Anda di halaman 1dari 10

MIKROBIOLOGI AIR

BAB I

PEDAHULUAN

Mikrobiologi Air
Mikrobiologi merupakan ilmu tenteng mikroorganisme yang mencakup bermacam macam
keloempok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel, termasuk
kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun bukan termasuk sel. Air merupakan materi penting
dalam kehidupan.
Semua mahkluk hidup membutuhkan air. Mikrobiologi dalam kehidupan telah banyak di
terapkan dalam berbagai sektor kehidupan, salah satunya dalam bidang lingkungan air. Mikrobiologi
air merupakan ilmu yang mengacu pada studi tentang mikroorganisme yang hidup dan berperan
dalam lingkungan air.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba Dalam Air


Mikroba adalah organisme yang mampu beradaptasi dan hidup pada berbagai jenis
lingkungan. Salah satu tempat lingkungan hidup mikroba adalah air. Banyak faktor yang
mempengaruhi mikroba di dalam air. Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi
kehidupan mikroba di dalam air yaitu faktor biotik dan faktor abiotik.
1. Faktor Abiotik
2.
Beberapa faktor abiotik meliputi faktor yang mempengaruhi kehidupan mikroba yang
terdapat dalam air antara lain
A. Air Domestik
1. Pengertian
Mikrobiologi adalah studi tentang mikroorganisme, yang uniseluler atau sel-cluster organisme
mikroskopis. Oleh karena itu mikrobiologi air mengacu pada studi tentang mikroorganisme yang
hidup di air, atau yang dapat diangkat dari satu habitat yang lain dengan air. Ada dua jenis utama dari
air :
- Air Tanah
Ini berasal dari sumur dalam dan mata air bawah tanah. Ini adalah hampir bebas dari bakteri karena
tindakan penyaringan dalam tanah, pasir dan batu Namun, mungkin menjadi terkontaminasi ketika
mengalir sepanjang saluran.
- Permukaan air
Ini ditemukan di sungai, danau, dan sumur dangkal. Udara melalui yang melewati hujan selalu
mencemari air Sumber lain adalah berbagai jenis perusahaan dan pertanian,peternakan oleh sisi arus
air. Kemungkinan sumber kontaminasi mikroba dari tubuh air tanah dan limpasan pertanian,
peternakan hewan, air hujan, limbah industri, buangan dari instalasi pengolahan air limbah dan badai
kabur dari wilayah kota.

2. Pencemaran Air
Air dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme. Sebagai contoh, kegiatan kimia
ragi strain tertentu menghasilkan bir dan roti. Selain itu, pertumbuhan beberapa bakteri dalam air yang
terkontaminasi dapat membantu mencerna racun dari air. Namun, keberadaan penyakit lainnya yang
disebabkan mikroba dalam air adalah tidak sehat dan bahkan mengancam kehidupan. Kontaminasi
yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan
– kontaminan tertentu dalam setiap kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas
air.

3. Pemurnian Air
Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman untuk diminum. Air
yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan
zat kimia yang merusak kesehatan. Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat – zat kimia berarti
air tersebut mengalami polusi dan tidak dapat diminum. Olehkarena itu perlu dilakukan pemurnian
terhadap air yang telah tercemar pada umumnya dilakukan oleh pabrik pemurnian air dengan tujuan
dapat menghasilkan air dengan kualitas yang aman untuk dikonsumsi manusia. Cara – cara utama
yang digunakan (proses) dalam pemurnian air yaitu :
Sedimentasi
Berlangsung didalam reservoir besar, yaitu tempat disimpannya air untuk sementara sehingga
memungkinkan partikel – partikel mengendap ke dasarnya. Sedimentasi dipercepat dengan
menambahkan tawas (al2so4) yang menghasilkan endapan yang lengket dan keruh.
Filtrasi
Air dilewatkan melalui lapisan saringan dan pasir
Klorinasi
Air diklorinasi untuk mematikan mikroorganisme yang tertinggal, serta meyakinkan bahwa air itu
aman untuk diminum. Dosis klor yang digunakan harus cukup untuk meninggalkan residu sebanyak
0,2 sampai 1,0 mg klor bebas per liter air.
Desinfektan
Untuk menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari air. Contoh desinfektan adalah kaporit , UV,
ozon (O3) dan klorin dioksida (ClO2).
Proses pemurnian dapat disertai prosedur – prosedur tambahan seperti menghilanhkan mineral yang
menyebabkan air menjadi sadah, menetralkan ph air bila terlampau asam atau basa, ,enghilangkan
warna atau rasa yang kurang enak, dam menambahkan fluoride untuk mengendalikan karies gigi
(busuk gigi).
4. Mikroorganisme Sebagai Indikator Kualitas Air.
Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin terhadap air untuk menentukan aman / tidaknya untuk
diminum, tidaklah cukup bila hanya berdasarkan uji-uji yg digunakan hanya terhadap mikroorganisme
patogenik, karena:
Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporadis, tetapi karena tidak dapat bertahan
hidup lama, maka mungkin saja tidak terdapat di dalam contoh air yang dikirim ke laboratorium.
Bila terdapat dalam jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen - patogen tersebut
tidak terdeteksi oleh prosedur laboratorium yang digunakan.
Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Apabila ternyata
ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya banyak orang telah mengkonsumsi air tersebut dan
telah tereksposi terhadap infeksi sebelum dapat dilakukan usaha untuk mengatasi situasi tersebut.

a. Mikroorganisme indikator
Istilah “mikroorganisme indikator” digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis
mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut tercemar oleh
tinja manusia atau hewan yang berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi berbagai macam
mikroorganisme patogen, yang secara berkala terdapat di dalam saluran pencernaan untuk masuk ke
dalam air tersebut.
Beberapa ciri penting suatu mikroorganisme indikator ialah:
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdapat dalam air bila ada patogen
3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi
4. Memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada patogen
5. Memiliki sifat seragam dan mantap
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen
8. Mudah dideteksi dengan teknik - teknik laboratorium yang sederhana
Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah dievaluasi untuk menentukan sesuai atau tidaknya
untuk digunakan sebagai mikroorganisme indikator. Dan mikroorganisme yang hampir memenuhi
semua persyaratan suatu mikroorganisme indikator yang ideal adalah Escherichia coli dan kelompok
bakteri koli lainnya. Bakteri – bakteri tersebut dianggap sebagai indikator polusi tinja yang dapat
diandalkan.

b. Escherichia coli dan bakteri koliform lain


Escherichia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas.
Biasanya tidak patogenik. Anggota lain kelompok koliform ialah Klebsiella pneumoniae dan
Enterobacter aerogenes, yang terdapat dalam saluran pencernaan manusia dan hewan, juga di dalam
tanah, air, padi – padian dan produk – produk dairi. koliform sebagai suatu kelompok dicirikan
sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik
fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada
suhu 35°C.
Kelompok koliform mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh anggota – anggota genus
Salmonella dan Shigella, yaitu dua genera yang mempunyai spesies – spesies enterik patogenik.
Namun, ada perbedaan biokimia utama yang nyata yaitu bahwa koliform dapat memfermentasi
laktose dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan Salmonella dan Shigella tidak memfermentasi
laktose. Fermentasi laktose merupakan reaksi kunci di dalam prosedur laboratorium untuk
menentukan potabilitas air.

c. Pemeriksaan bakteriologis untuk menentukan potabilitas air


Metode – metode pemeriksaan bakteriologis terhadap air disajikan di dalam buku Standard Methods
for the Examination of Water and Wastewater, yang disusun dan diterbitkan sebagai usaha bersama
antara American Public Health Association, American Water Works Association, dan Federation of
Sewage and Industrial Wastes Associations. Merupakan standar dan harus diikuti jika hasilnya ingin
dianggap resmi. Hal – hal yang harus diperhatikan bila mengirimkan contoh air untuk analisis
bakteriologis :
1. Contoh air harus ditempatkan di dalam botol yang steril.
2. Contoh tersebut harus dapat mewakili sumbernya.
3. Contoh air tidak boleh terkontaminasi selama dan setelah pengambilan.
4. Contoh tersebut harus diuji segera setelah pengambilan.
5. Apabila ada penundaan pemeriksaan maka contoh tersebut harus disimpan pada suhu antara 0
sampai 10°C.
Prosedur bakteriologis yang rutin terdiri dari :
1. Hitungan cawan (plate count) untuk menetapkan jumlah bakteri yang ada.
2. Uji – uji untuk menampakkan adanya bakteri koliform.

d. Pengujiaan untuk mendeteksi bakteri koliform


Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantu mempercepat usaha pemeriksaan air
guna mendeteksi organisme koliform. Pemeriksaan tersebut terdiri dari 3 langkah berurutan :
1. Uji dugaaan (presumptive test)
2. Uji yang diperkuat (confirmed test)
3. Uji lengkap (complete test)

e. Mikroorganisme selain bakteri koliform


Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karen menimbulkan masalah bau,
warna, dan rasa, di samping juga membentuk endapan persenyawaan tak dapat larut di dalam pipa –
pipa sehingga mengurangi atau menyumbat aliran air. Algae juga dapat menimbulkan bau, mengubah
warna, dan ciri – ciri lain yang tidak dikehendaki. Aksi merusak pada beberapa mikroorganisme
adalah sebagai berikut :
Bakteri pembentuk lendir
Menghasilkan keadaan berlendir.
Bakteri besi
Mengubah persenyawaan besi yang dapat larut menjadi bentuk yang tak dapat larut. Pengendapan
persenyawaan besi yang tak dapat larut akan menghambat aliran air dalam pipa.
Bakteri sulfur
Membentuk asam sulfat dan hidrogen sulfide, yang dapat membuat air menjadi asam dan berbau tidak
enak.
algae
Menyebabkan kekeruhan, perubahan warna, serta bau dan rasa tak enak.

B. Air Limbah
1. Pengertian
Air limbah ialah kumpulan air bekas yang telah dipakai oleh suatu masyarakat, yang terdiri dari :
a. Limbah domestik (rumah tangga) termasuk kotoran manusia dan air cucian.
b. Limbah industri seperti asam, minyak, minyak pelumas, sisa – sisa hewan dan sayur – sayuran yang
dibuang oleh pabrik.
c. Air tanah, permukaan, dan atmosfer yang masuk ke dalam sistem pembuangan.
Air buangan dari kota dikumpulkan melalui sistem yang membawa air bekas tersebut menuju tempat
pembersihan dan pembuangan. Ada tiga macam sistem pembuangan yaitu :
1. Saluran pembuangan sanitasi
Untuk membawa limbah domestik dan industri.
2. Saluran pembuangan banjir
Untuk mengalirkan air permukaan dan air banjir.
3. Saluran pembuangan gabungan
Yang membawa saluran air limbah industri melalui suatu sistem pembuangan tunggal.
2. Pembersihan air limbah
Air limbah tidak dapat dibuang tanpa diberi perlakuan untuk membersihkannya karena dapat
menimbulkan akibat yang gawat. Dibuangnya air limbah yang menerima perlakuan kurang sempurna
dapat menimbulkan keadaan yang tidak dikehendaki sebagai berikut :
1. Memperbesar kemungkinan bagi penyebaran mikroorganisme patogenik.
2. Meningkatkan bahaya penggunaan air alamiah untuk suplai air minum.
3. Kontaminasi tiram dan kerang – kerangan lain akibat polusi, menjadikan bahan pangan itu tidak
aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
4. Populasi unggas air akan sangat berkurang akibat polusi tempat makannya.
5. Meningkatnya bahaya berenang dalam air tercemar dan berkurangnya nilai air tersebut bagi tujuan
– tujuan rekreasi lainnya.
6. Habisnya suplai oksigen dalam air karena adanya zat organik yang tidak stabil dalam air limbah,
sehingga mematikan kehidupan dalam air.
7. Terciptanya rupa – rupa keadaan yang tidak dikehendaki seperti bau busuk dan penumpukan
sampah sehinnga menurunkan nilai lingkungan tempat yang bersangkutan.

3. Pengolahan Air
Pada pabrik – pabrik pembersih air melakukan tiga tahap dalam mengolah air yaitu :
1. Perlakuan pertama (penyingkiran fisik)
a. Penyaringan
Memisahkan benda – benda padat berukuran paling besar, seperti kotak, peti dan sebagainya.
b. Ruang pasir
Menyingkirkan benda – benda padat yang lebih kecil, seperti kerikil.
c. Sedimentasi (pengendapan primer)
Memisahkan bahan partikulat (lumpur), seperti tinja dan kertas

2. Perlakuan kedua (hayati)


a. Saringan cucuran (trickling filter)
Limbah disemprotkan ke atas lapisan karang yang mengandung bakteri yang menguraikan limbah
yang mencucur melewatinya.
b. Proses lumpur teraktivasi (activated – sludge process)
Limbah yang bergabung (hasil dari proses sebelumnya) menjadi partikel – partikel yang penuh
dengan mikrobe pengurai aerobik. Terjadi di dalam tangki – tangki dan diikuti dengan sedimentasi
selanjutnya.
c. Peruraian lumpur (sluge digestion)
Terjadinya perombakan lumpur oleh anaerob dan menghasilkan metan, karbon diokside, nitrogen
serta hidrogen dalam jumlah sedikit.
3. Perlakuan lanjutan
Merupakan usaha untuk menghilangkan polutan yang masih tertinggal setelah perlakuan kedua. Air
limbah berkualitas tinggi dapat dihasilkan, yang kemudian dapat dipergunakan kembali untuk banyak
keperluan. Perlakuan lanjutan ini yaitu :
a. Flokulasi kimiawi
Menyingkirkan sebagian besar bahan partikulat yang masih tertinggal.
b. Flokulasi filtrasi akhir
Produk flokulasi disaring , dikeringkan dan dibakar. Dapat berfungsi sebagai pengisi tanah atau pupuk
c. Menyingkirkan / mengurangi jumlah persenyawaan yang mengan dung fosfat dan nitrogen
Mikroorganisme dapat digunakan untuk menguraikan kontaminan dalam air limbah. Jenis pengolahan
air disebut pengolahan air biologis. Selama pengolahan air biologis mikroorganisme memecah bahan
organik, nitrat dan fosfat.

Penghapusan bahan organik


Pemurnian air biologis dilakukan untuk menurunkan beban organik senyawa organik terlarut.
Mikroorganisme terutama bakteri, melakukan dekomposisi senyawa. Ada dua kategori utama
perawatan biologis: pengobatan dan perawatan aerobik anaerobik. Pengolahan air aerobik berarti
dekomposisi bahan organik oleh bakteri yang membutuhkan oksigen selama proses dekomposisi.
Pengolahan air berarti dekomposisi anaerobik bahan organik oleh mikroorganisme yang tidak
menggunakan oksigen. Dalam sistem aerobik air aerasi dengan udara tekan (dalam beberapa kasus
hanya oksigen), sedangkan sistem anaerobik berjalan di bawah kondisi bebas oksigen.
Penghapusan amonium dan nitrat
Penghapusan ammonium dan nitrat cukup kompleks. Ini adalah proses pengolahan air yang
mengambil keduanya aerobik dan anaerobik konversi untuk menghapus kontaminan. Pada tahap
konversi aerobik ada dua jenis bakteri yang terlibat. Pertama, bakteri nitrosomonas mengubah
amoniak menjadi nitrit. Kedua, bakteri nitrobacter mengubah nitrit nitrat. Kedua proses bersama yang
dikenal sebagai proses nitrifikasi.
Setelah itu, bakteri anaerobik mengambil alih. Bakteri ini mengubah nitrat menjadi gas nitrogen
atmosfer. Proses ini disebut denitrifikasi. Denitrifikasi dicapai dengan bakteri anaerob, seperti
achromobacter, bacillus dan pseudomonas. Tahap pertama dari denitrifikasi adalah kebalikan dari
proses nitrifikasi, itu mengkonversi nitrat kembali ke nitrit. Tahap kedua denitrifikasi nitrit
mengkonversi ke gas nitrogen (n2). Gas ini dapat bebas dilepaskan ke atmosfir tanpa menyebabkan
kerusakan lingkungan.

Penghapusan fosfat
Fosfat dapat dihilangkan dari air limbah oleh aerobik (oksigen-bergantung) bakteri, disebut
acinetobacter. Bakteri ini terakumulasi polyphosphates dalam jaringan sel. Acinetobacter dapat
mengambil jumlah fosfat yang lebih tinggi daripada yang dibutuhkan untuk sintesis selnya. Jumlah
ekstra fosfat disimpan dalam sel sebagai polyphosphates. Penyimpanan polyphosphates menyebabkan
acinetobacter untuk dapat bertahan hidup sementara keadaan anaerobik. Ketika acinetobacter berada
dalam zona anaerobik pada air limbah, tidak memakan asam lemak menyimpannya sebagai bahan
cadangan. Selama proses ini, polyphosphates yang membusuk untuk pasokan energi, menyebabkan
fosfat akan dirilis ke zona aerobik. Ketika acinetobacter memasuki zona aerobik tidak memakan fosfat
dan toko mereka sebagai polyphosphates dalam jaringan sel. Hal ini menyebabkan kadar fosfat dari
limbah cair menurun.

d. Klorinasi
Cairan yang keluar setelah mengalami banyak perlakuan tersebut diatas akhirnya diklorinasi untuk
mematikan mikroorganisme, yang beberapa diantaranya mungkin patogenik.

C. Mikroogganisme Penyebab Penyakit


Ada berbagai macam bakteri dan protozoa yang dapat menyebabkan penyakit ketika mereka berada di
permukaan air. Bakteri tidak hanya diketahui menyebabkan penyakit ketika mereka memasuki tubuh
manusia melalui makanan, air permukaan juga dapat menjadi sumber penting dari infeksi bakteri.
Dalam tabel ini, Anda dapat melihat berbagai bakteri yang dapat ditemukan dalam air permukaan, dan
penyakit yang disebabkan jika tertelan dalam jumlah besar, bersama dengan gejala.
Bakteri Penyakit / infeksi Gejala
Aeromonas Radang usus Sangat tipis diare, darah dan lendir yang mengandung
Campylobacter jejuni Campilobacteriose Buang, diare, kepala dan sakit perut, demam, kejang dan
mual
Escherichia coli Infeksi saluran kencing, meningitis neonatal, penyakit usus Diare berair, sakit kepala,
demam, Uremia homiletik, kerusakan ginjal
Plesiomonas shigelloides Plesiomonas-infeksi Mual, sakit perut dan diare berair, kadang-kadang
demam, sakit kepala dan muntah
Salmonella Demam tipus Demam
Salmonellosis Penyakit, kram usus, muntah, diare dan kadang-kadang demam ringan
Streptococcus (Gastroesofagus) penyakit usus Sakit perut, diare dan demam, kadang-kadang muntah
Vibrio El Tor (air tawar) (Light bentuk) Kolera Diare berat
Protozoa dapat menumpuk di bagian-bagian tubuh tertentu, setelah mereka menembus tubuh manusia.
Para akumulasi disebut kista. Karena sifat mereka parasit, protozoa dapat menyebabkan berbagai
penyakit. Dalam tabel ini, Anda dapat melihat berbagai protozoa yang dapat ditemukan dalam air
permukaan, dan penyakit yang menyebabkan jika tertelan dalam jumlah besar.

Mikroorganisme Penyakit Gejala


Amoeba Disentri amuba Parah diare, sakit kepala, nyeri perut, menggigil, demam, jika tidak diobati
dapat menyebabkan abses hati, perforasi usus dan kematian
Cryptosporidium parvum Cryptosporidiosis Rasa sakit, diare berair, muntah, kurang nafsu makan
Giardia Giardiasis Diare, kram perut, perut kembung, sendawa, kelelahan
Toxoplasm gondii Toksoplasmosis Pembengkakan kelenjar getah bening . Dengan halus ibu hamil
aborsi dan infeksi otak
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Kebutuhan air semakin meningkat dari tahun ke tahun sedangkan air bersih yang tersedia mulai
berkurang
2. Penyediaan air mulai menggunakan air limbah yang telah diolah sedemikian rupa agar aman untuk
dikonsumsi atau digunakan untuk keperluan yang lain.

B. Saran-saran

Lebih diperhatikan lagi oleh pabrik – pabrik yang menghasilkan limbah agar dapat membersihkan air
limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang agar tidak berbahaya dan mencemari air yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://translate.googleusercontent.com
http://watermicrobiology.com
J. Pelczar, Michael dan E.C.S. Chan, 2008. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press)
www.lenntech.com
www.microbiologyprocedure.com
www.w3.org

Anda mungkin juga menyukai