Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER

(UTS)

PERBANDINGAN PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

FIRANI PUTRI

1814010112

DOSEN PEMBIMBING :

Dra. Nini

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI C)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1441 H/2020 M
SISTEM PENDIDIKAN BERBAGAI NEGARA YANG BISA
DITERAPKAN KE INDONESIA
1. Amerika Serikat
a. Dari negara Amerika kita bisa mengadopsi sistem
pendidikannya yaitu:
Kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga
diberlakukan dari usia dini . pemerintah mewajibkan belajar
mulai dari SD sampai SMA dan
pemerintah menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA 
untuk sekolah-sekolah negeri. Untuk sekolah swasta,
pemerintahan dipusat sampai lokal tidak memberikan anggaran
apapun, dan sebaliknya sekolah itu pun tidak diwajibkan
mengikuti seluruh kebijakan pemerintah dibidang pendidikan.1
Dari sini Indonesia bisa mengadobsi nya menjadi kebijakan
negara yaitu dengan pemerintah mewajibkan pendidikan bagi
seluruh warga dan menggratiskan biaya pendidikannya.
b. Kendalanya
Sistem perokonomian Indonesia yang belum kuat sehingga
tidak bisa menanggulagi untuk biaya yang dibutuhkan dalam
pendidikan, sehingga dalam hal mengratiskan biaya
pendidikan Indonesia tidak bisa karena masih membutuhkan
biaya dari orang yang ingin mendapatkan pendidikannya.
c. Solusinya
Indonesia harus mampu memperkuat sistem ekonomi dan
membuat kebijakan yang berpihak kepada pendidikan
1
John W Santrock, psikologi pendidikan, Edisi Kedua. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010). Hlm 34-36.
sehingga dengan kuatnya ekonomi akan membuat Indonesia
bisa maju dibidang pendidikan dengan membiayai seluruh
pendidikan warga negaranya .
2. Jepang
a. Dari negara Jepang kita bisa mengadopsi sistem
pendidikannya yaitu:
1) Mata pelajaran level pendidikan dasar di Jepang tidak
seberagam yang dikembangkan di Indonesia, jumlahnya
tidak banyak, sehingga berbagai mata pelajaran tersebut
diberikan pada waktu yang berlainan setiap hari selama
seminggu, maka jarang ada jadwal pelajaran yang sama
pada hari yang berbeda.2
Maka indonesia bisa menerapkannya pada sekolah
dengan mengurangi beban belajar siswa perminggu nya
sehingga siswa tidak akan menemui mata pelajaran yang
sama dalam seminggu dan bisa meningkatkan kreatifitas
siswa.
2) Sistem pendidikan negara Jepang sebagai penentu
kelulusan siswa lebih difokuskan pada pengembangan
watak kepribadian dalam kaitannya terhadap kehidupan
sehari-hari dan penilaian ditentukan oleh guru/dosen
kelas dengan melihat kinerja belajar siswa sehari-hari
sebagai penentu kelulusan.
b. Kendalanya

2
Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di
Negara-Negara Islam dan Barat, (Yogyakarta: Gama Media, 2003). Hal. 175-176.
1) Untuk menerapkan tidak ada pengulangan mata pelajaran
dalam seminggu maka kurikulum di Indonesia perlu di
revisi dan diatur ulang kembali sehingga membutuhkan
kajian dan tinjauan yang lebih jauh dan waktu yang lama
untuk adaptasi terhadap menerapkan kebijakan yang
seperti itu.
2) Kepibadian dari setiap siswa di Indonesia yang beragam
dan juga tenaga kependidikan yang kurang perhatian
terhadap siswa nya setelah pembelajaran selesai akan
menghambat dan tidak bisa menjadi patokan siswa lulus
dari sekolah.
c. Solusinya
1) Indonesia perlu melakukan penelitian yang akan
membawa hasil kepada urgensinya pergantian kurikulum
sehingga mudah dalam mendorong pemerintah untuk
membuat kebijakan baru dalam pendidikan.
2) Pendidik dan orang tua harus bekerjasama untuk
mendidik karakter anak didik dari kecil sehingga dia
memeliki kepribadian yang baik dan sikap yang baik
hingga dewasanya.
3. Belanda
a. Dari negara Belanda kita bisa mengadopsi sistem
pendidikannya yaitu:
1) Sistem pendidikan Belanda dalam penjurusan peserta
didik sudah dimulai sejak pendidikan di tingkat dasar
dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan
akademis dari siswa yang bersangkutan. Sedangkan
diindonesia penjurusan dimulai dari tingkat sekolah
menengah, tetapi belum atau jarang sekali mendapatkan
pertimbangan karena di Indonesia di serahkan kepada
individunya sendiri.
2) Sistem penilaian rapor siswa di basis school memuat 44
butir nilai pendidikan. Banyaknya items yang harus
dinilai oleh basis school membuat pihak sekolah betul-
betul dapat mengenali bakat, mentalitas dan budaya pada
siswanya.3
Maka Indonesia harus lebih menekankan pada
pengenalan karakter dan bakat peserta didik dari dini
sehingga dari kecil dia sudah bisa menentukan tujuan
hidupnya dan bidang yang ditekuninya dan bisa produktif
dalam yang dikerjakannya.
b. Kendalanya
1) Di indonesia tidak adanya pengenalan dan tidak adanya
inisiatif pendidikan untuk menemukan dan
mengambangkan bakat dan minat peserta didik dari kecil.
2) Sistem penilaian di Indonesia masih banyak pada aspek
kognitif dan lebih mementingkan pada nilai yang tinggi
dan tidak mengembangkan bakat yang dipunyanya.
c. Solusinya
1) Pemerintah harus membuat kebijakan pendidikan yang
mendukung dan berusaha mengenali bakat peserta didik

3
Arifin, H.M, Ilmu Perbandingan Pendidikan, (Jakarta: Golden Terayon Press, 2003), hal 54
dari kecil. Pemerintah mesti mempertimbangkan
bakatnya peserta didik dalam bidangnya masing-masing.
2) Pemerintah membuat fasilitas dan mengadakan pelatihan
untuk pendidik agar tau bagaimana melatih peserta didik
sesuai dengan bakatya.
4. Arab Saudi
1) Dari negara Arab Saudi kita bisa mengadopsi sistem
pendidikannya yaitu:
1) Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara
laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam.
Secara umum, sistem pendidikan dibagi menjadi 3
bagian utama 1. Pendidikan umum untuk laki-laki 2.
Pendidikan umum untuk perempuan 3. Pendidikan Islam
untuk laki-laki. Pendidikan di Indonesia tidak
memisahkan antara laki- laki dan perempuan. Keduanya
berada dalam satu kelas yang sama.
Kelebihan dari sistem pendidikan ini minimnya tindakan
bullying dan saling caci mencaci karena eratnya
ukhuwah antar peserta didik.4
2) Pendidikan di Arab Saudi didapatkan dengan gratis serta
mendapatkan tunjangan Pendidikan di Indonesia
digratiskan untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama. Untuk tingkat pendidikan selanjutnya
dikenakan sekolah.
2) Kendalanya

4
Makruf, Rijal, “Problem Sosiologis Pendidikan Islam Di Indonesia, Pakistan, Arab Saudi Dan
Beberapa Solusi”, Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam Volume 07, Nomor 02, 2019, h. 377.
1) Jika diterapkan di Indonesia itu tidak sesuai dengan
budaya yang sudah menjadi kultur masyarakat yaitu
berbeda beda menjadi satu. Sehingga akan sulit jika
masyarakat menerima dalam pemisahan hal yang sudah
menjadi kebiasaan dan pandangan masyarakat.
2) Di indonesia belum mempunyai ekonomi yang kuat
untuk menunjang dan menanggung biaya pendidikan.
3) Solusinya
1) Dalam sistem pendidikan Indonesia bisa lebih
mensosialisasikan manfaat dari pemisahan anata
perempuan dan laki-laki sehingga bisa diterima
masyarakat. Dan sepertinya sistem seperti ini sudah
diterapkan di beberapa sekolah negeri yang berada
dibawah naungan kementrian agama.
2) Indonesia harus maju dan menerapkan kebijakan
ekonomi untuk bisa menunjang biaya pendidikan
rakyatnya.
5. Singapura
a. Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak
faktor yaitu:
1. Fasilitas yang memadai

Pendidikan Singapura menepati peringkat 1 di


ASEAN dan Masuk 10 besar pendidikan terbaik di dunia.
Bahkan di beberapa website, Singapura menempati
peringkat ke 3 terbaik dibawah Finlandia dan SWISS.
Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak
faktor. Di antaranya yaitu adanya fasilitas yang memadai.
Contohnya, setiap sekolah di Singapura memiliki web
sekolah yang berguna untuk menghubungkan siswa, guru,
dan orang tua. selain itu, di setiap kelas terdapat Liquid
Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran.
Fasilitas lainnya yaitu tersedianya sistem transportasi
yang memiliki akses ke semua sekolah di Singapura yang
memudahkan siswa untuk menuju ke sekolahnya.

2. Faktor biaya

Biaya pendidikan murah, setiap orang di negara tersebut


tersebut dapat mengenyam pendidikan dengan mudah.
Di singapura, biaya pendidikan disesuaikan dengan
kemampuan rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa
bagi rakyat yang kurang beruntung.

3. Faktor pendidik
Proses penyaringan untuk menjadi guru sangat ketat
dan calon guru yang di terima disesuaikan dengan jumlah
guru yang diperlukan, sehingga semua calon guru tersebut
pasti akan mendapatkan pekerjaan. Setelah teraudisi, para
calon guru diberi pelatihan sebelum bekerja, sehingga
guru-guru sudah mendapatkan pembekalan sebelumnya.
Selain itu, gaji yang diberikan untuk guru-guru di
Singapura juga banyak. Hal itu menyebabkan kehidupan
guru-guru terjamin kesejahteraannya.
4. Faktor anggaran pendidikan

Singapura mengeluarkan sekitar 25 persen dari


anggaran pemerintahannya untuk mengelola sektor
pendidikan di negara pulau yang luasnya hanya 692
km2 dan memiliki penduduk sebanyak 4,5 juta orang
itu. Sector pendidikan mencapai 25 persen (25 %) dari
total pengeluaran pemerintah. Dari jumlah tersebut
sebanyak 40 persen (40 %) adalah untuk tingkat
pendidikan tersier (setingkat perguruan tinggi). Selain
itu pemerintah Singapura juga menyediakan 75 persen
(75 %) dana subsidi operasional dan mendorong lebih
banyak donasi atau bantuan dari sektor swasta untuk
membantu institusi pendidikan. Sedangkan agar
pendidikan dapat mendorong inovasi yang
berkelanjutan, Singapura menekankan pendidikan
antara pemerintah dan kalangan pembisnis.5
b. Kendalanya
(1) Fasilitas Pendidikan negara Indonesia butuh banyak
perbaikan dan pembangunan
(2) Biaya pendidikan di Indonesia tergolong mahal dan
tidak terjangkau oleh semua warga negara
(3) Pendidik di Indonesia masih banyak mengajar secara
menoton dan tidak adanya pelatihan untuk menjadi
pendidik yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran

5
Yudi Kustiana, Pendidikan Pendidikan Singapura Singapura dan Thailand, (Jakarta: Artikel
Pendidikan,2011), h. 22
(4) Anggaran dana untuk pendidikan masih sangat minim
karena di Indonesia anggaran negara banyak ke
pembangunan infrastuktur dan pemerataan
pembangunan.
c. Solusinya
1. Indonesia harus mengubah dan mengevaluasi sistem
pendidikannya apakah sudah berjalan dengan baik serta
sarana prasana yang memadai bagi seluruh peserta
didik.
2. Indonesia harus lebih memproduktifkan dana yang ada
kepada kemajuan pendidikan sehingga biaya pendidikan
bisa berkurang atau setidaknya bisa sepadan dengan apa
yang diterima oleh peserta didik dengan biaya yang
mereka keluarkan.
3. Pemerintah harus lebih giat mengadakan pelatihan dan
workshop untuk pendidik dan tenaga kependidikan agar
bisa mengetahui perkembangan dan pembaharuan dalam
pendidikan akan lebih bisa berjalan dinamis.
4. Anggaran dana untuk pendidikan harus lebih jelas
arahnya dan memang kelihatan hasilnya bagi lembaga-
lembaga pendidikan. Anggaran harus digunakan efektif
untuk pengembangan pendidikan modern dan mengikuti
tuntutan masyarakat dalam bidang pendidikan.
6. Mesir
a. Dari negara Mesir kita bisa mengadopsi sistem
pendidikannya yaitu:
Negara mengawasi seluruh kegiatan pendidikan dan
menjamin otonomi universitas dan pusat-pusat penelitian
dengan cacatan bahwa semua kegiatan itu diarahkan pada
usaha-usaha keperluan masyarakat dan pada peningkatan
produktivitas. Penghapusan buta huruf (iliterasi) merupakan
tugas nasioanal, dan Islam adalah pelajaran dasar dalam
kurikulum.6
b. Kendalanya
Jika diterapkan di Indonesia maka akan terkendala pada
masyarakat Indonesia yang beragam dan tidak semua warga
Indonesia itu Islam.
c. Solusinya
Sebaiknya pemerintah Indonesia memberikan setiap
lembaga pendidikan pengawasan yang tepat yang bisa
mengefektifkan cara kerjanya.

6
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara (Bandung: Tim Lubuk
Agung, 2001), hlm. 236

Anda mungkin juga menyukai