Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan kantong kertas (Paper Bag) anti
rayap ramah lingkungan berasal dari limbah organik dengan tambahan kombinasi
ekstraksi rumput vetiver. Penambahan ekstraksi rumput vetiver diperlukan karena
produksi biomassa yang dihasilkan rumput vetiver sangat tinggi, sehingga dapat
menghasilkan banyak senyawa alami yang bersifat pengusir serangga. Komponen kimia
rumput vetiver sangat penting karena memiliki sifat fungisida, herbisida dan insektisida.
Minyak ventiver dan beberapa konstituennya juga bersifat penolak dan beracun bagi
rayap (Hendersen, 2006). Di Kabupaten Semarang penyebaran rumput vetiver cukup luas
dan mudah keberadaannya untuk ditemukan, daerah Banyumanik, Ungaran, dan Ngaliyan
merupakan titik central lokasi penyebaran rumput vetiver di Kabupaten Semaranag . Sedangkan
Limah organik yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan produk berupa limbah
jerami padi dan batang pisang bersumber dari beberapa kawasan pertanian di Kabupaten
Semarang.
Badan Pusat Statistik (2019) menyatakan produksi padi lahan sawah di Kabupaten
Semarang pada tahun 2018 sebesar 247.761 ton dan berpotensi menghasilkan bahan
kering jerami padi sebesar 408.723,06 ton. Umumnya Jerami padi merupakan limbah
pertanian yang sebagian besar menjadi bahan buangan sehingga terpaksa dibakar oleh
para petani. Pembakaran jerami ini tentunya dapat menyebabkan polusi udara dan
gangguan kesehatan petani dan masyarakat sekitar. Sedangkan batang pisang banyak
ditemukan karena terbuang sia-sia setelah panen, limbah batang pisang yang hanya
dibiarkan saja lama-kelamaan akan membusuk. Hal ini tentunya menimbulkan sampah
sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.
Plastik merupakan salah satu material yang sering digunakan oleh banyak
orang/industri untuk mengemas suatu produk/barang. Sampah berbahan plastik
setidaknya membutuhkan waktu 20-450 tahun agar dapat terurai di alam. World wildlife
fund and nature (WWF) pada tahun 2020 menyebutkan bahwa polusi akibat penggunaan
plastik telah menjadi krisis global. Setiap tahun, rata-rata 8 juta ton plastik memasuki
lautan. Apabila volume sampah plastik terus meningkat sebanyak empat kali lipat antara
tahun 2010 hingga 2050, WWF memprediksi bahwa jumlah sampah plastik dilautan akan
lebih banyak daripada populasi ikan yang ada (WWF, 2020). Berdasarkan kondisi
lingkungan yang tercemar karena limbah plastik, maka perlu ada alternatif untuk
menyelesaikan permasalahan lingkungan tersebut. Seiring tumbuhnya kesadaran akan
permasalahan sampah plastik, Pemerintah melarang penggunaan kantong plastik di toko
ritel dan swalayan. Sebagai pengganti kantong plastik, toko ritel/swalayan tersebut
menyediakan tas “ramah lingkungan” berbahan kain sebagai wadah belanja para
konsumennya. Penggunaan kantong tas berbahan kain belum diketahui efektivitasnya
dalam mengurangi sampah plastic di Indonesia. Kebijakan ini tentu perlu disikapi dengan
baik agar tidak menimbulkan masalah sampah baru karena belum diketahui berapa lama
waktu yang diperlukan kantong tas tersebut untuk dapat terurai di alam. Salah satu jenis
kemasan yang aman digunakan untuk lingkungan adalah kantong berbahan kertas (paper
bag). Melalui pembuatan produk Paperita: Paper Bag Limbah Jerami Padi ( Oryza
sativa ) dan Pelepah Pisang ( Musa paradisiaca ) dengan Ekstrak Daun Mint sebagai Tas
Anti Rayap Ramah Lingkungan, diharapkan dapat mengatasi permasalahan lingkungan
dan permasalahan sampah plastik diindonesia.
b. Peluang Pasar
Peluang pasar produk (Paperita) Paper bag limbah jerami padi (Oryza sativa) dan
pelepah pisang (Musa paradisiaca) dengan ekstrak daun mint sebagai tas anti rayap ramah
lingkungan dinyatakan menggunakan tabel analisis SWOT berikut :
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada Cash flow selama satu tahun, perencanaan
bisnis dengan modal awal Rp. 8.050.000, menghasilkan produk Paperita sebanyak 2.100
buah pertriwulan dengan penjualan Rp. 5.000, per produk.
= 525.000
5.000 - 250
= 110 unit
Dari penjelasan diatas kita dapat melihat bahwabahwa bisnis akan mencapai titik impas pada
penjumlahan penjualan ke 110 unit dalam kurun waktu 1 bulan.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai B/C Ratio
lebih dari 1. Sehingga bisa dikatakan bahwa bisnis Paperita (paper bag ramah lingkungan)
yang memiliki ekstrak daun mint sebagai anti rayap layak dijalankan. Produk Paperita yang
kami buat merupakan inovasi baru dalam pembuatan paper bag yang belum pernah
dikembangkan hingga saat ini.
Hal tersebut dikarenakan pengusaha lebih memilih sesuatu hal yang praktis tanpa
memikirkan efek jangka panjang dibandingkan hal yang sulit dalam membangun usaha. Jadi,
inovasi pembuatan Paperita (paper bag ramah lingkungan) dengan ekstrak daun mint
sebagai anti rayap layak dikembangkan sekaligus meningkatkan kemampuan berwirausaha
bagi mahasiswa.
Strategi Penjelasan
Pemasaran
Teknik Produksi
a. Alat produksi
b. Bahan produksi
Bahan produksi yang digunakan dalam pembuatan Paperita: Limbah batang pisang,
Limbah jerami padi, NaOH 15%, Aquades. Daun mint, dan Alkohol 96%
c. Cara pembuatan
1. Tahap Reproduksi
a) Melakukan observasi kepada petani untuk melihat potensi limbah padi dan juga
pelepah pisang yang sudah tidak dimanfaatkan.
b) Mengumpulkan limbah jerami padi dan pelepah pisang serta daun mint untuk
pembuatan ekstrak.
c) Menyiapkan alat dan bahan.
2. Tahap produksi
a. Pembuatan pulp kertas
a) Sampel limbah jerami padi dan batang pisang yang diperoleh dikering
anginkan sebelum diproses dalam tahapan selanjutnya.
b) Limbah jerami padi dan batang pisang yang telah kering masing-masing
dipotong menjadi ukuran yang kecil kemudian diblender selama 15 menit.
Potongan sampel yang telah diblender dipisahkan kemudian dikering
anginkan.
c) Dimasukkan ke beaker glass dan ditambah dengan NaOH 15%.
d) Dimasak dengan autoclave selama 2 jam, suhu 120oC dengan tekanan 17,5
psi.
e) Dicuci dengan air mengalir dan dioven selama 15 menit.
f) Diperoleh pulp kering jerami padi dan batang pisang.
b. Pembuatan ekstrak
a) Sebanyak 1 kilogram daun mint dibersihkan dengan air mengalir lalu dipotong
kecil-kecil.
b) Sebanyak 1 kilogram daun mint dimasukkan kedalam wadah dan ditambahkan
etanol sebanyak 96%, selama 3 hari sambil diaduk 3 kali sehari.
c) Kemudian disaring dan diambil filtrat dan residu nya, Residu diremaserasi 2
kali dengan masing-masing 3,5etanol 96% dengan perlakuan yang sama.
d) Hasil maserasi kemudian disaring lalu diuapkan dengan alat vaccum dry
sampai diperoleh ekstrak kental.
c. Pengaplikasian
a) Kertas yang sudah di cetak kemudian di rendam dengan estrak daun mint
selama 24 jam.
b) Kemudian kertas diangkat lalu di keringkan.
c) Kemudian kertas di ujikan pada rayap.
3. Tahap Pascaproduksi
a) Sesuaikan ukuran kertas dengan ukuran tas kertas yang akan dibuat.
b) Lipat sisi panjangnya, sisakan sekitar 2 cm guna merekatkan dengan lem kertas.
c) Kemudian lipat sisa kertas tadi ke sisi luar.
d) Lipat sisi kanan dan kiri kertas.
e) Untuk membuat bagian bawah paper bag, lipatlah bagian bawah sesuai kebutuhan
seberapa lebar barang yang ingin ditaruh di dalam. Misalnya, jika ingin memuat
barang berukuran besar, buatlah lipatan selebar 15 cm atau lebih. Sebaliknya, jika
memuat barang berukuran kecil, buatlah lipatan kurang lebih 10 cm.
f) Rapikan setiap garis lipatan di paper bag supaya terbentuk sesuai bentuk tas
g) Langkah terakhir, lubangi bagian atas agak tengah paper bag untuk menautkan
tali. Tali inilah yang kemudian sebagai pegangan membawa tas.
h) Tambahkan label produk pada paperbag dan paperbag siap digunakan.
4. Tahap Pemasaran
a) Pemasaran digital
Memasarkan produk Paperita melalui media sosial yaitu Instagram, Tiktok,
Whatsapp, Shopee.
b) Pemasaran Konvensional
Strategi secara konvensional dilakukan dengan cara menyebar brosur yang berisi
informasi maupun berinteraksi secara tatap muka dengan pembeli. Selain itu
produk dapat digunakan pada toko-toko ritel maupun sebuah PT, seperti indomart,
alfamart, dll.
Riset potensi
bahan baku
Riset pasar
potensi
Pelaksanaan
PKM-K
Uji sifat fisika Uji Respons Rayap
Produk
Paperita
1.Tampilan produk
Peningkatan
2.Kualitas produk
produk
1. Promosi
Promosi dan secara daring
pemasaran 2. Pemasaran
secara daring
Analisis
ekonomi usaha Evaluasi
1. Produk
2. Manajemen
Evaluasi pemasaran
pelaksanaan 3. Manajemen
PKM-K keuangan
4. Pelaksanaan
program
3.3 Evaluasi
a. Evaluasi produk
Evaluasi produk berupa tampilan produk meliputi kualitas produk dan kemasan produk.
b. Evaluasi manajemen pemasaran
Evaluasi manajemen pemasaran meliputi strategi, promosi, tempat, dan target pemasaran
produk.
c. Evaluasi manajemen keuangan
Evaluasi manajemen keuangan meliputi analisis laporan keuangan, biaya variabel per
unit, biaya tetap dan biaya total, pendapatan dan keuntungan, serta biaya produksi.
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan meliputi jumlah produk Paperbag yang laku terjual dan keuntungan dari
kegiatan produksi.