yang berkesinambungan untuk meningkatkan pelayanan
guru-guru sekolah, melakukan pemerataan guru hingga kedaerah-daerah terpencil,
dan mendorong berkembangnya institusi pelatihan guru. Semua dilakukan sebagai
salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya memajukan pendidikan di
Cina. Dengan kata lain, Cina sangat mementingkan dan memperhatikan profesi
guru sehingga nantinya akan menghasilkan guru yang berkompeten
4. Pembiayaan pendidikan
Alokasi dana pemerintahan merupakan sumber dana utama untuk pembiayaan
pendidikan di Cina, dan alokasi ini tersedia pada pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah. Pemerintah juga berusaha mengumpulkan dana pendidikan
dari berbagai sumber lain seperti dari industri dan perusahaan, dari masyarakat
setempat, pemasukan yang diambilkan dari pelayanan jasa-jasa sosial yang
semuanya digunakan untuk keperluan perbaikan kondisi pendidikan.5
Kemajuan dunia pendidikan yang terjadi di akhir 90-an dan awal 2000 di Cina
tidak lepas dari peran dari seorang birokrat yang memiliki visi dan komitmen yang
kuat terhadap dunia pendidikan. Li Lanqing, yang pada tahun 1993 di angkat menjadi
Wakil Perdana Menteri Cina, sekaligus ditugasi untuk menangani masalah pendidikan

5
I Nengah Suastika, “Analisis Komparasi Social Studies Di China Dan Korea Selatan”, Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 1 (Februari, 2021), hlm.63

10
di negeri tirai bambu tersebut, adalah orang yang dianggap berhasil melaksanakan
tugasnya mendorong kemajuan Cina melalui reformasi dalam bidang pendidikan. Li
Lanqing sebenarnya bukan tokoh yang berlatar belakang bidang pendidikan.
Pada tahun 1993, tercatat, guru memiliki gaji yang rendah dan disadari,
kondisi ini akan berpengaruh terhadap kinerja dan profesionalitas guru dalam
melaksanakan tugasnya. Bagaimana dapat menuntut guru melaksanakan tugas dengan
optimal, kalau dirinya menghadapi masalah dengan kesejahteraan diri dan
keluarganya. Pada tahun 1989, dana dari negara untuk pendidikan hanya 9,4 milyar
yuan. Dengan dana sebesar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan dunia pendidikan, yang harus melayani masyarakat lebih dari satu
milyar orang. Li Lanqing memandang bahwa yang bertanggung jawab menyediakan
pendidikan yang layak adalah pemerintah. Pendidikan dasar, khususnya untuk wajib
belajar, sangat tergantung pada alokasi dana dari pemerintah. Demikian juga dengan
pembiayaan pengembangan infrastruktur untuk pendidikan keterampilan dan
pendidikan tinggi, sangat bergantung pada dukungan dana dari pemerintah. Hanya
permasalahannya adalah semua itu harus diatur dengan undang-undang.
Beberapa inovasi lain telah digulirkan Cina adalah, diberlakukannya wajib
pendidikan dasar 9 tahun secara gratis dan penghapusan buta huruf bagi anak muda
dan setengah baya. Inovasi ini berhasil meningkatkan tingkat pendidikan nasional
secara berarti. Pendidikan tinggi dikembangkan secara cepat dengan beberapa
perubahan awal, diantaranya pembelajaran dikembangkan dengan menekankan pada
peningkatan kualitas siswa, seperti mengembangkan karakter siswa sebagaimana
penguasaan pengetahuan (kognisi). Penggunaan teknologi informasi dalam
pendidikan juga telah berhasil mendorong mempercepat moderinisasi. Kompensasi,
kesejahteraan dan status sosial guru telah banyak dikembangkan, dan membuat
profesi tersebut mendapat respek dan penghormatan dari masyarakat. Pendidikan
swasta berkembang dengan cepat. Hal ini ditandai dengan banyak jenis sekolah
dibangun. Pertukaran pendidikan dan kerja sama dengan negara lain secara aktif dan
luas telah memperkuat daya saing/kompetisi di dunia.
Pada dekade terakhir, sejumlah permasalahan besar telah terpecahkan. Total
dana pendidikan nasional telah mencapai rata-rata 20% per tahun, dan mencapai 548
milyar yuan pada tahun 2002, dan pada tahun 2008 alokasi anggaran pendidikan
mencapai 1,88 Triliun Yuan. Kebijakan agama dalam pendidikan di cina diatur dalam
Undang-undang Dasar Republik Rakyat Tiongkok menetapkan warganya memiliki

11
kebebasan beragama. Instansi negara, lembaga swadaya masyarakat dan perseorangan
manapun tidak boleh memaksa warga Negara menganutagama atau tidak menganut
agama, dilarang mendiskriminasi warga yang beragama atau yang tidak beragama,
dan Negara melindungi kegiatan agama yang normal.
Sementara itu UUD juga menetapkan, siapa pun tidak boleh melakukan
kegiatan merusak ketertiban sosial, merugikan kesehatan warga dan merintangi sistem
pendidikan Negara dengan menggunakan agama. Organisasi dan urusan keagamaan di
Tiongkok bebas dari dominasi kekuatan asing. Sejumlah undang-undang di Tiongkok
antara lain UU Otonomi Daerah Etnis, UU Sipil, UU Pendidikan, UU Kerja, UU
Pendidikan Wajib, UU Kongres Rakyat, UU Organisasi Komite Warga Desa dan UU
Periklanan telah menetapkan semua warga memiliki hak memilih dan hak dipilih
tanpa membeda-bedakan kepercayaan agama; harta milik sah organisasi agama
dilindungi undang-undang; pendidikan dan agama saling terpisah, semua warga baik
yang beragama atau yang tidak beragama mempunyai kesempatan sama untuk
menerima pendidikan berdasarkan hukum ; rakyat semua etnis harus saling
menghormati bahasa, tulisan, adat istiadat dan kepercayaan agama satu sama lain;
warga negara tidak seharusnya mengalami diskriminasi dalam mencari pekerjaan
karena perbedaan kepercayaan agama; iklan dan merek dagang tidak boleh
mengandung isi yang diskriminatif terhadap etnis dan agama.6

6
Yudi, “Manajemen Pendidikan Di Negara Cina”, Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi p-ISSN
0216-5287, e-ISSN 2614-5839 Volume 17, Issue 02, Juli 2020, hlm.55

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai dari level pusat,
propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi setingkat kotamadya.
Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor yaitu basic education, technical dan
vocational education, higher education dan adult education. Di samping itu juga
terdapat pendidikan prasekolah yang materinya meliputi permainan, olah raga,
kegiatan kelas , observasi, pekerjaan fisik, serta aktivitas sehari-hari.
Pendidikan teknik dan vokasional memperoleh tempat dalam masyarakat.
Pendidikan ini merupakan indikator penting bahwa Cina mengarah pada proses
modernisasi. Kemudian, pendidikan bagi orang dewasa merupakan komponen penting
dalam sistem pendidikan Cina. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas orang-
orang dalam masyarakat dan secara langsung akan menumbang pada pengembangan
sosio ekonomis penduduk.
Untuk memperoleh guru-guru yang bermutu maka pemerintah mendorong
lulusan sekolah menengah yang berbakat untuk memasuki lembaga pendidikan guru.
Pendidikan di China gratis selama 9 tahun pertama walaupun murid tetap harus
mengeluarkan uang untuk membeli buku-buku pelajaran. Selepas tingkat Junior,
orang tua harus membiayai sendiri pendidikan anak-anaknya. Ini membuat banyak
anak-anak pedesaan atau anak-anak tak mampu untuk bersekolah.
B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka perlu kerjasama yang solid
antar berbagai pihak. Dengan keharmonisan hubungan dan usaha keras tidak mustahil
kualitas pendidikan di Indonesia dapat ditingkatkan sehingga dapat mengejar
ketertinggalan dari negara lain.

13
DAFTAR PUSTAKA
Armansyah Putra. 2017. Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara
(Malaysia, Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia.
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Samawa, Sumbawa Besar
Abdul Hayyi Al-Kattani. 2009. Study in Islamic Countries. Jakarta: Gema insani
Chalidjah Hasan. 1995. Kajian Perbadingan Pendidikan. Surabaya : Al-Ikhlas
Nanang Fattah. 2014. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Abdurrahman Assegaf. 2003. Internasionalisasi pendidikan. Yogyakarta : Gama
Media
Syahril Marzuki. 2005. Mengurus dan membiayai Pendidikan di Malaysia. Bukit
Tinggi:Zafar Sdn Bhd
Yahya Don dkk. 2006. Kepemimpinan dan Pembangunan Pelajar Sekolah di
Malaysia. Kuala Lumpur, PTS Profesional Publising
Abd, Rachman Assegaf. 2003. Internasionalisasi Pendidikan Sketsa Perbandingan
Pendidikan di Negara-negara Islam dan Barat. Yogyakarta, Gama Media
Imam Barnadib. 1991. Pendidikan Perbandingan Buku 1 Dasar-Dasar. Yogyakarta.
Andi Offset.
M. Arifin. 1995. Ilmu Perbandingan Pendididikan. Jakarta, Golden Teerayon Press.
Saedah Siraj dan Mohammed Sani Ibrahim. Standar Kompetensi Guru Malaysia.
Kuala Lumpur. Jurnal Universiti Malaya
Kementerian pendidikan Malaysia. Ringkasan Eksekutif Pelan Pembangunan
Pendidikan Malaysia2015-2025 (Pendidikan Tinggi),

14

Anda mungkin juga menyukai