Anda di halaman 1dari 41

MANAJEMEN SUMBER AIR BAKU

Dedy Mulyadi, S.T.,M.T

KATAKANLAH : “ TERANGKANLAH KEPADAKU JIKA SUMBER AIR KAMU MENJADI KERING, MAKA
SIAPAKAH YANG AKAN MENDATANGKAN AIR YANG MENGALIR BAGI MU ?. “ [ Q.S AL – MULK : 30 ]
SUMBER –SUMBER AIR BAKU

• AIR PERMUKAAN : AIR YANG TERKUMPUL DI ATAS TANAH


CONTOH NYA SUNGAI, DANAU, WADUK DLL
TEPAPI PROSES PENGOLAHAN NYA MEMERLUKAN WAKTU
DAN BIAYA YANG BESAR

• AIR TANAH : AIR YANG MERUPAKAN RESULTAN DARI REMBESAN


AIR PERMUKAAN MELALUI SUB PERMUKAAN CONTOH NYA
SUMUR , MATA AIR DLL.
AIR DI BUMI
Komponen Volume Persen
(x 10 ³) km³ dari total
Air laut 1.338.000,0 96,54
Glester 24.064,0 1,74
Air Tanah 23.400,0 1,69
Lapisan Es 300,0 0,022
Air Danau 176,0 0,013
Lengas Tanah 16,5 0,001
Air Angkasa 12,9 0,0009
Air Rawa 11,5 0,0008
Air Sungai 2,1 0,00015

Biota / Makhluk Hidup 1,1 0,000008


Total 1.385,984,0 100

Sumber : Shiklomanov dan Solokov (1983) ,Davie (2008)


SEBARAN LAHAN GAMBUT DI INDONESIA
Sulawesi dan Halmahera Total ± 21 juta Hektare lahan gambut
3% di Indonesia. Setiap 1 m³ terdiri dari
865 liter air (Budijono, 2016)
Papua 35%
30% Sumatera ± 400 jt Hektare lahan gambut
didunia (Naswir, 2009)
32%
Kalimantan
Didalam sel hidup, baik tumbuhan maupun
hewan sebagian besar tersusun oleh air,
seperti didalam sel tumbuhan terkandung lebih
Radjaguguk (1992), dari 75 % air. Menurut data kesehatan di
Ratmini (2012), Indonesia rata-rata keperluan air adalah 60
Budijono (2016)
liter per kapita, meliputi 30 liter untuk
keperluan mandi 15 liter untuk keperluan
minum, sisanya keperluan lainnya (Aba, 2017)
KARAKTER AIR TANAH Air Gambut / Air Rawa

Fe tinggi
Mn tinggi
AIR YANG
pH bersifat asam (3 – 5)
Turbidity SESUAI
rendah PERMENKES
(dibawah AIR
50 NTU) Berwarna Hitam, Bakteri Coli BERSIH
Kecoklatan,
Merah
PARAMETER HASIL
PENGAMATAN

Turbidity (NTU) Dibawah 100


pH 3,20-4,5

CND (μs/cm) Tinggi (diatas 150


PERMENKES 416 THN
Warna (TCU) Tinggi diatas 50 TCU 1990

TDS (ppm) Tinggi (diatas 100) 5

Fe (ppm) Tinggi diatas 2 6,5 - 8,5


1500
Mn (ppm) Tinggi (diatas (0,10)
15
1000
0,3
0,1
Pengolahan air dapat
dilakukan dengan dua cara

1.Secara Batch
2.Secara Kontinu
Pengolahan Secara Batch
Sistem pengolahan air yang dilakukan dimana
umpan (air baku) tidak ada yang masuk dan tidak
ada keluar, Pada umumnya hanya kapasitas kecil
dan skala laboatorium. Dimana air baku setelah
dilakukan analisa fisika terlebih dahulu (Turbidity,
pH, Tds, Conductivity dan suhu) langsung dianalisa
menggunakan alat jartest.
Analisa Jartest yaitu menggunakan suatu alat yang
berpengaduk dengan kecepatan tertentu dengan
variabel pendosisan Alumunium sulfat
Pengolahan Secara Kontinu
Sistem pengolahan yang dimana ada umpan
masuk (air baku) dan ada produk yang keluar,
Biasa nya kapasitas yang digunakan scala
industri atau instalasi. Tentunya pengaturan
sistem injeksi koagulant dan bahan kimia yang
digunakan akan dialirkan terus menerus dan
sistem reaksinya pun terbuka
Pengolahan Air Tanah

• Air tanah adalah air yang terdapat didalam lapisan tanah atau
bebatuan, Air taah merupakan salah satu sumber daya air selain
air permukaan.
• Senyawa utama dalam air tanah yaitu Asam fulvat, Asam humat
dan Asam Humin, dimana merupakan zat pewarna didalam air
tanah yang berlahan gambut.
• Kandungan senyawa kimia seperti logam dan ion Besi (Fe2+ )
yang mudah terlarut dalam air akan mengakibatkan kandungan
warna dalam air tanah yang sangat menyulitkan dalam proses
pengolahan nya. Kandungan besi akan mengakibatkan baerbagai
penyakit serta gangguan sistem pencernaan dan fungsi ginjal.
Obat air yang digunakan untuk pengolahan

• Alumunium Sulfat Padat (Sebagai


Koagulant)
• Alumunium Sulfat Cair
• Kapur (Sebagai netralisasi pH)
• Klorin (Sebagai desinfektan) • Kapur
Tahapan Pengolahan Air Tanah
1.Netralisasi
2.Koagulasi
3.Flokulasi dan Oksidasi
4.Sedimentasi
5.Filtrasi
Tahapan pengolahan air tanah

•Proses Netralisasi
Proses Netralisasi adalah suatu perlakuan awal agar pH air tanah
normal dikisaran 5-7, pH air gambut yang sangat rendah ini diakibatkan
oleh aktivitas asam. Proses netralisasi dalam pengolahan air gambut
adalah pengaturan pH air baku dengan menambahkan senyawa kimia
yang bersifat Basa. Pada umumnya menggunakan larutan Soda cautik
(NaOH) atau CaO. Untuk pemilihan bahan kimia yang digunakan untuk
proses netralisasi agar mudah didapat yaitu menggunakan Kapur.
Dimana senyawa kapur akan mengikat logam atau ion Besi dan mangan
serta dengan sendirinya warna pada air tanah akan tereduksi.
OH-, Adapun reaksi yang terjadi

CaO + H2O Ca (OH)2


Ca(OH)2 + 2 H- Ca 2+ + 2 H2O

Adapun tujuan dari proses netralisasi ini adalah untuk


membantu efektivitas proses selanjutnya
Tahapan Koagulasi dan Oksidasi

Proses Oksidasi biasanya dilakukan dengan pengontakan


dengan udara yang mana bertujuan untuk menurunkan
kandungan besi yang terlarut didalam air sedangkan untuk
proses koagulasi merupakan penambahan zat koagulant.
Untuk zat koagulant pada lazimnya menggunakan tawas atau
Alumunium Sulfat baik yang berupa padatan maupun cair.

Pada proses koagulasi ini terjadi proses destabilisasi koloid


dan partikel didalam air. Sedangkan untuk pH optimum pada
proses pengolahan yaitu 5-7 hal tersebut dikarenakan Alum
bersifat reaktif pada pH tersebut.
Pada Proses Koagulasi ini akan menghasilkan reaksi kimia
dimana ion-ion yang bermuatan negative akan saling tolak
menolak disekitar partikel terlarut akan diikat oleh ion ion
positif yang terlepas dari koagulant sehingga akan terbentuk
ikatan dan mengumpal membentuk Flok-flok. Pada tahapan
ini akan terjadi reaksi kimia.

AL2(SO4)3 2 Al3+ + 3 SO42-

Sedangkan air akan terurai menjadi H+ + OH-


Maka akan terjadilah proses pengendapan

2 Al3+ + 6 OH- Al (OH)3 + H+


Flokulasi
Flokulasi adalah suatu proses lanjutan dari tahapan
koagulasi, dimana proses ini untuk membentuk flok-flok atau
proses penstabilan pada suatu pengadukan untuk
meningkatkan penyatuan. Untuk proses pengendapan dan
penyaringan maka partikel-partikel kotoran halus maupun
koloid yang ada di air baku. Pada tahan pengolahan ini flok
yang terbentuk akan terikat dengan endapan besi yang telah
berbentuk gumpalan-gumpalan.

Flokulasi akan terbentuk dengan bantuan pengadukan


lambat, dimana partikel saling bertabrakan dan mengikat.
Pada Tahapan Flokulasi ini terbentuk nya gumpalan-
gumpalan yang terikut dan melayang. Pada pH lebih rendah
dr 5 proses pertumbuhan flok-flok snagat lah sedikit dan
berjalan dengan lambat, sedangkan pada pH 6,5-7 akan
terbentuklah flok yang sangat besar dan semakin cepat.

Untuk proses flokulasi pada pengolahan air tanah ini yang


harus di perhatikan pendosisan koagulan dan zat / senyawa
penetralisasi. Pada proses ini biasanya dilakukan
pembesaran partikel yang teraglomerasi sehingga partikel
tersebut mudah untui
Sedimentasi

Proses sedimentasi secara umum merupakan suatu rangkaian proses terkumpulnya sejumlah partikel padat
dalam air dan terendap didasar. Pada proses pengolahan air tanah ini, sedimentasi dapat diartikan yaitu
terpisahnya suatu partikel atau flok – flok yang dihasilkan dari proses flokulai secara fisika sehingga
terjadilah pengendapan. Proses pengendapan partikel–partikel yang terbentuk terjadi secara gravitasi. Pada
proses sedimentasi ini dapat diamati/dilihat butiran butiran partikel yang terbentuk. Sedimentasi berfungsi
untuk mengendapkan flok yang telah terbentuk pada proses flokulasi.
Untuk mengikat logam besi dan mangan pada umumnya
menggunakan Kapur yang secara langsung akan
meningkatkan pH sehinggan dapat dengan mudah untuk
menurunkan kandungan logam tersebut, adapun reaksinya
yaitu

Fe2+ + 3 H2O Fe (OH)3 + 3 H+ + electron


Filtrasi
Filtrasi Merupakan suatu tahapan pemisahan antara
fluida /partikel padat dengan fluida cair yang mana
menggunakan suatu bahan atau media penyaring.
Pada umumnya proses filtrasi ini menggunakan
media pasir. Untuk zat padat yang tersuspensi akan
tertahan pada media pasir. Pada saat air melalui
lapisan pasir/ filter maka zat padat tersebut akan
tertahan dan melekat pada media. Sedangkan zat besi
dan mangan yang terikut pada proses aerasi akan
menempel dan terkumpul membentu lapisan pada
media yang disebut lapisan cake, yang mana akan
bertambah secara terus menerus sehingga akan
mengakibatkan terganggunya proses penyaringan.
Oleh karena itu harus dilakukan pencucian media
pasir atau yang disebut Proses Backwashing.
Proses Backwash dapat dilakukan dalam rentang waktu 1x24
jam yang mana bertujuan untuk mempermudah dan
mempercepat proses penyaringan, dimana proses filtrasi ini
memegang peranan penting dalam sistem pengolahan air
menjadi air bersih atau air minum. Proses penyaringan ini akan
memisahkan koloid koloid yang berukuran lebih besar. Pada
proses penyaringan iniyang mengunakan media pasir kuarsa
tidak dapat memisahkan atau menyaring mikroorganisme yang
ada didalam air sehingga filtrasi menggunakan media pasir ini
diniai kurang efektif hal tersebut dikarenakan tidak dapat
menyaring atau memisahkan bakteri pathogen, tetapi dapat
menghilangkanzat padat yang tersuspensi didalam air melalui
media berpori (Aba, 2017).
Pemilihan Koagulant

Koagulan ataupun zat pengumpal yaitu berfungsi untuk


mengikat partikel-partikel padat yang terlarut dalam air. Dalam
pengolahan air, baik untuk keperluan domestik maupun
industri pada umumnya mengunakan alumunium sulfat atau
tawas. Pengunaan Alumunium sulfat yang berlebihan dapat
menimbulkan Alzeimer, Parkinson dan penyakit syaraf lainnya
oleh karena itu kita harus memperhatikan pendosisan
koagulan tersebut. Kandungan alumunium dari alum sulfat
merupakan unsur yang tidak berbahaya tetapi sangat
meningkat pada kondisi air yang bersifat asam pH 4 - 5
(Budijono, 2016)
Bahan pembuatan Alumunium sulfat yaitu Al (OH) 3 yang
berbentuk bubuk (Powder). Setelah koagulan
ditambahkan, kemudian dilakukan pengadukan dengan
mengunakan alat Jartest. Alumunium sulfat cair selama
ini diketahui sangat efektif untuk menghilangkan residu
terlarut pada air logam (Ramadhani, 2013). Alumunium
sulfat ada yang berbentuk padatan dan cairan, untuk
Alumunium sulfat yang berbentuk padat dapat
dihaluskan terlebih dahulu selanjutnya dilarutkan
didalam air sedangkan Alumunium sulfat cair sangat
mudah dan efektif didalam pemakaian, oleh karena itu
pada penelitian ini digunakan koagulan Alumunium
sulfat cair.
PERANAN PEMERINTAH

PERMENKES 492 TAHUN 2010 (Untuk Air Minum)

PERMENKES 416 TAHUN 1990 (Untuk Air Bersih)


Analisa Jartest dengan
Alum
Netralisasi
K
a KOAGULAS
I Chlorine
p
u A
r L
U
M
AIR BAKU
(AIR TANAH) FLOKULASI F
SEDIMENTASI I
L
T
R
A
S
I

Gambar . Skematik pengolahan air Gambut Secara kontinyu


Hasil Pemeriksaan secara Batch

Dosis Jartest menggunakan Alum (ppm)


Parameter
20 22 24 26 28 30 40 50

Turbidity (NTU) 20,7 18,9 18,3 21,7 21,8 22,3 22,7 22,9
pH 3,23 3,21 3,19 3,16 3,16 3,14 3,11 3,02
CND (µs/cm) 394 315 310 305 305 306 309 370
TDS (ppm) 144 129 126 110 105 105 110 235
Warna (TCU) 33 28 24 24 15 15 10 6
Fe (ppm) 2,5 2,5 2,4 2,3 2,3 2,3 2,2 2,2
Mn (ppm) 0,4 0,35 0,31 0,3 0,27 0,22 0,2 0,2
Dosis Jartest Kapur tohor (ppm)
Parameter
30 35 40 50 60 80 100 120
Turbidity (NTU) 5,8 5,35 4,4 4,2 2,47 1,88 1,9 3,4
pH 4,2 4,7 5,73 5,94 6,21 6,59 6,68 7,05
CND (μS/cm) 1790 1860 1993 2170 2768 2933 3250 3485
TDS (ppm) 1408 1511 1523 1570 1587 1667 1698 1783
Warna (TCU) 20 17 10 5 2 2 1 1
Fe (ppm) 2,5 1,5 1 1 0,5 0,05 0,05 0,01
Mn (ppm) 0,05 0,05 0,05 0 0 0 0 0
Analisa Jartest Dosis Kapur/Alum (ppm)
Parameter
30/25 40/25 45/25 50/25 60/25 80/25 100/25 120/25

Turbidity 8,2 6,7 6,3 6,1 2,8 1,3 1,9 2,4

pH 3,7 4,1 4,3 5,0 5,9 6,3 6,8 7,0

CND(μS/cm) 410,3 408,0 407,0 406,0 403,7 402,0 401,3 401,3

TDS (ppm) 204,0 203,0 201,0 201,0 200,7 200,3 200,3 200,5

Warna (TCU) 22,0 15,0 15,0 15,0 8,3 5,0 1,7 1,7

Fe (ppm) 2,5 1,9 0,7 0,4 0,2 0,1 0,1 0,1

Mn (ppm) 0,4 0,2 0,1 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0


Larutan Kapur tohor
Larutan Alum

Koagulasi +
Flokulasi I Proses Netralisasi

Flokulasi II
Sedimentasi

Filtrasi
Proses
Kontinyu

Parameter Dosis Kapur/Alum (ppm) Pada Flokulasi


30/25 40/25 45/25 50/25 60/25 80/25 100/25 120/25
Turbidity (NTU) 24,2 25,81 25,93 27,41 27,8 27,8 27,80 30,80
pH 4,17 4,61 4,93 5,70 6,11 6,61 7,20 7,20
CND (μS/cm) 409,3 416,0 416,0 416,0 421,7 431,0 460,3 490,3
TDS (ppm) 200,8 210,0 210,0 230,0 230,0 235,4 237,1 237,1
Warna (TCU) 20,0 20,0 16,0 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0
Fe (ppm) 2,15 2,0 1,5 0,85 0,25 0,25 0,25 0,25
Mn (ppm) 0,3 0,1 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Dosis Kapur tohor/Alum (ppm) SEDIMENTASI
Parameter
30/25 40/25 45/25 50/25 60/25 80/25 100/25 120/25

Turbidity 17,2 8,11 7,5 7,14 5,91 5,36 5,09 5,61

pH 4,17 4,60 4,88 5,65 6,11 6,48 7,18 7,20

CND (μS/cm) 409,3 406,0 406,0 406,0 401,7 401,0 400,3 410,3

TDS (ppm) 200,8 200,6 200,4 200,3 200,1 200,0 200,0 209,0

Warna (TCU) 20,0 18,0 15,0 10 5,0 1,0 0,5 0,5

Fe (ppm) 2,05 1,0 0,5 0,4 0,05 0,05 0,05 0,05

Mn (ppm) 0,3 0,1Dosis Kapur


0,0 tohor 0,0 0,0 (Tahapan
/Alum (ppm) 0,0Filtrasi) 0,0 0,0
Parameter
30/25 40/25 45/25 50/25 60/25 80/25 100/25 120/25
Turbidity 5,2 4,155 1,86 1,50 1,46 1,14 1,14 1,25
pH 4,16 4,58 4,90 5,70 6,11 6,36 7,16 7,18
CND (μS/cm) 409,3 406,0 406,0 406,0 401,7 401,0 400,3 405,3
TDS (ppm) 200,8 200,0 200,0 200,0 200,0 200,0 200,0 202,0
Warna (TCU) 20,0 16,0 15,0 10,0 5,3 1,0 0,5 0,5
Fe (ppm) 1,85 0,50 0,5 0,1 0,05 0,05 0,05 0,05
Mn (ppm) 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
3.5
Proses Batch
4
3
3.5 Proses Kontinyu
Fe Mn 2.5

Kadar Fe,Mn (ppm)


3 Besi
Kadar Fe,Mn (ppm)

2.5 2 Mangan
2
1.5
1.5

1 1

0.5
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

Konsentrasi kapur tohor pada alum 25


ppm
Konsentrasi Kapur tohor pada alum 25
ppm
Proses Batch Proses Kontinyu

140 140
130
120 120
110
100 100
90
Warna (TCU)

Warna (TCU)
80 80
70
60 60
50
40 40
30
20 20
10
0 0
0 20 40 60 80 100 120 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

Konsentrasi Kapur tohor ppm pada Alum 25 ppm Konsentrasi Kapur tohor pada alum 25 ppm
ANALISA BESI

ANALISA MANGAN
Proses Batch

NO PARAMETER Budijono La Aba Syahroni PENELITIA PERMENKE


2016 2017 2014 N SAAT INI S 416 TAHUN
2020 1990

1 Kapasitas (L/jam) Batch Batch Batch Batch

2 Turbidity (NTU) 1,06 (94,%) - 4 (84,6%) 1,9 (94%) 5 NTU

3 pH 8,7( 94,%) ↑ 6.7 8,02 (55,2%) ↑ 6,8 (113%)↑ 6,5 - 8,5

4 Besi (ppm) - 0,28 (92%) - 0,1 (97%) 0,3 ppm

5 Mangan (ppm) - 1,5 (73,7%) - 0 (100%) 0,1 ppm

6 Warna (TCU) 14,3 (96%) - 206 (56,9%) 1,7 (98%) 15 TCU

7 TDS (ppm) 889 - - 200,3 1000 ppm


PROSES KONTINYU

NO PARAMETER FEBRIANI 2018 SAID 2005 SYAFALNI PENELITIAN PERMENKES


2013 SAAT INI 416 TAHUN
1990

1 Kapasitas (l/jam) 500 - - 2880


2 Turbidity (NTU) - 4 (93%) 0,23 (98%) 1,14 (94%) 5 NTU
3 pH pH air baku 5,5 6,7 (22%) 7,78 (56,3%) 7,16 (123%) 6,5 - 8,5
4 Besi (ppm) 0,2 (67%) 0,14 (98,6 %) 0,11 (91,12%) 0,05 (98,6%) 0,3 ppm
5 Mangan (ppm) 13 ,22(28,2%) 0,02 (94 %) - 0 (100%) 0,1 ppm
6 Warna (TCU) - 10 (70,5 %) 12 (94 %) 0,5 (99%) 15 TCU
7 TDS (ppm) 98 - 200 1000 ppm
KESIMPULAN
- Kualitas air gambut didaerah Talang Keramat yang memiliki kandungan Besi 3,35 - 3,5
ppm dan Mangan 0,5 – 0,59 ppm Warna 130 -190 TCU, pH 3,2 Turbidity 30 -35 NTU
(melebihi baku mutu PERMENKES 416 tahun 1990

- Pada Proses Kontinyu Kandungan Besi dapat diturunkan hingga 98% sedangkan untuk
proses Batch dapat diturunkan sebanyak 97 % dan untuk Mangan dapat turun 100%
pada kedua proses tersebut .

- Alumunium sulfat saja tidak dapat menurunkan turbidity air gambut, sehingga
memerlukan koagulan tambahan yaitu menggunakan Kapur tohor.
HEMATLAH AIR WALAUPUN ENGKAU BERADA DIATAS
AIR SUNGAI YANG MENGALIR
(HR. IMAM AHMAD)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai