1. 5 Dalil yang berhubungan dengan materi Pendidikan Inklusi yaitu :
a. QS al-Hujurat ayat 13 Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. Bedasarkan ayat ini dapat diketahui bahwa Allah menciptakan manusia berbeda satu sama lainnya agar saling berhubungan dalam rangka saling membutuhkan. Dengan adanya perbedaan manusia satu dengan yang lainnya termasuk orang-orang yang berkebutuhan khusus (ABK) adalah suatu anugrah yang membuat kita bersyukur atas kehidupan dan membuat kita lebih mengenal satu sama lain dan merasakan kenikmatan dan rahmat dari Allah SWT. Maka solusi dari perbedaan itu agar menjadi satu adalah pendidikan inklusi. Karena pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang merangkul semua anak (manusia) tanpa terkecuali. b. QS Abasa’ ayat 1-11 Artinya : “ Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya, tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, Maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri (beriman), dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), Maka kamu mengabaikannya. sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan.” Ayat ini menceritakan tentang kisah orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w. Berdasarkan ayat tersebut, pendidikan sudah seharusnya dilaksanakan, tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Islam telah memperhatikan pendidikan anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan yang islami tanpa membedakan keterbatasan yang ia miliki. Semua itu diberikan agar seorang anak berkebutuhan khusus dapat mengetahui batasan dan petunjuk yang dapat mengantarkan dirinya kepada kehidupan yang lebih berkualitas. Dalam menjalankan misi pendidikannya, Islam terlebih dahulu mempersiapkan dan memfokuskan pada individu secara personal yang dimulai dari pembentukan akhlak mulia. c. QS Az-Zukkruf ayat 32 Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” Dari ayat ini dapat dipahami bahwa, Allah selalu menciptakan segala sesuatu dalam keadaan seimbang, tidak berat sebelah. Demikian halnya dalam penciptaan manusia. Manusia juga tercipta dalam keadaan seimbang. Maka perbedaan yang diciptakan Allah antara anak normal dengan anak yang berkebutuhan khusus (ABK) akan tercipta keseimbangan dengan melaksanakan pendidikan inklusi.Dari keseimbangan penciptaannya, manusia diharapkan mampu menciptakan keseimbangan diri, lingkungan dan alam semesta. Karena hanya manusia yang mampu melakukannya sebagai bentuk dari kekhalifahan manusia di muka bumi. d. QS Al-Kahfi ayat 46 Artinya : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” Bedasarkan ayat ini menjelaskan bahwa harta dan anak adalah perhiasan dunia. Maka jika mempunyai anak dan harta harus digunakan dengan bijak dan digunakan sebgai ladang amal. Maka membentuk pribadi anak berkebutuhan khusus merupakan keharusan yang dapat dilakukan melalui pendidikan yang berkualitas dan islami tanpa terkecuali. Karena dengan adanya anak yang sholeh adalah harapan dan pahala yang kekal disisi Allah SWT. e. Al-Rum ayat 22 Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda- tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” Bedasarkan ayat ini Allah menjelaskan bahwa menciptakan manusia dengan berlainan bahasa dan warna kulit. Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa perbedaan bahasa dan warna kulit manusia harus bisa diterima sebagai kenyataan yang positif, yang merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah. Hal ini menjelaskan bahwa dalam pendidikan tidak boleh di deskriminatif. Pendidikan inklusif menanamkan nilai pendidikan sosial terhadap peserta didik, baik anak berkebutuhan khusus maupun anak non berkebutuhan khusus sejak dini, sehingga dalam perspektif pendidikan inklusif antara anak satu dengan yang lain saling menghargai perbedaan dan menghilangkan sikap diskriminatif. 2. Bunyi Undang-Undang tentang Pendidikan Inklusi adalah sebagai berikut : A. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional a. Pasal 5 1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. 2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. 3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. 4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. b. Pasal 6 1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. c. Pasal 12 Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; d. Pasal 36 1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. e. Pasal 15 Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. B. Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan a. Pasal 1 ayat 13 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yangbdigunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. b. Pasal 1 ayat 15 Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. c. Pasal 17 ayat 1 dan 2 1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. 2) Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK. C. Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah Pasal 1 (1)Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang bselanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. D. Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap tingkat dan/atau semester. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran pada setiap tingkat dan semester disajikan pada lampiran- lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yang terdir atas: Lampiran 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dan SDLB, Lampiran 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP/MTs dan SMPLB, dan Lampiran 3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK. E. Permendiknas nomor 24 tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL- SP) Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) meliputi: 1. SD/MI/SDLB/Paket A; 2. SMP/MTs./SMPLB/Paket B; 3. SMA/MA/SMALB/Paket C; 4. SMK/MAK. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni: 1. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan SMP/MTs./SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut 2. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut 3. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) selengkapnya adalah: SD/MI/SDLB*/Paket A 1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak 2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri 3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya 4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya 5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif 6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik 7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya 8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari 9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar 10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan 11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia 12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal 13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang 14. Berkomunikasi secara jelas dan santun 15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya 16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis 17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung SUMBER : Jurnal Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan nomor 22 tahun 2006 (staff.uny.ac.id) Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 (luk.staff.ugm.ac.id) Jurnal lampiran Peraturan Mentri Pendidikan nomor 24 tahun 2006 (simpuh.kemenag.go.id) Pendidikan inklusi menurut perspektif Islam (masyithah.blogspot.com) Mohammad Takdir Ilahi. 2013. Pendidikan Inklusi. Jakarta : Ar-Ruzz Dadang Garnida. 2015. Pengantar Pendidikan Inklusi. Bandung : Refika Aditama https://paksobat.blogspot.com/2012/06/pendidikan-inklusidalamalquran.html?1