Anda di halaman 1dari 9

UTS PENDIDIKAN INKLUSI

NAMA : FIRANI PUTRI


NIM : 1814010112
KELAS : PAI C

1. 5 Dalil yang berhubungan dengan materi Pendidikan Inklusi yaitu :


a. QS al-Hujurat ayat 13
       
        
     
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Bedasarkan ayat ini dapat diketahui bahwa Allah menciptakan
manusia berbeda satu sama lainnya agar saling berhubungan dalam rangka
saling membutuhkan. Dengan adanya perbedaan manusia satu dengan
yang lainnya termasuk orang-orang yang berkebutuhan khusus (ABK)
adalah suatu anugrah yang membuat kita bersyukur atas kehidupan dan
membuat kita lebih mengenal satu sama lain dan merasakan kenikmatan
dan rahmat dari Allah SWT. Maka solusi dari perbedaan itu agar menjadi
satu adalah pendidikan inklusi. Karena pendidikan inklusi merupakan
pendidikan yang merangkul semua anak (manusia) tanpa terkecuali.
b. QS Abasa’ ayat 1-11
         
         
           
          
  
Artinya : “ Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
karena telah datang seorang buta kepadanya, tahukah kamu barangkali ia
ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau Dia (ingin) mendapatkan
pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun
orang yang merasa dirinya serba cukup, Maka kamu melayaninya.
Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri
(beriman), dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera
(untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), Maka
kamu mengabaikannya. sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya
ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan.”
Ayat ini menceritakan tentang kisah orang buta itu bernama
Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w.
meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka
masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi
pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut
mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada
Rasulullah s.a.w.
Berdasarkan ayat tersebut, pendidikan sudah seharusnya
dilaksanakan, tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Islam
telah memperhatikan pendidikan anak berkebutuhan khusus untuk
mendapatkan pendidikan yang islami tanpa membedakan keterbatasan
yang ia miliki. Semua itu diberikan agar seorang anak berkebutuhan
khusus dapat mengetahui batasan dan petunjuk yang dapat mengantarkan
dirinya kepada kehidupan yang lebih berkualitas. Dalam menjalankan misi
pendidikannya, Islam terlebih dahulu mempersiapkan dan memfokuskan
pada individu secara personal yang dimulai dari pembentukan akhlak
mulia.
c. QS Az-Zukkruf ayat 32
        
        
        
 
Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas
sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari
apa yang mereka kumpulkan.”
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa, Allah selalu menciptakan
segala sesuatu dalam keadaan seimbang, tidak berat sebelah. Demikian
halnya dalam penciptaan manusia. Manusia juga tercipta dalam keadaan
seimbang. Maka perbedaan yang diciptakan Allah antara anak normal
dengan anak yang berkebutuhan khusus (ABK) akan tercipta
keseimbangan dengan melaksanakan pendidikan inklusi.Dari
keseimbangan penciptaannya, manusia diharapkan mampu menciptakan
keseimbangan diri, lingkungan dan alam semesta. Karena hanya manusia
yang mampu melakukannya sebagai bentuk dari kekhalifahan manusia di
muka bumi.
d. QS Al-Kahfi ayat 46
      
       
Artinya : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan
dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
Bedasarkan ayat ini menjelaskan bahwa harta dan anak adalah
perhiasan dunia. Maka jika mempunyai anak dan harta harus digunakan
dengan bijak dan digunakan sebgai ladang amal. Maka membentuk pribadi
anak berkebutuhan khusus merupakan keharusan yang dapat dilakukan
melalui pendidikan yang berkualitas dan islami tanpa terkecuali. Karena
dengan adanya anak yang sholeh adalah harapan dan pahala yang kekal
disisi Allah SWT.
e. Al-Rum ayat 22
      
       
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna
kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”
Bedasarkan ayat ini Allah menjelaskan bahwa menciptakan manusia
dengan berlainan bahasa dan warna kulit. Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa
perbedaan bahasa dan warna kulit manusia harus bisa diterima sebagai
kenyataan yang positif, yang merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah.
Hal ini menjelaskan bahwa dalam pendidikan tidak boleh di
deskriminatif. Pendidikan inklusif menanamkan nilai pendidikan sosial
terhadap peserta didik, baik anak berkebutuhan khusus maupun anak non
berkebutuhan khusus sejak dini, sehingga dalam perspektif pendidikan
inklusif antara anak satu dengan yang lain saling menghargai perbedaan dan
menghilangkan sikap diskriminatif.
2. Bunyi Undang-Undang tentang Pendidikan Inklusi adalah sebagai
berikut :
A. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
a. Pasal 5
1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat
adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus.
b. Pasal 6
1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas
tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
c. Pasal 12
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya;
d. Pasal 36
1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
e. Pasal 15
Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
B. Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
a. Pasal 1 ayat 13
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yangbdigunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
b. Pasal 1 ayat 15
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
c. Pasal 17 ayat 1 dan 2
1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan
peserta didik.
2) Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di
bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang
pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA,
dan MAK.
C. Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang
standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
Pasal 1
(1)Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang
bselanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan
tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
D. Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang
standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang
terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap tingkat
dan/atau semester. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap
mata pelajaran pada setiap tingkat dan semester disajikan pada lampiran-
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yang terdir atas:
Lampiran 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dan
SDLB, Lampiran 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat
SMP/MTs dan SMPLB, dan Lampiran 3 Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Tingkat SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK.
E. Permendiknas nomor 24 tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-
SP) Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) meliputi:
1. SD/MI/SDLB/Paket A;
2. SMP/MTs./SMPLB/Paket B;
3. SMA/MA/SMALB/Paket C;
4. SMK/MAK.
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)
dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni:
1. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan
SMP/MTs./SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
2. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C
bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut
3. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan:
Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
sesuai dengan kejuruannya
Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)
selengkapnya adalah:
SD/MI/SDLB*/Paket A
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis,
kritis, dan kreatif
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan
bimbingan guru/pendidik
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari
potensinya
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di
lingkungan sekitar
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara,
dan tanah air Indonesia
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan
budaya lokal
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun
15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri
sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
menulis, dan berhitung
SUMBER :
Jurnal Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan nomor 22 tahun 2006
(staff.uny.ac.id)
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 (luk.staff.ugm.ac.id)
Jurnal lampiran Peraturan Mentri Pendidikan nomor 24 tahun 2006
(simpuh.kemenag.go.id)
Pendidikan inklusi menurut perspektif Islam (masyithah.blogspot.com)
Mohammad Takdir Ilahi. 2013. Pendidikan Inklusi. Jakarta : Ar-Ruzz
Dadang Garnida. 2015. Pengantar Pendidikan Inklusi. Bandung : Refika Aditama
https://paksobat.blogspot.com/2012/06/pendidikan-inklusidalamalquran.html?1

Anda mungkin juga menyukai