Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam membangun suatu masyarakat bangsa.

Melalui pendidikan suatu bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi masyarakat dan
bangsa yang maju. Karena melalui pendidikan akan dapat dikembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ingin dikembangkanya. Semua
keberhasilan itu, tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh para pemimpin Cina dalam melakukan
reformasi dalam berbagai aspek kehidupan di Cina, terutama dalam dunia pendidikan. Cina, dalam
beberapa tahun terakhir, berhasil membuat prestasi yang sangat mengagumkan, yaitu merubah kondisi
sosial ekonomi masyarakatnya, yang tadinya hanya sebagai negara berkembang, yang hanya mampu
menyediakan kebutuhan dasar masyarakatnya, kemudian berubah dan masuk ke tahap awal menjadi
masyarakat yang makmur. Perubahan yang dialami Cina merupakan perubahan yang sangat berarti.
Perkembangan ekonomi dan kemajuan yang dialami Cina sangat dikagumi dunia dan dihormati oleh
banyak kalangan. Keyakinan mereka membangun bangsa melalui sektor pendidikan terlihat dari upaya
ekspansi yang berkelanjutan yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai awal tahun 1990. Selama periode
ini, pendidikan terus mengalami kemajuan secara cepat, dan banyak inovasi selama dekade tersebut. v 
Filosofi Pendidikan Cina Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya telah
melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga
kekuasaan Cina begitu lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah wajah
sistem pendidikan kuno di Cina. Tradisi pemikiran falsafah di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada
masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap
sebagai peletak dasar dan pengasas falsafah Cina. Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan
membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya dari falsafah India dan Yunani. Dalam upaya melihat
bahwa teori dan kehidupan praktis tidak dapat dipisahkan, kita perlu melihat bagaimana orang Cina
memahami hubungan antara teori dan praktek dalam suatu pemikiran yang bersifat falsafah. Kita juga
perlu mengetahui bagaimana teori dihubungkan dengan kehidupan nyata. Ada dua perkara yang harus
dikaji dan ditelusuri secara mendalam: Pertama, konsep umum tentang 'kebenaran' dalam falsafah Cina;
kedua, kemanusiaan yang dilaksanakan dalam kehidupan nyata dan kemanusiaan yang diajarkan para
filosof Cina dalam sistem falsafah mereka. Secara umum pula pemahaman terhadap dua perkara
tersebut ditafsirkan dari Konfusianisme, yaitu ajaran falsafah yang dikembangkan dari pemikiran
Konfusius. Konfusianisme sendiri berkembang menjadi banyak aliran, di antaranya kemudian
dikembangkan menjadi semacam agama, dengan kaedah dasar dari ajaran etikanya yang dirujuk pada
pandangan atau ajaran Konfusius. Sebagai ajaran falsafah pula, Konfusianisme telah berperan sebagai
landasan falsafah pendidikan di Cina selama lebih kurang 2000 tahun lamanya. Karena itu ia benar-benar
diresapi oleh bangsa Cina secara turun temurun selama ratusan generasi. Konfusisnismelah yang
mengajarkan bahwa antara teori dan praktek tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan individu atau
masyarakat. Dalam Konfusianisme, seperti dalam banyak falsafah Cina yang lain, pemikiran diarahkan
sebagai pemecahan masalah-masalah praktis. Karena itu falsafah Cina cenderung menolak kemutalakan
atau pandangan hitam putih secara berlebihan. Kebenaran harus diuji dalam peristiwa-peristiwa aktual
dalam panggung kehidupan, dan baru setelah teruji ia dapat diakui sebagai kebenaran. v  Sistem
Pendidikan Cina Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai dari level pusat, propinsi,
kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina terdiri
atas empat sektor yaitu basic education, technical dan vocational education, higher education dan adult
education. Di samping itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang materinya meliputi permainan, olah
raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan fisik, serta aktivitas sehari-hari. Pendidikan teknik dan
vokasional memperoleh tempat dalam masyarakat. Pendidikan ini merupakan indikator penting bahwa
Cina mengarah pada proses modernisasi. Kemudian, pendidikan bagi orang dewasa merupakan
komponen penting dalam sistem pendidikan Cina. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas orang-
orang dalam masyarakat dan secara langsung akan menumbang pada pengembangan sosio ekonomis
penduduk. Untuk memperoleh guru-guru yang bermutu maka pemerintah mendorong lulusan sekolah
menengah yang berbakat untuk memasuki lembaga pendidikan guru. Hal ini juga terdapat perbedaan
persepsi dimana kalau di Indonesia, para pelajar, apalagi yang berotak cerdas, kurang terosebsi untuk
menjadi guru, kecuali berlomba untuk memperoleh pendidikan di universitas bergengsi di Pulau Jawa.
Pendidikan di China gratis selama 9 tahun pertama walaupun murid tetap harus mengeluarkan uang
untuk membeli buku-buku pelajaran. Selepas tingkat Junior, orang tua harus membiayai sendiri
pendidikan anak-anaknya. Ini membuat banyak anak-anak pedesaan atau anak-anak tak mampu untuk
bersekolah. A.    Jenjang Pendidikan Anak-anak di China belajar lima sampai lima setengah hari per
minggu. Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester, yang terdiri dari 9.5 bulan dimulai pada tanggal 1
September dan Maret. Dengan libur musim panas pada bulan Juli dan Agustus dan libur musim dingin
pada bulan Januari dan Februari. Berikut adalah jenjang pendidikan di Cina; Ø  Pendidikan Dasar Anak-
anak China memulai pendidikan formal pada usia 3 tahun dengan masuk pra sekolah yang berlangsung
selama 3 tahun. Dilanjutkan masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar berlangsung selama
6 tahun dengan mata pelajaran utama Bahasa China, Matematika, Sejarah, Geografi, Sains, dan
sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan politik dasar. Dukungan besar juga diberikan untuk
pendidikan jasmani. Ø  Pendidikan Menengah Pendidikan menengah dibagi menjadi 2 bagian yaitu
pendidikan menengah akademis dan pendidikan menengah kejuruan/khusus/teknik. Sekolah menengah
akademis dibagi menjadi dua level, yaitu junior dan senior. Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan
berlangsung selama 3 tahun. Untuk masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan
menentukan apakah mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas kejuruan. Level Senior
dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 2 atau 3 tahun. Di Sekolah Menengah Senior, murid-
murid memilih untuk mengikuti kelas sains atau sosial. Lulusannya diarahkan untuk lulus Ujian Masuk
Perguruan Tinggi Nasional. Olahraga dan politik juga dimasukkan ke dalam kurikulum. Sekolah kejuruan
memiliki program antara 2 sampai 4 tahun dan memberikan pelatihan keahlian di bidang pertanian,
manajerial, ketenagakerjaan dan teknik. Sekolah teknik menawarkan program 4 tahun untuk melatih
siswanya. Sekolah jenis ini diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terlatih. Ø 
Pendidikan Khusus China juga memiliki sistem pendidikan khusus untuk anak-anak dengan kemampuan
khusus dan untuk anak-anak terbelakang. Anak-anak dengan kemampuan khusus akan diperbolehkan
untuk melompat kelas. Anak-anak dengan kemampuan terbatas akan diarahkan untuk mencapai
kemampuan standar minimum. Ø  Pendidikan Tinggi Apapun jenis pendidikan tingginya mereka harus
lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional yang berlangsung pada bulan Juli dan diadakan pemisahan
antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan ditentukan oleh hasil tes. Siswa yang mengikuti ujian
mendaftar untuk beberapa jurusan yang dipilih. Sistemnya serupa dengan UMPTN di Indonesia.
Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan kejuruan. Sebenarnya ada banyak universitas dan
college di China tetapi tingkatan dan kualitasnya sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal misalnya
Beijing University dan Shanghai's University. Umumnya siswa harus menjalankan 4-5 tahun untuk
mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat master dan doktoral, mereka juga harus lulus ujian.
Selain universitas ada college yang menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang
setera dengan diploma dan dapat meningkatkan gelarnya menjadi sarjana. Selain dari sisi pendidikan,
sukses kebangkitan ekonomi China mungkin juga tak lepas dari pengaruh semangat entrepreneurship
warganya. Masrayakat China selalu aktif dalam kegiatan ekonomi. Menjadi pegawai atau pekerja
kantoran, sedapat mungkin mereka hindari. Berbeda dengan kita yang sangat menghargai pekerjaan
kantoran dan kebanyakan menganggap entrepreneur adalah pekerjaan beresiko tinggi. B.     Kurikulum
Reformasi yang dilakukan Cina di dunia pendidikan secara langsung mengubah kurikulum sekolah
dimana ditekankan pada pengembangan potensi yang dimiliki siswa, kurikulum diarahkan untuk
memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa agar berkembang optimal. di Cina tidak terlalu menekankan
kepada hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh karakter
anak, misalnya PR yang terlalu banyak, pelajaran yang terlalu berat, yang kesemuanya dapat
membebani siswa baik secara fisik, mental maupun kejiwaan. Sistem sekolah di Cina mewajibkan setiap
muridnya untuk berlatih olahraga selama paling tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain
seperti memasak juga menjadi salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh siswa disamping
menekuni bidang seni budaya. Sistem penilaian di Cina juga berkaitan dengan sistem ujian. Sekolah
Dasar dan Menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu : ujian semester, ujian tahunan, ujian
akhir sekolah, dan ujian masuk SMP/ SMA. Ujian masuk SMP terbatas pada mata pelajaran Bahasa Cina
dan Matematika, sedangkan ujian masuk SMA pelaksanaannya digabungkan dengan ujian akhir SMP.
Untuk masuk Perguruan Tinggi, dilakukakn Ujian Seleksi Nasional dengan pemisahan antara pilihan ilmu
science dan ilmu sosial. a)      Struktur mata pelajaran Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Cina
adalah kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas: a. Kelompok mata pelajaran Cina dan Moral. b. Kelompok mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Matematika. c. Kelompok mata pelajaran Sosial dan Politik. d.
Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. e. Kelompok mata pelajaran Bahasa Cina
dan Bahasa Asing. b)      Jumlah mata pelajaran v  SD memiliki 10 mata pelajaran wajib diantaranya
adalah mata pelajaran Moral, Matematika, dan Cina atau Bahasa Cina. v  SMP memiliki 13 mata
pelajaran wajib, diantaranya yaitu mata pelajaran Moral, Moral, Cina, Asing, dan Politik. v  SMA tidak
ada bobot mata pelajaran yang diwajibkan karena mereka mempunyai suatu sistem yang menyesuaikan
mata pelajaran dengan keinginan siswa, kebutuhan sosial masyarakat serta kondisi lembaga setempat
dengan beberapa mata pelajaran pilihan. Untuk kelulusan SMA, Cina memakai sistem Ujian Nasional
(UN) dan untuk masuk ke perguruan tinggi menggunakan sistem Ujian Masuk atau Seleksi Masuk. c)     
Satuan Waktu atau  Pembagian Alokasi Waktu v  Jumlah hari sekolah atau tahun : 180 – 200 v  Jumlah
menit di sekolah atau  tahun : 68.400 v  Jumlah menit 1 jam pelajaran : 45 v  Jumlah jam pelajaran atau
minggu : 36 v  Jumlah menit jam pelajaran atau  minggu : 1.620 v  Pembagian tahun ajaran : 2 v  Jumlah
hari sekolah atau  minggu : 5 d)     Sistem Penjamin Mutu Program (Lembaga) Sistem penjamin mutu
program Cina diantaranya : v  NOCFL (National Office for Teaching Chinese as a Foreign Language) yaitu
lembaga yang menyediakan tempat ujian yang berskala internasional. v  CEAIE (Chinese Education
Association for International Exchange); yaitu lembaga yang menyediakan sekolah unggulan dalam
bidang teknologi dan kreativitas. v  CSE (Chinese Society of Education); yaitu lembaga eksperimental
pendidikan moral pada sekolah – sekolah swasta. v  CNIER (Cina National Institute for Educational
Research); yaitu lembaga eksperimental pendidikan kualitas. C.     Tenaga Pengajar Sistem pendidikan
Cina lebih terbuka. Guru dikelompokan berdasarkan kualitas. Siswa bebas mengevaluasi kualitas guru
secara objektif, mulai dari guru berkompeten sampai guru yang tidak qualified. Adapun standar untuk
menjadi guru di Cina adalah melalui pendidikan dalam jabatan (inservice training) yang diselenggarakan
oleh Perguruan Tinggi dengan biaya pendidikan sepenuhnya ditanggung oleh negara. Cina memang
menempatkan guru sebagai prioritas dalam sistem pendidikan mereka. Ini terlihat dari komitmen
Pemerintah dengan ungkapan, 'Kunci keberhasilan pembangunan nasional terletak pada pendidikan dan
kunci keberhasilan pendidikan terletak pada guru".[6] Selama lebih dari 100 tahun, pendidikan guru
secara sistematis telah dilakukan di Cina dan telah berkontribusi pada terciptanya korps guru di negeri
itu. Pendidikan guru di Cina saat ini menekankan pada perubahan pemikiran tentang pendidikan,
konsep, materi dan metode pembelajaran, terutama moralitas guru. Semuanya dilakukan sebagai
jawaban atas permintaan akan pentingnya mudernisasi pendidikan, orientasi global, dan masa depan.
Reformasi pendidikan dan kebutuhan realitas global mendorong pemerintah Cina untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas guru-guru baru. Pemerintah Cina menyediakan pendidikan yang
berkesinambungan untuk meningkatkan pelayanan guru-guru sekolah, melakukan pemerataan guru
hingga ke daerah-daerah terpencil, dan mendorong berkembangnya institusi pelatihan guru. Semua
dilakukan sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya memajukan pendidikan di Cina.
Dengan kata lain, Cina sangat mementingkan dan memperhatikan profesi guru sehingga nantinya akan
menghasilkan guru yang berkompeten. D.    Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran di Cina
menekankan pada penguasaan materi, konsep, dan penguasaan keterampilan bagi para siswanya. Siswa
tidak dituntut untuk terlalu menghafal konsep atau materi, namun siswa diajarkan dan diarahkan untuk
memahami dan mengalami suatu hal yang sedang dipelajarinya. Dengan pendekatan pembelajaran
seperti ini siswa lebih dapat dengan mudah mencerna pelajaran dan pemahaman yang telah didapatnya
sehingga dapat terinternalisasi sepenuhnya dalam diri. Selain di dalam kelas, proses belajar mengajar
juga dilakukan bervariasi di laboratorium atau di alam bebas. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang
kemampuan afektif dan psikomotorik siswa. E.     Kebijakan Pendidikan Kemajuan dunia pendidikan yang
terjadi di akhir 90-an dan awal 2000 di Cina tidak lepas dari peran dari seorang birokrat yang memiliki
visi dan komitmen yang kuat terhadap dunia pendidikan. Li Lanqing, yang pada tahun 1993 di angkat
menjadi Wakil Perdana Menteri Cina, sekaligus ditugasi untuk menangani masalah pendidikan di negeri
tirai bambu tersebut, adalah orang yang dianggap berhasil melaksanakan tugasnya mendorong
kemajuan Cina melalui reformasi dalam bidang pendidikan. Li Lanqing sebenarnya bukan tokoh yang
berlatar belakang bidang pendidikan. Pada tahun 1993, tercatat, guru memiliki gaji yang rendah dan
disadari, kondisi ini akan berpengaruh terhadap kinerja dan profesionalitas guru dalam melaksanakan
tugasnya. Bagaimana dapat menuntut guru melaksanakan tugas dengan optimal, kalau dirinya
menghadapi masalah dengan kesejahteraan diri dan keluarganya. Pada tahun 1989, dana dari negara
untuk pendidikan hanya 9,4 milyar yuan. Dengan dana sebesar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan
untuk mengembangkan dunia pendidikan, yang harus melayani masyarakat lebih dari satu milyar orang.
Li Lanqing memandang bahwa yang bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang layak adalah
pemerintah. Pendidikan dasar, khususnya untuk wajib belajar, sangat tergantung pada alokasi dana dari
pemerintah. Demikian juga dengan pembiayaan pengembangan infrastruktur untuk pendidikan
keterampilan dan pendidikan tinggi, sangat bergantung pada dukungan dana dari pemerintah. Hanya
permasalahannya adalah semua itu harus diatur dengan undang-undang. Beberapa inovasi lain telah
digulirkan Cina adalah, diberlakukannya wajib pendidikan dasar 9 tahun secara gratis dan penghapusan
buta huruf bagi anak muda dan setengah baya. Inovasi ini berhasil meningkatkan tingkat pendidikan
nasional secara berarti. Pendidikan tinggi dikembangkan secara cepat dengan beberapa perubahan
awal, diantaranya pembelajaran dikembangkan dengan menekankan pada peningkatan kualitas siswa,
seperti mengembangkan karakter siswa sebagaimana penguasaan pengetahuan (kognisi). Penggunaan
teknologi informasi dalam pendidikan juga telah berhasil mendorong mempercepat moderinisasi.
Kompensasi, kesejahteraan dan status sosial guru telah banyak dikembangkan, dan membuat profesi
tersebut mendapat respek dan penghormatan dari masyarakat. Pendidikan swasta berkembang dengan
cepat. Hal ini ditandai dengan banyak jenis sekolah dibangun. Pertukaran pendidikan dan kerja sama
dengan negara lain secara aktif dan luas telah memperkuat daya saing atau kompetisi di dunia. Pada
dekade terakhir, sejumlah permasalahan besar telah terpecahkan. Total dana pendidikan nasional telah
mencapai rata-rata 20% per tahun, dan mencapai 548 milyar yuan pada tahun 2002, dan pada tahun
2008 alokasi anggaran pendidikan mencapai 1,88 Triliun Yuan.

Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto

Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya tela melahirkan
sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga
kekuasaan Cina begitu lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah
wajah sistem pendidikan kuno di Cina. Tradisi pemikiran falsafah di Cina bermula sekitar abad
ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan
Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas falsafah Cina
Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai dari level pusat, propinsi,
kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina
terdiri atas empat sektor yaitu basic education, technical dan vocational education, higher
education dan adult education. Di samping itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang
materinya meliputi permainan, olah raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan fisik, serta
aktivitas sehari-hari.
Reformasi yang dilakukan Cina di dunia pendidikan secara langsung mengubah kurikulum
sekolah dimana ditekankan pada pengembangan potensi yang dimiliki siswa, kurikulum
diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa agar berkembang optimal. di Cina
tidak terlalu menekankan kepada hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena
dianggap dapat membunuh karakter anak.

Anda mungkin juga menyukai