Anda di halaman 1dari 21

INTRUSI AIR LAUT

INTRUSI AIR LAUT


• Proses masuknya air laut menggantikan air tawar
• Contoh beberapa tempat yg telah mengalami
intrusi air laut:
Belanda
USA
Jakarta
• Aqifer yang telah terkontaminasi air laut menjadi
tidak dapat digunakan sebagai sumber air bersih
bagi air minum, industri.
• Upaya dekontaminasi memerlukan biaya yang
mahal
KUALITAS AIR LAUT
1. Kandungan Ion

Air laut terutama dikenal karena kadar garam (salt,


NaCl) yang tinggi. Sesungguhnya kandungan kimiawi
air laut tidak hanya garam NaCl yang terlarut, tetapi
juga mengandung beberapa macam kation dan anion
dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Umumnya
kadar garam dalam air laut dianggap 35 bagian per
seribu dan terdapat variasi misalnya daerah kering,
laut merah, laut tengah, kadar garamnya diatas 35 ppt
Kandungan Ion – Ion Utama Air Laut dengan Salinitas 35 ppt
Jenis Ion Konsentrasi
Khlorida 19,344
Sodium (Natrium) 10,773
Sulfat 2,712
Magnesium 1,294
Kalsium 0,412
Kalium 0,399
Bikarbonat 0,142
Bromida 0,0674
Strontium 0,0079
Boron 0,00445
Fluorida 0,00128
2. Salinitas dan Khlorinitas

Kandungan garam, jumlah ion yang terlarut per satuan berat air

S(%) = Berat ion anorganik terlarut dalam garam / 1 kg air laut x 1000

Karena rasio massa dikalikan dengan angka 1000, maka satuan dari
salinitas adalah ppt. kadar garam air laut bervariasi, tetapi umumnya
mempunyai kisaran 33 sampai 37 ppt. salinitas diukur dengan alat
yang disebut salinometer.

dalam khlorinitas, dinyatakan dengan suatu persamaan :

Salinitas = 1,80655 x khlorinitas


dimana khlorinitas didefenisikan sebagai massa (dalam gram) ion
halida, yang dinyatakan sebagai ion khlorida, yang dapat diendapkan
dari 1000 g air laut oleh Ag+.
3. Densitas Air Laut

• Densitas air laut adalah fungsi dari salinitas, suhu, dan tekanan.
• Tetapi parameter ρ ini jarang diapkai dalam oceanografi untuk menyatakan
densitas suatu perairan.
• Sebagai gantinya digunakan parameter lain yaitu σ (sigma).
• Parameter σ ini digunakan hanya untuk kemudahan penulisan.
• Harga ρ (g/cm3) biasanya ditulis sampai 5 desimal di belakang koma. ρ
=1,02570
• Sigma (σ) didefinikan sebagai

 = ( − 1)103
• Menggunakan ρ =1,02570 gr/cm3 maka

 = (1,02750 − 1)103 = 27,50 kg/m 3


• Bila digunakan satuan kg/m3 maka

 = (1027 ,50 − 1000 ) = 27,50 kg/m 3


• Di dalam oseanografi ada beberapa definisi untuk σ

 = ( S ,T , p − 1)10 3
 = ( S ,T , 0 − 1)10 3
  = ( S , , 0 − 1)10 3
• p = 0 adalah tekanan atmosfer p = patm = 0, tekanan di permukaan laut

• Distribusi densitas terhadap kedalaman diperlihatkan oleh gambar

23,0 24,0 25,0 26,0 27,0 28,0

1000m lintang tinggi


Equator

2000m Tropis

3000m

4000m
• Dari gambar di tersebut dapat dilihat kedalaman 2000 m densitas air laut relatif
konstan.
• Lapisan dimana densitas (σt) berkurang dengan kedalaman disebut pynocline.

• Kestabilan kolom air ditentukan oleh stratifikasi dari densitas air laut.
• Stabil: bila harga σt makin besar ke arah lapisan dalam. Tetapi akan mengakibatkan σt
berkurang terhadap kedalaman. Ini bisa saja membuat kita berpikir bahwa kolom air
di daerah palung tersebut tidak stabil.
• Namun bila kita gunakan σθ sebagai pengganti σt kita akan melihat bahwa di palung
sebenarnya tidak terjadi ketidakstabilan kolom air.
PENGARUH SALINITAS
1. Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman

Bagi tanaman, kandungan garam atau salinitas mempuyai efek


yang berbeda – beda terhadap jenis tanaman. Banyak jenis
tanaman yang memang toleran terhadap kandungan air asin
yang tinggi misal pada tanaman yang tumbuh di daerah rawa
pantai. Peningkatan kadar garam adalah :
• Penurunan jumlah air yang diantarkan ke daun, yang
diperkirakan akibat perubahan tekanan osmotis. Akibat
menurunnya perbedaan konsentrasi antara air sel dengan
air tanah yang bergaram.diperkirakan akan menurun
perbedaan tekanan osmotis relatif yang antara lain berfungsi
menghisap air ke daun.
• Menyebabkan daun menjadi layu dan perubahan
metabolisme akar.
Tabel ini memperlihatkan pengaruh salinitas yang dinyatakan dengan
konduktivitas jenuh tanah (Ecs) dalam milimhos / cm, yang diukur dari
ekstraksi tanah yang dijenuhkan dengan air destilasi (aquadest), diaduk,
kemudian diekstraksi dengan penghisap yang dilengkapi dengan saringan,

Jenis Tanaman Nilai Ecs untuk penurunan produksi


10% 25% 50%
Juwawut 12 16 18
Kapas 10 12 16
Kedelai 5,5 7 9
Turi 4 5,5 9
Padi 5 6 8
Jagung 5 6 7
Rami 3 4,5 6,5
Buncis 1,5 2 3,5
Alpokat 1,5 - 4
Jenis Tanaman Nilai Ecs untuk penurunan produksi
10% 25% 50%
Bayam 5,5 7 8
Tomat 4 6,5 8
Broccoli 4 6 8
Kubis (kol) 2,5 4 7
Kentang 2,5 4 6
Ubi jalar 2,5 3,5 6
Selada 2 3 5
Bawang 2 3,5 4
Wortel 1,5 2,5 4
Kacang 1,5 2 3,5
Kurma 8 - 16
Anggur 2,5 - 5
Melon 3,5 - -
Apel 2,5 - 5
Untuk mengetahui secara praktis, seberapa jauh salinitas dapat
mempengaruhi tanaman. Foth (1991) membagi salinitas tanah yang
diukur dari nilai Ecs – nya menjadi 5 kategori, dan pengaruhnya secara
umum terhadap tanaman, yaitu :

1. Ecs 0 sampai dengan 1 : Pengaruh salinitas dapat diabaikan


2. Ecs 1 sampai dengan 4 : Produktivitas tanaman yang sensitif mulai
terganggu
3. Ecs 4 sampai dengan 8 : Produktivitas beberapa tanaman mulai
terganggu
4. Ecs 8 sampai dengan 16 : Hanya tanaman yang toleran yang dapat
memberikan hasil yang baik.
5. Ecs > 16 : Hanya tanaman yang sangat toleran yang dapat
memberikan hasil yang sedikit memuaskan.
2. Pengaruh Salinitas pada Tanah

Pengaruh salinitas pada tanah, terutama terasa pada tanah yang


mempunyai tekstur halus dan mempunyai kandungan liat yang cukup
banyak.
Dapat diliat pada koloid liat yang dikelilingi oleh kation yang
teradsorpsi membentuk lapisan ganda elektrik. Bila kation membentuk
lapisan ganda didominasi oleh Na+, maka koloid liat tidak dapat saling
mendekat dalam jarak yang cukup di mana gaya tarik van der waals
lebih dominan dibanding gaya tolak elektrostatik.

Gaya tolak elektrostatik yang menyebabkan deflokulasi partikel liat


yang disebabkan oleh dua hal :
• Gaya van der Waals hanya efektif bila jarak antara partikel relatif
sangat dekat, padahal kation Na+ dalam air akan di kelilingi oleh
molekul air sehingga diameter lebih besar bila dibandngkan
dengan kation lain.
• Muatan yang dimiliki oleh Na+ lebih sedikit bila dibandingkan
dengan kation divalen lainnya, sehingga netto muatan partikel liat
negatif atau belum sampai pada muatan tititk nol.
3. BIDANG KONTAK (INTERFACE) AIR LAUT DAN AIR TAWAR
Apabila bidang kontak antara air laut dan air tawar bergeser kearah darat maka
terjadi intrusi air laut. Bergesernya bidang kontak antara lain disebabkan:
▪ Berkurangnya aliran air tawar yang menuju kelaut, misal karena
pemompaan air tawar yang berlebihan,
▪ Menurunnya suplai air tawar kedalam akifer karena sebab2 lain

Posisi bidang kontak air tawar dan air asin yang kemungkinan terjadi
1. Relasi Ghyben - Herszberg
• Relasi Ghyben-Herszberg (awal abad ke 20) menunjukan suatu hubungan antara
densitas air laut dan air tawar dalam menunjukan letak bidang kontak air tawar dan
air laut.
• Untuk memperkirakan kedalaman bidang kontak dari permukaan air digunakan
rumus:
Z = [ρt/(ρa – ρt)] ht
Dimana:
z = kedalaman permukaan bidang kontak (m)
ht= tinggi kolom air tawar diatas ttk yg ditinjau (m)
ρt, ρa = densitas air tawar, air asin

Gambar bidang kontak air tawar dan air laut


menurut Ghyben-Herszberg
2. Persamaan Glover

Berdasarkan persamaan relasi Ghyben – Herszberg, Glover (1964)


telah melakukan koreksi untuk konsep hidrolis harus
memperhitungkan komponen aliran vertikal dan bidang aliran ke laut
yang lebih lebar. Berikut ini gambarnya :

Sehingga di peroleh persamaan untuk memperkirakan posisi bidang


kontak air tawar – air asin sebagai berikut :
z2= 2qxρt / (ρa- ρt)K + q2ρt2 / (ρa- ρt)2 K2
dimana x dan z adalah jarak seperti terlihat dalam gambar (m), q adalah
debit akifer menuju ke laut per satuan panjang pantai (m3/ detik / m), dan K
adalah konduktivitas hidrolik akifer (m/detik)

Selanjutnya, dengan asumsi densitas air tawar dan air laut 1 dan 1,025
g/cm3, persamaan tersebut digunakan untuk memperkirakan lebar zone di
mana air tawar merembes ke laut. Dengan substitusi z = 0 ke dalam
persamaan sebelumnya, maka diperoleh :

W = qρt / 2(ρa- ρt)K

dimana W adalah lebar bidang rembesan air tawar menuju ke laut (m)
sedangkan kedalaman z0 yaitu kedalaman bidang kontak pada bibir pantai
yang diperoleh dengan substitusi x = 0 ke dalam persamaan berikut :

z0 = qρt / (ρa- ρt)K

Persamaan diatas menunjukkan bahwa posisi kontak yang dihitung dengan


persamaan sebelumnya lebih dekat dibandingkan dengan persamaan
Ghyben – Herszberg.
3. Upconing

Bila dilakukan pemompaan air tawar, maka posisi bidang kontak antara air
asin dan air tawar di bawah pompa akan bergeser ke atas mendekati ujung
pipa hisap pompa. Pergeseran bidang kontak ini disebabkan oleh
menurunnya permukaan atau tekanan air akibat drawdown sehingga
kontak bidang membentuk kerucut, yang disebut sebagai upconing.
Dengan asumsi tersebut, dapat memperkirakan kenaikan bidang kontak /
upconing yang terjadi :

zt = ρtQ / 2μ(ρa- ρt)KhL (1- 2ρt nL / 2ρt nL + (ρa- ρt)Kvt

dimana zt adalah ketinggian puncak upconing (m), Q adalah debit


pemompaan (m3/detik), Kh dan Kv adalah konduktivitas hidrolik arah
mendatar dan arah vertikal (m/detik), L adalah jarak antara ujung pipa
hisap pompa dengan bidang kontak sebelum pemompaan dimulai (m)
Untuk waktu yang tidak terhingga, di mana perubahan permukaan
piezometrik dianggap konstan atau telah tercapai keseimbangan.
Ketinggian upconing air asin dalam kondisi telah terjadinya
keseimbangan zt (m), adalah sebagai berikut :

Z∞= ρtQ / 2μ(ρa- ρt)KxL

Menurut Schmorak dan Mercado (1969), persamaan diatas umumnya


sesuai dengan hasil observasi lapangan untuk ketinggian upconing 0,4 L
sampai dengan 0,6 L. Bila ketinggian upconing melebihi nilai ada
kemungkinan terjadi ketidakstabilan upconing, dalam arti posisi puncak
upconing tidak stabil, sehingga kemungkinan air asin dapat masuk ke
dalam sumur setiap saat. Oleh karena itu, penentuan debit pengambilan
yang aman perlu memperhitungkan ketinggian upconing yang mungkin
terjadi, sehingga masuknya air asin ke dalam sumur dapat dicegah.
Lanjutan...........

upconing yang disebabkan oleh pemompaan air tawar yang


berada diatas air asin

Anda mungkin juga menyukai