PENDAHULUAN
1
2
Kenapa air banyak di gunakan untuk
raw material atau proses industri ??
• Mudah penanganannya.
• Water Process
• Pottable Water
• Demineralisasi Water
• Solvent Water
• Cooling water
• power plant Water
AIR = UNIVERSAL SOLVENT
Suspended Solids
Colloidal Particles Coagulants
Color Wastewater Flocculants
Soluble Organics Emulsion Breakers
Dissolved Fe/Mn
Treatment
Precipitants
Hardness Bioaugmentors
Cooling Water Odor Control
Boiler Water
Raw Water Process Water Suspended/Colloidal Solids
Treatment Potable Water Soluble Organics
Other ( AOX, color, BOD)
Fats, Oils, and Greases
Inorganic Coagulants Heavy Metals
Organic Coagulants
Flocculants
ZAT PENGOTOR (IMPURITIES)
DALAM AIR
Air menyerap zat-zat dalam perjalanan daur hidrologinya, sehingga
menyebabkan air tidak murni lagi. Zat-zat itu disebut sebagai zat pengotor
atau impurities. Berbagai jenis impurities dan karakteristiknya disajikan pad
tabel . Zat pengotor dalam air pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam
tiga golongan, yaitu:
Telah diketahui bahwa air adalah pelarut yang baik. Karena sifatnya ini air
dapat melarutkan zat-zat dari batu-batuan dan tanah yang berkontak
.dengannya. Bahan-bahan mineral yang terkandung dalam air antara lain:
CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2, dan sebagainya. Air
yang akan dipakai untuk pembangkit uap atau sistem pembangkit atau
sistem pendingin mempunyai dua parameter penting yang merupakan
akibat dari padatan terlarut, yaitu kesadahan (hardness) dan alkalinitas (alkalinity).
Gas Terlarut
Berbagai gas dapat larut dalam air, antara lain: CO2, O2, N2,
NH3, NO2 dan H2S. Gas-gas yang terlarut tersebut pada umumnya
menimbulkan korosi, Kecuali CO2, O2 dan NH3. Karbondioksida
sesungguhnya adalah suatu asam jika bergabung dengan air, dan
dapat menyerang logam. Reaksi yang terjadi adalah:
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-
Oksigen terlarut dalam air merupakan penyebab utama
terjadinya korosi pada ketel atau sistem pendingin. Penghilangan
oksigen dari air umpan ketel dapat dilakukan dengan cara dearasi
secara fisik dan kimia.
Contaminants
Ultrafiltration Evaporation
Electrodialysis
Contoh WTP Air Permukaan
Contoh WTP Air Tanah
Sea Water WTP
Proses Water Treatment
SOLIDS – LIQUID (water) SEPARATION :
D
A
B
Penjernihan Clarifier
1. KOAGULASI (MIXING)
2. FLOKULASI
3. PENGENDAPAN
++ + +
+ + ++ +
+
+ ++ +
+ + +
Colloidal Neutralized Destabilized
Haze System Particles
PROSES FLOKULASI
A FLOC
Flokulasi - Bridging
- - CLAY -
- CLAY
- -
- - - -
+
COAGULANT
FLOCCULATED
CLAY
CLAY CLAY
+ FLOCCULANT
Mekanisme Koagulasi & Flokulasi
NO COAGULANT FLOCCULANT
TREATMENT ADDED ADDED
Filtrasi
Proses filtrasi bertujuan untuk menahan zat-zat tersuspensi (suspended matter)
dalam suatu fluida dengan cara melewatkan fluida tersebut melalui suatu lapisan
yang berpori-pori, misalnya: pasir, anthracite, karbon dan sebagainya. Fluida
dapat berupa cairan (zat-zat terusspensi dalam cairan/slurry) atau gas. Zat-zat
tersuspensi dapat berukuran sangat halus atau kasar, kaku atau kenyal,
berbentuk bulat atau sangat tidak beraturan. Produk yang diinginkan dapat
berupa filtrat .
udara
PDISH-5052
Air dari clarifier
Washing
water
pump
Sand filter
Air
compressor Filtred water
Filtrasi
Proses filtrasi bertujuan untuk menahan zat-zat tersuspensi
(suspended matter) dalam suatu fluida dengan cara
melewatkan fluida tersebut melalui suatu lapisan yang berpori-
pori, misalnya: pasir, anthracite, karbon dan sebagainya. Fluida
dapat berupa cairan (zat-zat terusspensi dalam cairan/slurry)
atau gas. Zat-zat tersuspensi dapat berukuran sangat halus
atau kasar, kaku atau kenyal, berbentuk bulat atau sangat tidak
beraturan. Produk yang diinginkan dapat berupa filtrat atau
padatan (cake).
V6 1”
V1 6” V2 6”
V5 6”
V3 6”
V4 6”
MULTIMEDIA FILTER
BACK WASH
V6 1”
V1 6” V2 6”
V5 6”
V3 6”
V4 6”
V6 1”
V1 6” V2 6”
V5 6”
V3 6”
V4 6”
V6 1”
V1 6” V2 6”
V5 6”
V3 6”
V4 6”
ACTIVATED CARBON
FILTER BACK WASH
V6 1”
V1 6” V2 6”
V5 6”
V3 6”
V4 6”
V6 1”
V1 6” V2 6”
V5 6”
V3 6”
V4 6”
Filtred water
Activated
carbon
Bila air yang masuk kedalam softener sudah mendekati lunak atau
mencapai nil, maka beban kerja dari softener akan menjadi ringan
, jadi untuk priode Regenerasinya dapat lebih lama.
PERALATAN DAN FUNGSINYA
Didalam unit Softener mempunyai peralatan dan fungsinya sebagai
berikut :
Untuk mengetahui Kwalitas air yang keluar dari softener , maka dapat
dilihat pada “ Hardness Analyser “ dimana air yang keluar dari softener
dipantau terus menerus . Disamping peralatan tersebut diatas juga
diadakan pemeriksaan secara laboratorium.
PROSES REGENERASI
CaSO4
Mg(Mg
HCO3
Cl2 ) 2
Ca ( HCO3)2
CaMg
Cl 2SO4
FILTRED
WATER Na 2 R
V1 6” V2 6”
V6 6” V7 6”
V3 6” V5 6”
Na HCO3
Na2
Na2
SO4
Na Cl SO4
Air lunak
V4 6”
FILTRED
WATER Na 2 R
V1 6” V2 6”
V6 6” V7 6”
V3 6” V5 6”
Air lunak
V4 6”
NaCl
FILTRED
WATER Mg,Ca R
V1 6” V2 6”
V6 6” V7 6”
V3 6” V5 6”
CaCl MgCl
V4 6”
Air buangan
regenerasi
Bak che mical ditampung pada bak
penetral
SOFTENER IN
SLOW RINSE
CaSO4
Mg(Mg
HCO3
Cl2 ) 2
Ca ( HCO3)2
CaMg
Cl 2SO4
FILTRED
WATER Na 2 R
V1 6” V2 6”
V6 6” V7 6”
V3 6” V5 6”
Na HCO3
Na2
Na2
SO4
Na Cl SO4
V4 6”
Air buangan
regenerasi
Bak che mical Chemcal : ditampung pada bak
penetral
CaSO4
Mg(Mg
HCO3
Cl2 ) 2
Ca ( HCO3)2
CaMg
Cl 2SO4
FILTRED
WATER Na 2 R
V1 6” V2 6”
V6 6” V7 6”
V3 6” V5 6”
Na HCO3
Na2
Na2
SO4
Na Cl SO4
V4 6”
Air buangan
regenerasi
Bak che mical Chemcal : ditampung pada bak
penetral
Organic macromolucules
coloids
Referse Osmosis
Hair Visible Red blood Smallest Polio
to cell microorganisms virus
naked Nano
eye
filtration
Sand Micro Ultra
Filter filtration filtration
Ada 3 type membrane yg umumnya digunakan utk RO: cellulose acetate,
polyamide, dan thin film composite polyamide membrane. Kerusakan
membrane bisa disebabkan karena kerusakan fisik spt hydraulic shock
maupun karena deteriorasi membrane itu sendiri.
Priming yg kurang sempurna pada saat start up sehingga masih ada udara
terjebak di system, umumnya menyebabkan kerusakan fisik pada O-ring
connection, adaptor, glue line, outer casing bahkan pada kasus yg parah sampai
merobek membrane.
Pada saat start up, juga perlu dihindari adanya kenaikan tekanan feed (inlet)
water yg terlalu drastic. Umumnya, pada inlet RO, dipasang motorized valve yg
akan membuka perlahan/ bertahap saat start up, sehingga pressure shock bisa
diminimalkan.
Deteriorasi membrane pada dasarnya disebabkan 2 hal: hydrolysis dan fouling.
Hydrolisis terkait pada susceptibility membrane pada pH. Cellulose acetate
membrane akan mulai ter-hydrolisis pada pH > 8. Polyamide membrane tahan
thd pH sampai 11. Selain itu residual chlorine juga bisa menyebabkan
irreversible damage pada membrane. Pada system RO di mana raw waternya
menggunakan air yg sudah di-chlorinasi, umumnya digunakan sodium
bisulfite/ metabisulfite yg sudah diberi katalis utk menghilangkan residual
chlorine ini, sebelum feed water masuk ke
membrane. Typical limit utk chlorine adalah 0.1 mg/L utk polyamide membrane
dan 1 ppm utk cellulose acetate.
Fouling juga menentukan life time membrane. Irreversible fouling bisa terjadi
akibat akumulasi partikel2 pengotor di permukaan membrane yg tidak dapat
dihilangkan dengan metode physical maupun chemical (cleaning). Dua
factor utama penyebab irreversible fouling adalah partikel2 pengotor dengan
ukuran < 5 micron dan organic matter yg terlarut.
ION EXCHANGE
Ion Exchange = Kemampuan resin untuk menyerap ion (pertukaran ion)
Cation Resin
1. Menyerap ion-ion positif (+) dalam air (Na, K, Mg, Ca, Mn,
Fe)
2. Melepaskan ion H+
3. Outlet Resin bersifat asam (pH 2.8 – 3.4) dan conductivity
naik.
4. Reaksi : R – H + CaCO3 R – Ca + HCO3
Anion Resin
1. Menyerap ion-ion Negatif (-) dalam air (Cl, NO3, SO4,
PO4,CO3)
2. Melepaskan ion OH-
3. Outlet Resin bersifat Netral (pH 7 - 8) dan conductivity turun.
4. Reaksi : R – OH + HCO3 R – CO3 + H2O
Ion Exchange
Service Cation
Exchanger
R – H + CaCO3 R – Ca + HCO3
Acid
REGENERASI CATION EXCHANGER
V3 6”
V4 6”
Acid
Service Anion
Exchanger
Caustic
REGENERASI ANION EXCHANGER
V3 6”
V4 6”
Caustic