Anda di halaman 1dari 14

DESAIN PERENCANAAN UNIT IPAL DESINFEKSI KOTA

SUKAWATI

Design of WWTP Unit Desinfection in Sukawati City

Camelia Yuliani Putri1, Muhammad Nalendra Bimantara2 , Putri Nadia Teja3, Firmansya Roi
Situmorang4
Kamis – Kelompok 5
1,2,3,4)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB
Dramaga, Bogor, 16680
Email: cameliacamelia@apps.ipb.ac.id

TINAJAUN PUSTAKA
Proses Desinfeksi
Desinfeksi merupakan inaktivasi mikroorganisme patogen yang terdapat
dalam air. Semula proses ini bertujuan untuk membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit (patogen), baik dari instalasi pengolahan atau yang masuk melalui jaringan
distribusi. Dalam perkembangan selanjutnya tujuan proses desinfeksi berkembang
untuk oksidasi materi organik dan anorganik (Fe, Mn), destruksi bau dan rasa, serta
kontrol terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Dari tujuan desinfeksi tersebut, maka
terdapat beberapa macam desinfeksi yang dapat diterapkan untuk pengamanan dalam
air minum antara lain secara fisik yaitu dengan pemanasan (pendidihan), irradiasi
dengan ultraviolet, ion logam dengan menggunakan Cu2+ dan Ag2+, alkali dan asam,
dan dengan bahan kimia pengoksidasi yaitu bromine, klorine, iodine dan ozon
Mikroorganisme tersebut dapat berupa virus, bakteri dan mikroorganisme lain
(Rukmana 2015).
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemampan Desinfeksi
Rukmana (2015) menjelaskan kemampuan desinfeksi dipengaruhi beberapa
faktor yaitu konsentrasi desinfektan, waktu kontak, jenis dan jumlah mikroorganisme
dan temperatur. Semakin besar konsentrasi desinfektan semakin besar pula laju
desinfeksinya, sedangkan jenis desinfektan akan menentukan nilai koefisien
pemusnahan spesifik. Waktu kontak adalah waktu yang diperlukan desinfektan untuk
membunuh mikroorganisme. Jenis dan konsentrasi mempengaruhi kemampuan
desinfeksi. Setiap jenis mikroorganisme misalnya bakteri, virus, parasit, mempunyai
kepekaan yang berbeda terhadap desinfektan. Jumlah mikroorganisme yang besar,
terutama yang patogen akan memerlukan dosis desinfektan yang besar pula.
Temperatur mempengaruhi aksi desinfeksi karena meningkatnya temperatur akan
mempercepat kematian mikroorganisme. Dalam perancangan desain unit desinfeksi
digunakan proses klorinasi. Klorinasi adalah proses untuk pengaman terhadap
mikoroorganisme patogen. Pemusnahan patogen dan parasit dengan cara desinfeksi
sangat membantu dalam penurunan wabah penyakibat akibat konsumsi air dan
makanan. Salah satu kasus penggunaan air yang menyebabkan wabah penyakit yaitu
penyakit kolera di London yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae.
Selain klorinasi ada beberapa desinfektan yang dapat mereduksi mikroorganisme
patogen seperit ozon dan klorin dioksida yang berfungsi juga untuk oksidasi zat
organik, mangan, besim dan mengontrol masalah rasa dan warna serta pertumbuhan
alga (Said 2007). Dalam perancangannya keperluan perlengkapan desinfeksi yaitu,
pembubuhan gas klor, bak kaporit, dan bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan
tahan terhadap kaporit.
Klorin
Klorin telah lama digunakan sebagai agen disinfektan dalam proses pengolahan air
limbah. Penggunaan klorin bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen
yang ada dalam air limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Klorin dapat digunakan
dalam bentuk gas, cairan, atau tablet dengan konsentrasi yang sesuai. Klorin telah
terbukti efektif dalam membunuh berbagai mikroorganisme patogen seperti bakteri,
virus, dan parasit dalam air limbah. Klorin bekerja dengan cara mengganggu
metabolisme sel mikroorganisme dan merusak material genetiknya. Namun,
efektivitas klorin dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti konsentrasi klorin,
waktu kontak, pH air limbah, serta keberadaan bahan organik dan senyawa lain yang
dapat mengikat klorin. Penggunaan klorin dalam IPAL dapat memiliki dampak
negatif pada lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Klorin yang tidak tercerna
sepenuhnya dalam proses pengolahan air limbah dapat mencemari sumber air, seperti
sungai atau danau, yang menjadi tempat pembuangan akhir. Klorin yang mencemari
lingkungan air dapat berinteraksi dengan senyawa organik dan membentuk senyawa
organoklorin yang persisten dan berpotensi beracun bagi ekosistem air. (Sari dan
Yuniarto 2016)

METODOLOGI
Praktikum Teknik Pengelolaan Limbah Cair dilakukan pada hari Kamis, 4 Mei
2023 pukul 13.00-16.00 WIB yang dilakukan secara di RK B 102/103.Praktikum ini
diawali dengan diskusi di Whatsapp group. Praktikum kali ini direncanakan
rancangan unit desinfeksi menggunakan tipe chlorinasi. Data awal yang digunakan
pada perancangan ini adalah debit puncak dan debit rata-rata air limbah yang masuk
ke dalam unit IPAL. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Microsoft excel dan desain dari bangunan dilakukan dengan menggunakan autocad.
Langkah-langkah dalam perencanaan desain unit desinfeksi IPAL dapat dilihat pada
Gambar 1.
Mulai

Menyiapkan aplikasi Microsoft Excel dan data berupa debit puncak serta debit rata-rata
air limbah

Data perencanaan awal dimasukkan, kemudian dihitung kapasitas sistem pengumpanan


klorin
 

Dihitung laju pengumpulan klorin maksimum, laju penarikan klorin maksimum, jumlah
container, jumlah unit, rasio penurunan, dan laju aliran air
 

Ditentukan persyaratan penyimpanan dengan ditentukan rata-rata laju pemberian klorin,


jumlah klorin untuk penyimpanan, dan jumlah container ton dalam penyimpanan

Ukuran kontak dasar klorin ditentukan berdasarkan dimensi bak, struktur influen, dan
struktur efluen

Ditentukan perhitungan kebutuhan energi pencampuran, ukuran dan kecepatan melalui


lubang dan jumlah orifice
 

Desain unit digambar menggunakan AutoCAD


 

Selesai

Gambar 1 Diagram alir perencanaan unit desinfeksi

Perhitungan yang dilakukan secara runut berdasarkan diagram alir tersebut dapat
diolah menggunakan rumus yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Desain unit desinfeksi tipe chlorinasi


Kapasitas sistem umpan klorin dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu :
Peralatan umpan klorin diukur untuk memenuhi laju umpan klorin yang diperlukan
pada dosis maksimum pada puncak aliran 2 jam. Laju pemberian klorin maksimum
dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut.
Do max X SF X Qp
Wmax =
1000
.................................................................................................(1)
Keterangan :
Wmax : Laju pemberian klorin maksimum (kg/hari Cl2)
Do max : Dosis maksimum (g/m3)
SF : Kemampuan peralatan umpan klorinasi dalam memberikan dosis
maksimum (kali)
Qp : Jam puncak pada unit sedimentasi sekunder (m3/hari)

Tingkat penarikan klorin maksimum dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut.


Tingkat penarikan gas kontinu maksimum (WRmax) dari kapal (silinder atau wadah)
dapat diperkirakan dari Persamaan (2).
WRmax = (T – Tth) WFmax.........................................................................................(2)
Keterangan :
WRmax : Laju penarikan gas kontinu maksimum dari kapal (kg / hari)
T : Suhu operasi rendah berkelanjutan, (◦C (◦F))
Tth : Suhu ambang batas untuk penarikan gas, ◦C (◦F).
untuk penarikan gas klor, tipikal nilainya: −17.8◦C (0◦ F) untuk
regulator vakum yang dipasang di kapal −12.2◦C (10◦F) untuk sistem
manifold masing-masing pada tekanan 10–15 psig.
WF : Faktor penarikan gas kontinu maksimum kg / d /◦C (lb / d /◦F)
untuk penarikan gas klorin, kisaran tipikal adalah 0,8–1,2 kg / d · ◦C
(1–1,5 lb / d · ◦F) untuk silinder 150-lb, dan 5–6,5 kg / d · ◦C (6-8 lb /
d · ◦F) untuk satu ton kontainer.
Diasumsikan nilai desain konservatif WF = 5 kg / d·◦C untuk kontainer ton. Sehingga
nilai Wrmax dapat dihitung berdasarkan Persamaan (2) untuk sistem manifold pada
Tth = −12.2◦C dan T = 15◦C.

Jumlah kontainer yang diperlukan dalam layanan


Wmax
N-kontainer = ...................................................................................................
WRmax
(3)
Keterangan :
Wmax : Laju pemberian klorin maksimum (kg/hari Cl2)
WRmax : Laju penarikan gas kontinu maksimum (kg / hari)

Disediakan tiga klorinator yang dioperasikan secara vakum dengan kapasitas yang
identik. Di bawah kondisi aliran puncak, dua klorinator akan memenuhi permintaan
puncak, dan unit ketiga akan menjadi unit siaga. Unit ini juga dapat digunakan untuk
aplikasi lain-lain. Setiap chlorinator yang ditunjuk akan memberikan diperlukan
sejumlah gas klor ke injektor tempat larutan klor disiapkan. Solusinya diangkut ke
titik aplikasi dan kemudian didispersikan oleh diffuser di saluran sebelum bak kontak.
Diasumsikan bahwa aliran puncak terbagi rata antara dua bak kontak klorin. Sehingga
kapasitas unit klorinator dapat dihitung berdasarkan persamaan (4).
Wmax
Wchlorinator = .........................................................................................
Nchlorinator
(4)

Keterangan :
Wchlorinator : Kapasitas unit klorinator (kg/hari)
Wmax : Laju pemberian klorin maksimum (kg/hari Cl2)
Nchlorinator : Jumlah unit klorinator

Persyaratan rasio turndown minimum ketika kedua klorinator digunakan dapat


dihitung menggunakan persamaan (6).
Dr Qmin
Wmin chlorinator = .................................................................................
Nchlorinator
(5)
Keterangan :
Wmin chlorinator : Laju umpan klorin (kg/hari Cl2)
Dr : Dosis rata-rata (g/m3)
Qmin : Debit minimum (m3/hari)
Nchlorinator : Jumlah unit klorinator

Wdesign chlorinator
Rturndown = .................................................................................
Wmin chlorinator
(6)
Keterangan :
Rturndown : Rasio turndown minimum
Wdesign chlorinator : Laju umpan klorin desain (kg/hari Cl2)
Wmin chlorinator : Laju umpan klorin minimum (kg/hari Cl2)

Laju aliran air ultilitas injektor


Wdesign chlorinator 1 hari
Qinjektor = x 103 x ............................................(7)
Sc 12 1440 menit
Qinjektor : Laju aliran air ultilitas injektor (L/menit)
Wdesign chlorinator : Laju umpan klorin desain (kg/hari Cl2)

Persyaratan penyimpanan dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu :


Rata-rata laju pemberian klorin dapat ditentukan berdasarkan persamaan (8).
Wavg = Dr x SF x Qr..................................................................................................(8)
Keterangan :
Wavg : Rata-rata laju pemberian klorin (kg/hari Cl2)
Dr : Dosis rata-rata (g/m3)
Qr : Debit rata-rata (m3/hari)

Jumlah klorin yang dibutuhkan untuk penyimpanan 15 hari dapat ditentukan


berdasarkan persamaan (9).
Wstorage = Tstorage x Wavg......................................................................................(9)
Keterangan :
Wstorage : Jumlah klorin yang dibutuhkan selama 15 hari (kg Cl2)

Wavg : Rata-rata laju pemberian klorin (kg/hari Cl2)


Tstorage : Waktu penyimpanan (hari)

Ukuran Kontak Dasar Klorin


Konfigurasi dan dimensi bak kontak
Disediakan dua bak kontak yang identik dan berdekatan. Setiap ruang harus memiliki
tiga lintasan pengaturan aliran sekitar-akhir-bingung. Total volume yang diperlukan
di kedua bak kontak dapat dihitung dengan persamaan berikut.
Vtotal = Qp x θcontact..............................................................................................(10)
Keterangan :
V total : Volume yang diperlukan di kedua bak kontak (m3)
Qp : Jam puncak pada unit sedimentasi sekunder (m3/hari)
Θcontact : Waktu kontak pada desain jam puncak (menit)

Vtotal
V= .................................................................................................................(11)
Nbak
Keterangan :
V : Volume di setiap bak (m3)
Nbak : Jumlah bak

Dimensi bak
V
A = ........................................................................................................................
H
(12)
Keterangan :
A : Luas permukaan setiap bak (m2)
V : Volume di setiap bak (m3)
H : Kedalaman saluran (m)

Ltotal
L/w Ratio = ....................................................................................................(13)
w
Keterangan :
L/w Ratio : Rasio panjang-lebar keseluruhan
L total : Panjang total (m)
W : Lebar saluran (m)

H
H/w Ratio =
w
...........................................................................................................
(14)
Keterangan :
H/w Ratio : Rasio kedalaman-lebar
H : Kedalaman saluran (m)
W : Lebar saluran (m)

Vtotal = Nbak x Ltotal x H x w................................................................................(15)


Keterangan :
V total : Volume total aktual (m3)
Nbak : Jumlah bak
L total : Panjang total (m)
H : Kedalaman saluran (m)
W : Lebar saluran (m)

Waktu kontak aktual ketika kedua bak beroperasi pada aliran desain puncak
Vtotal
θcontact = .......................................................................................................
Qp
(16)

Keterangan :
Θcontact : Waktu kontak pada desain jam puncak (menit)
V total : Volume total aktual (m3)
Qp : Jam puncak pada unit sedimentasi sekunder (m3/hari)
Menentukan struktur influen
Menentukan aliran ke setiap bak kontak setelah pembagian aliran yang rata
Qp
Qbasin = ........................................................................................................
Nbasin
(17)
Keterangan :
Qbasin : Debit tiap bak (m3/hari)
Qp : Jam puncak pada unit sedimentasi sekunder (m3/hari)
N basin : Jumlah bak

Hgate =
2 g Cd A (
1 Qbasin 2
)
..............................................................................................(18)
Keterangan :
Hgate : Head loss saat melalui pintu air (m)
G : Percepatan gravitasi (m/detik2)
Qbasin : Debit tiap bak (m3/hari)

Menentukan struktur efluen

( )
2/ 3
1 Qbasin
hweir = x ...................................................................................(19)
2 g Cd L' √ 2 g
Keterangan :
Hweir : Tinggi weir (m)
G : Percepatan gravitasi (m/detik2)
Qbasin : Debit tiap bak (m3/hari)

Gradien velocity diekspor oleh perforasi penyebar


Menentukan kebutuhan energi pencampuran
Vzone = Abox x Dzone.............................................................................................(20)
Keterangan :
Vzone : Volume di zona pencampuran (m3)
Abox : Luas bak (m2)
Dzone : Kedalaman zona pencampuran (m)

Menghitung waktu pencampuran pada aliran puncak 2-jam


Vzone
θzone = ..........................................................................................................(21)
Qp
Keterangan :
θzone : Waktu pencampuran pada saat aliran puncak (detik)
Vzone : Volume di zona pencampuran (m3)
Qp : Jam puncak pada unit sedimentasi sekunder (m3/hari)

Pwater = μ VG2.........................................................................................................(22)
Keterangan :
Pwater : Daya air pencampuran (N.m/detik)

Pwater
Pdiffuser = x 100%......................................................................................
Ediffuser
(23)
Keterangan :
Pdiffuser : Daya pencampur hidrolik (N.m/detik)
Pwater : Daya pencampuran air (N.m/detik)

Pdiffuser
horifice = .....................................................................................................(24)
ρgq
Keterangan :
horifice : Tinggi orifice (m)
Pdiffuser : Daya pencampur hidrolik (N.m/detik)
G : Percepatan gravitasi (m/detik2)

Luas area lubang dan jumlah total


π 2
Aorifice = (dorifice) .......................................................................................(25)
4
Keterangan :
Aorifice : Luas area orifice (m2)
dorifice : Diameter orifice (m)
A
Norifice = .....................................................................................................
A orifice
(26)
Keterangan :
Norifice : Jumlah orifice
A : Total luas orificeyang dibutuhkan (m2)
A orifice : Luas area orifice (m2)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Unit desinfektan digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran
oleh jasad renik yang didalamnya terdapat obat untuk membasmi kuman penyakit.
Desinfektan merupakan unit terakhir di dalam rancangan pengolahan air limbah. Unit
ini termasuk ke dalam unit pengolahan kimiawi pada pengolahan air limbah yang
digunaan untuk pemberantasan selektif terhadap organisme penyebab penyakit
dengan pemberian klorin atau ozon, dengan kata lain untuk mengontrol populasi
mikroorganisme pathogen di dalam air limbah.
Perencanaan unit desinfektan dihitung dengan menggunakan data hasil pengolahan
pada pertemuan sebelumnya. Data yang digunakan antara lain dosis maksimum
sebesar 12 g/m3, dosis rata-rata 5 g/m3, nilai SF 1.25. Debit puncak (Qpuncak) 45490,47
m3/hari dan debit puncak rata-rata (Qrata-rata) sebesar 21953,05 m3/hari. Nilai pF yang
diperoleh adalah 0.001 kg/g dengan suhu T sebesar 18 oC dan Tth -12.2oC. Selain itu,
dibutuhkan juga nilai Wfmax 5 kg/hari/°C, Qmin 5,000 m3/hari, SCl2 2 kg/m3, jumlah
injector 5 unit, serta Tstorage selama 15 hari.
Unit desinfektan direncanakan dengan menghitung desain fasilitas klorinasi dan
dimensi chlorine contact basin. Adapun komponen yang dihitung dalam perencanaan
fasilitas klorinasi antara lain kapasitas sistem unit klorin yang terdiri dari laju
pemberian klorin maksimum (Wmax) sebesar 685,36 kg/hari Cl2. Oleh karena laju
pemberian klorin lebih besar dibanding kriteria desain (180 kg/hari untuk satu unit),
maka unit yang digunakan untuk klorinasi lebih dari satu. Laju penarikan klorin
maksimum (WRmax) sebesar 151 kg/hari/unit, dengan jumlah unit yang dibutuhkan
sebanyak 5 unit. Sementara itu, jumlah unit utama klorinator adalah 4 unit, dan unit
siaga klorinator sebanyak 1 unit.
Kapasitas unit klorinasi diperoleh per harinya yaitu 171 kg, sedangkan kapasitas
desain per harinya 200 kg. Laju pemberian klorim minimum diperoleh sebesar 12, 5
kg/hari Cl2. Rasio turndown yaitu 16 sehingga memenuhi, sedangkan laju aliran air
sebesar 70 lt/menit dan debit injector minimum ketika 5 injector digunakan adalah
350 lt/menit. Selanjutnya, dihitung persyaratan penyimpanan dengan laju rata-rata
pemberian klorin per hari adalah 137.21 kg Cl2 dengan jumlah klorin yang
dibutuhkan selama 15 hari sebanyak 2058,1 kg Cl2, serta kriteria desain untuk 1 ton
sebesar 900 kg Cl2.
Dimensi chlorine contact basin dirancang dengan menghitung konfigurasi dan
dimensi contact basin yang akan digunakan. Kebutuhan volume bak diperoleh dari
hasil perhitungan berupa Qpuncak sebesar 0.53 m3/detik, waktu contact 20 menit,
jumlah bak 2 unit, volume total (Vtotal) 634,59 m3, serta volume setiap baknya adalah
317.29 m3. Dimensi contact basin ditentukan dengan kedalaman (H) sebesar 2 m,
luas permukaan setiap bak (A) 159 m 2, lebar saluran (w) 2,5 m, panjang total dalam 3
lintasannya adalah 84 m, serta panjang bak yang didesain sebesar 28 m. Rasio dan
persayaratan waktu kontak dicek sebesar 34 untuk rasio panjang dan lebar sehingga
memnuhi karena lebih dari 20. Sedangkan untuk rasio kedalaman dan lebarnya adalah
0.8 sehingga juga memenuhi karena nilainya kurang dari 1. Volume aktual dari dua
bak kontaknya yaitu 840 m3 sehingga nilai waktu kontak aktual diperoleh 26.
Pengaturan struktur influen dan efluen diperoleh dengan nilai-nilai yang tercantum
dalam. Dimana struktur dan komponen influen terpilih untuk junction box persegi
panjang adalah 1,5 x 1 m2, dengan orifice persegi yang terendam sebesar 0.6 x 0.6 m.
Headloss saat melalui pintu air sebesar 0,08 m. Sementara itu, komponen struktur
efluen untuk saluran efluen dari parshall flume adalah 0,6 m. Sedangkan head di atas
efluen sebesar 0.15 m dengan nilai Lweir dan L’ sama sebesar 2.5 m karena nilai n nya
0.

Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, perhitungan desinfeksi didapatkan 4 unit
utama dan 1 unit siaga untuk menampung aliran pada saat debit puncak. Kapasitas
unit klorinasi diperoleh per harinya yaitu 171 kg, sedangkan kapasitas desain per
harinya 200 kg sedangloan laju pemberian klorim minimum diperoleh sebesar 12, 5
kg/hari Cl2 .Dimensi chlorine contact basin dirancang dengan menghitung konfigurasi
dan dimensi contact basin yang akan digunakan. Kebutuhan volume bak diperoleh
dari hasil perhitungan berupa Qpuncak sebesar 0.53 m3/detik, waktu contact 20 menit,
jumlah bak 2 unit, volume total (Vtotal) 634,59 m3, serta volume setiap baknya adalah
317.29 m3.
Daftar Pustaka
Droste RL. 1997. Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment. New
York (US) : John Wiley & Sons, Inc.
Erikkson E. 2006. Phytotoxicity of grey wastewater evaluated by toxicity test. Urban
Water Journal. 3(3): 13-20.
Hadi W. 2005. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Surabaya (ID) :
FTSP ITS Surabaya.
Rukmana J. 2015. Aplikasi teknologi membran untuk desinfeksi air. Aplikasi
Teknologi Membran untuk Desinfeksi Air. 2(1): 1-10
Said NI dan Utomo K. 2007. Pengolahan air limbah domestik dengan proses lumpur
aktif yang diisi dengan media bioball. Jurnal Air Indonesia. 3(2): 100-174.
Sari AP, Yuniarto A. 2016. Perencanaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
industri agar-agar. Jurnal Teknik ITS. 5(2): 92-97.
U.S. EPA (United States Environmental Protection Agency). 1999. Understanding
Variation in Partition Coefficient, Kd, values, Volume II: Review of
Geochemistry and Available Kd Values for Cadmium, Cesium, Chromium, Lead,
Plutonium, Radon, Strontium, Thorium, Tritium (3H), and Uranium. Office of
Radiation and Indoor Air Office of Solid Waste and Emergency Response U.S.
EPA. Washington. DC.
LAMPIRAN
Lampiran 1 data parktikum

Data :

Dosemax 12 g/m3

Doseavg 5 g/m3

SF 1,25 kali

Qp 45690,47 m3/hari

Qavg 21953,05 m3/hari

pf 0,001 kg/g

T 18 ◦C

Tth -12,2 ◦C
kg / d /
WF 5 ◦C

Qmin 10000 m3/hari

SCl2 2 kg/m3
Jumlah
5 unit
injector
Tstorage 15 hari
Lampiran 2 desain fasilitas klorinasi

Kapasitas Sistem Unit Klorin  Nilai  Satuan


685,3 kg/hari
Laju Pemberian Klorin Maksimum (w max)
6 Cl2
Karena laju pemberian klorin yang cukup besar dibanding kriteria
desain [180 kg/hari (400 lb/hari) untuk satu unit] maka unit yang
digunakan untuk klorinasi lebih dari satu.
Laju penarikan klorin maksimum (Wrmax) 151 kg/hari
kg/hari per
150
unit
Jumlah unit yang dibutuhkan (Nvessel) 4,6 unit
5 unit
Kapasitas unit klorinasi (w chlorinator) 171 kg/hari
w design chlorinator 200 kg/hari
Asumsikan aliran puncak terbagi empat unit, (satu unit diasumsikan
sebagai unit siaga)
Unit utama 4 unit
Unit siaga 1 unit
Laju umpan klorin(w min chlorinator) 12,5 kg/hari
Cl2
Rasio turndown 16
Laju aliran air (Qinjector) 69,44 L/menit
70 L/menit
Qinjector minimum ketika 5 injector
350 L/menit
digunakan
Persyaratan penyimpanan    
137,2 kg/hari
Rata-rata laju pemberian klorin (w avg)
1 Cl2
Jumlah klorin yang dibutuhkan selama 15 hari 2058,
kg Cl2
(w storage) 1
kriteria desain untuk unit 1 ton 900 kg Cl2

Lampiran 3 Dimensi chlorin contact basin

Konfigurasi dan dimensi bak


Nilai Satuan
kontak
Volume total (Vtotal) 634,59 m3
Volume setiap bak (V) 317,29 m3
Dimensi bak
Luas permukaan setiap bak (A) 159 m2
Lebar saluran (w) 2,5 m
Panjang total (Ltotal) dalam 3
84 m
lintasan
Panjang bak 28 m
Pengecekan rasio dan persyaratan waktu kontak
Rasio panjang-lebar (L/w ratio) 34 > 20
Rasio kedalaman-lebar (H/w ratio) 0,8 <1
Volume aktual dari dua bak 840 m3
kontak, (Vtotal)
>20
θcontact 26
menit
Pengaturan Stuktur influen    
Struktur dan komponen influen
   
yang dipilih
junction box persegi panjang 1,5 1
* Lebar 1 m
* Panjang 1,5 m
* Lubang persegi 0,6 m
0,26441 m3/
Aliran setiap bak (Qbasin)
2 detik
Head loss saat melalui pintu air
0,08 m
(hgate)
Asumsi cd 0,6
g 9,81 m/s2
Pengaturan Stuktur effluen
Lweir = w 2,5 m
L' 2,5 m
n 0
cd 0,6
Head diatas weir effluen (hweir) 0,15 m

Anda mungkin juga menyukai