BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber
yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut,
antara lain: 1. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit. 2. Bebas dari
substansi kimia yang berbahaya dan beracun. 3. Tidak berasa dan tidak berbau. 4.
Kesehatan RI. Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit,
bahanbahan kimia yang berbahaya dan sampah atau limbah industri (Chandra,
2020).
Air merupakan sumber daya alam yang berlimpah di muka bumi, menutupi
sekitar 71% dari permukaan bumi. Secara keseluruhan air di muka bumi, sekitar
98% terdapat di Samudera dan laut dan hanya 2% yang merupakan air tawar yang
terdapat di sungai, danau dan bawah tanah. Diantara air tawar yang ada tersebut,
87% diantaranya berbentuk es, 12% terdapat di dalam tanah, dan sisanya sebesar
1% terdapat di danau dan sungai. Air merupakan senyawa kimia yang sangat
penting bagi kehidupan umat manusia dan maahkluk lainnya dengan fungsi yang
kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa yang dimaksud dengan air
adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
berada di darat. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air), dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus H₂O yaitu satu
molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada
jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc sampel air/MPN. MPN disini
mewakili most probable number (jumlah terkaan terdekat bakteri koliform dalam
100 cc air). Golongan-golongan air tersebut antara lain : 1. Air yang sudah
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Depot
air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku
menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen (Permenkes, 2010).
Air Minum harus terbebas dari pencemaran yang berasal dari debu
10
binatang kecil, pengerat, dan lain-lain, tempat yang kurang baik, system saluran
peralatan proses produksi. Area produksi harus dapat dicapai untuk inspeksi dan
2004). Konstruksi lantai, dinding dan plafon area produksi harus baik dan selalu
bersih. Dinding ruang pengisian harus dibuat dari bahan yang licin, berwarna terang
rutindan dijadwalkan. Dinding dan plafon harus rapat tanpa ada keretakan. Tempat
pengisian harus didesain hanya untuk maksud pengisian produk jadi dan harus
menggunakan pintu yang dapat menutup rapat. Desain tempat pengisian harus
sedemikian rupa sehingga semua permukaan dan semua peralatan yang ada di
dalamnya dapat dibersihkan serta disanitasi setiap hari. Penerangan diarea proses
Ventilasi harus cukup untuk meminimalkan bau, gas atau uap berbahaya dan
secara rutin agar tidak ada debu dan dijaga tetap bersih (Permenkes, 2010).
11
1. Storage Tank
Storage Tank berguna sebagai penampungan air baku yang dapat menampung
Stainless Water Pump berguna sebagai pemompa air baku dari tempat
3. Tabung Filter
a. Tabung yang pertama adalah active sand media filter untuk menyaring
partikel-partikel yang kasar dengan bahan dari pasir atau jenis lain yang
c. Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter merupakan
karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu, rasa, warna sisa khlor dan
bahan organik.
4. Mikro Filter
1 mikron dan 0,4 mikron dengan maksud untuk memenuhi persyaratan air
minum.
5. Flow Meter
12
Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir kedalam galon isi
ulang.
Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai desinfeksi pada air yang telah
diolah.
Galon isi ulang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menampung atau
menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang
higienis.
2.3 Disenfeksi
Disinfektan merupakan bahan kimia untuk disinfeksi pada benda mati. Secara
umum disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh mikroba
pathogen, baik dalam jumlahnya maupun terhadap jenis, kecuali endospora bakteri
dimaksud adalah vegetative bakteri gram positif dan gram negatif, mikrobakteri,
desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki atau alat
pencampur ozonlainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon
sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 – 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain
menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV)
13
dengan panjang gelombang 254 nm atau kekuatan 25370 A dengan intensitas
(Septiari, 2012).
berada di dalam air. Proses sterilisasi ini dapat dihilangkan dengan berbagai cara,
yaitu pemanasan hingga titik didih air, khlorinasi atau dengan cara ozonisasi dan
sinar ultraviolet. Cara yang paling mudah dan murah adalah dengan cara
a. Keperluan banyak orang cara yang dipakai dalam proses desinfeksi adalah
khlorinasi.
b. Keperluan pribadi atau masyarakat dalam dalam jumlah sedang. Cara yang
c. Keperluan keluarga kecil dan pribadi. Cara yang dipakai dalam proses
1. Khlorinasi
Air setelah mengalir melalui filter pasir cepat maka air tersebut akan diberi
kholor 60% dengan perbandingan 1 kubik air diperlukan klor sebanyak 5 gram.
keasaman air. H2O + Cl2 → HCl + HClO HclO →HCl + [O] Pemakaian Cl2
14
memabantu pembasmian kuman. HCl yang terbentuk dalam pemakaian Cl2
akan menambah keasaman air dan merusak pipa yang terbuat dari logam.
2. Ozonisasi
akan mati Cara ozonisasi Air mengalir melalui penekanan, ozon (O3) akan
dan kemasan akan ikut disterilkan, sehingga produk yang dihasilkan akan lebih
bahan yang efektif disamping sangat aman. Akan tetapi karena ozon bersifat
oksidator juga, maka apabila air baku yang masih mengandung Fe atau Mn
melewati ozonisasi, maka air yang diperoses akan dapat berubah menjadi
Fe(OH)3. Jadi sebaiknya air yangmelewati proses ozonisasi harus benar- benar
bersih.
3. Proses ultraviolet
pada air yang sedang mengalir maka kuman-kuman yang terdapat di dalam air
akan mati. Pada AMIU, cara yang paling banyak digunakan adalah dengan
sinar ultraviolet. Intensitas lampu ultraviolet yang dipakai harus cukup, yang
15
efektif diperlukan intensitas besar 30.000 MW sec/cm2 (Micro Watt detik per
sentimeter persegi). Proses yang relatif baru adalah mencampur gas ozon ke
dalam air, dikenal dengan nama ozonisasi. Ozon merupakan oksidator kuat
2.3.1 Mikrofilter
memisahkan mikroorganisme dan partikel dari proses cair ditangguhkan . Hal ini
biasanya digunakan untuk proses pemisahan lainnya seperti ultrafiltrasi dan reverse
osmosis untuk memberikan aliran produk yang bebas dari kontaminan yang tidak
diinginkan.
Mikrofilter pada setiap AMIU bebeda-beda tergantung kualitas air baku yang
16
5 Total Zat Padat Mg/I 500
Terlarut (TDS)
6 Kekeruhan NTU 5 Nephelometric Turbidity
unit
2.3.3 pH Meter
3, 4, 5, 6 7 8, 9, 10
penuaan.
ditetapkan.
kebutuhan material.
17
4. Pengaturan logistik untuk menjamin ketersediaan komponen/material yang
sanitasi secara teratur dan berkala. Harus dilakukan usaha pencegahan masuknya
binatang pengerat (tikus), serangga dan binatang kecil lainnya kedalam bangunan
proses produksi maupun tempat pengisian. Pembasmian jasad renik, serangga dan
ataupun produk akhir harus dibersihkan dan dikenakan tindak sanitasi secara
peralatan yang digunakan oleh AMIU harus dirawat secara berkala dan apabila
sudah habis umur pakai harus diganti sesuai dengan ketentuan teknisnya
(Kemenkes, 2010).
bersih dan disanitasi setiap hari. Permukaan yang kontak dengan air minum harus
bebas dari kerak, oksidasi dan residu lain (Kemenkes, 2010). Proses pengisian dan
penutupan dilakukan secara saniter yakni dilakukan dalam ruang yang hygienis.
Wadah yang dibawa oleh konsumen harus disanitasi dan diperiksa sebelum
18
pengisian, dan setelah pengisian, wadah ditutup dengan penutup tanpa disegel.
Wadah cacat harus dinyatakan tidak dapat dipakai dan tidak boleh diisi.
langsung dengan air minum, bila menggunakan bahan sanitasi maka konsentrasinya
harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Pada perlakuan sanitasi harus
dicatat konsentrasi bahan sanitasi dan lamanya waktu bahan sanitasi berkontak
2.4.3 Karyawan
bebas dari luka, penyakit kulit atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan
menggunakan pakaian kerja, tutup kepala dansepatu yang sesuai. Karyawan harus
19
Bak penampung air baku harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade),
harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Depot air minum tidak
boleh melakukan penyimpanan air minum yang siap dijual dalam bentuk dikemas.
Dengan demikian tidak ada stok air minum dalam wadah yang siap dijual.
Penyimpanan hanya boleh dilakukan untuk air baku dalam tangki penampung.
kepada konsumen yang membawa wadah miliknya sendiri atau disediakan oleh
dalam rangka pendirian sebuah industri yang harus dimiliki oleh sebuah depot air
minum (Arrazy, 2020). Ketentuan kewajiban memiliki TDI adalah sebagai berikut :
1. Industri kecil dimana nilai investasinya sampai dengan Rp. 5.000.000,- (lima
juta rupiah) tidak termasuk tanah, dan bangunan tempat usaha, tidak wajib
2. Industri kecil dimana nilai investasinya diatas Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah)
sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah,
3. Tanda Daftar Usaha Perdagagan (TDUP) atau SIUP (Surat Izin Usaha
20
industri yang melaksanakan kegiatan usaha perdagangan (Depperindag,
2004).
4. Surat Jaminan Pasok Air Baku adalah persyaratan yang harus dimiliki oleh
depot air minum yang diberikan oleh PDAM atau perusahaan yang memiliki
mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung
masyarakat penyakit atau gangguan kesehatan yang berasal dari air minum.
harus dicapai yaitu standart, apa yang sedang dilakukan yaitu menilai
baik dan dapat memenuhi tujuannya yang telah ditetapkan (Fahmi, 2013).
21
1. Inspeksi sanitasi dilakukan dengan cara pengamatan dan penilaian kualitas
yang sangat penting untuk menjamin kualitas biologis air minum sehingga dapat
jika peralatan yang ada di depot berfungsi dengan baik seperti tabung UV
sebagai alat sterilisasi air, penggunaan makro filter yang berada dalam jangka
waktu pemakaian dan masih banyak lagi. Faktor peralatan misalnya lampu UV
berhubungan secara signifikan dengan kualitas bakteriologi air minum isi ulang,
dimana DAMIU yang tidak melakukan pergantian lampu UV secara rutin memiliki
kontaminasi Escherichia coli pada air minum isi ulang di Kecamatan Dolok Masihul
22
Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2021)
air yang memiliki proses pengelolaan tidak memenuhi persyaratan, dimana DAMIU
yang memiliki proses pengelolaan tidak higiene memiliki risiko 777 kali lebih tinggi
untuk tercemar mikroorganisme (Dewi, 2021). Faktor lain seperti pembinaan dan
Sumber air baku yang digunakan sangat memiliki hubungan yang bermakna
terhadap kualitas biologis air. Air baku yang tercemar akan menyebabkan adanya
kandungan mikroorganisme tertentu pada air yang akan dikonsumsi. Sumber air
baku yang tidak aman dapat menghasilkan jumlah bakteri coliform yang tidak
2.7.1 Hubungan Proses Pengelolaan Air Minum Isi Ulang Dengan Kualitas
Bakteriologis Escherichia Coli
Berdasakan penelitian yang dilakukan Dewi (2021) menyebutkan bahwa ada
Komering Ulu Tahun 2021 p-value = 0,000. Sedangkan penelitian Sondakh, Rattu
23
and Kaunang (2015) menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara
berpengaruh, hal ini dikarenakan penjamah ialah individu yang sering melakukan
Komering Ulu Tahun 2021 diperoleh nilai p value = 0,014 < (0,05). Sedangkan
penelitian Alfian, Mulasari and Santri (2021) menunjukkan tidak ada hubungan
antara higiene petugas depot galon dengan jumlah bakteri E. coli pada air minum isi
langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air
24
disebut waterborne disease atau water-related disease. Berikut ini contoh penyakit
akuatik tersebut berdasarkan sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi dua,
yaitu:
(vektor keong).
2. Not multiplied, Agens penyakit dari hospes semacam ini adalah cacing Guinea
1. Waterborne mechanism, Mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat
mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan
poliomielitis.
25
2. Waterwashed mechanism, Mekanisme penularan semacam ini berkaitan
terdapat tiga cara penularan, yaitu: a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti
diare pada anak-anak. b. Infeksi melalui kulit dan mata,seperti scabies dan
leptospirosis.
medinensis.
kehadiran jasad indikator, yaitu bakteri gologan Coli fecal yang selalu ditemukan di
tinja manusia atau hewan berdarah panas, baik yang sehat maupun yang sakit.
Escherichia intermedia.
26
Dari ketiga kelompok tersebut, kelompok Escherichia khusus Escherichia coli
merupakan bakteri yang paling tidak di kehendaki kehadiranya di dalam air minum
maupun makanan. Aerobachter dan Klebsiela yang biasa disebut gologan perantara,
maupun sifat seperti Coli fecal, tetapi tidak dapat hidup pada suhu diatas 370c dan
sering dijumpai di dalam tanah dan air daripada di dalam saluran pencernaan
berdarah panas. Bakteri ini hidup pada suhu 420c. Sejak saat itu, bila ditemukan
bakteri Coli fecal maka hal ini dapat menjadi indikasi bahwa air tersebut telah
mengalami oleh feses manusia dan hewan-hewan berdarah panas. Adapun alasan
1. Lebih tahan dibanding dengan bakteri usus patogen. Karena lebih tahan
bakteri patogen usus sudah tidak ada apabila bakteri coli tidak ada ditemukan
2. Terdapat banyak di dalam tinja maka bagian manapun yang diambil dari tinja
3. Mudah dianalisis dengan cara melihat reaksi pada media selktif tertentumaka
27
Escherichia coli menyebabkan diare akut, dapat di kelompokkan menjadi 4
kategori yaitu :
1. Escherichia colienteropatogenik
baru lahir hingga umur 2 tahun sehingga terjadi kegagalan pertumbuhan pada
2. Escherichia colienteroinfasive
ditemukansebagai penyebab diare akut pada anak-anak yang lebih besar dan
orang dewasa, Escherichia coli ini menyerang sel-sel epitel usus besar
oleh Shigella, yaitu demam, diare, muntah dan kram. Jalur ini dikenal sebagai
3. Escherichia colienterotoksigenik
tahan panas (TP), sedangkan yang lain merupakan toksin yang tidak tahan
panas (TTP). Kedua macam toksin ini menyebabkan diare pada orang dewasa
dan anak-anak.
4. Escherichia colientrohemorganik
28
Escherichia colientrohemorganik sering di jumpai pada makanan yang
tercemar feses sapi. Escherichia coli jenis ini menghasilkan toksin hemoragik
dan dapat berkembang menjadi uremik hemofilik dan gagal ginjal akut
(Soepangat, 2021).
pencernaan manusia sebagai flora normal. Morfologi bakteri ini adalah berbentuk
batang lurus dengan ukuran 1-4 μm, motil atau nonmotil dan mesofil dan beberapa
Escherichia coli dapat bertahan selama berbulan-bulan pada tanah dan di dalam air,
tetapi dapat dimatikan dengan pemanasan 60°c selama 20 menit. Escherichia coli
jumlahnya terlalu banyak. Taksonomi dari bakteri Escherichia coli adalah sebagai
berikut:
a. Kingdom : Bacteria
c. Ordo : Enterobacteriales
d. Family : Enterobacteriaceae
e. Genus : Escherichia
29
Gambar 1.2 Bakteri Escherichia coli
2.6.3 Patogenesis dan Gejala Penyakit
setelah 40 hari dilahirkan. Escherichia coli dapat melekat pada usus besar dan dapat
seperti infeksi pada saluran kemih, infeksi meningitis pada neonatus, dan infeksi
ekspresi faktor virulensi masing masing serotype Escherichia coli, termasuk adanya
tubuh hospes.
Infeksi Escherichia coli sering kali berupa diare yang disertai dengan
pendarahan, kejang perut, demam, dan dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.
Infeksi Escherichia coli pada beberapa penderita, anak-anak dibawah 5 tahun, dan
orang tua dapat menyebabkan komplikasi yang disebut dengan sindrom uremik
hemolitik. Sekitar 2-7 % infeksi Escherichia coli adalah infeksi komplikasi dengan
infeksi lainnya.
30
Berdasarkan data pada Puskesmas Kopelma Darusalam bahwasanya penyakit
yang cukup rentan di Gampong Rukoh yaitu Diare yang diakibatkan oleh
Adapun kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
31