Anda di halaman 1dari 5

Pencemaran udara (Gunung meletus)

Kalimat pengantar
Bencana adalah suatu kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau
manusia yang merugikan/mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau
aktivitas sampai pada tingkat yang menimbulkan bencana.
Bencana dapat digolongkan menjadi tiga yaitu bencana alam, bencana non-alam
dan bencana sosial (Undang-Undang 12 Republik Indonesia No. 24 Tahun
2007).
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang terjadi karena faktor alamiah, seperti objek yang akan kita bahas
pada kali ini, mengenai bencana alam yang dapat menimbulkan pencemaran
udara

Penyebab
Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di
dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi dengan
kata lain gunung meletus adalah bencana yang terjadi karena aktivitas alamiah.
Letusan gunung berapi merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang disebut
erupsi. Gunung berapi memiliki kumpulan endapan material yang keluar pada
saat terjadinya letusan. Material tersebut meliputi abu dan batuan dengan
berbagai ukuran Ketika meletus, sebuah gunung berapi dapat melontarkan
berbagai material hingga puluhan kilometer jauhnya. Letusan gunung berapi
merupakan salah satu bencana alam yang banyak menimbulkan berbagai
kerusakan dengan total kerugian yang besar karena menghancurkan areal
pemukiman, pertanian penduduk dan dampak berat seperti pencemaran udara
oleh gas beracun.
Menurut sumber penghasil emisi, polutan udara dibagi menjadi dua, yaitu
sumber alami dan sumber antropogenik. Letusan gunung api termasuk sumber
alami penghasil emisi alam. Emisi vulkanik inilah yang menyebabkan
terjadinya pencemaran udara yang sangat parah, pencemaran udara dengan
emisi gunung meletus sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Sumaryati, (2014)
menyatakan bahwa erupsi dari gunung api mengemisikan gas-gas vulkanik
antara lain karbonmonooksida (CO), karbondioksida (CO2), asam sulfida
(H2S), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), uap air (H2O), gas
hidrogen (H2), asam klorida (HCl), dan asam fluorida (HF) dengan konsentrasi
tinggi sehingga bersifat racun (toksik).
Akibat
penyebaran dari pencemaran udara oleh gas-gas emisi gunung meletus dapat
mencapai ribuan kilometer. Dampak dari hal tersebut yakni:
Pencemaran udara dengan erupsi gunung meletus selain menghasilkan SO2 juga
menghasilkan debu-debu yang berdampak pada lingkungan atmosfer, jangkauan
jarak pandang/ visibilitas terutama untuk sektor penerbangan menjadi hanya
beberapa meter saja dan terganggu begitupun untuk aktivitas biasa lainnya.
Pencemaran udara oleh debu vulkanik yang baru saja jatuh memiliki
kandungan lapisan asam yang dapat menyebabkan iritasi pada paru, mata dan
kulit. Debu vulkanik terbentuk selama letusan gunung berapi dan debu vulkanik
tersusun dari fragmen batuan halus, mineral dan kaca, debu yang keras, kasar,
agak korosif dan tidak larut dalam air. kandungan debu vulkanik terutama
tentang mineral kuarsa, kristobalit atau tridimit, itu adalah kristal silika bebas
yang diketahui menyebabkan silikosis, penyakit paru yang berpotensi
menimbulkan kematian.
Paparan abu vulkanik dapat memperparah kondisi orang-orang yang sudah
memiliki riwayat penyakit pernapasan seperti asma atau bronkitis. Selain itu,
partikel abu vulkanik juga dapat masuk ke mata dan mengiritasinya. Partikel
abu yang tajam bisa menggores permukaan mata, sehingga mata terasa tidak
nyaman, gatal, dan menjadi kemerahan. Diperparah dengan iritasi kulit pada
beberapa orang yang diakibatkan paparan abu vulkanik langsung atau
menggunakan air yang terkontaminasi.
Pencemaran udara dari hujan debu vulkanik juga dapat menghalangi sinar
matahari, mengurangi visibilitas dan dapat menyebabkan keadaan gelap gulita
di siang hari. Hal ini dapat menimbulkan guntur dan kilat yang terjadi karena
adanya gesekan antara partikel halus di udara. Kualitas udara yang menurun
akibat hujan abu vulkanik dapat merusak bangunan dan mengganggu berbagai
infrastruktur seperti jalan, lampu penerangan hingga sumber listrik
Dan Itulahh beberapa akibat buruk ketika terjadi pencemaran udara yang
disebabkan oleh letusan gunung berapi
Solusi
ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari pencemaran
udara oleh abu vulkanik
 Menggunakan masker untuk mencegah partikel abu masuk ke saluran
pernapasan. Penting diketahui bahwa membasahi masker atau kain tidak
akan meningkatkan kemampuan masker dalam menyaring abu vulkanik.
 Menggunakan kaca mata atau pelindung mata untuk mencegah abu
masuk ke mata.
 Hindari menggunakan lensa kontak karena dapat mengiritasi mata.
 Menggunakan pakaian lengan panjang untuk melindungi kulit.
 Menutup pintu dan jendela apabila berada di ruangan jika
memungkinkan.
 Menutup tempat penampungan air. Jika sumber air minum terkontaminasi
abu, maka gunakan sumber air yang lain.
 Hindari bepergian kecuali ada hal penting. Berkendara saat banyak abu
berbahaya bagi kesehatan. Abu dapat menyebabkan jalan menjadi licin.
Abu juga dapat menyumbat mesin kendaraan dan menyebabkan
kendaraan mogok.
 Membuat Daerah aliran udara, hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
pedoman untuk pembuatan jalur evakuasi warga sekitar gunung api jika
erupsi terjadi. Jalur evakuasi ini dibuat tidak hanya berdasarkan informasi
daerah aliran udara erupsi gunung api, tetapi juga berdasarkan informasi
aliran sungai serta informasi spasial lainnya yang mendukung.

Kandungan Kimia
Sumaryati, (2014) menyatakan bahwa udara erupsi dari gunung api
mengemisikan gas-gas vulkanik antara lain karbonmonooksida (CO),
karbondioksida (CO2), asam sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), nitrogen
dioksida (NO2), uap air (H2O), gas hidrogen (H2), asam klorida (HCl), dan
asam fluorida (HF) dengan konsentrasi tinggi sehingga bersifat racun (toksik).
Senyawa
CO H2O

CO2
H2

H2S

HCL

SO2

HF

NO2
Icon

Pengantar

Penyebab

Akibat

Solusi

Anda mungkin juga menyukai