Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERBANDINGAN PENDIDIKAN

Sistem Pendidikan di India dan Pakistan

Oleh: Kelompok 11

Resa Sofia Fikri 2014010105

Miftahul Husna 2014010106

Dosen Pengampu:

Dra. Nini, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (V PAI C)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL, PADANG
1444 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Dalam makalah ini
akan dibahas materi tentang “Sistem Pendidikan di India dan Pakistan”.
Shalawat dan salam pada junjungan nabi kita Muhammad ‫ ﷺ‬beserta keluarga dan
para sahabat yang telah memperjuangkan agama Islam. Kemudian dengan segala hormat
penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Ibuk Dra. Nini, M.Pd., selaku dosen pengampu
pada mata kuliah perbandingan pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi
perbaikan makalah ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada rekan-rekan yang telah
berkontribusi dalam penulisan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Aamiin.

Padang, 13 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

A. Sistem Pendidikan di India ................................................................................. 3


B. Sistem Pendidikan di Pakistan ............................................................................ 11

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pendidikan adalah strategi atau metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan
potensi di dalam dirinya. Sebuah sistem pendidikan sangatlah diperlukan karena hal ini lah
yang nantinya akan mengatur jalannya pendidikan di sebuah negara dan akan menjadi
pedoman untuk jalannya proses pendidikan tersebut. Setiap negara memiliki karakteristik
dalam sistem pendidikannya. Seperti di India dan Pakistan, pembentukan sistem
pendidikan dipengaruhi oleh tokoh yang membawa perubahan besar bagi negaranya.
Sedangkan sistem pendidikan di India pada masa sistem klasik sangat didominasi oleh
sistem kasta. Dalam penyelenggaraannya, kasta brahmanalah yang berperan. Namun
sekitar abad ke-20 an, Rabindranath Tagore adalah sebagai pelopor pembawa pencerahan
dalam Santiniketan. Dalam bidang pendidikannya, Tagore telah membawa dalam basis
kelas di alam terbuka.
Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai bagaimana kedua negara tersebut
menyelenggarakan pendidikannyaa. Mulai dari segi tujuannya, pendidik, peserta didik,
tingkatan pendidikan, manajemen pendidikan, sarana prasarana dan lainnya hingga
membahas kemajuan dan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi oleh kedua negara
tersebut. Dengan demikian kita dapat membandingkan dan belajar dari sistem yang telah
mereka terapkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pendidikan yang ada di negara India?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari sistem pendidikan yang diterapkan di negara
India?
3. Bagaimana sistem pendidikan yang ada di negara Pakistan?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari sistem pendidikan yang diterapkan di negara
Pakistan?
5. Bagaimana perbedaan sistem pendidikan yang ada di negara Indonesia dengan sistem
pendidikan negara India dan Pakistan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sistem pendidikan yang ada di negara India.

2
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem pendidikan yang diterapkan di
negara India.
3. Untuk mengetahui sistem pendidikan yang ada di negara Pakistan.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem pendidikan yang diterapkan di
negara Pakistan.
5. Untuk mengetahui perbedaan sistem pendidikan yang ada di negara Indonesia dengan
sistem pendidikan negara India dan Pakistan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pendidikan di India


India adalah negara besar ke tujuh dan mempunyai penduduk kedua terbanyak di
dunia. India dibagi menjadi 27 negara bagian dan 7 wilayah kesatuan. Bahasa yang
digunakan saat ini Hindi dan Inggris. Luas daerah India yaitu seiktar 3.287.590 km persegi,
India merupakan Negara ketujuh terluas di dunia, serta pendapatan kedua setelah Cina.
Dengan penduduk berjumlah sekitar 1.274.590.000 jiwa, dengan kepadatan sekitar 83,6
jiwa/km. Mayoritas penduduk India beragama Hindu yaitu sebesar 83%, dan agama
terbanyak kedua di India yaitu Islam sebesar 13-15%.1
Pada masaa India kuno seperti yang diketahui bahwa masyarakat India itu terdiri
dari empat golongan (kasta), yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Ciri – ciri
pendidikan pada masa itu adalah:2
1. Pendidikan agama diutamakan. Dasar pendidikannya adalah kitab suci orang India
yaitu veda.
2. Kasta Brahmana yang menjadi penyelenggara pendidikan.
3. Mempunyai tujuan pendidikan yaitu untuk mencapai kebahagiaan serta
kesempurnaan mistik dengan ilmu pengetahuan sebagai alatnya.
4. Pendidikan untuk kaum perempuan tidak diperhatikan kecuali untuk calon calon
penari kuil.
5. Pola sistem pendidikan pada masa India kuno ini murid – murid tinggal dirumah
bersama gurunya selama proses pelaksanaan pendidikan, disana murid – murid
hidup sederhana dan bekerja keras membantu keluarga gurunya
Saat sekarang ini, sistem kuno seperti yang telah dijelaskan di atas telah dirubah dan
sekarang sistem pendidikan di India tergambar sebagai berikut:
1. Visi Misi Tujuan Pendidikan India
Tujuan pendidikan di India antara lain : 3
a. Untuk memberantas buta huruf.
b. Untuk meningkatkan perkembangan ekonomi.
c. Untuk meningkatkan mobilitas dan integrasi sosial.

1
Suwarno, Dinamika Sejaran Asia Selatan, (Yogyakarta: Ombak, 2012), h.
2
Wanada Rezeki, Tita Amalia, Khovivah Ananda Putri, “India Dalam Dunia Pendidikan” Jurnal
Dinamika Pendidikan Vol.13, No.1, April 2020, h.40
3
Ibid, h. 41

4
d. Untuk memajukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi.
e. Untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat.
2. Pendidik di India
Kondisi pendidik di India tidak terlalu baik, terlihat dari:4
a. India masih kekurangan guru terutama pendidikan dasar, rasio guru dengan siswa 1 :
50.
b. Jenjang yang setara dengan SMP (upper primary school) masih menggunakan guru
kelas, belum ada guru per mata pelajaran.
c. Gaji guru sekolah negeri Rp 5- 6 juta. Gaji guru sekolah swasta Rp 5-7 juta. Gaji
guru sekolah pinggiran Rp 300 ribu – 1,5 juta.
3. Peserta Didik di India
Wajib belajar diberlakukan untuk anak-anak antara usia 5 dan 14. Tahun ajaran di
sekolah-sekolah India dimulai pada akhir Maret - awal April. Belajar di sekolah dibagi
menjadi dua semester: April-September, Oktober-Maret. Liburan sekolah terlama
adalah pada bulan Mei-Juni, ketika panas (45-55º C) meliputi banyak bagian India.
Tingkatan pendidikan yang harus dilewati oleh peserta didik di India adalah
sebagai berikut:
a. Pendidikan Dasar (Primary Education)
Primary Education ini setara dengan jenjang pendidikan sekolah dasar yang
ada di Indonel namun pelaksanaannya hanya 5 tahun. Dalam upaya meningkatkan
partisipasi dalam pendidikan dasar diselenggarakan sekolah gratis dan pelarangan
buruh anak-anak. Untuk mewujudkan universalisasi pendidikan dasar India melalui
reformasi dan revitalisasi sistem pendidikan dasar maka dibentuk District Primary
Education Programme (DPEP) untuk melaksanakan harapan tersebut.
b. Pendidikan Menengah (Secondary Education)
Secondary Education ini diterapka selama 2+3 tahun yang berkisar usia 14
hingga 18 tahun. Pendidikan jenjang menengah (Secondary Education) dbangun
melalui kebijakan pendidikan nasional (National Policy on Education-NPE).
c. Pre-University selama 2 tahun.
d. Pendidikan Tinggi (Higher Education)

4
Restu Waras Toto dkk, Analisis Komparasi Pendidikan Indonesia, Negara Berkembang (India) ,
dan Negara Maju (Finlandia), Online di
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326888/pendidikan/A6%20ANALISIS%20KOMPARASI%20NEGARA%
20INDONESIA,%20BERKEMBANG,%20DAN%20MAJU.pdf diakses pada 13 November pukul 6:51

5
1) Strata 1 (Bachelor Degree) umunnya selama 3 tahun, terkecuali untuk jurusan
hukum dan arsitek yang sampai 5 tahun dan juga untuk jurusan teknik, teknologi,
seni lukis, kedokteran gigi selama 4 tahun.
2) Strata 2 (Master Degree) selama 2 tahun.
3) Strata 3 (Doctor) selama 5 tahun.

Pendidikan di India saat ini menggunakan pola dan substansi yang di adobsi dari
Negara barat, dimana pertama kali di perkenalkan oleh Negara Inggris pada abad ke-19.
Komisi pendidikan India telah menetapkan kebijakan sistem pendidikan 10-2-3 untuk
usia sekolah. Tingkat awal, 10 tahun sebagai pendidikan dasar dan terbagi dalam 3
jenjang, yaitu Primary School (5 tahun), upper primary (3 tahun), dan Secondary
School (2 tahun). Jenjang berikutnya ditempuh selama 2 tahun sebagai persiapan
memasuki pendidikan tinggi. Untuk pendidikan kejuruan, jurusan teknik dan bisnis
sudah mulai sejak secondary school. Siswa wajib memakai seragam sekolah. Selain itu,
setiap sekolah menyediakan seragam dengan gaya individu kepada siswa.5

4. Manajemen Pendidikan di India


a. Otorita
Sistem pendidikan ini dingaruhi oleh Mahatma Ghandi yang memiliki gagasan
untuk membentuk “kepribadian yang utuh, kreatif dan produktif”. Departemen yang
menanggani masalah pendidikan adalah Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan
(1966). Pemerintah memutusakan bahwa kebijakan pendidikan diambil berdasarkan
ketentuan parlemen federal, sedangkan pemerintah hanya bertindak sebagai
pelaksana. Ide ini muncul berdasarkan usul dari Depertemen Pengembangan SDM.
Pada tahun 1990, India membentuk komite modifikasi kecil yang bekerja selama 2
tahun untuk merevisi program jangka panjang dalam pendidikan
b. Pendanaan
Sejak tahun 1976, pemerintah pusat telah menetapkan bertanggungjawab atas
pembiayaan dan pengaturan standar pendidikan atas sampai menengah dan
koordinasi dengan program pendidikan tinggi. 6 Pendidikan wajib belajar adalah
prioritas kebijakan publik India. Sekitar 80% sekolah dasar adalah milik negara atau

5
Yosdalifa Katrin, Sistem Pendidikan di India dan Perkembangannya, 2014 Online di
http://wartasejarah.blogspot.com/2014/03/sistem-pendidikan-di-india-dan.html Diakses pada 13 November 2022
pukul 04:44 WIB

6
didukung oleh pihak berwenang. Pendidikan itu gratis. Orang tua siswa hanya
membayar sejumlah kecil untuk kebutuhan sekolah.
5. Lembaga Pendidikan di India
Jenis-Jenis Sekolah di India:7
a. Sekolah Negeri (Public School)
b. Sekolah Swasta (Private School)
c. Sekolah Internasional (International School)
d. Sekolah Nasional Terbuka (National Open School)
e. Sekolah bagi Siswa Berkebutuhan Khusus (Special-Needs School)
Untuk pendidikan tinggi di India dimulai setelah lulus pendidikan menengah atas
atau standar ke-12. Ada sekitar 20.000 perguruan tinggi, 42 universitas pusat, 275
universitas negeri, 130 Universitas yang Dipandang dan 93 Institusi yang memiliki
kepentingan Nasional dalam sistem pendidikan tinggi India. Berbagai Institut dalam
pendidikan tinggi India juga kuat dan terus berkembang. 8 Seluruh perguruan tinggi
India berada di bawah naungan badan bernama University Grant Commission.
Sistem Pendidikan India adalah Sistem Pendidikan Tinggi terbesar kedua di dunia
dengan lebih dari 800 universitas, 39.000 perguruan tinggi dan kapasitas mendaftarkan
lebih dari 20 juta siswa. Institusi Pendidikan Tinggi di India menawarkan kursus/gelar
yang kompetitif di pasar dunia dalam hal kualitas tetapi diberikan dengan biaya
seperempat, sehingga menjamin pendidikan yang bernilai untuk uang.
Lembaga-Lembaga dalam Sistem Pendidikan India
a. NCERT (National Council of Educational Research amd Training) yang berdiri pada
tahun 1961 yang bertugas mengelola kurikulum dan menerbitkan dan
pendistribusian buku pelajaran
b. NUEPA (National University of Educational Planning and Administration)
merupakan badan pengembangan dan perencanaan pendidikan tinggi.
c. NCTE (National Council for Teacher Education) adalah badan yang mengurus
akreditasi sekolah dan kinerja guru.
d. NBT (National Book Trust) bertugas menyediakan buku bagi pendidikan dasar
sampai jenjang perguruan tinggi.
6. Kurikulum Pendidikan India

7
Wanada Rezeki, Op.cit., h. 44
8
Ibid., h.42-43

7
Pada dasarnya, masalah pendidikan adalah tanggung jawab
pemerintah. Kurikulum pendidikan di India dipengaruhi oleh sistem pendidikan Inggris,
hal ini disebabkan oleh latar belakang penjajahnya. Perencanaan dan koordinasi
pendidikan diimplementasikan melalui kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh
badan penasehat urusan pendidikan. Kurikulum yang diterapkan oleh India adalah: 9
a. Kerangka Kurikulum Nasional 2000
Kerangka Kurikulum Nasional atau National Curriculum Framework (NCF) 2000
ini dimulai dengan pembagian mata pembelajaran yaitu:
1) Pendidikan Dasar (Primary School)
a) Untuk kelas I-II adalah pembelajaran bahasa ibu/daerah, matematika, seni,
kesehatan, dan kehidupan produktif.
b) Untuk kelas III-V adalah pembelajaran bahasa ibu/daerah, wawasan
lingkungan, matematika, seni kehidupan dan kehidupan produktif.
2) Upper Primary School dan Secondary School
Pembelajaran bahasa ibu/daerah, bahasa India modern dan bahasa inggris,
matematika, sains & teknologi, ilmu-ilmu sosial, pendidikan vokasional,
pendidikan seni, dan penjaskes.
3) Bidang spesialisasi di jenjang pendidikan tinggi terkait dengan disiplin ilmu
tradisional seperti sejarah, sastra inggris dan ilmu politik. Ketika seorang
mahasiswa telah memilih jurusan tertentu, ia tidak dapat merubah spesialisasinya.
Beberapa universitas telah memulai memberikan program studi umum atas dasar
eksperimen. Mahasiswa yang cerdas cenderung masuk ke jurusan fisika, kimia,
teknik atau kedokteran.
b. Kerangka Kurikulum Nasional 2005
Dalam kerangka Kurikulum Nasional atau National Curriculum Framework
(NCF) 2005 ini tidak ada perubahan dalam mata pelajaran namun dibuat batasan
pembelajaran agar pengetahuan peserta didik terintegrasi dan mudah dalam
pemahaman materi.
7. Metode Pembelajaran di India
Metode pendidikan di India masih menekankan pada peranan hafalan tetapi ada
beberapa jurusan di universitas yang mendorong dilakukannya metode penelitian
(inquiri). Komisi beasiswa universitas telah mendirikan berbagai pusat studi lanjutan di

9
Ibid, h.44

8
berbagai universitas. Dari subsidi pusat-pusat inilah kemajuan riset dan pelatihan
dikembangkan.10
8. Sarana Prasarana Pendidikan di India
Pada tahun ajaran 2005/2006 hanya 65,01% (570ribu sekolah) saja yang memiliki
bangunan tetap bahkan 2,4% (24ribu) masih di bawah tenda. Sekolah negeri di
pedesaan seperti di negara bagian Uttar Pradesh dan Bihar masih kesulitan menjamin
fasilitas dasar: bangunan tertutup, toilet, papan tulis. Kesenjangan fasilitas sekolah
negeri dan swasta.11 Dari sini kita lihat bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang
ada di negara India masih sangat kurang bila disesuaikan dengan sarana prasarana yang
seharusnya dapat menunjang proses pembelajaran.
9. Kemajuan dan Problematika Pendidikan di India
Pendidikan tinggi di India tergolong maju, pendidikan india telah melahirkan
sejumlah pemenang Nobel: Amartya Sen (ekonomi), Subrawanian Chandrashekar dan
Chandrashekar Venkataraman (fisika), Hargobind Khorana (kedokteran). Dua warga
India lainnya, Bunda Theresa memenangi Nobel Perdamaian dan Rabindranath Tagore
di bidang sastra. Institut Teknologi India di Karagpur sebagai pusat keunggulan
nasional. IIT sangat besar peranannya menciptakan kumpulan besar teknisi dan pakar
teknologi di India. Selain IIT, sejumlah universitas juga memiliki fakultas bidang sains
dan teknik yang cukup bagus dan lulusannya diperhitungkan di pasar kerja tingkat
dunia. Sekitar 30 persen pekerja perusahaan perangkat lunak raksasa Microsoft di AS
berasal dari India, meski Bill Gates hanya menyebut angka sekitar 20 persen. Tidak
sedikit pula ahli sains dan teknologi dari India menjadi pengajar di universitas top AS.
Para profesional teknik dari India diperhitungkan di tingkat dunia.
Faktor kemajuan pendidikan tinggi di India adalah:12
a. Universitas-universitas modern di India sudah berdiri sejak 1857 dan mapan.
Sebagian kampus yang terkenal di India sudah berdiri sejak masa penjajahan inggris.
sehingga sudah cukup mempunyai pengalaman dan matang dalam sistem
pengelolaan dan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di India.
b. Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan
lembaga pemerintahan di India, dengan menggunakan Bahasa Inggris, mahasiswa di

10
Rika Ariyani, Manajemen Pendidikan Di India, 2022, Online di
https://www.rikaariyani.com/2022/04/manajemen-pendidikan-di-india.html Diakses pada 13 November 2022
Pukul 4:48WIB
11
Restu Waras Toto dkk, Loc. it.,
12
Yosdalifa Katrin, Loc.cit.,

9
India tidak lagi mempunyai masalah untuk mendapatkan berbagai ilmu dari semua
perspektif dan pendekatan dengan jumlah referensi yang sangat banyak.
c. Dosen India minimal sudah menyelesaikan pendidikan doctor (S-3), bahkan tidak
sedikit dari mereka yang menyelesaikan S-2 dan S-3 beberapa kali. Oleh karena itu
tidak jarang kita menemukan dosen dengan gelar ganda.
d. India mengembangkan berbagai kampus yang fokus pada satu bidang ilmu tertentu
yang kemudian menjadi kekuatan pilar pendidikan di India, yang alumninya
berkualitas dan tidak diragukan lagi di dunia Internasional.

Sedangkan masalah atau problematika yang ada pada pendidikan di India adalah
mengenai sarana prasarana pendidikan yang kurang memadai. Selain itu kurangnya
tenaga kependidikan yang membuat rasio guru dan siswa 1:50 yang menyebabkan
pendidikan menjadi kurang efektif.

10. Pendidikan Islam di India


Pendidikan Islam di India ikut dipengaruhi oleh kebijakan pendidikan nasional di
India. Makanya banyak dari lembaga pendidikan Islam dasar atau disebut Makatib atau
Madaris berusaha untuk memodern kan kurikulum pendidikan madaris dengan
kolaborasi kurikulum nasional dan kurikulum madaris. Sehingga menjadi acuan dan
bahwa perhatian bagi pendidikan anak. Tidak hanya anak Muslim yang masuk sekolah
madaris, namun banyak juga anak non muslim yang sekolah disana.
Mengenai pendidikan Islam, stukturnya dilakukan berjenjang pada tingkat rendah
(tahtania) dilakukan selama 3 tahun, (watsania) menengah dilakukan selama 4 tahun,
atau tingkat atas (fauqania) dilakukan selama 2 tahun. Kemudian jenjang maulvi selama
2 tahun, , „alim selama 2 tahun.
Salah satu madrasah yang terkenal sebagai jamiatul banaat yang terletak di
Hyderabat, bagian selatan India, memberikan pendidikan khusus untuk perempuan di
India dengan materi pembelajaran Bahasa arab, sasrta arab, Al-quran, tafsir, hadist, dan
fikih. Disamping itu juga memberikan pendidikan kerumah-tanggaan seperti perawatan
anak, menjahit, dan memasak.
Saat ini kurikulum pendidikan Islam di India telah berkembang dan mengalami
modernitas sehingga pendidikan Islam di sana mengikuti tren untuk berkolaborasi
dengan kurikulum nasionalnya, sehingga dapat dilihat bahwa pendidikan Islam di India
saat ini dengan tingkat dasar seperti Madaris itu menjadi tujuan bagi penduduk disana
menyekolahkan anaknya. Belum lagi dengan terkenalnya perguruan Tinggi Islam

10
disana sampai seluruh dunia, seperti Universitas Muslim Aligarh, Jamia Millia Islamia,
Universitas Islam Darul Huda, dll. Perlu juga diketahui bahwa perguruan tinggi Islam
di India tersebut bahkan menyaingi perguruan tinggi seperti Universitas New Delhi.13
B. Sistem Pendidikan di Pakistan
1. Visi, Misi, dan Tujuan
Pada tahun 1973 pemerintahan demokratis sipil datang dengan konstitusi 1973
yang ketentuan bahwa negara harus:
a. mempromosikan kesatuan dan ketaatan dari standar moral Islam.
b. memajukan dengan perawatan khusus dan ekonomi kepentingan pendidikan daerah
tertinggal.
c. menghapus buta huruf dan wajib menyediakan pendidikan sekunder dan gratis
dalam minimum.
d. membuat dan profesional pendidikan teknis tersedia secara umum dan lebih tinggi.
e. pendidikan secara merata diakses oleh semua berdasarkan prestasi.
f. memungkinkan orang-orang dari bidang yang berbeda.
g. melalui pendidikan, pelatihan, pertanian dan pengembangan industri, dan metode
lain untuk berpartisipasi penuh dalam segala bentuk kegiatan nasional termasuk
ketenagakerjaan dalam jasa.
h. menjamin partisipasi penuh dari perempuan dalam semua bidang kehidupan nasional.
2. Kurikulum
Kurikulum biasanya mencakup kombinasi dari delapan program termasuk pilihan
(seperti Biologi, Kimia, dan Fisika Komputasi) serta mata kuliah wajib (seperti
Matematika, Bahasa Inggris, Urdu, Islamiat dan Studi Pakistan). Siswa kemudian
masukkan perguruan tinggi menengah dan nilai lengkap 11 dan 12. Setelah
menyelesaikan masing-masing dua kelas, mereka kembali mengambil tes standar dalam
mata pelajaran akademik mereka. Setelah berhasil menyelesaikan ujian ini, siswa
diberikan Higher Secondary (Sekolah) Certificate (HSC). Tingkat pendidikan juga
disebut FSc/FA/ICS atau 'menengah'. Ada banyak aliran siswa dapat memilih untuk 11
dan 12 nilai-nilai mereka, seperti pra-medis, pra-engineering, humaniora (atau ilmu-
ilmu sosial), ilmu komputer dan perdagangan. Setiap aliran terdiri dari tiga pilihan dan

13
Agus Setiawan, “Analisis Pendidikan Islam di India dan Perbandingannya dengan Pendidikan di
Indonesia” Jurnal Ilmiah Al Qalam, Vol. 12, No. 2, Juli-Desember 2018, h. 34

11
serta tiga mata pelajaran wajib bahasa Inggris, Urdu, Islamiah (kelas 11 saja) dan Studi
Pakistan (kelas 12 saja).14
Selanjutnya kurikulum Islam di Pakistan, baru-baru ini pemerintah Pakistan
mendirikan sebuah akademi yang bergerak dibidang pelatihan dan sekolah menengah
atas, yaitu JPSC (Jinnah Public School and College). Di Pakistan, dapat dijumpai
berbagai gerakan keagamaan yang mampu menciptakan komunitas muslim yang sesuai
dengan karakter masing-masing dengan berbagai bentuk Lembaga pendidikannya.
Diperkirakan lebih dari 2000 madrasah tingkat menengah dan tingkat tinggi dengan
jumlah murid sekitar 316.000 orang ada di negara Pakistan.15
Madrasah memainkan peranan penting karena mampu melestarikan nilai ortodoks
Islam, melatih banyak generasi ulama dan fungsionaris Islam. Madrasah di Pakistan
mengajarkan kurikulum yang disebut dar-i-nizhami, yaitu sebuah mata pelajaran
standar bagi semua madrasah sunni di India, Pakistan, dan Bangladesh. Kebanyakan
madrasah di Pakistan adalah swasta dan didukung oleh sumbangan dari masyarakat.16
Selain madrasah, Masjid juga merupakan bentuk Lembaga pendidikan Islam di
Pakistan. Jumlah masjid jauh lebih banyak dari total madrasah. Tidak seperti
kebanyakan negara Islam di Timur Tengah, jaringan masjid dan madrasah di Pakistan
beroperasi di luar kendali negara, serta memiliki otonomi yang besar. Di banyak kota
yang tidak mempunyai balai rakyat, selain sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi
sebagai forum diskusi masalah umum.
3. Pendidik
Reformasi pendidikan guru sangat penting dalam meningkatkan pendidikan di
Pakistan. Program pelatihan guru di universitas kekurangan profesional yang
berkualitas. Hampir sepertiga universitas di Balochistan tidak memiliki profesor di
departemen pendidikan guru mereka dan tidak ada gelar PhD dalam Pendidikan di
universitas mana pun di Balochistan. Guru adalah titik fokus dalam membangun
pendidikan progresif. Program persiapan guru membutuhkan dana dan konsistensi
untuk menghasilkan guru yang berkualitas dan efektif. Reformasi guru perlu
dilanjutkan dengan membangun sumber daya dan investasi. Waktu perlu diinvestasikan
dalam memperbarui kurikulum dan fasilitas pendidikan guru. Investasi harus dilakukan

14
Surawardi, Pendidikan Islam di Pakistan, Jurnal: Management of Education, Vol. 1 No. 1, 2015, h.
44.
15
Jhon L. Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, (Bandung: Mizan, 2002), h. 235.
16
Ibid.

12
dalam memperbarui infrastruktur gedung, perpustakaan, departemen TI, dan
laboratorium.
Beberapa kendala utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan di Pakistan
meliputi: akses ke pendidikan, kesempatan yang sama, relevansi, guru yang dibutuhkan,
dan lingkungan. Ada bagian Pakistan di mana para pemimpin pemerintah belum
memberlakukan strategi untuk membantu anak-anak bersekolah. Banyak anak tinggal
terlalu jauh dari sekolah untuk menerima pendidikan formal. Siswa perempuan juga
tidak ditawarkan kelas yang sama dengan siswa laki-laki di sebagian besar
sekolah. Selain siswa perempuan kehilangan kesempatan, guru perempuan juga
kekurangan ruang mengajar yang memadai. Kelemahan lain yang dihadapi pendidikan
di Pakistan adalah relevansi konten. Konten harus mengajarkan siswa bagaimana
memecahkan masalah sosial dan tidak membantu dalam konflik politik. Siswa
membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang bagaimana memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosial.
Guru Pakistan menghadapi kesenjangan pengetahuan tentang hak asasi manusia
karena kurikulum pendidikan guru yang sudah ketinggalan zaman. Banyak pemimpin
dan guru Pakistan memegang keyakinan konservatif bahwa kebijakan pendidikan harus
tetap selaras dengan ideologi Islam nasional, yang tidak berfokus pada hak asasi
manusia. Pembuat kebijakan global menyadari bahwa guru mempromosikan hak asasi
manusia dan etika dan harus menerima kursus dalam program pelatihan guru mereka
tentang hak asasi manusia. Sebuah studi mengungkapkan bahwa penulisan reflektif dan
studi kasus telah menjadi pendekatan terbaik untuk meningkatkan kesadaran tentang isu
hak asasi manusia dalam program persiapan guru di Pakistan.
Pendidikan guru memiliki dampak pada pendidikan umum negara. Di Pakistan
ada banyak masalah umum di sekolah, ini termasuk tidak memiliki fasilitas pelatihan
yang layak, jangka waktu pelatihan yang singkat, kurangnya pelatihan in-service untuk
guru, dan masalah lainnya. Ada kekurangan guru di Pakistan. Lab sudah tua, usang, dan
kurang lengkap, dan kurikulumnya sangat ketinggalan zaman dan tidak memiliki
banyak relevansi dengan dunia saat ini. Masalah-masalah di dalam sekolah termasuk
bahan ajar dan kurikulum yang rusak, guru yang berkualitas di bawah standar dan di
bawah standar, dan ruang kelas yang penuh sesak.
4. Pembiayaan Pendidikan

13
Pengeluaran untuk pendidikan adalah sekitar 2% dari PDB Pakistan. Namun,
pada tahun 2009 pemerintah menyetujui kebijakan pendidikan nasional yang baru, yang
menetapkan bahwa pengeluaran pendidikan akan ditingkatkan menjadi 7% dari
PDB, gagasan yang pertama kali disarankan oleh pemerintah Punjab .

Penulis sebuah artikel, sejarah pengeluaran pendidikan di Pakistan sejak 1972,


berpendapat bahwa target kebijakan ini menimbulkan pertanyaan mendasar: Hal-hal
luar biasa apa yang akan terjadi yang memungkinkan Pakistan untuk mencapai dalam
enam tahun apa yang tidak dapat dicapainya? bertahan dalam enam dekade
terakhir? Dokumen kebijakan kosong pada pertanyaan ini dan tidak membahas asumsi
yang menjadi dasar dari target ini. Perhitungan penulis menunjukkan bahwa selama 37
tahun terakhir, pengeluaran publik tertinggi untuk pendidikan adalah 2,80 persen dari
PDB pada tahun 1987–88. Pengeluaran publik untuk pendidikan sebagai persentase dari
PDB sebenarnya berkurang dalam 16 tahun dan dipertahankan dalam 5 tahun antara
1972-73 dan 2008-09. Jadi, dari total 37 tahun sejak 1972, pengeluaran publik untuk
pendidikan sebagai persentase dari PDB menurun atau tetap stagnan selama 21
tahun. Penulis berpendapat jika tren linier dipertahankan sejak tahun 1972, Pakistan
dapat menyentuh 4 persen dari PDB jauh sebelum tahun 2015. Namun, hal itu tidak
mungkin terjadi karena tingkat pengeluaran tetap tidak dapat diprediksi dan tidak stabil
secara signifikan di masa lalu. Mengingat lintasan yang mengecewakan ini,
meningkatkan pengeluaran publik untuk pendidikan hingga 7 persen dari PDB akan
menjadi keajaiban tetapi itu tidak akan menjadi sifat yang saleh. Sebaliknya, itu akan
menjadi sifat politik karena harus "diciptakan" oleh mereka yang memimpin
urusan. Penulis menyarankan bahwa hanya sedikit keberhasilan yang dapat dicapai
kecuali jika Pakistan mengadopsi pendekatan pendidikan yang "tidak
konvensional". Artinya, sektor pendidikan harus diperlakukan sebagai sektor khusus
dengan melindungi alokasi anggarannya dari tekanan fiskal dan ketidakstabilan politik
dan ekonomi. Alokasi untuk pendidikan tidak boleh terpengaruh oleh sempitnya ruang
fiskal atau melonjaknya pengeluaran atau utang militer. Pada saat yang sama, ada
kebutuhan untuk memperdebatkan pilihan-pilihan lain tentang bagaimana Pakistan
dapat "menciptakan" keajaiban peningkatan belanja pendidikan menjadi 7 persen dari
PDB pada tahun 2015.

5. Peserta didik

14
Dalam sistem pendidikan formal, ada beberapa tahap, yang diilustrasikan dalam
diagram seperti yang dijelaskan secara singkat di bawah ini:17
a. Pra Sekolah Dasar: Pra pendidikan dasar adalah fungsional dan dikelola di sekolah-
sekolah melalui luar negeri. sekolah umum menyediakan dasar pendidikan anak usia
sebagai bagian dari proses sosialisasi. siswa yang menghadiri kelas pra-primer
disebut Kachi. Kebijakan, 1998-2010 memberikan pengakuan ke kelas Kachi
sebagai proxy untuk pendidikan anak usia dini.
b. Sekolah Dasar: Tahapan ini terdiri dari lima kelas IV dan mendaftar anak anak usia
5-9 tahun. Sejak kemerdekaan, para pembuat kebijakan diucapkan untuk membuat
pendidikan dasar gratis dan wajib.
c. Tengah Sekolah: sekolah menengah ini adalah tiga tahun lamanya dan terdiri dari
kelas VI, VII dan VIII Kelompok umur 10-12 tahun.
d. Sekolah Tinggi: Anak-anak sekolah menengah tinggal selama dua tahun di kelas IX
dan X. dewan Menengah dan Pendidikan Menengah melakukan pemeriksaan.
Sebuah sertifikat sekunder sekolah diberikan kepada kandidat yang berhasil.
e. Pendidikan Menengah Tinggi: Tahap sekunder lebih tinggi juga disebut " tahap "dan
dianggap sebagai bagian dari pendidikan perguruan tinggi. Menengah Pendidikan
Tinggi terdiri dari kelas XI ke XII. Dewan Pendidikan Menengah dan Menengah
(Bise) melakukan pemeriksaan dan penghargaan Sertifikat Sekolah Menengah
Tinggi Pendidikan (HSSC). Menurut 1979 Kebijakan Pendidikan, semua sekolah itu
harus ke Sekolah Menengah yang lebih tinggi. Tengah bagian sekolah tinggi itu
harus dikaitkan dengan sekolah dasar (menunjuk pendidikan dasar). sistem memiliki
keberhasilan terbatas dan beberapa masalah yang dialami.
f. Pendidikan Tinggi: Untuk mendapatkan gelar, 4 tahun pendidikan tinggi setelah 10
tahun primer dan sekolah menengah diperlukan. Dalam rangka menyelesaikan Tentu
saja gelar kehormatan di tingkat tambahan satu tahun studi adalah diperlukan. Lebih
lanjut, Tentu saja dua tahun diperlukan untuk gelar Master yang telah menyelesaikan
dua tahun sebuah gelar doktor membutuhkan biasanya 3 tahun studi setelah selesai
master derajat saja. Khusus untuk jenjang perguruan tinggi, sejak pemisahan dengan
India tahun 1947, Pakistan hanya memiliki 1 universitas saja, Universitas Punjab di
Lahore. Mata kuliyah agama diberikan sebagai mata kuliah dasar umum. Universitas
ini mendirikan departemen Islamiyat pada tahun 1950. Setelah itu berdiri berbagai

17
Yeni Arikarani, Pendidikan Islam di Mesir, India, dan Pakistan, el-Ghiroh, Vol. XVI No. 1, 2019,
h. 107-108.

15
perguruan tinggi lainnya seperti Universitas Sind yang membuka fakultas sejarah
dan kebudayaan Islam sejak awal tahun 1950-an.
g. Profesional dan Teknis Pendidikan: Lama pendidikan pasca sekunder bervariasi di
teknis dan profesional bidang. Diploma politeknik adalah program tiga tahun.
Seorang sarjana dalam kedokteran (MBBS) membutuhkan 5 tahun studi setelah
tahap peralihan (12 tahun sekolah). Demikian pula,'s gelar sarjana saja baik dalam
dan kedokteran hewan rekayasa dari 4 tahun lamanya setelah pemeriksaan
menengah.
h. Pendidikan madrasah: Berdampingan dengan sistem pendidikan modern ada juga
agama sistem pendidikan, yang menyediakan pendidikan Islam. Lembaga ini
memiliki sendiri manajemen sistem tanpa campur tangan baik dari pemerintah
provinsi atau federal. (Khan, 2002). Upaya telah dilakukan oleh pemerintah hadir
untuk membawa madrasah dalam arus utama dalam Reformasi Sektor Pendidikan.
Tujuan utama dari pengarusutamaan madrasah adalah untuk memperbesar peluang
kerja bagi para lulusan mereka. Pakistan. Madrasah Dewan Pendidikan dibentuk
untuk mengatur kegiatan Madaris.
6. Media
Pakistan muncul sebagai negara Republik Islam pada tanggal 14 Agustus 1947
Negara Ini memiliki luas sekitar 796,095 Sq Kilometer. Pakistan terdiri dari empat
provinsi: Punjab, North West Frontier Provinsi, Balochistan dan Sindh dan beberapa
unit penyatuan yang meliputi Islamabad Modal Wilayah (ICT), Wilayah Kesukuan
Federal (FATA) dan Wilayah Utara (Fana). Islamabad adalah ibukota Pakistan, yang
terletak di bagian utara negara di bagian bawah dari Margalla Hills dekat Rawalpindi,
adalah kota yang direncanakan dengan baik, yang dibangun di awal 1960-an. Bahasa
nasional adalah Urdu. Sejumlah bahasa daerah juga berbicara di berbagai bagian negeri.
Media pendidikan adalah Urdu namun bahasa Inggris terus untuk digunakan dalam
pendidikan tinggi dan perguruan tinggi profesional, terutama dalam ilmiah dan teknis
bidang. Bahasa Inggris digunakan secara luas untuk hukum dan lainnya resmi bisnis,
komersial di negeri ini. Sekitar 97 persen dari orang Muslim.
7. Problematika Pendidikan Islam di Pakistan
Sejak awal kemerdekaannya pada tahun 1947, Pakistan menekankan pendidikan
nasional untuk merealisasikan cita-cita pendirian republik islam Pakistan. Oleh sebab
itu, Pakistan adalah Negara Republik Islam yang mengimplementasikan ajaran agama
Al-Qur‟an dan Al-Hadits dalam kehidupan modern termasuk bidang pendidikan.

16
Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah Pakistan yaitu kebijakan non co education
sebab non co education dipandang bertentangan dengan konsep islam, namun
pendidikan untuk wanita secara modern juga diberikan. Didirikannya lembaga The
Pakistan Girls Guindes Association (PGGA). Sejak kemerdekaan Pakistan, ia
menunjukkan bahwa pemerintahan memperhatikan pendidikan bagi kaum wanita.
Lembaga ini dibentuk sebagai proyek peningkatan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi
kaum wanita.18
Berkaitan dengan Madrasah di Pakistan menjadi topik perdebatan yang tidak ada
habis-habisnya. Madrasah dianggap sebagai „biang keladi‟ pertumpahan darah diantara
sekte-sekte yang ada di Pakistan. Anggapan ini bukannya tidak beralasan, sejak dua
dekade yang lalu, tepatnya pada akhir 70an dan awal 80an ketika revolusi Iran sampai
sekarang terjadi pergolakan anti syiah semakin gencar di gaungkan oleh kalangan
madrasah sunni Deobandi (Sohail Mahmoud 1995). Sedangkan Ahli Hadith dalam
rangka membendung pengaruh syiah di Pakistan, dan tidak sedikit nyawa melayang
dalam tiap-tiap perkelahian diantara dua sekte ini (Katja Riikonen dalam Journal
Pakistan Security Research Unit Brief No: 2 yang berjudul “Sectarianism in Pakistan:
A Distructive Way of Dealing with Difference”).19
Ketika zaman perperangan Afghanistan-Uni-soviet, madrasah bukan hanya saja
tempat generasi muda belajar dan menimba ilmu dari kitab-kitab turath, akan tetapi
madrasah juga melatih para santrinya untuk bagaimana mengunakan senjata dan
training-training jihad. Madrasah-madrasah yang berorintsikan jihad tumbuh bagaikan
cendawan di musim hujan, khususnya di North Western Frontier Province (NWFP)
yang mempunyai perbatasan langsung dengan Afghanistan. Adanya fenomena yang
terjadi di Pakistan ini, mengakibatkan kurikulum madrasah harus dirubah dengan
memasukan pelajaran umum, seperti komputer dan Bahasa Inggris.20
Pada awalnya banyak para maulana yang tidak mentaati himbawan dari
Musharraf tersebut, karena takut kalau anak didik mereka terpengaruh dengan gaya
pendidikan ala barat. Pro dan kotra terjadi dimana-mana. Sehingga wacana reformasi
madrasah ini tidak hanya dibincangkan di kalangan para intelektual, akan tetapi hal ini
menjadi perbincangan yang hangat di parlemen Pakistan juga. Melihat himbawan awal
yang tidak begitu digubris oleh pemimpin-pemimpin madrasah, akhirnya pemerintah

18
Samdani, Pendidikan Islam di Pakistan, Vol. 1 No. 1, 2021, h. 4-5
19
Ibid, h. 5
20
Ibid.

17
mengancam akan menutup madrasah-madrasah yang illegal dan memulangkan pelajar-
pelajar asing yang belajar di Pakistan. Aksi dan ancaman ini keluar setelah bom bunuh
diri meledak pada tanggal 7-7-2005 di stasiun kereta api bawah tanah di London.21

21
Ibid.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
India saat ini menjadi knowledge power di sektor pendidikan khususnya di bidang
teknik, kesehatan dan manajemen. Bahasa inggris digunakan di semua level pendidikan
untuk mempercepat penyerapan sains dan teknologi. Biaya pendidikan terjangkau, untuk
SD-SMA dibiayai oleh pemerintah. Buku-buku di India diual dengan harga yang murah.
Wajib belajar diberlakukan hingga 14 tahun atau setara dengan SMP. Pendidikan tinggi di
India tergolong maju dengan beberapa universitas terbaik di Asia, seperti Indian Institute
of Technology (IIT). Namun India masih memiliki PR unuk memperbaiki sarana dan
fasilitas bagi pendidikan. Selain itu memperbanyak tenaga kependidikan sehingga rasio
guru dan murid menjadi ideal.
Di Pakistan, dapat dijumpai berbagai gerakan keagamaan yang mampu menciptakan
komunitas muslim yang sesuai dengan karakter masing-masing dengan berbagai bentuk
Lembaga pendidikannya. Diperkirakan lebih dari 2000 madrasah tingkat menengah dan
tingkat tinggi dengan jumlah murid sekitar 316.000 orang ada di negara Pakistan.
Beberapa kendala utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan di Pakistan meliputi: akses
ke pendidikan, kesempatan yang sama, relevansi, guru yang dibutuhkan, dan
lingkungan. Ada bagian Pakistan di mana para pemimpin pemerintah belum
memberlakukan strategi untuk membantu anak-anak bersekolah. Banyak anak tinggal
terlalu jauh dari sekolah untuk menerima pendidikan formal. Siswa perempuan juga tidak
ditawarkan kelas yang sama dengan siswa laki-laki di sebagian besar sekolah. Selain siswa
perempuan kehilangan kesempatan, guru perempuan juga kekurangan ruang mengajar
yang memadai. Kelemahan lain yang dihadapi pendidikan di Pakistan adalah relevansi
konten.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwasanya isi maupun cara
penulisan makalah masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan masukan baik berupa saran dan kritik dari Ibu dosen pengampu dan dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arikarani, Yeni. 2019. “Pendidikan Islam di Mesir, India, dan Pakistan” el-Ghiroh, Vol. XVI
No. 1.

Ariyani, Rika. 2022. Manajemen Pendidikan di India,. Online di


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326888/pendidikan/A6%20ANALISIS%20KO
MPARASI%20NEGARA%20INDONESIA,%20BERKEMBANG,%20DAN%20M
AJU.pdf diakses pada 13 November 2022 pukul 6:51

Esposito, Jhon L.2002. Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern. Bandung: Mizan.
https://www.rikaariyani.com/2022/04/manajemen-pendidikan-di-india.html Diakses
pada 13 November 2022 Pukul 4:48WIB

Katrin,Yosdalifa. 2014. Sistem Pendidikan di India dan Perkembangannya. Online di


http://wartasejarah.blogspot.com/2014/03/sistem-pendidikan-di-india-dan.html
Diakses pada 13 November 2022 pukul 04:44 WIB

Rezeki,Wanada. Tita Amalia. Khovivah Ananda Putri. 2020. “India Dalam Dunia Pendidikan”
Jurnal Dinamika Pendidikan Vol.13, No.1.

Samdani. 2021. Pendidikan Islam di Pakistan, Vol. 1 No. 1.

Setiawan, Agus. 2018. “Analisis Pendidikan Islam di India dan Perbandingannya dengan
Pendidikan di Indonesia” Jurnal Ilmiah Al Qalam, Vol. 12, No. 2.

Surawardi. 2015. Pendidikan Islam di Pakistan, Jurnal: Management of Education. Vol. 1


No. 1, 2015.

Suwarno. 2012. Dinamika Sejaran Asia Selatan. Yogyakarta: Ombak.

Toto, Restu Waras. dkk, Analisis Komparasi Pendidikan Indonesia, Negara Berkembang
(India) , dan Negara Maju (Finlandia), Online di

20

Anda mungkin juga menyukai