Anda di halaman 1dari 23

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Analisis Air

Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber

yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut,

antara lain: 1. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit. 2. Bebas dari

substansi kimia yang berbahaya dan beracun. 3. Tidak berasa dan tidak berbau. 4.

Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga. 5.

Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen

Kesehatan RI. Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit,

bahanbahan kimia yang berbahaya dan sampah atau limbah industri (Chandra,

2020).

Air merupakan sumber daya alam yang berlimpah di muka bumi, menutupi

sekitar 71% dari permukaan bumi. Secara keseluruhan air di muka bumi, sekitar

98% terdapat di Samudera dan laut dan hanya 2% yang merupakan air tawar yang

terdapat di sungai, danau dan bawah tanah. Diantara air tawar yang ada tersebut,

87% diantaranya berbentuk es, 12% terdapat di dalam tanah, dan sisanya sebesar

1% terdapat di danau dan sungai. Air merupakan senyawa kimia yang sangat

penting bagi kehidupan umat manusia dan maahkluk lainnya dengan fungsi yang

tidak akan dapat diganti.

Menurut peraturan pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang pengolahan

kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa yang dimaksud dengan air

adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang

berada di darat. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air), dan gas (uap air). Air

merupakan satu-satunya zat secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga

wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus H₂O yaitu satu

molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu

atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada

kondisi standar (Allafa, 2008).

Air secara bakterologis dapat dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan

jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc sampel air/MPN. MPN disini

mewakili most probable number (jumlah terkaan terdekat bakteri koliform dalam

100 cc air). Golongan-golongan air tersebut antara lain : 1. Air yang sudah

mengalami proses desinfeksi; MPN.

2.2 Depot Air Minum

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Depot

air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku

menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen (Permenkes, 2010).

2.2.1 Desain dan Konstruksi Depot

Air Minum harus terbebas dari pencemaran yang berasal dari debu

disekitar Depot, daerah tempat pembuangan kotoran/sampah, tempat

penumpukan barang bekas, tempat bersembunyi/berkembang biak serangga,

10
binatang kecil, pengerat, dan lain-lain, tempat yang kurang baik, system saluran

pembuangan air dan tempat-tempat lain yang diduga dapat mengakibatkan

pencemaran (Permenkes, 2010).

Proses produksi menyediakan tempat yang cukup untuk penempatan

peralatan proses produksi. Area produksi harus dapat dicapai untuk inspeksi dan

pembersihan disetiap waktu (Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan,

2004). Konstruksi lantai, dinding dan plafon area produksi harus baik dan selalu

bersih. Dinding ruang pengisian harus dibuat dari bahan yang licin, berwarna terang

dan tidak menyerap sehingga mudah dibersihkan. Pembersihan dilakukan secara

rutindan dijadwalkan. Dinding dan plafon harus rapat tanpa ada keretakan. Tempat

pengisian harus didesain hanya untuk maksud pengisian produk jadi dan harus

menggunakan pintu yang dapat menutup rapat. Desain tempat pengisian harus

sedemikian rupa sehingga semua permukaan dan semua peralatan yang ada di

dalamnya dapat dibersihkan serta disanitasi setiap hari. Penerangan diarea proses

produksi, tempat pencucian/pembilasan/sterilisasi/pengisian galon harus cukup

terang untuk mengetahui adanya kontaminasi fisik (Permenkes, 2010).

Ventilasi harus cukup untuk meminimalkan bau, gas atau uap berbahaya dan

kondensat dalam ruang proses produksi, pencucian/ pembilasan/sterilisasi dan

pengisian galon. Pengecekan terhadap perlengkapan ventilasi perlu dilakukan

secara rutin agar tidak ada debu dan dijaga tetap bersih (Permenkes, 2010).

2.2.2 Peralatan Depot AMIU


Alat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum:

11
1. Storage Tank

Storage Tank berguna sebagai penampungan air baku yang dapat menampung

air sebanyak 3000 liter.

2. Stainless Water Pump

Stainless Water Pump berguna sebagai pemompa air baku dari tempat

storagetank kedalam tabung filter.

3. Tabung Filter

Tabung Filter mempunyai tiga fungsi, yaitu :

a. Tabung yang pertama adalah active sand media filter untuk menyaring

partikel-partikel yang kasar dengan bahan dari pasir atau jenis lain yang

efektif dengan fungsi yang sama

b. Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi untuk

menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang maksimal dan efisien.

c. Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter merupakan

karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu, rasa, warna sisa khlor dan

bahan organik.

4. Mikro Filter

Mikro Filter merupakan saringan yang terbuat dari polyprophylene yang

berfungsi untuk menyaring partikel air dengan diameter 10 mikron, 5 mikron,

1 mikron dan 0,4 mikron dengan maksud untuk memenuhi persyaratan air

minum.

5. Flow Meter

12
Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir kedalam galon isi

ulang.

6. Lampu ultraviolet dan ozon

Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai desinfeksi pada air yang telah

diolah.

7. Galon isi ulang

Galon isi ulang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menampung atau

menyimpan air minum didalamnya. Pengisian wadah dilakukan dengan

menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang

higienis.

2.3 Disenfeksi

Disinfektan merupakan bahan kimia untuk disinfeksi pada benda mati. Secara

umum disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh mikroba

pathogen, baik dalam jumlahnya maupun terhadap jenis, kecuali endospora bakteri

seperti yang terlihat pada spektrumnya. Spektrum mikroba pathogen yang

dimaksud adalah vegetative bakteri gram positif dan gram negatif, mikrobakteri,

jamur serta virus.Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses

desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki atau alat

pencampur ozonlainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon

sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 – 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain

menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV)

13
dengan panjang gelombang 254 nm atau kekuatan 25370 A dengan intensitas

(Septiari, 2012).

Proses desinfeksi adalah suatu proses menghilangkan kuman patogen yang

berada di dalam air. Proses sterilisasi ini dapat dihilangkan dengan berbagai cara,

yaitu pemanasan hingga titik didih air, khlorinasi atau dengan cara ozonisasi dan

sinar ultraviolet. Cara yang paling mudah dan murah adalah dengan cara

khlorinasi, yaitu mencampurkan kaporit ke dalam air.

Dalam proses desinfeksi perlu diperhatikan beberapa volume air yang

diperlukan bagi perorangan, perkeluarga atau masyarakat luas.

a. Keperluan banyak orang cara yang dipakai dalam proses desinfeksi adalah

khlorinasi.

b. Keperluan pribadi atau masyarakat dalam dalam jumlah sedang. Cara yang

dipakai adalah ozonisasi, ultraviolet atau filtrasi.

c. Keperluan keluarga kecil dan pribadi. Cara yang dipakai dalam proses

deinfeksi adalah memasak.

Proses desinfeksi dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Khlorinasi

Air setelah mengalir melalui filter pasir cepat maka air tersebut akan diberi

kholor 60% dengan perbandingan 1 kubik air diperlukan klor sebanyak 5 gram.

Perlu diingat bahwa dalam pemakain zat khlor cendrung meningkatkan

keasaman air. H2O + Cl2 → HCl + HClO HclO →HCl + [O] Pemakaian Cl2

bertujuan membasmi/desinfeksi kuman dan [O] yang terbentuk juga

14
memabantu pembasmian kuman. HCl yang terbentuk dalam pemakaian Cl2

akan menambah keasaman air dan merusak pipa yang terbuat dari logam.

2. Ozonisasi

Air yang mendapat ozonisasi, kuman-kuman yang mengandung di dalamnya

akan mati Cara ozonisasi Air mengalir melalui penekanan, ozon (O3) akan

larut di dalam air H2O + O3 → H2O + O2 + [O][O] yang terbentuk akan

membunuh kuman. Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan,

dan kemasan akan ikut disterilkan, sehingga produk yang dihasilkan akan lebih

terjamin tidak ada kebocoran di kemasasn ozon generator. Ozon merupakan

bahan yang efektif disamping sangat aman. Akan tetapi karena ozon bersifat

oksidator juga, maka apabila air baku yang masih mengandung Fe atau Mn

melewati ozonisasi, maka air yang diperoses akan dapat berubah menjadi

sedikit berwarna kekuningan atau kecoklatan karena terbentuknya partikel

Fe(OH)3. Jadi sebaiknya air yangmelewati proses ozonisasi harus benar- benar

bersih.

3. Proses ultraviolet

Melalui penyinaran ultraviolet dengan intensitas cahaya 2537 Å ( 10-8 cm)

pada air yang sedang mengalir maka kuman-kuman yang terdapat di dalam air

akan mati. Pada AMIU, cara yang paling banyak digunakan adalah dengan

memasang lampu ultarviolet. Air dialirkan melalui tabung yang dipasang

lampu ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuholeh radiasi

sinar ultraviolet. Intensitas lampu ultraviolet yang dipakai harus cukup, yang

15
efektif diperlukan intensitas besar 30.000 MW sec/cm2 (Micro Watt detik per

sentimeter persegi). Proses yang relatif baru adalah mencampur gas ozon ke

dalam air, dikenal dengan nama ozonisasi. Ozon merupakan oksidator kuat

yang mampu membunuh bakteri patogen, termasuk virus (Darmadi, 2008).

2.3.1 Mikrofilter

Mikrofiltrasi adalah jenis proses filtrasi fisik dimana cairan yang

terkontaminasi dilewatkan melalui membran pori berukuran khusus untuk

memisahkan mikroorganisme dan partikel dari proses cair ditangguhkan . Hal ini

biasanya digunakan untuk proses pemisahan lainnya seperti ultrafiltrasi dan reverse

osmosis untuk memberikan aliran produk yang bebas dari kontaminan yang tidak

diinginkan.

Mikrofilter pada setiap AMIU bebeda-beda tergantung kualitas air baku yang

digunakannya, jumlahnya dimulai dari cartridge 3, 4, 6, 8. Ukuran cartridge memiliki

kekerapatan yang bebeda-beda ddimulai dari ukuran 0-10 μm (Widayanti,2013).

2.3.2 Standar Baku Mutu fisik Air Minum

No Parameter Unit SBM (Kadar Keterangan


Wajib maksimum yang
diperbolehkan)
Parameter yang  Permenkes
tidak langsung No.
berhubungan 429/Menkes/Per/IV/2
dengan 010
kesehatan
1 Bau Tidak berbau
2 Rasa Tidak berasa
3 Suhu *C Suhu udara ± 3
4 Warna TCU 15  True Color Unit

16
5 Total Zat Padat Mg/I 500
Terlarut (TDS)
6 Kekeruhan NTU 5 Nephelometric Turbidity
unit
2.3.3 pH Meter

pH Asam Netral pH Alkalin

3, 4, 5, 6 7 8, 9, 10

(Kurang Sehat) Air mineral dengan pH 7 (Lebih Sehat)

Makanan dan Minuman

yang bersifat asam.

Emosi negatif, stres dan

penuaan.

2.4 Manajemen Pemeliharaan Sarana Produksi dan Program Sanitasi


2.4.1 Manajemen Pemeliharaan Peralatan
Manajemen pemeliharaan dapat dijelaskan sebagai fungsi dari panduan

kebijakan aktifitas-aktifitas pemeliharaan, teknik pelatihan dan manajemen kontrol

dari program-program pemeliharaan. Fungsi-fungsi dari pemeliharaan:

1. Perencanaan dan perbaikan peralatan/fasilitas pada standar-standar yang

ditetapkan.

2. Pelaksanakan pemeliharaan preventif; khususnya, pengembangan dan

penerapan program kerja yang terjadwal untuk tujuan menjaga

peralatan/fasilitas beroperasi secara memuaskan.

3. Persiapkan anggaran biaya yang realistis terhadap pemeliharaan dan

kebutuhan material.

17
4. Pengaturan logistik untuk menjamin ketersediaan komponen/material yang

diperlukan untuk tugas-tugas pemeliharaan.

5. Pemeliharaan pencatatan peralatan dan pembersihan (Dhilon, 2020).

Bangunan dan bagian-bagiannya harus dipelihara dan dikenakan tindak

sanitasi secara teratur dan berkala. Harus dilakukan usaha pencegahan masuknya

binatang pengerat (tikus), serangga dan binatang kecil lainnya kedalam bangunan

proses produksi maupun tempat pengisian. Pembasmian jasad renik, serangga dan

tikus yang dilakukan dengan menggunakan desinfektan, insektisida ataupun

rodentisida harus dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan

gangguan terhadap kesehatan manusia dan tidak menimbulkan pencemaran

terhadap bahan baku dan air minum.

Mesin dan peralatan yang berhubungan langsung dengan bahan baku

ataupun produk akhir harus dibersihkan dan dikenakan tindak sanitasi secara

teratur, sehinggatidak menimbulkan pencemaran terhadap produk akhir. Mesin dan

peralatan yang digunakan oleh AMIU harus dirawat secara berkala dan apabila

sudah habis umur pakai harus diganti sesuai dengan ketentuan teknisnya

(Kemenkes, 2010).

2.4.2 Program Sanitasi


Permukaan peralatan yang kontak dengan bahan baku dan air minum harus

bersih dan disanitasi setiap hari. Permukaan yang kontak dengan air minum harus

bebas dari kerak, oksidasi dan residu lain (Kemenkes, 2010). Proses pengisian dan

penutupan dilakukan secara saniter yakni dilakukan dalam ruang yang hygienis.

Wadah yang dibawa oleh konsumen harus disanitasi dan diperiksa sebelum

18
pengisian, dan setelah pengisian, wadah ditutup dengan penutup tanpa disegel.

Wadah cacat harus dinyatakan tidak dapat dipakai dan tidak boleh diisi.

Pekerjaan pembersihan dilakukan baik di ruang produksi maupun tempat

pengisian sehingga dapat mencegah kontaminasi pada permukaan yang berkontak

langsung dengan air minum, bila menggunakan bahan sanitasi maka konsentrasinya

harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Pada perlakuan sanitasi harus

dicatat konsentrasi bahan sanitasi dan lamanya waktu bahan sanitasi berkontak

dengan permukaan yang disanitasi (Kemenkes, 2010).

2.4.3 Karyawan

Karyawan yang berhubungan dengan produksi harus dalam keadaan sehat,

bebas dari luka, penyakit kulit atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan

pencemaran terhadap air minum. Karyawan bagian pengisian diharuskan

menggunakan pakaian kerja, tutup kepala dansepatu yang sesuai. Karyawan harus

mencuci tangan sebelum melakukan pekerjaan, terutama pada saat penanganan

wadah dan pengisian (Arrazy, 2020).

Karyawan tidak diperbolehkan makan, merokok, meludah atau melakukan

tindakan lain selama melakukan pekerjaan yang dapat menyebabkan pencemaran

terhadap air minum. Karyawan/personil tidak diperbolehkan dalam tempat

pengisian kecuali yang berwenang dengan pakaian khusus untuk melakukan

pengujian atau pekerjaan yang diperlukan (Arrazy, 2020).

2.4.4 Penyimpanan Air Baku Dan Penjualan

19
Bak penampung air baku harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade),

harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Depot air minum tidak

boleh melakukan penyimpanan air minum yang siap dijual dalam bentuk dikemas.

Dengan demikian tidak ada stok air minum dalam wadah yang siap dijual.

Penyimpanan hanya boleh dilakukan untuk air baku dalam tangki penampung.

Air Minum tidak boleh melakukan penjualan secara eceran melalui

toko/kios/warung dan hanya diperbolehkan menjual di tempat usaha langsung

kepada konsumen yang membawa wadah miliknya sendiri atau disediakan oleh

Depot. Pelaksanaan penjualan/pengisian dilakukan seperti uraian pada proses

pengisian air minum yang dimulai dari pembilasan/pencucian/sterilisasi wadah,

pengisian dan penutupan.

2.4.5 Persyaratan Usaha Depot Air Minum


TDI adalah bentuk perizinan yang diberikan oleh Depperindag RI untuk AMIU

dalam rangka pendirian sebuah industri yang harus dimiliki oleh sebuah depot air

minum (Arrazy, 2020). Ketentuan kewajiban memiliki TDI adalah sebagai berikut :

1. Industri kecil dimana nilai investasinya sampai dengan Rp. 5.000.000,- (lima

juta rupiah) tidak termasuk tanah, dan bangunan tempat usaha, tidak wajib

memiliki TDI, kecuali perusahaan yang bersangkutan mengkehendaki TDI.

2. Industri kecil dimana nilai investasinya diatas Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah)

sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah,

dan bangunan tempat usaha, wajib memiliki TDI (Permenperindag, 2008).

3. Tanda Daftar Usaha Perdagagan (TDUP) atau SIUP (Surat Izin Usaha

Perdagangan) adalah perizinan yang diberikan oleh Depperindag RI bagi setiap

20
industri yang melaksanakan kegiatan usaha perdagangan (Depperindag,

2004).

4. Surat Jaminan Pasok Air Baku adalah persyaratan yang harus dimiliki oleh

depot air minum yang diberikan oleh PDAM atau perusahaan yang memiliki

Izin Pengambilan Air dari instansi yang berwenang (Kemenkes,2010).

2.5 Pengawasan Kualitas Air Minum


Pengawasan secara umum dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi

mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung

terwujudnya visi dan misi meningkatkan derajat kesehatan dan melindungi

masyarakat penyakit atau gangguan kesehatan yang berasal dari air minum.

Pengertian dari pengawasan menurut pendapat ahli:

a. Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig, Pengawasan adalah tahap proses

manajerial mengenai pemeliharaan kegiatan organisasi dalam batas-batas

yangdi izinkan yang diukur dari harapan-harapan.

b. G.R. Terry, Pengawasan dapat didefinisikan sebagai penentuan, apa yang

harus dicapai yaitu standart, apa yang sedang dilakukan yaitu menilai

pelaksanaan apa yang perlu dilkakukan perbaikan-perbaikan, sehingga

pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standart.

c. Pengawasan adalah kegiatan penilaian terhadap organisasi/kegiatandengan

tujuan agar organisasi/kegiatan tersebut melaksanakan fungsinya dengan

baik dan dapat memenuhi tujuannya yang telah ditetapkan (Fahmi, 2013).

Kegiatan pengawasan kualitas air meliputi :

21
1. Inspeksi sanitasi dilakukan dengan cara pengamatan dan penilaian kualitas

fisik air minum dan faktor resikonya.

2. Pengambilan sampel air minum dilakukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi.

3. Pengujian kualitas air minum dilakukan di laboratorium yang terakreditasi.

4. Analisis hasil pengujian laboratorium

5. Rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut.

6. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut (Peraturan Mentri Kesehatan, 2010).

2.6 Faktor Pemeliharaan Peralatan

Kelengkapan dan kebersihan peralatan yang ada di depot adalah faktor

yang sangat penting untuk menjamin kualitas biologis air minum sehingga dapat

memenuhi persyaratan. Mikroorganisme yang ada di dalam air dapat erkurang

jika peralatan yang ada di depot berfungsi dengan baik seperti tabung UV

sebagai alat sterilisasi air, penggunaan makro filter yang berada dalam jangka

waktu pemakaian dan masih banyak lagi. Faktor peralatan misalnya lampu UV

berhubungan secara signifikan dengan kualitas bakteriologi air minum isi ulang,

dimana DAMIU yang tidak melakukan pergantian lampu UV secara rutin memiliki

risiko yang lebih besar untuk tercemar mikroorganisme (Ismi, 2021).

2.6.1 Hubungan Pemeliharaan Peralatan Dengan Kualitas Bakteriologis


Escherichia Coli
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Harianja et al., 2022) menunjukkan

bahwa adanya hubungan hubungan pemeliharaan peralatan DAMIU dengan

kontaminasi Escherichia coli pada air minum isi ulang di Kecamatan Dolok Masihul

22
Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2021)

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kondisi

peralatanDAMIU dengan Bakteriologi pada DAMIU di wilayah kerja Dinas

KesehatanKabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2021.

2.7 Faktor Proses Pengelolaan Air Minum Isi Ulang

Kandungan bakteriologi seperti coliformdan E.colidapat ditemukan di depot

air yang memiliki proses pengelolaan tidak memenuhi persyaratan, dimana DAMIU

yang memiliki proses pengelolaan tidak higiene memiliki risiko 777 kali lebih tinggi

untuk tercemar mikroorganisme (Dewi, 2021). Faktor lain seperti pembinaan dan

pengawasan yang dilakukan secara berkala selama proses pengelolaan memiliki

pengaruh secara signifikan pada status air minum isi ulang.

Sumber air baku yang digunakan sangat memiliki hubungan yang bermakna

terhadap kualitas biologis air. Air baku yang tercemar akan menyebabkan adanya

kandungan mikroorganisme tertentu pada air yang akan dikonsumsi. Sumber air

baku yang tidak aman dapat menghasilkan jumlah bakteri coliform yang tidak

memenuhi persyaratan (Atari, Pramadita and Sulastri, 2020).

2.7.1 Hubungan Proses Pengelolaan Air Minum Isi Ulang Dengan Kualitas
Bakteriologis Escherichia Coli
Berdasakan penelitian yang dilakukan Dewi (2021) menyebutkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara kondisi proses pengelolaan DAMIU dengan

Bakteriologi pada DAMIU di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan

Komering Ulu Tahun 2021 p-value = 0,000. Sedangkan penelitian Sondakh, Rattu

23
and Kaunang (2015) menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara

proses pengolahan dengan kualitas bakteriologis.

2.8 Faktor Hygienie Penjamah

Personal hygiene penjamah merupakan salah satu faktor yang paling

berpengaruh, hal ini dikarenakan penjamah ialah individu yang sering melakukan

interaksi saat proses pengolahan air dilakukan. Kurangnya pengetahuan dari

penjamah mengenai bagaimana perlakuan dan persyaratan higiene yang benar

selama memproses air dapat memicu pertumbuhan bakteri (Saputra, 2020).

Kebersihan perorangan sebagai karyawan/petugas depot air minum isi ulang

meliputi diantaranya yaitu pencucian tangan dalam menjalankan pekerjaannya.

2.8.1 Hubungan Hygienie Penjamah Dengan Kualitas Bakteriologis Escherichia Coli


Berdasakan penelitian yang dilakukan Dewi (2021) menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara kondisi higiene pekerja DAMIU dengan

Bakteriologi pada DAMIU di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan

Komering Ulu Tahun 2021 diperoleh nilai p value = 0,014 < (0,05). Sedangkan

penelitian Alfian, Mulasari and Santri (2021) menunjukkan tidak ada hubungan

antara higiene petugas depot galon dengan jumlah bakteri E. coli pada air minum isi

ulang di Kecamatan Umbulharjo dan Kecamatan Kotagede Yogyakarta (p-value

0,314; RP=0,391; CI=0,096 – 1,591).

2.9 Air dan Penyakit

Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan meyebar secara

langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air

24
disebut waterborne disease atau water-related disease. Berikut ini contoh penyakit

yang dapat ditularkan melalui air berdasarkan tipe agens penyebabnya:

1. Penyakit viral, misalnya, hepatitis viral, poliomielitis.

2. Penyakit bakterial, misalnya, kolera disentri, tifoid, diare.

3. Penyakit protozoa, misalnya, amebiasisi, giardiasis.

4. Penyakit helmintik, misalnya, askariasis, whip worm, hydatid disease.

5. Leptospiral, misalnya, weil’s disease (Chandra, 2020).

Beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ini di dalam penularannya

terkadang membutuhkan hospes, biasanya disebut sebagai aquatic host. Hospes

akuatik tersebut berdasarkan sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi dua,

yaitu:

1. Water multiplied, Penyakit dari hospes semacam ini adalah skistomiasis

(vektor keong).

2. Not multiplied, Agens penyakit dari hospes semacam ini adalah cacing Guinea

dan fish tape worm (vektor cyclop) (Chandra, 2020).

Sementara itu, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air di bagi dalam

kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit sendiri

terbagi menjadi empat, yaitu:

1. Waterborne mechanism, Mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui

mulut atau sistem pencernaan. Contoh: penyakit yang ditularkan melaui

mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan

poliomielitis.

25
2. Waterwashed mechanism, Mekanisme penularan semacam ini berkaitan

dengan kebersihan umum dan peroragan. Pada mekanisme semacam ini

terdapat tiga cara penularan, yaitu: a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti

diare pada anak-anak. b. Infeksi melalui kulit dan mata,seperti scabies dan

trakhoma. Penularan ini melalui binatang penggerat seperti pada penyakit

leptospirosis.

3. Water-based mechanism, Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini

memiliki agens penyebab yang menajalani sebagian intermediate host yang

hidup di dalam air. Contohnya : skistomiasis dan penyakit akibat Dracunculus

medinensis.

4. Water-related insert vector mechanism, Agens penyakit ditularkan melalui

gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasisis,

dengue, malaria dan yellow fever (Soemarto, 2006).

2.6.1 Bakteri Coli fecal

Penetuan kualitas air secara mikrobiologis dilakuakan berdasarkan analisis

kehadiran jasad indikator, yaitu bakteri gologan Coli fecal yang selalu ditemukan di

tinja manusia atau hewan berdarah panas, baik yang sehat maupun yang sakit.

Bakteri Coli terdiri dari 3 kelompok, yaitu :

1. Kelompok Escherichia, misalanya: Escherichia coli, Escherichia freudi dan

Escherichia intermedia.

2. Kelompok Aerobacter, misalnya: Aerobacter aerogenes, A. Cloacea.

3. Kelompok Klebsiela, misalnya: Klebsiela pneumoniae.

26
Dari ketiga kelompok tersebut, kelompok Escherichia khusus Escherichia coli

merupakan bakteri yang paling tidak di kehendaki kehadiranya di dalam air minum

maupun makanan. Aerobachter dan Klebsiela yang biasa disebut gologan perantara,

maupun sifat seperti Coli fecal, tetapi tidak dapat hidup pada suhu diatas 370c dan

sering dijumpai di dalam tanah dan air daripada di dalam saluran pencernaan

manusia. Umumnya genus-genus tersebut tidak patogen (Soemarto, 2021).

2.6.2 Escherichia coli


Escherichia mula-mula ditemukan oleh Escherichia pada 1885 dari feses

seorang bayi. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Escherichia juga banyak

ditemukan pada saluran pencernaan makanan manusia dewasa dan hewan-hewan

berdarah panas. Bakteri ini hidup pada suhu 420c. Sejak saat itu, bila ditemukan

bakteri Coli fecal maka hal ini dapat menjadi indikasi bahwa air tersebut telah

mengalami oleh feses manusia dan hewan-hewan berdarah panas. Adapun alasan

memilih bakteri E. coli adalah sebagai berikut:

1. Lebih tahan dibanding dengan bakteri usus patogen. Karena lebih tahan

dibanding dengan bakteri usus patogen lainnya, maka dapat dipastikan

bakteri patogen usus sudah tidak ada apabila bakteri coli tidak ada ditemukan

dalam pemeriksaan air.

2. Terdapat banyak di dalam tinja maka bagian manapun yang diambil dari tinja

dan dianalisa akan ditemukan.

3. Mudah dianalisis dengan cara melihat reaksi pada media selktif tertentumaka

dapat dipastikan keberadannya (Wardhana,2004).

27
Escherichia coli menyebabkan diare akut, dapat di kelompokkan menjadi 4

kategori yaitu :

1. Escherichia colienteropatogenik

Escherichia colienteropatogenik menyebabkan gastroentritis pada bayi yang

baru lahir hingga umur 2 tahun sehingga terjadi kegagalan pertumbuhan pada

bayi, khususnya di negara-negara berkembang Escherichia coli ini

menyebabkan lesu melalui pengikisan permukaan usus.

2. Escherichia colienteroinfasive

Serotif-serotif Escherichia coli tertentu selain enteropatogenik,

ditemukansebagai penyebab diare akut pada anak-anak yang lebih besar dan

orang dewasa, Escherichia coli ini menyerang sel-sel epitel usus besar

danmenyebabkan sindrom klinis yang mirip dengan sindrom yang di akibatkan

oleh Shigella, yaitu demam, diare, muntah dan kram. Jalur ini dikenal sebagai

entroinvasif, virulensi terhadap epitel usu dan penularan di dukungdengan

sanitasi yang buruk

3. Escherichia colienterotoksigenik

Escherichia coli enterotoksigenik merupakan penyebab utama travellers

diarrehed (diare pelancong) yang menyerang bayi-bayi di negara berkembang.

Jalur enterotoksin yang berbeda. Beberapa jalur menghasilkan toksin yang

tahan panas (TP), sedangkan yang lain merupakan toksin yang tidak tahan

panas (TTP). Kedua macam toksin ini menyebabkan diare pada orang dewasa

dan anak-anak.

4. Escherichia colientrohemorganik

28
Escherichia colientrohemorganik sering di jumpai pada makanan yang

tercemar feses sapi. Escherichia coli jenis ini menghasilkan toksin hemoragik

dan dapat berkembang menjadi uremik hemofilik dan gagal ginjal akut

(Soepangat, 2021).

Escherichia coli adalah bakteri yang umum ditemukan pada saluran

pencernaan manusia sebagai flora normal. Morfologi bakteri ini adalah berbentuk

batang lurus dengan ukuran 1-4 μm, motil atau nonmotil dan mesofil dan beberapa

strain tidak mempunyai kapsul, suhu optimal pertumbuhannya pada 37°c.

Escherichia coli dapat bertahan selama berbulan-bulan pada tanah dan di dalam air,

tetapi dapat dimatikan dengan pemanasan 60°c selama 20 menit. Escherichia coli

merupakan penghuni normal usus namun dapat menyebabkan infeksi jika

jumlahnya terlalu banyak. Taksonomi dari bakteri Escherichia coli adalah sebagai

berikut:

a. Kingdom : Bacteria

b. Kelas : Gamma Proteobacteria

c. Ordo : Enterobacteriales

d. Family : Enterobacteriaceae

e. Genus : Escherichia

f. Species : Escherichia coli

29
Gambar 1.2 Bakteri Escherichia coli
2.6.3 Patogenesis dan Gejala Penyakit

Kolonisasi Escherichia coli dalam saluran cerna manusia biasanya terjadi

setelah 40 hari dilahirkan. Escherichia coli dapat melekat pada usus besar dan dapat

bertahan selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Perubahan populasi

bakteri Escherichia coli terjadi pada periode yang lama.

Beberapa jalur Escherichia coli menjadi penyebab infeksi pada manusia,

seperti infeksi pada saluran kemih, infeksi meningitis pada neonatus, dan infeksi

intestine (gastroenteritis). Ketiga penyakit infeksi tersebut sangat tergantung pada

ekspresi faktor virulensi masing masing serotype Escherichia coli, termasuk adanya

pelekatan, jenis toksin yang diproduksi, dan kemampuan mengatasi pertahanan

tubuh hospes.

Infeksi Escherichia coli sering kali berupa diare yang disertai dengan

pendarahan, kejang perut, demam, dan dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.

Infeksi Escherichia coli pada beberapa penderita, anak-anak dibawah 5 tahun, dan

orang tua dapat menyebabkan komplikasi yang disebut dengan sindrom uremik

hemolitik. Sekitar 2-7 % infeksi Escherichia coli adalah infeksi komplikasi dengan

infeksi lainnya.

30
Berdasarkan data pada Puskesmas Kopelma Darusalam bahwasanya penyakit

yang cukup rentan di Gampong Rukoh yaitu Diare yang diakibatkan oleh

terkontaminasinya air minum isi ulang dengan Bakteri Escherichia coli.

2.10 Kerangka Teoritis

Adapun kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka berfikir


Sumber: Kerangka Teori Permenkes RI Nomor 43 tahun 2014 tentang Higiene
Sanitasi Depot Air Minum

31

Anda mungkin juga menyukai