Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH UNIT PROSES

“ DISINFEKSI ”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1. Zimeone Dwisanggalaya A. (D131201076)

2. Ainun Khairunnisa (D131201078)

3. Annisa Iftinah Hasan (D131201080)

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulisan Makalah Unit Proses
terkait “Disinfeksi” berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen dan teman-teman yang
telah bersedia membagi ilmu dan mempermudah dalam penyelesaian laporan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya. mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami sebagai penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang kami
harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Dan semoga laporan ini
bermanfaat bagi kami dan juga pembaca sehingga bisa dijadikan acuan untuk
selanjutnya.
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bahaya atau resiko kesehatan yang berhubungan dengan pencemaran air secara

umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tak

langsung. Bahaya langsung terhadap kesehatan manusia/masyarakat dapat terjadi

akibat mengkonsumsi air yang tercemar atau air dengan kualitas yang buruk, baik

secara langsung diminum atau melalui makanan, dan akibat penggunaan air yang

tercemar untuk berbagai kegiatan sehari-hari untuk misalnya mencuci peralatan makan

dll, atau akibat penggunaan air untuk rekreasi.

Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh

zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran

air olahan dari pusat pengolahan ke konsumen. Di beberapa negara yang sedang

membangun, termasuk di Indonesia, sungai, danau, kolam dan kanal sering digunakan

untuk berbagai kegunaan, misalnya untuk mandi, mencuci pakaian, untuk tempat

pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air menjadi tercemar berat oleh virus,

bakteri patogen serta parasit lainnya.

Disinfeksi adalah memusnahkan mikroorganisme yang dapat menimbulkan

penyakit. Disinfeksi merupakan benteng manusia terhadap paparan mikroorganisme

patogen penyebab penyakit, termasuk di dalamnya virus, bakteri dan protozoa parasit.

Sebagai fungsi tambahan selain kegunaannya untuk memusnahkan patogen,

beberapa disinfektan seperti ozon, khlorinedioxide, berfungsi juga untuk oksidasi

zatorganik, besi dan mangan serta untuk mengontrol masalah rasa dan warna dan

pertumbuhan alge.
I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini yaitu, “Bagaimana Disinfeksi pada

Pengolahan air?”

I.2 Tujuan Masalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara Disinfeksi

pada pengolahan air dan menerapkannya agar pengolahan air dapat dilaksanakan

secara efisien dan tepat.


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Disinfeksi

Desinfeksi adalah proses pengolahan air dengan tujuan membunuh mikroorganisme

penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi

kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi

dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan

pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah

kembalinya mikroorganisme tersebut. Sebelum air bersih didistribusikan proses desinfeksi

mutlak dilakukan sebaik apapun hasil pengolahan yang diperoleh.

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi

atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau

menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan

untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.

II.2 Aspek-aspek Disinfeksi

Kecepatan atau keampuhan desinfektan tergantung dari beberapa faktor yaitu :

a. Keadaan mikroorganism.

b. Desiinfektan.

c. Waktu kontak.

d. Faktor lingkungan.

a. Keadaan mikro organism.

1) Jenis

Jenis ikro organism, yaitu bakteri virus, atau parasit, mempunyai kepekaan

tertentu terhadap desi infektan yang berlainan misalnya resistensi cyfte protozoa >

enterrovirus > enteric bacteria.


2) Jumlah

Jumlah mikro organism yang terutama yang pathogen, akan memerkukan dosis

desiinfektan yang lebih besar pula.

3) Umur

Umur mikroorganism akan mempengaruhi pula efektivitas desiinfektan.

4) Penyebaran

Mikro organism yang menyebar akan mudah ditembus desiinfektan. Sebaliknya

kumpulan bakteri akan lebih sulit di tembus oleh desiinfektan. Bakteri cenderung

membentuk “clam” dengan suspenden solic yang ada didalam air, sehingga air

yang keruh harus dicurigai sebagai air yang mempunyai bakteri pantogen yang

lebih banyak.

b. Waktu Kontak

Untuk dapat berfungasi dengan optimal, desiinfektan harus mempunyai waktu kontan

yang cukup denagan air yang diproses. Efektivitas desiinfektan dapat ditunjukan dengan

suhu atau konstanta yang merupakan hasil kosentari dengan waktu kontan.

c. Faktor Lingkungan

1) Suhu

Makin tinggi suhu air, makin tinggi pula efektifita desinfektan.

2) PH

Setiap desinfektan akan berfungsi dengan optimal pada Ph tertentu,

3) Kualitas air

Air yang mengandung zat organik dan unsur lainnya, akan mempengaruhi

besarnya choline demend, sehingga di perlukan kosentrasi clorine yang makin tinggi.

4) Pengelolaan air

Proses yang dilakukan sebelum desinfektan, pengendap dan vaksin akan

mempengaruhi hasil yang di capai.


II.3 Jenis - Jenis Desinfektan

1. Chlorin (Cl2)

Chlorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai

oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidant, chlorin digunakan untuk menghilangkan bau,

rasa dan warna pada pengelolahan air bersih, serta untuk mengoksidasi Fe+2 dan Mn-2 yang

banyak terkandung dalam air tanah menjadi Fe+3 dan Mn-3 . Yang dimaksud dengan chlorin

tidak hanya Cl2 saja, akan tetapi termaksud pula asam hiphochlorite (HOCl) dan ion

hypochlorite (OCl). Juga beberapa jenis chloramine, seperti monochloramine (NH2Cl)

termaksud di dalamnya. Chlorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl

(bleach) dan Ca(OCl)2. Chloramines terbentuk karena adanya reaksi antara amonia (NH3),

baik anorganik amonia maupun organik amonia di dalam air dengan chlorine.

2. Ozone (O3)

Ozone atau O3 bersifat mudah larut di dalam air dan mudah terdekomposisi pada

temperature dan pH tinggi. Karena sifat terakhir ini, maka ozone harus disiapkan/dibuat

sesaat sebelum digunakan. Ozone merupakan oksidator kuat yang bereaksi cepat dengan

hampir semua zat organik dan anorganik. Meskipun demikian, perkecualian terjadi bagi ion

chlorida karena tidak bereaksi dengan ozone dan amonia yang hanya sedikit bereaksi dengan

ozone. Sifat ozone yang bereaksi dengan cepat menyebabkan persistensinya di dalam air

hanya sebentar saja. Dengan demikian desinfektan ini kurang efektif bila dimasudkan untuk

“menjaga” kualitas air yang terkontaminasi di jaringan distribusi. Ozone tidak stabil di dalam

air serta mempunyai waktu paruh sebesar 40 menit pada pH 7,6 dan suhu 14,6oC. Pada suhu

udara bebas diperkirakan waktu paruhnya hanya sekitar 10-20 menit.

3. Iodine dan Bromine

Sudah sejak lama iodine digunakan sebagai anti septik pada luka yang kita derita,

meskipun demikian penggunaannya sebagai desinfektan kurang popular sampai saat ini.
Dibandingkan dengan chlorine, penggunaan iodine memerlukan biaya besar. Seperti halnya

chlorine dan bromine, efektivitas iodine dalam membinasakan bakteri dan cyste, masih

sangat tergantung pada pH. Akan tetapi dalam membinasakan virus, iodine lebih efektif

daripada chlorine dan bromine. Bromine merupakan bakterisida dan virusida yang efektif.

Pada kehadiran amonia di dalam air, bromine lebih efektif bila dibandingkan dengan

chlorine. Sebagai cystisida, asam hypobromus masih tetap aktif pada pH > 9.
BAB III

KESIMPULAN

1. Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga
untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.
Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau
membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan
hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan,
peralatan dan pakaian.
2. Efisiensi disinfektan tergantung pada jenis bahan kmia yang digunakan, beberapa
disinfektan seperti ozon dan khlorine dioksida merupakan oksidator yang kuat
dibandingkan dengan yang lainnya seperti khlorine.
3. Tujuan disinfeksi yaitu mencegah perpindahan penyakit kepada manusia melalui air,
memutus rantai penyakit dan infeksi dalam menghancurkan penyebabnya sebelum sampai
di lingkungan air.

Anda mungkin juga menyukai