NUR BASUKI,ST,MPH
BBTKLPP YOGYAKARTA
Pra Bencana
1. Menyiapkan teknologi tepat guna utk pengolahan air
bersih, pengolahan sampah dan limbah, serta
pengendalian vektor berdasarkan keragaman bencana
dan potensi lokal yang tersedia
2. Menyiapkan buffer stock (alat dan bahan)
3. Membuat simulasi aplikasi pengolahan air,
pengelolaan limbah dan sampah serta pengendalian
vektor untuk memperkaya alternatif aplikasi pada
saat terjadi bencana
Mengapa menggunakan TTG ?
1. Dengan TTG yg sederhana, masyarakat dapat
membuat sendiri
2. Mengandalkan bahan lokal yg tersedia
3. Biaya bisa lebih murah
Pertimbangan memilih alat dan bahan sbg Buffer
stock bencana:
1. Kemudahan aplikasi
2.Ketersediaan
3. Keamanan
4.Kemudahan transportasi
5. Waktu simpan
6. Efektifitas
Contoh alat dan bahan PAB utk
buffer stock kedaruratan/bencana
Toilet mobile
PORTABLE SEPTIC TANK
Tempat / penampung sampah darurat
BUFFER STOCK UTK
PENGENDALI VEKTOR
Desinfektan
Insektisida
Pengendali lalat
Pengendali Nyamuk
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
PENYEDIAAN AIR PADA
KONDISI BENCANA
Penyediaan Air Bersih saat
tanggap darurat
• Tujuan utama : penyediaan, pengawasan dan perbaikan
kualitas air dan sanitasi adalah menurunkan risiko
munculnya KLB penyakit menular pada kondisi bencana
• Terselenggaranya upaya penyediaan, pengawasan dan
perbaikan kualitas air bersih dan sanitasi.
• Mendorong terwujudnya perilaku hidup bersih
(kebersihan perorangan)
Penyediaan Air Bersih saat
bencana
• Masalah utama kesehatan adalah disebabkan kebersihan buruk,
akibat kekurangan air bersih dan konsumsi air yang tercemar.
• Diarahkan untuk memenuhi kebutuan minimal air bersih bagi
pengungsi / korban bencana (minum, masak & kebersihan pribadi)
• Pemenuhan kebutuhan air bersih:hari pertama minimal 5 Liter / org
/ hari
• Hari berikutnya : 15 – 20 liter / org / hari.
Penyediaan Air Bersih saat
bencana
• Pada saat tanggap darurat bencana, membuat persediaan air
bersih sebanyak dan sedekat mungkin
• Kirim bantuan air bersih jika tdk ditemukan sumber air terdekat
yg bisa dimanfaatkan
• Pengolahan air bersih dari sumber air baku di sekitar lokasi
bencana ( jarak <6 km)
Manajemen PAB saat Bencana
1. Eksplorasi sumber air di sekitar lokasi bencana.
2. Pilih alternatif pengolahan yg paling cepat
menghasilkan ABER
3. Gunakan bahan pengolah air yang paling mungkin
digunakan utk segera menghasilkan ABER
4. Lakukan distribusi sesuai kebutuhan
5. Prioritaskan distribusi ABER mencapai kelompok
pengungsi yg rentan penyakit
Sumber air utk suplay ABER di Lokasi Bencana
Sumber air utk suplay ABER di Lokasi Bencana
Sumber air diatas lokasi bencana Sumber air dibawah lokasi bencana
Jika jarak sumber air dengan lokasi bencana >6 km,
pengolahan air dilakukan di sekitar sumber air baku
kemudian hasil pengolahan dikirim ke lokasi bencana
10-10 10-9 10-8 10-7 10-6 10-5 10-4 10-3 10-2 10-1 1,0
mm
Removable by Settleable
coagulation
Pengolahan Air Baku dng filtrasi dan Sedimentasi
▪ Pengendapan dapat dilakukan sebelum
filtrasi atau setelah proses kimia
(koagulasi flokulasi).
Pengolahan Air Baku dng Filtrasi
BUBBLE AERATOR
Submerged Cascade
Aerator SPRAY AERATOR
JET VENTURI AERATOR
2. KHLORINASI FILTRASI
3. FILTRASI ABSORBSI
4. PERMANGANASI-FILTRASI
TTG PENGOLAH AIR
KHLORIDA TINGGI
Pengolah air payau ( Na dan Cl tinggi)
Dosis ozone sebesar 0,4 mg/l dalam waktu 4 menit (faktor waktu kontak (CT) =
1,6) mampu menghilangkan bakteri patogenik dan polivirus
Chlodif
Chlorin Injector
Floating Chlorin dispenser
Chlorine Affixer
Khlorinasi dengan Dozing Pump
BAK PENAMPUNG
AIR KOMUNAL
Desinfeksi dengan Filtrasi
(ULTRA, NANO FILTRASI dan RO)
▪ SODIS (SOLAR DISINFECTION)
Sarana Pembuangan Kotoran Darurat
1.Jamban saluran (trench latrine)
saluran digali ditanah sedalam kira-kira cm agar ekskreta
dapat diuraikan oleh mikroba tanah, lebar saluran 40-60 cm,
tersedia tanah untuk menimbun ekskreta, panjang saluran
max 6 m, dan bagian atas saluran diberikan dinding penguat
agar tidak runtuh, diberikan kayu untuk meletakkan kaki saat
defekasi, diberi sekat pemisah dari bahan lokal yang mudah
didapat.
2.Jamban gali (pit latrine)
jamban gali mudah dibuat dan merupakan lubang yg digali
ditanah, perhatikan kedalaman permukaan air tanah
terutama pada musim penghujan dan saat bencana banjir
PORTABLE SEPTIC TANK
PORTABLE/MINI TOILET
Saluran pengolah air limbah
1. Ditempat pengungsian, air limbah berasal
dari dapur, kamar mandi, tempat mencuci,
tempat layanan kesehatan, dan seringkali
berasal dari WC.
2. Jika sampai tergenang dan mengalir,
terbentuklah genangan air yang tercemar
oleh zat organik sehingga berpotensi menjadi
breeding place vektor penyakit seperti nyamuk
culex yg dapat menyebarkan filariasis.
Tempat pembuangan air limbah
1. Lubang resapan
2. Parit infiltrasi
3. Drainase alam
4. Drainase buatan
5. Wet land construction
Pengelolaan sampah
1. Pewadahan sampah
Bahan pewadah sampah harus :
a. awet dan tahan air (kedap air)
b. mudah untuk diperbaiki
c. ekonomis, mudah diperoleh/ dibuat oleh masyarakat
d. ringan dan mudah diangkat sehingga tidak melelahkan
petugas
e. penggunaan warna yang menarik dan menyolok
f. terdapat label / tulisan
Pengelolaan sampah
2. Pengangkutan
Untuk memindahkan sampah dari daerah tanggap darurat
ketempat pengolahan dan pembuangan akhir
dapat digunakan beberapa macam alat angkut seperti
gerobak,truk, container, yang kapasitasnya disesuaikan
dengan volume sampah.
Penampung sampah darurat
Pengelolaan sampah
3. Pengolahan Sampah
Dengan metode landfill
1) Gali 2 lubang tanah yang bersisian di lokasi terendah, ukuran sesuaikan dengan
jumlah pengungsi,
2) Beri pecahan genting atau batu pada dasar lubang.
3) Masukkan sampah organik yang dihasilkan dari tempat pengungsian pada satu
lubang hingga penuh kemudian tutup dengan tanah bekas galian lubang tersebut
4) Biarkan hingga menjadi kompos.
5) Sementara lubang yang telah digali sebagai lubang persiapan untuk lubang
pengganti yang sudah penuh.
Sedangkan untuk sampah plastik (anorganik) tetap dikumpulkan kedalam kantung-
kantung plastik besar (polybag) untuk selanjutnya diolah kembali, atau dibuat
menjadi tas yang dijahit.
Sanitary Landfill
a. adalah sistem pengelolaan atau
pemusnahan sampah dnegan cara
membuang dan menumpuk sampah
di lokasi yang cekung,
memadatkannya, dan kemudian
menimbunnya dengan tanah.
b. meminimalisir dampak pencemaran,
baik air, tanah, maupun udara,
sehingga lebih ramah lingkungan.
c. Tidak berpotensi menimbulkan bau,
mengundang vektor dan binatang
pengganggu
Pengelolaan sampah
3. Pengolahan Sampah pada bencana banjir
a. Kantung-kantung plastik besar, drum bekas yang bertutup, ember
bekas cat dapat dimanfaatkan sebagai sarana penampungan dan
pengolahan sampah.
b. Sampah basah (organik) dimasukkan kedalam polibag/drum
plastik jika sudah penuh ditutup dengan penutup yang telah diberi
lubang pengeluaran udara (dikomposkan).
c. Sampah kering (anorganik) diolah kembali menjadi barang atau
dijual.
Pengelolaan sampah
3. Pengolahan Sampah pada bencana gempa bumi