Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASAS KOMPARATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Foundation Of Education

Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Muntahibun Nafis, M.Ag

Disusun oleh:

Mohammad Anwar Muzacky (1860203231036)

Puput Puspaningrum (1860203231039)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SATU TULUNGAGUNG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ASAS KOMPARATIF”
Beberapa pihak telah membantu mendukung dalam menyusun makalah
ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Rasa terima kasih
disampaikan pada pihak-pihak berikut ini:
1. Mohammad Anwar muzacky
2. Puput Puspaningrum
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenihnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
kami menerima segala masukan dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah ilmu dari pembaca.

Tulungagung, 15 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi asas komparatif..............................................................................3
2.2 Kedudukan dan cakupan pendidikan Komparatif...................................5
2.3.Komparasi pendidikan di berbagai negara...............................................8
2.4. Implikasi Landasan Komparasi dalam Pendidikan di Indonesia.......13
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
Kesimpulan.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Studi tentang sistem pendidikan pada suatu bangsa akan selalu dikaitkan
dengan latar belakang di mana sistem pendidikan tersebut diselenggarakan. Latar
belakang penyelenggaran sistem pendidikan berupa keadaan historis, politis,
ekonomis, dan sosiologis dari suatu bangsa penyelenggara. Antara sistem
pendidikan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa dengan keadaan bangsa tersebut
adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh karenanya ilmu
pendidikan komparatif telah memastikan dirinya sebagai pihak yang selalu
melakukan studi keberadaan bangsa-bangsa di dunia.

Pendidikan komparatif juga ikut mendorong kepada banyak pihak untuk


melakukan kajian-kajian tidak hanya pada tataran penyelengaraan sistem-sistem
pendidikannya semata, tetapi juga kajian aspek kehidupan di luar pendidikan
dalam suatu bangsa. Dengan mempelajari sistem pendidikan beserta keseluruhan
aspek kehidupan yang mempengaruhinya dalam suatu bangsa, maka pendidikan
komparatif juga telah endorong berkembangnya studi-studi tentang bangsa beserta
segenap aspek kehidupannya. Namun yang lebih spesifik bagi pendidikan
komparatif dalam melakukan studi pendidikan perbandingan antar bangsa adalah
studi keterkaitan pendidikan dengan aspek-aspek kehidupan lain.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari asas komparatif?
2. Bagaimana kedudukan dan cakupan pendidikan komparatif
3. Bagaimana komparasi pendidikan di berbagai negara?
4. Bagaimana Implikasi Landasan Komparasi dalam Pendidikan di
Indonesia

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari asas komparartif.
2. Mengetahui kedudukan asas komparatif dalam pendidikan
3. Mengetahui komparasi pendidikan di berbagai negara.
4. Mengetahui implikasi landasan komparasi dalam pendidikan di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi asas komparatif


Asas merupakan kebenaran universal yang dijadikan pijakan dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dalam proses menciptakan
pembelajaran atau pendidikan di Indonesia. Asas berasal dari bahasa Arab asasun
yang berarti dasar, basis dan fondasi. Secara terminologi asas adalah dasar atau
sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat. Istilah lain yang
memiliki arti sama dengan kata asas adalah prinsip yaitu dasar atau kebenaran
yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya.

Pada waktu dahulu pendidikan lebih diartikan sebagai seni mengajar juga
sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan formal dan pengalaman orang
dewasa kepada anak. Sehingga pendidikan diartikan sebagai alat untuk
mentransmisikan pengetahuan dan pengalaman yang harus diterima oleh anak
bagi bekal hidupnya (Kartono, 1992: 21). Beberapa definisi yang mengarah pada
konsep tersebut adalah pendapat Langeveld yang mengatakan bahwa pendidikan
atau pedagogi menurut adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju pada
kedewasaan dan kemandirian.

Pada masa sekarang batasan tersebut telah mengalami perluasan arti yang
lebih modern dan dinamis, diantaranya:

1. Pendidikan adalah proses pembudayaan, proses kultural, atau proses


kultivasi untuk mengembangkan semua bakat dan potensi manusia,
guna mengangkat diri sendiri dan dunia sekitarnya.
2. Ernest Hemingway menyatakan pendidikan merupakan alat pendeteksi
kebodohan.
3. Pendidikan adalah seni mengajar.

3
Menurut S Brodjonegoro pendidikan disebut juga dengan paedagogik yang
diartikan sebagai ilmu menuntun anak. Ki Hajar Dewantara juga merumuskan
pengertian pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan perkembangan budi
pekerti, pikiran, dan jasmani anak-anak (Suwarno, 1988: 3).

Berdasarkan fungsinya pendidikan diartikan dalam beberapa hal yaitu

1. Pendidikan sebagai proses transformasi kebudayaan.


2. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi.
3. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara
4. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja.

Lebih luas lagi, konsep pendidikan juga dapat dipandang sebagai pendidikan
sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup yang secara operasional juga dapat
disebut sebagai pendidikan sepanjang jaga. Konsep ini memberikan makna bahwa
pendidikan tidak ada batas usia yang menunjukkan tidak mungkinnya atau tidak
bolehnya belajar.

Secara etimologis pendidikan komparatif berasal dari kata pendidikan dan


komparatif. Pendidikan yang berarti usaha membantu anak mengembangkan
potensinya sedangkan komparatif yang berarti keadaan yang bersifat
perbandingan. Kata komparatif berasal dari bahasa inggris yaitu to compare
(membandingkan), comparation (perbandingan), dan comparatif (bersifat
membandingkan). Jika digabung pendidikan komparatif memiliki arti usaha
membantu anak agar dapat membandingkan pendidikan.

Sedangkan komparatif menurut Sugiyono adalah penelitian yang


membandingkan keberadaan dari satu variabel atau lebih pada dua sampel atau
lebih pada waktu yang berbeda. Maksudnya penelitian yang dilakukan dengan
cara membandingkan dua variabel atau lebih, untuk mendapatkan jawaban atau
fakta, apakah ada perbandingan dari objek yang diteliti atau tidak. Sedangkan
Menurut I.L KANDEL Pendidikan komparatif studi tentang teori dan praktek
pendidikan pada waktu sekarang yang dipengaruhi oleh bermacam-macam latar
belakang dan merupakan kelanjutan dari sejarah pendidikan.

4
Menurut Carter V. Good yaitu lapangan studi yang bertugas mengadakan
perbandingan teori dan praktek pendidikan sebagaimana terdapat pada beberapa
negara dengan maksud untuk mengadakan perluasan pemandangan dan
pengetahuan tentang pendidikan di luar batas negara sendiri.

Pendidikan komparatif dimaksudkan sebagai ilmu yang mengajarkan dan


melatih tentang tata cara atau prosedur membandingkan dua atau lebih sistem
yang berbeda, baik antar daerah maupun antar negara. Istilah pendidikan
komparatif sering diucapkan dengan istilah pendidikan perbandingan, karena
keduanya memiliki pengertian sama. Istilah lain selain pendidikan perbandingan
ialah perbandingan pendidikan. Pendidikan perbandingan merupakan ilmu yang
mengajarkan dan melatihkan tata cara atau prosedur membandingkan dua sistem
pendidikan yang berbeda. Sedangkan perbandingan pendidikan adalah upaya
kegiatan membandingkan, lebih menekankan pada sisi praktis, yaitu kegiatan
membandingkan dua sisitem pendidikan yang berbeda.

Makna perbandingan pendidikan dengan pendidikan perbandingan sering


kali diartikan sama akan tetapi kedua kalimat tersebut memiliki makna yang
berbeda. Pendidikan perbandingan memiliki makna ilmu yang mengajarkan
bagaimana cara membandingkan penyelenggaraan pendidikan antara dua negara
atau lebih, sedangkan perbandingan pendidikan merupakan studi yang
membandingkan penyelenggaraan sistem pendidikan di satu negara dengan negara
yang lainnya. Salah satu perbedaan Pendidikan perbandingan dengan Pendidikan
perbandingan yaitu perbandingan lebih menekankan pada pengetahuan tentang
cara membandingkan, sedangkan perbandingan pendidikan lebih menekankan
pada pengetahuan tentang hasil.

2.2 Kedudukan dan cakupan pendidikan Komparatif


1. Kedudukan

Pendidikan komparatif ditetapkan sebagai salah satu ilmu dasar yang


memperkuat struktur ilmu pendidikan. Sebagai ilmu dasar, pendidikan komparatif

5
dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pendidikan baik dalam satu negara
maupun sebagai hasil penelitian perbandingan antar sistem pendidikan antar
negara.

Secara keseluruhan, setidaknya ada dua temuan penelitian yang diidentifikasi.


ilmu ini, yaitu:

(1) menemukan pola umum penyelenggaraan pendidikan seiring tren


pendidikan dunia dan
(2) mengembangkan berbagai tipologi pendidikan yang terjadi di
berbagai wilayah di dunia.

Segala temuan penelitian dapat memerkaya pengetahuan pendidikan.

Menurut Van Cleve Morris (Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto dan Dwi
Siswoyo, 1995), ada dua kelompok ilmu-ilmu dasar yang selalu memberikan
kontribusi dalam pendidikan. Dua kelompok disiplin ilmu utama adalah:

(1) landasan filosofis dan sejarah pendidikan dan


(2) landasan sosiologis dan psikologis pendidikan.

Dari kedua kelompok ilmu dasar tersebut kemudian berkembang empat jenis ilmu
dasar, yaitu:

(1) filsafat pendidikan,


(2) sejarah pendidikan,
(3) sosiologi pendidikan, dan
(4) psikologi pendidikan.

Dalam perkembangan selanjutnya, pada keempat jurusan tersebut, ilmu-ilmu


dasar yang menunjang konstruksi ilmu pendidikan saja tidak cukup, namun ilmu
tersebut semakin berkembang. Sebagaimana dikemukakan oleh Frank H.
Blackington dan Robert S. Patterson (Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, & Dwi
Siswoyo, 1995), yang menyebut pendidikan komparatif sebagai ilmu dasar
pendidikan. Menurutnya landasan pendidikan adalah:

6
(1) filsafat pendidikan,
(2) sejarah pendidikan,
(3) ekonomi pendidikan,
(4) politik pendidikan,
(5) sosiologi pendidikan,
(6) antropologi Pendidikan,
(7) psikologi pendidikan,
(8) estetika pendidikan dan,
(9) pendidikan perbandingan.

2. Cakupan

Kajian pendidikan perbandingan biasanya mencakup dua hal penting, yaitu


studi area dan studi tematik dalam bidang Pendidikan.

Studi area Penelitian ini ditujukan pada bidang tertentu yang mencoba
mempelajari sistem pendidikan dengan memperhatikan konteks ekonomi, sosial,
politik dan budaya. Satu wilayah dapat mencakup satu negara atau beberapa
negara yang diselidiki. Misalnya mempelajari sistem pendidikan di kawasan Asia
Tenggara yang meliputi beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei
Darussalam, Filipina, Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, Laos, dan
Indonesia; atau wilayah yang dipimpin Malaka, hanya terdiri dari Malaysia dan
Singapura; Anda juga dapat menjelajahi daerah-daerah di Brunei Darussalam.

Studi tematik lebih bertujuan pada kajian topik pendidikan tertentu. Misalnya
topik: manajemen sekolah, reformasi kurikulum, mutu lulusan, otonomi lembaga
pendidikan, privatisasi perguruan tinggi, pendidikan anak usia dini, integrasi
pendidikan sekolah dan luar sekolah, peningkatan mutu guru, penguatan pengaruh
kejuruan, organisasi pelatihan, memperkaya sumber belajar, dll. Kedua bidang
penelitian di atas mewakili batas-batas penelitian yang dilakukan oleh para ahli
pendidikan perbandingan pada umumnya. Kedua bagian ini bukan merupakan
pilihan, melainkan dapat diselesaikan secara bersamaan dalam studi banding ilmu
pendidikan.

7
2.3.Komparasi pendidikan di berbagai negara
Pendidikan adalah suatu sistem dengan komponen pendukung yang
bertujuan untuk mencapai tujuan mencerdaskan masyarakat. Setiap negara
mempunyai tujuan dan sistem pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan visi
dan misi negaranya. Kualitas pembangunan pendidikan Indonesia dapat diukur
melalui perbandingan dengan negara lain dengan melihat aspek pendidikan di
seluruh dunia. Perspektif global pendidikan dapat dilihat melalui empat aspek
yaitu guru, siswa, kurikulum dan tujuan pendidikan. Aspek-aspek tersebut harus
dikaji untuk membandingkan kinerja pendidikan Indonesia dengan negara lain.

Menurut pendapat Kendall dan Nicholas Hanc yang dikutip Nuri (2002:4),
tujuan pendidikan perbandingan adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip apa
yang melatarbelakangi berkembangnya sistem pendidikan nasional. Pada tahun
2011, pencapaian pendidikan di Indonesia mengalami penurunan. Jika pada tahun
2010 Indonesia menduduki peringkat ke-65 dari 127 negara yang disurvei
UNESCO, kini Indonesia berada di peringkat ke-69 pada tahun 2011. Hal ini
sungguh mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia yang telah menganggarkan
20% dari total APBN untuk pendidikan.

Indonesia memang masih lebih baik dari negara tetangga yakni, Filipina,
Kamboja, dan Laos. Tetapi bagaimana dengan negara tetangga yang lain yang
berada dalam satu wilayah Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei
Darussalam. Ketiga negara tersebut berada jauh diatas Indonesia dalam hal
pendidikan. Berikut adalah perkembangan sistem pendidikan di beberapa negara.

1. Sistem pendidikan di Indonesia

Pasca kemerdekaan, sistem pendidikan di Indonesia mengalami serangkaian


transformasi dari sistem persekolahannya (Assegaf, 2003: 267-268). Hal ini bisa
dilihat dengan adanya perubahan undang-undang tentang pendidikan, yaitu UU
No.4 Tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk
seluruh Indonesia dan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pendidikan di Indonesia selama ini belum mampu menghasilkan lulusan

8
yang dapat diandalkan dalam menciptakan lapangan kerja, bahkan lulusan yang
dihasilkan juga masih disangsikan kualitasnya. Dalam prakteknya hal tersebut
memang telah mengalami perkembangan meski hanya sedikit yang merupakan
akibat reformasi kurikulum yang masih diperoleh dampak dari kurikulum lama
(colonial).

Dari sisi kualitas pendidikan, Indonesia menduduki peringkat terburuk di


antara 12 negara Asia dan ASEAN. Hal ini antara lain ditandai dengan rendahnya
kualitas dan relevansi pendidikan di banyak sekolah dasar. Tenaga pendidik di
Indonesia masih jauh dari kata profesional, masih banyak guru yang mengajar
tidak pada kompetensinya dan bahkan mengajar lebih dari satu pelajaran atau
berpindah tempat mengajar dari satu sekolah ke sekolah lain hanya untuk
mencukupi kebutuhan ekonominya. Sikapnya yang otoriter sering-kali membuat
siswa menjadi kaku dan tidak berkembang.

Ujian Nasional (UN) dijadikan sebagai patokan kelulusan siswa dalam


penguasaan materi pada jenjang pendidikan tertentu tanpa mengindahkan aspek
lainnya, yang bisa juga dinilai sebagai bahan pertimbangan oleh tenaga pendidik.
Sistem pembelajaran seperti ini membuat siswa sulit berkembang dalam usahanya
menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Selanjutnya berbicara mengenai alat pendidikan. Alat pendidikan disini tidak


hanya berupa fasilitas sekolah seperti ruang kelas, meja, kursi, dsb. Yang akan kita
sebut sebagai alat pendidikan di lapangan, sedangkan kurikulum, silabus, dan
rencapa pelaksanaan pembelajaran (RPP) juga merupakan alat pendidikan yang
akan kita sebut sebagai alat pendidikan di luar lapangan. Sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa kurikulum pada setiap negara berbeda dan biasanya mengikuti
keinginan negara masing-masing dengan acuan prospek jangka pendek dan jangka
panjang.

Di Indonesia, fasilitas di lapangan sangat minim dari ideal yang diharapkan.


Banyak sekali sekolah-sekolah dalam kondisi rusak dan tak layak pakai hingga
fasilitas penunjang lainnya. Sistem pendidikan Indonesia menjadikan UN sebagai

9
tolak ukur kelulusan dan jika ingin masuk ke jenjang berikutnya masih terdapat
tes lagi.

Dalam system pendidikan di Indonesia, tujuan pendidikan mengarah pada


ketercapaian pada faktor kognitif (kecerdasan/intelektual), afektif (beriman,
bertakwa, berakhlak) dan psikomotor (potensi, kemampuan, skill, keahlian).
Pendidikan berusaha membentuk manusia menjadi individu yang integral dalam
kehidupan dimasyarakat. Mengembangkan intelektual dan keyakinan yang dianut
oleh masing-masing individu untuk mengembangkan kualitas hidup demi
mencapai kemakmuran dan kemajuan bangsa.

Di Indonesia pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada


standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah
ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik. Indonesia berusaha mengembangkan potensi-
potensi yang ada, dengan menerapkan system desentralisasi dimana semua
berkontribusi dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Kurikulum pendidikan dasar disusun untuk mencapai tujuan pendidikan


dasar. Kurikulum pendidikan dasar adalah rencana dan pengaturan isi dan materi
yang ditetapkan pembelajaran dan metode yang digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan karena kegiatan belajar mengajar sekolah dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI) dan SMP atau Madrasah Tsanawiyah (MTS). SD yang
bersangkutan adalah MI, sedangkan SMP adalah MTS. Bedanya, sekolah dasar
dan menengah berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional (Departemen
Pendidikan Nasional) sedangkan MI dan MTS berada di bawah Kementerian
Pendidikan Nasional Sahabat Agama (Kementerian Agama). Selain itu, komposisi
kurikulum MI dan MTS memiliki agama lebih banyak dengan total rasio 70%.
30% agama, sedangkan sekolah dasar dan menengah hanya menyediakan
Pendidikan dua jam pendidikan agama per minggu.

10
2. Sistem pendidikan di Malaysia

Kurikulum Malaysia dikenal dengan AKTA 550. Pendidikan di Malaysia


bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan untuk memajukan
masyarakat dan negara. Rakyat Wajib bagi orang tua dengan anak berusia 6 tahun
Kirimkan anak Anda ke sekolah (jika Anda tidak menyekolahkan anak Anda,
Anda bisa terkena denda 5.000 ringgit atau 6 bulan penjara). Menteri Pendidikan
Malaysia berasal dari pendidikan. Guru sekolah dasar S2 diperlukan. Terletak di
Kementerian Raja Malaysia (hanya dibayar bulanan). Guru terlatih (guru sandara)
atau di Indonesia terkenal dengan pegawai negerinya. Jenjang guru ada 3 yaitu

(1) guru pendamping selama 3 tahun,


(2) master guru,
(3) kepala sekolah.

Pembiayaan standar hanya Rp 187.000 per tahun. Dana lainnya diterima dari
persatuan ibu-ayah guru (25 ringgit). Jika anak Anda duduk di kelas 6, Anda harus
membayar 70 ringgit, jadi pendidikan di Malaysia juga bisa dilakukan selain itu
digunakan secara turun-temurun.

Pendidikan di Malaysia dikendalikan oleh dua departemen pemerintah


Kementerian Pendidikan (Kementerian Pendidikan) menangani PAUD, SD, di
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Kementerian Pendidikan
menangani masalah pendidikan tinggi Pendidikan Tinggi (Kementerian
Pendidikan Tinggi). Terlepas dari pendidikan pemerintah federal setiap negara
bagian bertanggung jawab Kementerian Pendidikan mengoordinasikan masa
depan permasalahan pendidikan di wilayah tersebut.

Regulator utama pendidikan adalah UU Pendidikan pada tahun 1996.


Pendidikan dapat diperoleh melalui sistem sekolah multibahasa publik yang
menawarkan pendidikan gratis semua warga Malaysia.

11
3. Sistem pendidikan di Singapura

Pendidikan di Singapura dikelola oleh Departemen Pendidikan (MOE)


yang memimpin pengembangan dan pengelolaan sekolah negeri menerima uang
dari negara, tetapi juga memiliki konseling dan supervisi di sekolah swasta.
Terdapat perbedaan antara sekolah swasta dan negeri pada tingkat dan sejauh
mana otonomi kurikulum dukungan dan pendanaan pemerintah, beban biaya
kuliah mahasiswa peraturan penerimaan siswa dan pendidikan tinggi.

Biaya pelatihan biasanya sekitar 20 persen dari anggaran negara tahunan


yang mendukung pendidikan pemerintah dan dukungan pemerintah untuk
pendidikan swasta di Singapura dan pendanaan untuk program Edusave dengan
biaya yang sama secara signifikan lebih tinggi untuk non-warga negara. Pada
tahun 2000 Undang-Undang Wajib Sekolah mengkodifikasikan sekolah wajib
anak usia sekolah dasar (kecuali penyandang cacat) dan kegagalan orang tua dapat
dianggap sebagai kejahatan. Pengecualian diperbolehkan untuk lem-
homeschooling atau bentuk keagamaan penuh waktu, tetapi orang tua harus
meminta pengecualian dari departemen Pendidikan dan memenuhi persyaratan
minimum.

Bahasa utama Singapura adalah Bahasa Inggris, yang secara resmi


ditetapkan sebagai bahasa pertama sistem pendidikan lokal 1987. Bahasa Inggris
adalah Bahasa pertama yang pernah dipelajari separuh anak-anak saat mereka
mencapai usia prasekolah dan menjadi lingkungan utama mengajar sebelum
sekolah dasar. Meskipun Bahasa Melayu, Mandarin, dan Tamil juga merupakan
bahasa resmi, sedangkan bahasa Inggris adalah bahasa pengantar untuk hampir
semua mata pelajaran dengan pengecualian bahasa resmi, bahasa ibu dan literatur
bahasa-bahasa tersebut, mereka biasanya tidak diajarkan dalam bahasa Inggris,
meskipun memang demikian peraturan penggunaan bahasa Inggris pada tahap
dasar. Sekolah tertentu memiliki bantuan khusus untuk mendorong lebih banyak
pengeluaran dalam bahasa ibu dan terkadang juga bisa mengajar mata pelajaran
dalam bahasa Mandarin. Beberapa sekolah punya eksperimen dengan kurikulum
yang menggabungkan mata pelajaran bahasa dengan matematika dan sains,

12
menggunakan bahasa Inggris dan beberapa bahasa lainnya. Sistem Pendidikan
Singapura telah digambarkan sebagai "pemimpin dunia" Pada tahun 2010.

2.4. Implikasi Landasan Komparasi dalam Pendidikan di Indonesia

Berdasarkan kondisi sistem pendidikan di berbagai negara. Oleh karena


itu, Indonesia perlu melaksanakan reformasi Pendidikan yang tepat. Sistem
pendidikan untuk masyarakat pada dasarnya harus selaras dengan filosofi dan
budaya seseorang. Adopsi suatu sistem atau gagasan dalam bidang Pendidikan
negara lain, penerapannya harus dipelajari terlebih dahulu dari budaya yang ada.
Begitu pula di negara lain, pendidikan harus disesuaikan dengan budayanya dan
filsafat nasional. Dalam tinjauan sistem pendidikan di berbagai negara ada
beberapa hal di negara ini yang perlu direformasi oleh sistem pendidikan di
Indonesia antara lain sebagai berikut

Yang pertama berkaitan dengan kurikulum. Ketika menyetujui kurikulum,


kita harus memperhatikan fitur-fiturnya terhadap siswa. Misalnya saja kurikulum
yang diterapkan di sekolah di Jepang sangatlah sulit. Hal ini wajar karena alasan
kinerja pengetahuan dan motivasi siswa relatif tinggi dan setara di Jepang.
Namun, jika kurikulum seperti itu diperkenalkan di Indonesia, kemampuan
kognitif siswa berada pada tingkat sedang, hal ini mengejutkan siswa, guru, dan
orang tua. Bahkan banyak orang tua siswa yang berpendapat demikian mendidik
anak-anak mereka di rumah karena kurikulum sekolah standar dianggap hamil.
Oleh karena itu, penyusunan kurikulum harus dilakukan dengan melihat
kemampuan dan usia siswa.

Kedua, pendidikan moral harus digalakkan di Indonesia mulai sejak dini,


karena moralitas adalah syarat terpenting untuk sukses dalam perkembangan
masyarakat nasional. Apa yang dipresentasikan oleh sebuah sekolah dasar di
Jepang akan berlanjut di seluruh universitas. Oleh karena itu moralitas dan budi
pekerti harus ada dalam kurikulum sekolah yang memesan cukup waktu. Pelajaran

13
moral wajib dikembangkan melalui model opini dan system pemeringkatan.
Namun, hal ini tidak dapat dilakukan dalam format pilihan ganda dan uraian
dimana siswa dapat menjelaskan pernyataan-pernyataan tersebut. Pelajaran moral
juga harus mempunyai ruang lingkupnya, memperkuatnya dengan pelatihan
pendidikan kewarganegaraan. Keluarga khususnya ibu, harus ikut serta dalam
pendidikan moral ini.

Ketiga, mengenai peraturan perundang-undangan tentang struktur pendidikan juga


perlu diperbaiki. Deregulasi dan restrukturisasi yang akan dilaksanakan harus
mencakup empat aspek yakni:

a. Orientasi belajar siswa.


b. Profesionalisme guru.
c. Tanggung jawab sekolah
d. Keterlibatan orang tua siswa dan masyarakat sekitar dalam
menyelenggarakan pendidikan.

Secara khusus, hal ini bertujuan untuk reorganisasi dan deregulasi pendidikan
meningkatkan komitmen dan kompetensi guru dan siswa untuk mencapai prestasi
setinggi-tingginya.

Keempat, meningkatkan kualifikasi guru. Guru harus memahami materi


secara mandala (Depth of Understanding) dan mampu menyampaikan materi
secara kreatif dan improvisasi orisinal, sehingga pembelajaran terasa segar dan
natural (pembelajaran otentik). Pemerintah harus merumuskan kebijakan tersebut
dengan mengembangkan kemandirian guru dan lebih banyak kebebasan untuk
sekolah dan guru. Penghargaan terhadap profesi guru juga harus ditingkatkan.
Sekarang, profesi guru merupakan profesi yang terkenal dengan gajinya yang
rendah ini tidak adil mengingat besarnya taruhan mereka dalam melakukannya
demi kemajuan bangsa ini.

14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Asas merupakan kebenaran universal yang dijadikan pijakan berfikir
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses terciptanya pembelajaran
atau Pendidikan. Asas Komparatif adalah kebenaran universal yang dijadikan
pijakan berfikir dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam terciptanya
pembelajaran atau Pendidikan dilihat dari aspek perbandingan-perbandingan.

Pendidikan komparatif dimaksudkan sebagai ilmu yang mengajarkan dan


melatih metode atau prosedur untuk membandingkan dua atau lebih sistem yang
berbeda antar wilayah dan negara. Pendidikan komparatif ditetapkan sebagai salah
satu ilmu dasar yang memperkuat struktur ilmu pendidikan. Sebagai ilmu dasar,
pendidikan komparatif dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pendidikan
baik dalam satu negara maupun sebagai hasil penelitian perbandingan antar sistem
pendidikan antar negara.

Pendidikan komparatif memiliki 2 cakupan yaitu studi area dan studi


tematik dalam pendidikan. Setiap negara mempunyai tujuan dan sistem
pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan visi dan misi negaranya. Kualitas
pembangunan pendidikan Indonesia dapat diukur dengan dibandingkan dengan
negara lain, dengan melihat aspek pendidikan di seluruh dunia. Perspektif global
pendidikan dapat dilihat melalui empat aspek yaitu guru, siswa, kurikulum dan
tujuan pendidikan.

Aspek-aspek tersebut harus dikaji untuk membandingkan kinerja


pendidikan Indonesia dengan negara lain. Dalam tinjauan sistem pendidikan di
berbagai negara ada beberapa hal di negara ini yang perlu direformasi oleh sistem
pendidikan di Indonesia. Yang pertama berkaitan dengan kurikulum. Kedua,
pendidikan moral, ketiga, mengenai peraturan perundang-undangan struktur

15
pendidikan juga perlu diperbaiki, Keempat, meningkatkan kualifikasi guru,
Kelima, anggaran harus ditinjau ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Nur, Agustiar Syah. (2001). Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara.


Bandung : Lubuk Agung.

Kartono, K. (1992). Pengantar Ilmu Mendidik Teoritik. Bandung.

Mandar Maju. Smith, Dan. (1999). The State of the World Atlas. London:

Penguin Reference

Suwarno. (1988). Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru


(http//:pangisyarwi/indo-jepang/jepang-indo.htm).
www.pakguruonline.pendidikan.net).

Tirtaraharja. (1994). Pengantar Pendidikan. Jakiarta: Depdikbud

Ainayah Mumtahanah A.S.E, dkk. (2020). Kedudukan, Cakupan, dan Tujuan


Studi Pendidikan Komparatif.

Rohman, A. (2010). Pendidikan Komparatif: Dasar-dasar Teori Perbandingan


Pendidikan Antar Bangsa. Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo.

16

Anda mungkin juga menyukai