2023 BAB 1 1. Pendahuluan Air merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Namun, tidak semua wilayah Indonesia memiliki air bersih yang cukup, sehingga diperlukan inovasi pembotolan air bersih. Umumnya masyarakat di pedesaan menggunakan air sumur, air sungai, air hujan dan sumber air bersih. Namun saat musim kemarau, kualitas sumur dan air sungai buruk karena keruh dan bercampur lumpur. Ini dapat menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh air yang tidak cocok. Proses perebusan dapat membunuh bakteri, namun tidak menghilangkan bagian logam atau partikel tertentu dengan titik didih di atas 100 0C. Untuk mengatasi masalah residu dalam air diperlukan proses penyaringan air. Selama ini koagulan diketahui cukup efektif dalam menghilangkan residu yang larut dalam air. Ketika bahan koagulan dicampur dengan air, terjadi reaksi dimana bakteri dan partikel kotoran terperangkap dalam flokulan yang terbentuk dan dapat mengendap. Pada tugas kali ini dilakukan penjernihan air dengan cara koagulasi yang menggunakan material alum (tawas) serta kapur (CaO) sebagai larutan material penetral pH 1.1 Zat Kimia Yang Digunakan Tawas (Aluminum Sulfate) dan Kapur Tohor (Calcium Oxide) adalah dua bahan kimia yang sering digunakan sebagai bahan koagulan dalam proses penjernihan air. Kedua bahan ini memiliki sifat dan mekanisme yang berbeda-beda dalam menjernihkan air. Tawas (Aluminum Sulfate) Tawas adalah bahan koagulan yang sering digunakan dalam proses penjernihan air. Tawas bekerja dengan cara membentuk ion Al3 + dan SO42- dalam air, yang akan membentuk partikel-partikel padat dan membuat mereka terikat dan membentuk flok. Flok adalah partikel-partikel padat yang terbentuk dalam proses penjernihan air melalui proses koagulasi. Flok tersebut kemudian dapat dengan mudah diendapkan dan difilter. Tawas juga memiliki sifat antiseptik dan dapat membunuh bakteri dalam air. Kapur Tohor (Calcium Oxide) Kapur Tohor adalah bahan koagulan yang sering digunakan dalam proses penjernihan air. Kapur Tohor bekerja dengan cara membentuk ion Ca 2+ dan OH- dalam air, yang akan membentuk partikel-partikel padat dan membuat mereka terikat dan membentuk flok. Flok tersebut kemudian dapat dengan mudah diendapkan dan difilter. Kapur Tohor juga memiliki sifat basa dan dapat menstabilkan pH air. 1.2 Latar Belakang Sulitnya akses masyarakat Indonesia pada sumber air bersih terutama masyarakat pedesaan. Sulitnya akses ini menyebabkan tingginya konsumsi air kotor masyarakat pedesaan. Air kotor merupakan sarang penyakit seperti typhus, cholera, dysentri, diarrhea. Disini saya membahas mengenai masalah kualitas air dan upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas air tersebut. Kualitas air sangat penting bagi kesehatan dan keberlangsungan hidup manusia, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan memperbaiki kualitas air. Proses penjernihan air koloid adalah salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas air dengan menghilangkan partikel-partikel koloid yang terdapat dalam air. Proses ini menggunakan bahan koagulan seperti Tawas (Aluminum Sulfate) atau Kapur Tohor (Calcium Oxide) untuk membentuk flok dari partikel-partikel koloid dan mempermudah proses pengendapan dan filtrasi. 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana tawas dan kapur tohor digunakan dalam proses penjernihan air dan bagaimana kedua bahan tersebut mempengaruhi proses tersebut? 2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari menggunakan tawas dan kapur tohor sebagai bahan koagulan dalam proses penjernihan air? 3. Bagaimana konsentrasi tawas dan kapur tohor mempengaruhi hasil proses penjernihan air dan apa saja cara untuk menentukan konsentrasi optimal dari kedua bahan tersebut? 4. Bagaimana hasil proses penjernihan air dengan tawas dan kapur tohor mempengaruhi kualitas air dari segi kimia