Perbandingan Pendidikan
Dosen Pengampu: Umi Mahmudah, M.Pd.I
DisusunOleh:
Kelompok 11
KELAS I/SEMESTER V
Puji Syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat,dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Perbandingan sistem pendidikan di kawasan ASEAN dan refleksi
pendidikan di Indonesia ” untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan
Pendidikan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan
nabi agung kami, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjukan Allah SWT untuk kami semua, yang merupakan sebuah pentunjuk
yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan
satu-satu nya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini
hingga terselesainya makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dan kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik,
saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya.
Kelompok 11
i
DAFTARISI
KATAPENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTARISI ....................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. LatarBelakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BABII ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Pengertian Perbandingan Pendidikan .................................................... 3
B. Perbandingan Sistem Pendidikan di ASEAN......................................... 5
C. Refleksi Pendidikan di Indonesia ......................................................... 10
BAB III ............................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ............................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................... 11
DAFTARPUSTAKA ........................................................................................ 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Dengan demikian pembangunan pendidikan akan merata dan semua merasakan
manfaat darinya.
Sesuai dengan pemaparan di atas kami selaku pemakalah akan
memaparkan sebuah perbandingan sistem pendidikan di sebagian negara-
negara kawasan ASEAN , Malaysia, Singapura, Drussalam dan Filipina.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
dan metode perbandingan.1
1
Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: PT. Citra Mandala Pratama, 1986. Cet
I. Hal.2
6
melanjutkan waktu belajar mereka dari hingga 12 tahun yaitu
sampai tingkat 5 di peringkat sekolah menengah.
4. Lebih mengutamakan pendidikan teknologi. 2
Oleh karena itu, perlu diketahui bahwasanya sistem pendidikan
Malaysia disusun berdasarkan sistem pendidikan Inggris. Pendidikan
dasar di Malaysia dimulai dari usia 7-12 tahun. Kemudian di negara
Malaysia juga diterapkan yang namanya pendidikan wajib.Ini
merupakan salah satu peraturan yang mewajibkan setiap orang tua di
Malaysia atau berkewarganegaraan Malaysia, jika mempunya anak
yang telah mencapai umur 6 tahun, mrk wajib mendaftarkannya di
sekolah rendah (pendaftaran murid biasanya dilakukan 1 tahun
sebelum masa pra sekolah). 3
Jika adanya kegagalan orang tua di Malaysia dalam memastikan
anaknya mengikuti pendidikan wajib merupakan satu kesalahan
darisegi undang-undang, dan jika memang terbukti dipengadilan
maka kedua orang tua si anak tersebut akan dikenakan denda
maksimal RM 5000 atau dipenjarakan maksimal 6 bulan atau kedua-
duanya sekali.
b. Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Tenaga
Kependidikan
Sejak tahun 1957, ilmu pengetahuan telah dijadikan sebagai
kurikulum pendidikan nasional di Malaysia diberikan selama 120
menit/ minggunya akan tetapi kurang adanya perhatian yang serius
karena pemerintah di Malaysia tidak melakukan penekanan atau
kewajiban lulus ujian pengetahuan agama Islam. Nah mengenai
kurikulum pendidikan yang ada di Malaysia itu telah ditetapkan oleh
kementrian pelajaran Malaysia. Dan kurikulumnya itu masih relatif
stabil. Perlu diketahui bahwasanya kurikulum yang digunakan di
2
Rahman Abdul, Internasional Pendidikan, (Yogyakarta: Gama Media, 2003) h. 50-52
3
Ibid.,
7
Sekolah Rendah Malaysia disebut dengan Kurikulum Baru Sekolah
Rendah (KBSR).
Sementara itu, perlu ita ketahui bersama bahwasanya negara
Malaysia adalah sebuah negara berkembang dan dikalangan dunia
ketiga, Malaysia adalah sebuah negara yang sering melakukan
perubahan dan perencanaan kurikulum sesuai dengan perkembangan
politik, sosial eknomi, sosial budaya dan tren perkembangan
pendidikan lokal dan internasional. Perubahan kurikulum tersebut
bertujan memenuhi kehendak dan tujuan perkembangan manusia dan
Negara. Arah, tujuan, tujuan Negara, visi masyarakat dan pemikiran
rakyat serta kemajuan sosial politik dan ekonomi Negara tergantung
pada pergeseran dan perubahan kurikulum yang global.Kurikulum
Nasional Merupakan suatu program pendidikan yang termasuk
kurikulum dan kegiatan yang mencakup semaua pengetahuan,
keterampilan, norma, nilai, unsur kebudayaan dan kepercayaan.
Tujuannya adalah untuk membantu perkembangan seorang murid
dengan sepenuhnya dari segi jasmani, rohani, mental dan emosi serta
menanam dan meningkatkan nilai moral yang diinginkan untuk
menyampaikan pengetahuan. Kurikulum Nasional dibagi menjadi:
a. Kurikulum Asuhan dan Didikan Awal Kanak-kanak
b. Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan (KSPK)
c. Kurikulum Berpadu Sekolah Rendah (KBSR)
d. Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR)
e. Kurikulum Berpadu Sekolah Menengah. 4
Dan jika dilihat dari tenaga kependidikannya, rata-rata guru-
guruyang berada di Malaysia relative makmur dalam kehidupannya.
Hal ini dikarenakan gaji yang diperoleh oleh guru-guru disana relatif
lebih tinggi. Meskipun begitu, banyak diantara mereka yang masih
mengeluh akan gaji yang diberikan kepada mereka itu rendah.
4
Aslan, “Sejarah Kurikulum Pendidikan Islam di Malaysia”, Ta’limuna Jurnal
Pendidikan Islam Vol. 8, No. 1 Tahun 2019, h. 23.
8
c. Sistem Perjenjangan Pendidikan Yang di Kembangkan
Pendidikan pra tersier (dibawah juridiksi kementrian
pendidikan) jika orang Malaysia, maka:
Pra sekolah
Pendidikan rendah
Pendidikan menengah
Pendidikan tersier (dibawah kementrian pendidikan tinggi
Malaysia)
Pendidikan tinggi negeri (diselenggrakan oleh pemerintah).
Pendidikan tinggi swasta (diselenggarakan oleh swasta)
5
Mohammad Kosim, “Pendidikan Islam di Singapura”, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAIN) Pamekasaan, Al-Tahrir Vol. 11, No. 2 November 2011, h. 12
6
Ibid.
9
Setelah lulus Kindergarten School, siswa melanjutkan ke jenjang Primary
School atau setara dengan Sekolah Dasar (SD) di Indonesia selama enam
tahun. Untuk menuju ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, siswa
harus mengukuti Primary School Leaving Examination (PSLE).
Kemudian pendidikan dilanjutkan ke jenjang Secondary School selama
empat atau lima tahun.
Secondary school dibagi menjadi empat jalur:Special/ Express
Course, Normal (Academic) Course, Normal (Technical) Course dan
Integrated Programme (IP) Course.
a) Special/ Express Course adalah empat tahun pendidikan yang
diakhiri dengan Singapore Cambridge General Certificate of
Education (GCE) ‘O’ Level Examination. Di jalur ini, siswa
mempelajari Bahasa Inggris dan Bahasa Ibu, Matematika, Sains,
dan Budaya (Sosial). Sekolah diizinkan untuk menawarkan Applied
Grade Subject (AGS) sebagai tambahan atau pengganti kurikulum
untuk menawarkan berbagai pilihan kepada siswa. AGS secara
umum mengajak murid untuk berlatih atau berorientasi pada
pendidikan seperti politeknik.
b) Normal (Academic) Course adalah empat tahun pendidikan untuk
menuju GCE ‘N’ Level Examinitaions. Siswa terpilih boleh
mengikuti dua pelajaran ‘O’ Levels atau mengikuti ‘N’ Levels di
Secondary 4. Kemudian diadakan satu tahun tambahan untuk
mempersiapkan ‘O’’ Levels di Secondary 5. Siswa mempelajari hal
yang sama dengan Special Express Course.
c) Normal (Technical) Course adalah lima tahun pendidikan yang
diakhiri dengan GCE ‘N’ Levels Examinition. Di jalur ini, para
siswa belajar Bahasa Inggris, Bahasa Ibu, Matematika, dan mata
pelajaran praktik maupun teknik. Sejak 2005, sekolah juga
menawarkan modul pilihan diantaranya yaitu mata pelajaran
keperawatan, rumah sakit, animasi digital, dan teknik mesin untuk
meningkatkan pemahaman berorientasi praktek dan pengalaman.
10
d) Integrated Programme (IP) Course didesain untuk para siswa yang
pasti akan menempuh tingkat universitas. IP merupakan gabungan
dari Secondary School dan Junior College sekaligus tanpa ujian
nasional di pertengahan IP GCE ‘O’ Level Examinitions, waktu
yang seharusnya digunakan untuk mempersiapkan siswa menuju
GCE ‘O’ Level Examinitions dialihkan untuk memperluas
pengalaman mereka. Sekolah pilihan juga menawarkan kurikulum
alternatif dan berkualitas seperti, International Bacallaureate. 7
Setelah melewati GCE ‘O’ Level, pendidikan dilanjutkan ke
jenjang Junior Colleges, yaitu jenjang perisapan untuk menghadapi GCE
‘A’ Level untuk menuju University selama 2 tahun. Setelah melewati
GCE ‘A’ Level, pendidikan dilanjutkan ke jenjang terakhir, yaitu jenjang
university. 8
2. Pendidikan Islam
Lembaga pendidikan Islam di Singapura hanya terbatas pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan jenis dan jumlah yang
terbatas. Terdapat dua jenis lembaga pendidikan Islam, yaitu madrasah
sepenuh masa (full time) dan madrasah separuh masa (part time). 9
a) Madrasah sepenuh masa (full time) merupakan lembaga pendidikan
Islam yang proses pembelajarannya berlangsung tiap hari
sebagaimana yang terjadi pada madrasah di Indonesia, dan
kurikulumnya menggabungkan mata pelajaran agama dan umum.
b) Sedangkan madrasah separuh masa (part time) merupakan lembaga
yang proses pembelajarannya tidak berlangsung tiap hari, mungkin
dua-tiga kali seminggu, dilaksanakan pada sore dan malam hari;
materinya murni keagamaan; dan umumnya berlangsung di masjid-
masjid. Dengan karakter demikian, madrasah separuh masa ini
7
Bina Izzatu Dini dkk, Singapura sebagai Negara ASEAN dengan Sistem Pendidikan
Terbaik, (Surabaya: Pondok Pesantren Hidayatullah, 2009) h. 40.
8
Ibid, h. 51.
9
Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009) h. 118-122.
11
lebih tepat disebut pendidikan non-formal. 10
Kedua jenis madrasah tersebut memliki bidang garapan berbeda.
Sasaran madrasah penuh waktu para pelajar muslim yang sejak awal
memlih lembaga ini sebagai tempat mengembangkan potensinya.
Sedangkan madrasah paruh waktu memiliki sasaran para pelajar muslim
yang menuntut ilmu di sekolah umum, agar mereka mengenal ajaran
dasar Islam mengingat sekolah-sekolah umum di Singapura tidak
mengajarkan mata pelajaran agama. 11
Pendirian madrasah di Singapura makin ditingkatkan oleh para
pemuka agama dalam rangka pengembangan dakwah Islamiyah melalui
jalur pendidikan. Puncaknya, pada tahun 1966 di Singapura telah berdiri
26 madrasah, namun dalam perjalannya pemerintah Singapura
membatasi jumlah siswa yang juga dibatasi hanya dengan enam
madrasah. Madrasah dikelola secara modern dan profesional, dengan
kelengkapan perangkat keras dan lunak. Dari seluruh madrasah Islam
sebanyak enam buah, seluruhnya dibawah naungan Majelis Ulama Islam
Singapura (MUIS), sistem pendidikan diterapkan dengan memadukan
ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Keenam madrasah itu adalah:
1. Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiah,
2. Madrasah Al-Maarif Al-Islamiah,
3. Madrasah Alsagoff Al-Islamiah,
4. Madrasah Al-Junied Al-Islamiah,
5. Madrasah Al-Arabiah Al-Islamiah, dan
6. Madrasah Wak Tanjong Al-Islamiah. 12
Keenam madrasah di atas merupakan lembaga swasta yang
dikelola umat Islam. Dana pengelolaan madrasah mayoritas berasal dari
10
Pendi Susanto, “Perbandingan Pendidikan Islam di Asia Tenggara”, STIT Al-Amin
Indramayu, Vol. IV No. 1, Juni 2015, h. 11
11
Ibid, h. 20
12
Helmiati, “Dinamika Islam Singapura: Menelisik Pengalaman Minoritas Muslim di
Negara Singapura yang Sekuler dan Multikultural”.Toleransi, Vol. 5 No. 2, Juli-Desember 2013,
h.23
12
sumbangan umat Islam (baik dari sumbangan orang tua murid maupun
dari zakat, infaq dan sadaqah umat Islam). Disamping itu madrasah juga
mendapat bantuan rutin dari pemerintah Singapura dan Majelis Ulama
Islam Singapura (MUIS). Madrasah-madrasah tersebut
menyelenggarakan pendidikan dalam dua jenjang, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah yang meliputi: tingkat Elementary (Ibtidaiyah) 6
tahun, tingkat Secondary (Tsanawiyah) 6 tahun, dan tingkat Pra-
University (Aliyah) 2 tahun. Akan tetapi, hingga saat ini di Singapura
belum ada perguruan tinggi Islam.
Manajemen yang sama juga diterapkan dalam pengelolaan masjid.
Tidak seperti yang dipahami selama ini, bahwa masjid hanya sebatas
tempat ibadah mahdhoh an sich (shalat lima waktu dan shalat Jumat).
Tetapi, masid di negeri sekuler ini, benar-benar berfungsi sebagaimana
zaman Rasulullah, sebagai pusat kegiatan Islam. Saat ini di Singapura
terdapat 70 masjid. Selain tempatnya yang sangat bersih dan indah, juga
di ruas kanan dan kiri di setiap masjid terdapat ruangan-ruangan kelas
untuk belajar agama dan kursus keterampilan. Berbagai disiplin ilmu
agama diajarkan setiap siang dan sore hari. Kegiatan ceramah rohani usai
juga diajarkan usai shalat shubuh atau maghrib.
13
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 191
13
Sistem ini mulai diterapkan pada siswa tahun 7 (menengah
pertama) tahun ajaran 2008, yaitu para lulusan ujian PSR 2007 (
semacam unas sd). Kemudian pada tahun 2009 dilakukan transisi bagi
siswa tahun 1 dantahun 4 kepada system ini dan akan diterapkan
sepenuhnyapada tingkat dasar pada tahun 2011.14
1. Pra-pendidikan
Anak berusia 5 tahun disarankan untuk memasuki pra-pendidikan
dasar. Bahkan pada lembaga pendidikan pra-sekolah swasta bisa di
bawah 3 tahun.Kurikulum pada tingkat ini meliputi kelas-kelas bahasa
dasar serta aritmatika, kewarganegaraan, dasarpelajaran agama islam ,
pendidikan jasmani, dan pengembangan bakat yang semuanya diajarkan
dengan menggunakan unsur-unsur sekitarnya. Pelajaran diadakan
pelajaran diadakan secara informal. Tidak ada periode waktu alokasi
khusus per pelajaran karena pengajaran terintrgrasi dan disalurkan
melalui aktivitas anak-anak.15
2. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar berdasarkan SPN21 dibagi menjadi 2 tingkat:
tingkat bahwa (tahun 1 hingga tahun ) dan tingkat atas ( tahun hingga
tahun 6). Semua sisa menjalani kurikulum yang sama pada tahun 1
hingga tahun 3. Bagi siswa yang ingin memasuki sekolah arab maka
harus melewati ujian masuk sekolah arab pada tahun 4. Saat mengakhiri
masa pendidikan dasar, semua siswa termasuk yang mengikuti sekolah
arab, menjalani ujian penilailan sekolah rendah (psr) sebelum memasuki
sekolah menegah. Siswa yang gagal dalapsrakan diikutkan dalam ujian
pengulangan.
3. Pendidikan Menegah
Di dalam SPN21, pendidikan menegah adalah pendidikan 4 atau
5 tahun. Semua siswa mengikuti kurikulum yang sama pada tahun 7
14
Ibid
15
Haji Awang Mohd. Jamil al-Sufri,Tarsilah Brunei: Sejarah Awal dan
Perkembangan Islam (Brunei Darussalam: Kementrian Kebudayaan, 2001), h. 2.
14
hingga tahun 8. Pada akhir tahun 8, para siswa mengkuti ujian penilaian
menegah bahwa yang diujikan pada tahun ke-3 menegah bahwa
berdasarkan hasil pengujian kemajuan pelajar, siswa akan di arah kan ke
program pendidikan menegah umum 4 atau 5 tahun ( tahun 9 hingga
tahun 10 atau tahun 9 hingga tahun 11), dan program pendidikan terapan
5 tahun ( tahun 9 hingga tahun 11). Selain itu juga terdapat program
pendidikan khusus yang diperuntukkan bagi siswa berkata tau
berkecerdasan tinggi dalam bidang olahraga, music, seni petunjukan,
dan seni rupa.
Di samping juga menyediakan program pendidikan
berkeperluang khusus yang ditunjukan untuk siswa yang kurang
penglihatan dan pendegaran, atau cacat mental ,cacat fisik, atau
mempunyai kesulitan pembelajaran yang khusus.Siswa diberikan
kesempatan untuk beralih program semisal dari program pendidikan 4
tahun keprogram pendidikan menengah atau sebaliknya, namun tetap
dengan pertimbangan hasil pencapaian pembelajaran dan syarat-syarat
yang ditentukan. Siswa yang hendak mengakhiri masa pendidikannya
akan mengikuti ujian BCGCE peringkat O diakhiri tahun 10 bagi yang
mengikuti program pendidikan menengah 4 tahun, atau akhirtahun 11
untuk siswa program pendidikan menengah 5 tahun.
4. Pasca pendidikan menengah
a) Technical Collage.
b) SekolahKejuruan.
5. PendidikanTinggi
a) Technical & Engineering Colleges.
b) Perguruan tinggi keperawatan pengiraan anak putri
rashidah.
c) Institut Teknologi Brunei (ITB).
d) Universitas Brunei Darusalam.
15
4. Sistem Pendidikan di Filipina
Sistem pendidikan di Filipina bisa dijadikan contoh bagi Indonesia.
Hal itu karena Filipina dinilai berkualitas pendidikan yang termaju di
kawasan Asia Tenggara. Negara tersebut telah memasukkan unsur value
education dalam sistem pendidikannya sehingga lebih baik dibandingkan
pendidikan yang bersifat mekanistik. Dibawah ini adalah system
pendidikan di Filipina;
a) Pra-Pendidikan Dasar, Pra-pendidikan dasar disediakan untuk
anak berusia 3-5 tahun. Program yang ditawarkan beragam seperti
Nursery (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk anak usia 3-4 tahun,
kindergarten (TK) untuk usia 4-5 tahun, dan Sekolah Persiapan
SD untuk usia 5-6 tahun.
b) Pendidikan Dasar , Sekolah Dasar, terdiri dari 6 tingkat, beberapa
sekolah menambahkan tingkat tambahan (tingkat ke-7). Tingkat-
tingkat ini dikelompokkan menjadi dua subdivisi utama, Tingkat
Primer (dasar) meliputi 3 tingkat pertama, dan Tingkat
Intermediet (lanjutan) terdiri dari 3 atau 4 tingkat.
Penyelenggaraan enam tahun pendidikan dasar ini wajib dan
disediakan gratis di sekolah-sekolah umum.
c) Pendidikan Menengah , Pendidikan sekolah menengah di Filipina
terdiri dari empat tahun dan disediakan secara gratis di sekolah-
sekolah umum, ditujukan kepada siswa-siswa berusia 12-16.
Pendidikan Menengah bersifat terkotak, yaitu setiap tingkat
berfokus kepada tema atau isi tertentu, sehingga sering disebut
sebagai sekolah tinggi. setiap sekolah publik atau swasta
menyelenggarakan sendiri ujian masuk pendidikan di Perguruan
Tinggi (College Entrance Examinations, CEE). Setelah
menyelesaikan pendidikan menengah, siswa dapat memilih untuk
mengambil Pelatihan Kejuruan 2 atau 3 tahun atau melanjutkan
ke Perguruan Tinggi (Universitas).
16
d) Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Pendidikan Teknik dan
Kejuruan (TESDA), adalah suatu badan yang mengawasi
pendidikan pasca-sekolah menengah pendidikan teknis dan
kejuruan, termasuk orientasi keterampilan, pelatihan dan
pengembangan pemuda luar sekolah dan masyarakat
pengangguran dewasa.
e) Pendidikan Tinggi, dikelola oleh Komisi Pendidikan Tinggi
(CHED), Pendidikan Tinggi di Filipina diklasifikasikan menjadi
universitas dan perguruan tinggi negeri (SUC) dan universitas dan
perguruan tinggi lokal (LCU). 16
16
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2011)
17
Tahir, M. (2013). Pendidikan di Indonesia Sebuah Refleksi.
17
pendidikan, penyamaan kesempatan fasilitas bagi peserta didik di daerah
kota dan desa/daerah pedalaman, serta memperkerjakan tenaga pengajar
yang profesional dan mampu mengajar di daerah terpencil. Selain itu,
perubahan kurikulum juga diharapkan dapat menjadikan pendidikan di
Indonesia lebih baik dan maju.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21