Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 1

Nama : Nurwahid Dimas Saputro (F4401201004)

Putri Nadia Teja (F4401201032)

Owen Rantelino (F4401201013)

Kelas :K1

1. Polutan timbul berasal dari peristiwa letusan gunung berapa


Jawab:
Saat peristiwa letusan gunung berapi, polutan yang ditimbulkan seperti
sulfurdioksida (S02), hidrogen sulfida (H2S), karbon monoksida (CO), nitrogen
(NO2), dan karbondioksida (CO2). Nah, zat-zat ini yang membahayakan kesehatan
manusia bila terpapar dalam jumlah yang berlebih. Sementara itu, untuk kandungan
abu vulkanik, abunya mengandung mineral kuarsa, kristobalit, atau tridimit. Zat ini
adalah kristal silika bebas atau silikon dioksida (SiO2) yang bisa menyebabkan
penyakit paru yang fatal atau silikosis. Abu silikosis sangat halus dan menyerupai
pecahan kaca.

2. Dampak yang terjadi akibat polutan yang timbul berasal dari letusan gunung
berapi.
Jawab:
1. Bermacam material yang dikeluarkan gunung berapi dapat memicu
munculnya bibit penyakit, mirip infeksi saluran pernapasan, batuk-batuk,
sakit kulit, serta sebagainya.
2. Terjadinya kecelakaan dampak jalanan yg licin berdebu, kuliner terkotori
racun
3. Hujan debu yang menghalangi pandangan serta mencemari udara kurang
lebih yang sebagai penyebab pemanasan dunia
4. Lahar panas menyebabkan kebakaran hutan, sehingga ekosistem hutan
terancam. Termasuk satwa yang tinggal pada dalamnya.
5. Kegiatan warga semuanya terhenti, sehingga roda perekonomian berhenti.

3. Seberapa jauh polutan yang berasal dari letusan gunung berapi dapat
terdispersi

Awan debu vulkanik dapat terdispersi dengan radius antara 30 Km sampai 50


Km dari Gunung berapi yang meletus pada ketinggian antara 3500 m sampai
dengan 6000 m atau 11.000 feet sampai dengan 25.000 feet dari permukaan laut.
Material debu vulkanik merupakan materil pyroclastic berukuran antara 0,3 sampai
30 mikron, apabila terdispersi dan terhirup oleh manusia maka akan menyebabkan
gangguan pada saluran pernafasan dan bisa menyebabkan iritasi serta dapat pula
berdampak pada lingkungan.

4. Peraturan yang terkait dengan polutan dari letusan gunung berapi (terutama
baku mutu)
Jawab:

Peraturan direktur jenderal perhubungan udara Nomor KP 153 Tahun 2019


Tentang : Tata Cara dan Prosedur Collaborative Decision Making (CDM)
Penanganan Dampak Abu Vulkanik Terhadap Operasi Penerbangan Menggunakan
Media Integrated Web Based Aeronautical Information System Handling (I-Wish)

5. Pengendalian polutan yang ditimbulkan dari letusan gunung berapi

Letusan gunung berapi menimbulkan polusi karena adanya gas-gas yang


berbahaya, biasanya karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur
dioksida (SO2), hidrogen klorida (HCL), dan masih banyak lagi yang keluar
bersama material. Polutan yang timbul dalam jumlah besar ini memerlukan
pengendalian dalam skala yang masive pula. Seperti dengan adanya hujan. Air
hujan yang turun membuat debu-debu atau partikel yang berada di udara menjadi
turun ke bumi bersamaan dengan air. Udara perlahan akan bersih dari polutan
apabila frekuensi air yang turun juga besar. Akan tetapi, hujan tidak dapat turun
kapan saja sesuai dengan yang diinginkan. Untuk itulah perlu adanya Teknologi
Modifikasi Cuaca atau yang disingkat dengan TMC.

Teknologi Modifikasi Cuaca adalah usaha campur tangan manusia dalam


pengendalian sumberdaya air di atmosfer dengan memanfaatkan parameter cuaca
untuk tujuan menambah atau mengurangi intensitas curah hujan pada daerah
tertentu. Sejumlah partikel higroskopik yang dibawa dengan pesawat sengaja
diinjeksikan langsung ke dalam awan agar proses pengumpulan butiran tetes air di
dalam awan segera dimulai. Pelepasannya bisa dilakukan di bawah dasar awan atau
bisa juga dilepas langsung ke dalam awan. Umumnya bahan semai yang digunakan
dalam TMC adalah berupa NaCl berbentuk bubuk halus (powder) yang mempunyai
ukuran diameter sekitar 10 mikron. Bahan semai ini dilepaskan ke dalam awan
melalui airscooper yang terpasang di bagian bawah pesawat.
Pengendalian berikutnya adalah program pengadaan air purifier di setiap rumah,
gedung, maupun setiap bangunan yang menjadi tempat aktivitas manusia. Air
purifier akan menyaring polutan-polutan berbahaya yang berada di udara. Alat ini
akan dipasang di ventilasi-ventilasi udara. Sehingga hal ini bisa meminimalisir
terhirupnya gas-gas berbahaya. Langkah pengendalian berikutnya adalah
melakukan penanaman-penanaman pohon di area yang memiliki banyak
kandungan polutan gas-gas seperti karbon dioksida, karbon monoksida dan lainnya.
Tanaman memiliki kemampuan untuk menyerap gas-gas tersebut dalam melakukan
proses fotosintesis, sehingga perlahan polutan-polutan tersebut dapat menghilang.

Anda mungkin juga menyukai