BAB I
PEDAHULUAN
Mikrobiologi Air
Mikrobiologi merupakan ilmu tenteng mikroorganisme yang mencakup bermacam macam
keloempok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel, termasuk
kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun bukan termasuk sel. Air merupakan materi penting
dalam kehidupan.
Semua mahkluk hidup membutuhkan air. Mikrobiologi dalam kehidupan telah banyak di
terapkan dalam berbagai sektor kehidupan, salah satunya dalam bidang lingkungan air. Mikrobiologi
air merupakan ilmu yang mengacu pada studi tentang mikroorganisme yang hidup dan berperan
dalam lingkungan air.
2. Pencemaran Air
Air dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme. Sebagai contoh, kegiatan kimia
ragi strain tertentu menghasilkan bir dan roti. Selain itu, pertumbuhan beberapa bakteri dalam air yang
terkontaminasi dapat membantu mencerna racun dari air. Namun, keberadaan penyakit lainnya yang
disebabkan mikroba dalam air adalah tidak sehat dan bahkan mengancam kehidupan. Kontaminasi
yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan
– kontaminan tertentu dalam setiap kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas
air.
3. Pemurnian Air
Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman untuk diminum. Air
yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan
zat kimia yang merusak kesehatan. Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat – zat kimia berarti
air tersebut mengalami polusi dan tidak dapat diminum. Olehkarena itu perlu dilakukan pemurnian
terhadap air yang telah tercemar pada umumnya dilakukan oleh pabrik pemurnian air dengan tujuan
dapat menghasilkan air dengan kualitas yang aman untuk dikonsumsi manusia. Cara – cara utama
yang digunakan (proses) dalam pemurnian air yaitu :
Sedimentasi
Berlangsung didalam reservoir besar, yaitu tempat disimpannya air untuk sementara sehingga
memungkinkan partikel – partikel mengendap ke dasarnya. Sedimentasi dipercepat dengan
menambahkan tawas (al2so4) yang menghasilkan endapan yang lengket dan keruh.
Filtrasi
Air dilewatkan melalui lapisan saringan dan pasir
Klorinasi
Air diklorinasi untuk mematikan mikroorganisme yang tertinggal, serta meyakinkan bahwa air itu
aman untuk diminum. Dosis klor yang digunakan harus cukup untuk meninggalkan residu sebanyak
0,2 sampai 1,0 mg klor bebas per liter air.
Desinfektan
Untuk menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari air. Contoh desinfektan adalah kaporit , UV,
ozon (O3) dan klorin dioksida (ClO2).
Proses pemurnian dapat disertai prosedur – prosedur tambahan seperti menghilanhkan mineral yang
menyebabkan air menjadi sadah, menetralkan ph air bila terlampau asam atau basa, ,enghilangkan
warna atau rasa yang kurang enak, dam menambahkan fluoride untuk mengendalikan karies gigi
(busuk gigi).
4. Mikroorganisme Sebagai Indikator Kualitas Air.
Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin terhadap air untuk menentukan aman / tidaknya untuk
diminum, tidaklah cukup bila hanya berdasarkan uji-uji yg digunakan hanya terhadap mikroorganisme
patogenik, karena:
Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporadis, tetapi karena tidak dapat bertahan
hidup lama, maka mungkin saja tidak terdapat di dalam contoh air yang dikirim ke laboratorium.
Bila terdapat dalam jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen - patogen tersebut
tidak terdeteksi oleh prosedur laboratorium yang digunakan.
Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Apabila ternyata
ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya banyak orang telah mengkonsumsi air tersebut dan
telah tereksposi terhadap infeksi sebelum dapat dilakukan usaha untuk mengatasi situasi tersebut.
a. Mikroorganisme indikator
Istilah “mikroorganisme indikator” digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis
mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut tercemar oleh
tinja manusia atau hewan yang berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi berbagai macam
mikroorganisme patogen, yang secara berkala terdapat di dalam saluran pencernaan untuk masuk ke
dalam air tersebut.
Beberapa ciri penting suatu mikroorganisme indikator ialah:
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdapat dalam air bila ada patogen
3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi
4. Memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada patogen
5. Memiliki sifat seragam dan mantap
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen
8. Mudah dideteksi dengan teknik - teknik laboratorium yang sederhana
Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah dievaluasi untuk menentukan sesuai atau tidaknya
untuk digunakan sebagai mikroorganisme indikator. Dan mikroorganisme yang hampir memenuhi
semua persyaratan suatu mikroorganisme indikator yang ideal adalah Escherichia coli dan kelompok
bakteri koli lainnya. Bakteri – bakteri tersebut dianggap sebagai indikator polusi tinja yang dapat
diandalkan.
B. Air Limbah
1. Pengertian
Air limbah ialah kumpulan air bekas yang telah dipakai oleh suatu masyarakat, yang terdiri dari :
a. Limbah domestik (rumah tangga) termasuk kotoran manusia dan air cucian.
b. Limbah industri seperti asam, minyak, minyak pelumas, sisa – sisa hewan dan sayur – sayuran yang
dibuang oleh pabrik.
c. Air tanah, permukaan, dan atmosfer yang masuk ke dalam sistem pembuangan.
Air buangan dari kota dikumpulkan melalui sistem yang membawa air bekas tersebut menuju tempat
pembersihan dan pembuangan. Ada tiga macam sistem pembuangan yaitu :
1. Saluran pembuangan sanitasi
Untuk membawa limbah domestik dan industri.
2. Saluran pembuangan banjir
Untuk mengalirkan air permukaan dan air banjir.
3. Saluran pembuangan gabungan
Yang membawa saluran air limbah industri melalui suatu sistem pembuangan tunggal.
2. Pembersihan air limbah
Air limbah tidak dapat dibuang tanpa diberi perlakuan untuk membersihkannya karena dapat
menimbulkan akibat yang gawat. Dibuangnya air limbah yang menerima perlakuan kurang sempurna
dapat menimbulkan keadaan yang tidak dikehendaki sebagai berikut :
1. Memperbesar kemungkinan bagi penyebaran mikroorganisme patogenik.
2. Meningkatkan bahaya penggunaan air alamiah untuk suplai air minum.
3. Kontaminasi tiram dan kerang – kerangan lain akibat polusi, menjadikan bahan pangan itu tidak
aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
4. Populasi unggas air akan sangat berkurang akibat polusi tempat makannya.
5. Meningkatnya bahaya berenang dalam air tercemar dan berkurangnya nilai air tersebut bagi tujuan
– tujuan rekreasi lainnya.
6. Habisnya suplai oksigen dalam air karena adanya zat organik yang tidak stabil dalam air limbah,
sehingga mematikan kehidupan dalam air.
7. Terciptanya rupa – rupa keadaan yang tidak dikehendaki seperti bau busuk dan penumpukan
sampah sehinnga menurunkan nilai lingkungan tempat yang bersangkutan.
3. Pengolahan Air
Pada pabrik – pabrik pembersih air melakukan tiga tahap dalam mengolah air yaitu :
1. Perlakuan pertama (penyingkiran fisik)
a. Penyaringan
Memisahkan benda – benda padat berukuran paling besar, seperti kotak, peti dan sebagainya.
b. Ruang pasir
Menyingkirkan benda – benda padat yang lebih kecil, seperti kerikil.
c. Sedimentasi (pengendapan primer)
Memisahkan bahan partikulat (lumpur), seperti tinja dan kertas
Penghapusan fosfat
Fosfat dapat dihilangkan dari air limbah oleh aerobik (oksigen-bergantung) bakteri, disebut
acinetobacter. Bakteri ini terakumulasi polyphosphates dalam jaringan sel. Acinetobacter dapat
mengambil jumlah fosfat yang lebih tinggi daripada yang dibutuhkan untuk sintesis selnya. Jumlah
ekstra fosfat disimpan dalam sel sebagai polyphosphates. Penyimpanan polyphosphates menyebabkan
acinetobacter untuk dapat bertahan hidup sementara keadaan anaerobik. Ketika acinetobacter berada
dalam zona anaerobik pada air limbah, tidak memakan asam lemak menyimpannya sebagai bahan
cadangan. Selama proses ini, polyphosphates yang membusuk untuk pasokan energi, menyebabkan
fosfat akan dirilis ke zona aerobik. Ketika acinetobacter memasuki zona aerobik tidak memakan fosfat
dan toko mereka sebagai polyphosphates dalam jaringan sel. Hal ini menyebabkan kadar fosfat dari
limbah cair menurun.
d. Klorinasi
Cairan yang keluar setelah mengalami banyak perlakuan tersebut diatas akhirnya diklorinasi untuk
mematikan mikroorganisme, yang beberapa diantaranya mungkin patogenik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
Lebih diperhatikan lagi oleh pabrik – pabrik yang menghasilkan limbah agar dapat membersihkan air
limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang agar tidak berbahaya dan mencemari air yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://translate.googleusercontent.com
http://watermicrobiology.com
J. Pelczar, Michael dan E.C.S. Chan, 2008. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press)
www.lenntech.com
www.microbiologyprocedure.com
www.w3.org